Post on 23-Feb-2018
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Gambaran Sekolah
Penelitian ini dilakukan di SD N Mangunsari 06 Semester II Tahun Pelajaran
2011/2012. SD N Mangunsari 06 berada di Desa Ngawen Tegalsari Kelurahan
Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga. Jarak tempuh ke SD N Mangunsari
06 dari pusat kota ± 2 km. Suasana SD N Mangunsari 06 masih asri dengan suasana
pedesaan. Di sebelah barat SD N Mangunsari 06 terdapat rumah warga dan jalan
untuk menuju jalan desa, di sebelah utara terdapat rumah warga dan perkampungan,
di sebelah timur terdapat kebun warga, dan di selatan terdapat rumah warga dan
kebun warga.
SD N Mangunsari 06 merupakan satu-satunya sekolah yang ada di Desa
Ngawen Tegalsari dengan kelas yang terdiri dari tiga belas guru dan 1 penjaga
sekolah. Jumlah keseluruhan siswa 103 siswa terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6.
Jumlah yang tidak begitu banyak ini disebabkan siswa yang rumahnya dekat dengan
sekolah yang masuk sekolah di sana.
SD N Mangunsari 06 memiliki sepuluh ruangan. Dengan rincian enam ruang
kelas yang terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, satu kantor guru, satu kantor
kepala sekolah, satu perpustakaan, dan satu UKS . Ruang kelas sudah baik, dengan
penerangan dan ventilasi yang cukup. Disetiap ruang kelas juga tersedia tempat hasil
karya siswa sehingga kelas terkesan menarik dan dapat memacu kreativitas siswa
dalam berkarya. SD N Mangunsari 06 juga menyediakan dua wc yang terdiri dari wc
guru dan siswa. SD N Mangunsari 06 juga mempunyai halaman yang cukup luas
yang digunakan sebagai lapangan upacara, lapangan tersebut juga digunakan untuk
olahraga.
Fasilitas belajar yang ada di SD N Mangunsari 06 masih terbatas. Komputer
yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data administrasi
32
yang diperlukan, selain itu alat peraga dalam pembelajaran juga masih terbatas. Akan
tetapi penunjang sarana belajar siswa sudah cukup baik seperti buku-buku yang dapat
membantu siswa dalam belajar.
4.1.2 Kondisi Awal Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas V SD N Mangunsari 06 Semester II Tahun
Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 14 siswa pada pembelajaran Matematika.
Berdasarkan hasil observasi terlihat hasil belajar matematika sebelum dilakukan
tindakan terdapat 6 peserta didik memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM=62). Diperoleh data hasil pembelajaran sebelum dilakukan tindakan
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti pada tabel 4.1.
Tabel 4. 1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretes
Siswa Kelas V SDN Mangunsari 6 Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012
Skor Frekuensi Persentase (%)
49-55 3 21,43
56-62 4 28,57
63-69 4 28,57
70-76 2 14,29
77-83 1 7,14
Jumlah 14 100
Nilai Rata-rata 62,5
Nilai Tertinggi 82
Nilai Terendah 49
Secara lebih rinci, rekapitulasi hasil tes formatif kondisi awal dapat dilihat
pada grafik 4.1.
33
Grafik 4.1
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Pretes
Siswa Kelas V SDN Mangunsari 06 Semester II
Tahun Pelajaran 2011/2012
Berdasarkan grafik 4.1 dapat diketahui bahwa hasil belajar matematika kelas
V SD N Mangunsari 06 Salatiga tersebut masih kurang. Pada pembelajaran
Matematika, guru menggunakan metode konvensional dan tidak menggunakan alat
peraga.
4.1.3 Siklus 1 (5 x 35 menit)
a. Perencanaan tindakan
Praktek pembelajaran pada siklus I dilaksanakan melalui 3 pertemuan
persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi
panjang, pesegi, dan trapesium).
b) Menyiapkan lembar kerja kelompok
0
1
2
3
4
5
49-55 56-62 63-69 70-76 77-83
Fre
kue
nsi
Skor
Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Pretes
Rekapitulasi HasilBelajar MatematikaPretes
34
c) Menyiapkan buku pembelajaran
Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan sifat-
sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium).
2) Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan dari kekurangan/kelemahan pada pertemuan I maka pada
perencanaan pertemuan II pokok bahasannya masih sama dengan pertemuan I
tetapi yang membedakan adalah guru memanfaatkan alat peraga bangun datar.
Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah :
a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan
alat peraga bangun datar mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat
bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium) dengan
menerapkan prinsip pembelajaran matematika realistik.
b) Menyiapkan lembar kerja kelompok
c) Menyiapkan alat peraga bangun datar
d) Menyiapkan lembar observasi
e) Menyiapkan buku pembelajaran
3) Pertemuan 3
Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III digunakan untuk
mengerjakan evaluasi siklus I. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum
memberikan soal evaluasi pada pertemuan III adalah:
a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi panjang,
pesegi, dan trapesium) untuk perencanaan evaluasi.
b) Menyiapkan lembar evaluasi
35
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar kerja kelompok, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru
mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta
didik mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas mencari benda yang
berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan
inti. Peserta didik melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga,
persegi panjang, pesegi, dan trapesium), kemudian membahas hasil diskusi,
setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanya
jawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun datar (segitiga, persegi
panjang, pesegi, dan trapesium). Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak
lanjut untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan
perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I, maka
pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat
peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku
pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa,
presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik mengadakan penelitian di kelas
mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan
inti. Peserta didik melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun datar,
kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan
36
menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk
mempelajari materi berikutnya.
3) Pertemuan 3 (1 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai kegiatan untuk
mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak
peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, melakukan tanya
jawab berkaitan dengan materi sebelumnya, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata
pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal
serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik untuk mempelajari
materi selanjutnya.
c. Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika
a) Analisis data hasil belajar matematika pretes
Sebelum pembelajaran matematika dengan alat peraga bangun datar
dilaksanakan, siswa diberi pretes untuk bekal awal siswa tentang materi sifat-sifat
bangun datar (segitiga, persegi panjang, pesegi, dan trapesium). Hasil belajar
matematika pretes siswa dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Pretes
N (Jumlah
siswa)
Nilai minimal Nilai maksimal Mean (Rata-
rata) Nilai frekuensi Nilai frekuensi
14 49 2 82 1 62,5
37
Berdasar Tabel 4.2 dapat diketahui nilai terendah siswa adalah 49 dan nilai
tertingginya adalah 82. Nilai rata-rata siswa kelas V adalah 62,5. Hasil belajar
matematika kelas V akan ditingkatkan dengan menggunakan alat peraga bangun
datar.
b) Analisis data hasil belajar matematika postes siklus 1
Pembelajaran matematika pada siklus 1 dengan menggunakan alat peraga
bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar
matematika dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 1
N (Jumlah
siswa)
Nilai minimal Nilai maksimal Mean (Rata-
rata) Nilai Frekuensi Nilai frekuensi
14 34 1 100 4 84,14
Hasil belajar matematika pada postes siklus 1 dapat diketahui dari Tabel 4.3
bahwa nilai terendah siswa adalah 34 dan nilai tertinggi siswa 100. Rata-rata nilai
siswa kelas V adalah 84,14. Rata-rata siswa mengalami peningkatan dibandingkan
dengan rata-rata nilai pretes. Peningkatan rata-rata nilai siswa kelas V sebanyak
21,64. Peningkatan rata-rata nilai pretes dari 62,5 menjadi 84,14. Distribusi hasil
belajar matematika postes kelas V dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 1
Nilai Frekuensi Prosentase (%)
34-47 1 7,14
48-61 1 7,14
62-75 2 14,29
76-89 2 14,29
≥90-100 8 57,14
Jumlah 14 100
Tabel 4.4 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar matematika
postes siklus 1 sebanyak 14 siswa kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga. Setelah
38
dilakukan evaluasi, siswa yang sudah tuntas belajar atau mendapat nilai di atas
KKM atau ≥62 sebanyak 12 siswa atau 85,71% dari jumlah siswa. Siswa yang
belum tuntas belajar sebanyak 2 siswa atau 14,29% dari jumlah siswa dengan nilai
34 dan 60. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika postes siklus 1, jika
dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Grafik 4.2.
Grafik 4.2
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 1
2) Analisis data dari hasil observasi
Analisis data berdasarkan hasil observasi/pengamatan berasal dari hasil
observasi terhadap siswa dan guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
kepada siswa, diketahui bahwa siswa yang aktif dalam pembelajaran Matematika
pada siklus 1 terdapat 9 siswa sudah aktif. Keaktifan siswa dilihat dari kegiatan
diskusi, keaktifan bertanya, menjawab pertanyaan, melaporkan hasil dikusi,
merumuskan masalah sementara, melaksanakan diskusi, mengungkapkan
pendapat, dan menempel sifat-sifat bangun datar. Hasil keaktifan siswa Postes
Siklus I dapat dilihat pada lampiran halaman 87.
Hasil observasi yang dilakukan kepada guru pada siklus 1 menunjukkan
bahwa penggunaan alat peraga bangun datar sudah dimanfaatkan pada pertemuan
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
34-47 48-61 62-75 76-89 ≥90-100
Fre
kue
nsi
Nilai
39
2, yang semula pada pertemuan 1 guru belum menggunakan alat peraga bangun
datar. Hasil pengamatan ketrampilan guru dapat dilihat pada lampiran halaman 90.
3) Hasil belajar matematika saat pretes dan postes siklus 1
Berdasarkan hasil belajar matematika pada waktu pretes dan postes, siswa
yang mendapat nilai <62 sebanyak 6 siswa saat pretes dan saat postes siklus 1
sudah berkurang menjadi 2 siswa saja yang mendapat nilai <62. Rata-rata nilai
siswa juga mengalami peningkatan. Saat pretes 62,5 dan saat postes siklus 1
meningkat menjadi 84,14.
d. Refleksi
Berdasarkan pembelajaran yang telah dilaksanakan, hasil belajar matematika
sudah mengalami peningkatan. Tetapi masih ada siswa yang mendapat nilai di
bawah KKM. Masih ada siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil Belajar Matematika Postes Siklus I dapat dilihat pada lampiran halaman 85.
Berdasarkan kekurangan-kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran siklus 1,
akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki pembelajaran matematika pada
siklus 2. Pada siklus 2 lebih ditekankan pada penggunaan alat peraga bangun datar.
4.1.4 Siklus 2 (5 x 35 menit)
a. Perencanaan tindakan
Setelah melihat kekurangan dan keberhasilan dalam siklus I yang terdiri dari
pertemuan I, II, dan evaluasi pada pertemuan III perencanaan pembelajaran pada
siklus II ini sebagai penyempurnaan dan tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi
pada siklus I. Siklus II akan dilaksanakan 3 kali pertemuan, kegiatan pembelajaran
pada siklus II ini masih sama dengan siklus I tapi yang membedakan adalah pokok
bahasan sifat-sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang,
lingkaran, dan elips). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
1) Pertemuan 1
a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
40
b) Menyiapkan lembar kerja kelompok
c) Menyiapkan alat peraga bangun datar
d) Menyiapkan buku pembelajaran
Pembelajaran matematika yang direncanakan dengan pokok bahasan sifat-
sifat bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan
elips) menggunakan menggunakan alat peraga bangun datar.
2) Pertemuan 2
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan II sebagai tindak lanjut
dan perbaikan dari kekurangan pada pertemuan I maka pada perencanaan
pertemuan II pokok bahasannya masih sama dengan pertemuan I tetapi yang
membedakan adalah guru harus penuh memanfaatkan alat peraga bangun datar.
Sebelum mengajar pada pertemuan II, maka persiapan yang dilakukan oleh
peneliti adalah :
a) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penggunaan
alat peraga bangun datar mata pelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat
bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan
elips) berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik.
b) Menyiapkan lembar kerja kelompok
c) Menyiapkan alat peraga bangun datar
d) Menyiapkan lembar observasi
e) Menyiapkan buku pembelajaran
3) Pertemuan 3
Perencanaan pembelajaran pada siklus II pertemuan III digunakan untuk
mengerjakan evaluasi siklus II. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti sebelum
memberikan soal evaluasi pada pertemuan III adalah:
a) Menyiapakan RPP Mata pelajaran Matematika pokok bahasan sifat-sifat
bangun datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan
elips) untuk perencanaan evaluasi.
b) Menyiapkan lembar evaluasi
41
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit)
Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), lembar kerja kelompok, alat peraga bangun datar, dan buku pelajaran. Pada
awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru
memberikan motivasi, peserta didik mengadakan penelitian ke seluruh ruang kelas
mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan
inti. Peserta didik melaksanaan diskusi tentang sifat-sifat bangun datar
(Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips), kemudian
membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik
kesimpulan. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang sifat-sifat bangun
datar (Jajargenjang, belah ketupat, layang-layang, lingkaran, dan elips). Pada
kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi
berikutnya.
2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan
perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I, maka
pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat
peraga bangun datar, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku
pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa,
presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik mengadakan penelitian ke
seluruh ruang kelas mencari benda yang berbentuk bangun datar, serta guru
menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan
inti. Peserta didik melakukan diskusi menggunakan alat peraga bangun datar,
42
kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan
menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk
mempelajari materi berikutnya.
3) Pertemuan 3 (1 x 35 menit)
Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III sebagai kegiatan untuk
mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak
peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, melakukan tanya
jawab berkaitan dengan materi sebelumnya, guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata
pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal
serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik untuk mempelajari
materi selanjutnya.
c. Hasil tindakan
1) Analisis data dari hasil belajar matematika siklus 2
Pembelajaran siklus 2 menekankan penggunaan alat peraga bengun datar
untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Deskripsi hasil belajar matematika
siswa kelas V siklus 2 dapat dilihat pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 2
N (Jumlah
siswa)
Nilai minimal Nilai maksimal Mean (Rata-
rata) Nilai Frekuensi Nilai frekuensi
14 67 2 100 2 85,14
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa pada postes
siklus 2 adalah 67. Nilai tertinggi pada siklus 2 adalah 100. Nilai terendah pada
43
saat pretes 49 dan saat postes siklus 1 adalah 34. Nilai tertinggi pada pretes 82 dan
saat postes siklus 1 adalah 100. Nilai siswa pada saat pretes, postes siklus 1, dan
postes siklus 2 semakin mengalami peningkatan. Peningkatan nilai juga
ditunjukkan pada nilai rata-rata siswa. Rata-rata nilai pada siklus 2, dari Tabel 4.5
diketahui sebanyak 85,14. Rata-rata nilai pada saat pretes sebanyak 62,5 dan pada
saat postes siklus 1 sebanyak 84,14. Itu menunjukkan bahwa hasil belajar
matematika siswa kelas V mengalami peningkatan dengan menggunakan alat
peraga bangun datar.
Distribusi hasil belajar matematika kelas V postes siklus 2 dapat dilihat pada
Tabel 4.6. Dari Tabel 4.6, kita dapat mengetahui sebaran nilai kelas V pada postes
siklus 2.
Tabel 4.6
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 2
Nilai Frekuensi Prosentase (%)
66-72 2 14,29
73-79 2 14,29
80-86 1 7,14
87-93 4 28,57
94-100 5 35,71
Jumlah 14 100
Tabel 4.6 mendeskripsikan distribusi atau sebaran hasil belajar matematika
postes siswa siklus 2 sebanyak 14 siswa kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga.
Setelah dilakukan evaluasi, semua siswa sudah tuntas belajar atau mendapat nilai
di atas KKM atau ≥ 62. Berdasarkan sebaran hasil belajar matematika postes siswa
siklus 2, jika dituangkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Grafik 4.3.
44
Grafik 4.3
Distribusi Hasil Belajar Matematika Postes Siklus 2
2) Analisis data dari hasil observasi
Analisis data dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat
diketahui bahwa aktifitas siswa dari semua indikator pada siklus 2 sudah
dilakukan semua siswa. Berdasarkan lembar observasi yang dilakukan kepada
guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar sudah banyak dilakukan oleh guru
dibandingkan pada siklus 1.
3) Hasil belajar matematika siklus 2
Semua siswa kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga hasil belajar
matematikanya sudah meningkat. Peningkatan hasil belajar matematika dapat
dilihat dari kenaikan nilai rata-rata siswa. Semua siswa sudah tuntas belajar
atau mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 62.
d. Refleksi
Pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar
matematika. Peningkatan hasil belajar matematika dapat dilihat dari rata-rata nilai
siswa dan pencapaian KKM sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan.
KKM yang telah ditentukan adalah 62. Siswa yang mendapat nilai ≥62 saat postes
siklus 2 sebanyak 14 siswa atau semua jumlah siswa kelas V. Sudah semua siswa
0
1
2
3
4
5
6
66-72 73-79 80-86 87-93 94-100
Fre
kue
nsi
Nilai
Distribusi Hasil BelajarMatematika Postes SiswaSiklus 2
45
aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika. Hasil Belajar Matematika Postes
Siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman 85.
4.2 Hasil Analisis Data
Analisis data kuantitatif yang berasal dari hasil belajar matematika saat pretes,
postes siklus 1, dan postes siklus 2 dapat diketahui bahwa dari hasil belajar
matematika kelas V saat pretes, postes siklus 1, dan postes siklus 2 mengalami
peningkatan. Nilai terendah pada saat pretes adalah 49, postes siklus 1 adalah 34, dan
postes siklus 2 adalah 67. Nilai tertingginya pada saat pretes adalah 82, postes siklus
1 adalah 100, dan saat postes siklus 2 adalah 100. Rata-rata nilai siswa juga
mengalami peningkatan, saat pretes rata-rata nilainya sebanyak 62,5. Saat postes
siklus 1 naik sebanyak 21,64 menjadi 84,14. Saat postes siklus 2 juga mengalami
peningkatan, dari prestes naik sebanyak 22,64 dan dari postes siklus 1 naik sebanyak
1. Rata-rata nilai pada saat postes siklus 2 menjadi 85,14.
Perbandingan hasil belajar matematika saat pretes, postes siklus 1, dan postes
siklus 2 dapat dilihat pada Grafik 4.4. Perbandingan rata-rata hasil belajar matematika
saat pretes, postes siklus 1, dan postes siklus 2 dapat dilihat pada Grafik 4.5.
Grafik 4.4
Perbandingan Hasil Belajar Matematika
saat Pretes, Postes Siklus 1, dan Postes Siklus 2
0
20
40
60
80
100
120
NIL
AI
NAMA SISWA
PRETES
POSTES SIKLUS 1
POSTES SIKLUS 2
46
Grafik 4.5
Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar Matematika
saat Pretes, Postes Siklus 1, dan Postes Siklus 2
4.3 Pembahasan
Berdasarkan pada hasil observasi pengetahuan awal siswa melalui pretes di kelas
V SDN Mangunsari 06 Salatiga menyatakan bahwa hasil belajar matematika siswa
rendah. Hal ini terbukti dari 14 siswa kelas V terdapat 8 siswa tuntas mendapat nilai
di atas KKM (≥62) dengan prosentase 57,14% dan 6 siswa belum tuntas dengan
prosentase 42,86%. Rata-rata kelas yang di dapat hanya sebesar 62,5 menunjukkan
bahwa hasil belajar matematika kelas V SD N Mangunsari 06 Salatiga tersebut masih
kurang. Hal ini karena rata-rata kelas tidak begitu jauh dari KKM yang ditetapkan.
Hal ini disebabkan cara guru mengajar selalu menggunakan metode konvensional
atau ceramah dan tidak menggunakan alat peraga yang mengakibatkan siswa pasif
sehingga hasil belajar matematika rendah. Proses pembelajaran sebelum adanya
tindakan banyak siswa pasif dan banyak pula yang menjadi bosan karena
pembelajaran yang monoton sehingga hasil belajar matematika rendah.
Peningkatan hasil belajar matematika didapatkan dari perolehan hasil Postes
Siklus I dan Postes siklus II.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
pretes Postes Siklus 1 Postes Siklus 2
RA
TA -
RA
TA N
ILA
I
EVALUASI
47
1) Postes Siklus I
Pada postes siklus I penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun
datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di kelas V terjadi
peningkatan yaitu sebesar 85,72% siswa tuntas dengan jumlah 12 siswa dan
sebesar 14,28% tidak tuntas dengan jumlah 2 siswa.
2) Postes Siklus II
Pada postes siklus II penerapan pembelajaran menggunakan alat peraga bangun
datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika realistik di kelas V terjadi
peningkatan yaitu sebesar 100% siswa tuntas dengan jumlah 14 siswa atau
semua siswa mendapat nilai di atas KKM atau ≥ 62.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang mengembangkan Pembelajaran
Matematika Relistik yang dilakukan oleh Wagimin (2010) dengan judul “Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Tentang Luas Bangun Datar Sederhana Pada Siswa Kelas
VI SD N 1 Jogomertan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen Tahun Pelajaran
2009/2010 Dengan Penggunaan Alat Peraga Tangram”. Berdasarkan hasil penelitian
ini disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga tangram dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa dengan pokok bahasan luas bangun datar sederhana. Hal
tersebut dibuktikan dengan perolehan rata-rata nilai siswa meningkat dari 53.6, pada
pra siklus 170.,33 pada siklus 1 dan 87.27 pada siklus 2 dari skala 100. Pembelajaran
menggunakan alat peraga tangram dalam pembelajaran matematika kelas VI juga
dapat meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran matematika.
Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan bahwa hasil belajar
matematika menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip
pembelajaran matematika realistik pokok bahasan pokok bahasan sifat-sifat bangun
datar siswa kelas V semester II SDN Mangunsari 06 Salatiga mengalami
peningkatan. Berdasarkan dari hasil observasi yang dilakukan kepada siswa, dapat
diketahui bahwa siswa terlibat aktif mengikuti pembelajaran. Berdasarkan lembar
48
observasi yang dilakukan kepada guru, pemanfaatan alat peraga bangun datar sudah
banyak dilakukan oleh guru dibandingkan pada siklus 1.
Hasil penelitian lain yang relevan adalah hasil penelitian Noni Dyah Ardiani
tahun 2011 dengan judul “Keefektifan Pembelajaran Matematika Realistik
Menggunakan Alat Peraga Terhadap Hasil Belajar pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat
Bangun Ruang (Balok dan Kubus) Bagi Siswa Kelas V SD”. Berdasarkan hasil
penelitian ini disimpulkan bahwa pembelajaran Matematika Relistik menggunakan
alat peraga efektif digunakan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan
bangun ruang (balok dan kubus) dibandingkan pembelajaran tanpa PMR
menggunakan alat peraga. Hasil perhitungan analisis Leneve’s Test dapat dilihat nilai
signifikansinya sebesar 0,244 dan dibandingkan dengan pedoman pengambilan
keputusan 0,05 yang berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Terdapat perbedaan
yang signifikan pada hasil belajar siswa yang diajar dengan menerapkan/
menggunakan Pembelajaran Matematika Realistik menggunakan alat peraga dengan
siswa yang diajar tanpa menerapkan/ menggunakan Pembelajaran Matematika
menggunakan alat peraga.
Penelitian yang dilakukan Noni Dyah Ardiani tersebut dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran Matematika Relistik menggunakan alat peraga efektif digunakan
dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang (balok dan
kubus) dibandingkan pembelajaran tanpa PMR menggunakan alat peraga.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan
prinsip pembelajaran matematika realistik yang dilakukan siswa kelas V SDN
Mangunsari 06 Salatiga dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan
sifat-sifat bangun datar. Pembelajaran matematika yang berlangsung telah membuat
siswa semakin aktif dalam mengikutinya. Pembelajaran matematika sebelum
menggunakan alat peraga bangun datar, ≤ 7 siswa yang aktif. Pembelajaran pada
siklus 1 sudah ada peningkatan menjadi 9 siswa yang aktif. Pembelajaran siklus 2
siswa yang aktif semakin meningkat, yaitu 14 siswa atau semua siswa sudah aktif.
49
Keaktifan siswa mencakup dalam kegiatan berdiskusi, menjawab pertanyaan, disiplin
dalam pembelajaran, bertanya, dan melaporkan hasil diskusi di depan kelas.
Hipotesis tindakan adalah dugaan sementara dari masalah yang ditetiti.
Adapaun hipotesis tindakan setelah dilakukan tindakan dalam penelitian ini adalah
penggunaan alat peraga bangun datar berdasarkan prinsip pembelajaran matematika
realistik dapat meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan sifat-sifat
bangun datar siswa kelas V semester II SDN Mangunsari 06 Salatiga.
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan
prinsip pembelajaran matematika realistik sebagian besar hasil belajar matematika
meningkat dari yang tidak tuntas menjadi tuntas. Selain itu pembelajaran matematika
yang berlangsung telah membuat siswa semakin aktif dalam mengikutinya.
Berdasarkan uraian pembahasan di atas maka dapat dijelaskan beberapa implikasi
teoritis dan implikasi praktis sebagai berikut:
Pembelajaran dengan menggunakan alat peraga bangun datar berdasarkan
prinsip pembelajaran matematika realistik dapat digunakan sebagai metode yang
dapat meningkatkan hasil belahar matematika dan dapat meningkatkan keaktifan
siswa. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Noni Dyah Ardiani
tahun 2011 tentang pembelajaran Matematika Relistik menggunakan alat peraga
efektif digunakan dalam pembelajaran matematika pada pokok bahasan bangun ruang
(balok dan kubus) dibandingkan pembelajaran tanpa PMR menggunakan alat peraga.