Post on 09-Aug-2019
1
BAB I
PENGANTAR
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi pertanian sangat
besar. Potensi pertanian Indonesia salah satunya disebabkan oleh wilayah daratan
Indonesia yang dilewati barisan pegunungan. Dengan potensi pertanian yang begitu
besar, Indonesia negara yang subur, sangat cocok untuk pertanian dan perkebunan.
Sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian dengan bercocok tanam.
Salah satu tanaman perkebunan yang tetap dipelihara oleh petani yakni tanaman
tembakau. Tembakau sangat potensial untuk pangsa pasar dalam negeri mengingat
tembakau sebagai bahan dasar pembuatan rokok. Permintaan tembakau oleh industri
rokok di dalam negeri sangat tinggi.
Rokok merupakan produk yang unik, meskipun mengakibatkan kerugian
kesehatan bagi perokok. Di sisi lain produksi rokok terus berlangsung dan menjadi
salah satu industri penyumbang pajak terbesar melalui pita cukai. Kementerian
Keuangan mencatat kenaikan yang cukup tinggi dalam perolehan cukai rokok pada
bulan Februari 2014. Angka tersebut mencapai Rp12,91 triliun lebih tinggi
dibandingkan perolehan Januari yang mencapai Rp8,51 triliun.
(http://economy.okezone.com/read/2014/04/02/20/964485/penerimaan-cukai-rokok-
naik-ini-komentar-dirjen-pajak). Penerimaan pajak yang tinggi sebenarnya sangat
menguntungkan pemerintah karena hasil pajak tersebut berguna untuk kelangsungan
pembangunan bagi kesejahteraan rakyat.
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2
Pendapatan yang tinggi dari pita cukai rokok berarti perokok di Indonesia
semakin bertambah banyak. Kondisi ini tentu saja sangat memprihatinkan sebab
kondisi kesehatan masyarakat menurun akibat merokok. Dampak buruk akibat
tembakau dan merokok pada kesehatan masyarakat di Indonesia tampak jelas dari
hasil kajian Badan Litbangkes tahun 2013. Kajian tersebut menunjukkan telah terjadi
kenaikan kematian prematur akibat penyakit yang terkait dengan tembakau dari
190.260 (2010) menjadi 240.618 kematian (2013), serta kenaikan penderita penyakit
akibat konsumsi tembakau dari 384.058 orang (2010) menjadi 962.403 orang (2013).
Kondisi tersebut berdampak pula pada peningkatan total kumulatif kerugian ekonomi
akibat penggunaan tembakau. Jika dinilai dengan uang, kerugian ekonomi naik dari
245,41 trilyun rupiah (2010) menjadi 378,75 trilyun rupiah (2013) (http://www.
depkes.go.id/index.php?vw=2&id=NW.201406020002). Meskipun merokok mem-
punyai dampak negatif yaitu merugikan kesehatan, pemerintah tidak bisa dengan
serta merta melarang produsen memproduksi rokok. Akhirnya pemerintah
mengeluarkan peraturan tentang pembatasan produksi rokok yaitu Peraturan
Pemerintah (PP) No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung
Zat Adiktif Produk Tembakau Bagi Kesehatan.
Pembatasan produksi rokok oleh pemerintah berpotensi mempengaruhi
kinerja industri rokok. Pabrik rokok harus patuh terhadap peraturan pemerintah
tentang pembatasan produksi rokok. Pabrik rokok akan menyesuaikan peraturan
pemerintah tersebut dan mengurangi produktivitasnya. Kondisi ini akan berakibat
sistemik mulai dari efisiensi organisasi (perampingan karyawan), mengurangi
persediaan bahan baku rokok sampai mengurangi jam kerja karyawan bahkan sampai
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3
merumahkannya, karena tidak mampu untuk melakukan PHK (pemutusan hubungan
kerja) sebab konsekuensi melakukan PHK yaitu harus memberi uang pesangon.
Pembatasan produksi rokok sangat berpengaruh terhadap pabrik rokok.
Pemerintah membagi pabrik rokok kretek tangan berdasarkan hasil produksi ke dalam
empat golongan. Pertama pabrik rokok golongan I dengan batasan produksi rokok 2
milyar batang ke atas per tahun. Kedua pabrik rokok golongan II dengan batasan
produksi sebanyak 350 juta batang hingga 2 milyar batang per tahun. Ketiga pabrik
rokok golongan IIIA dengan batasan produksi sebanyak 50-350 juta batang per tahun.
Keempat pabrik rokok golongan IIIB dengan batasan produksi tidak lebih dari 50 juta
batang per tahun. Penggolongan yang dilakukan pemerintah ini terkait dengan jumlah
dan harga pita cukai terhadap masing-masing pabrik rokok.
Pada saat ini jumlah total pabrik rokok di Kudus dan sekitarnya yang masih
beroperasi 138 perusahaan. Jumlah perusahaan rokok terbanyak, yakni di Kudus 94
pabrik, sedangkan sisanya di Jepara 38 pabrik, di Pati sebanyak empat pabrik,
Rembang dan Blora, masing-masing satu pabrik rokok
(http://www.antaranews.com/berita/351204/industri-rokok-kecil-kian-berguguran).
Pengusaha rokok membentuk suatu organisasi sebagai tempat untuk berkomunikasi
dan memecahkan berbagai masalah terkait dengan industri rokok. Salah satunya yaitu
PPRK (Persatuan Perusahaan Rokok Kudus). Namun tidak semua pabrik rokok yang
ada di Kudus tergabung dalam PPRK. Sampai saat ini hanya ada 13 pabrik rokok
yang berada dalam naungan PPRK. Hal ini disebabkan tidak adanya keharusan untuk
bergabung di bawah PPRK, sehingga sebagian pabrik rokok membuat perkumpulan
tersendiri. Tiga belas pabrik yang berada di bawah naungan PPRK yaitu; (a) PT
Djarum; (b) PT Nojorono; (c) PR Sukun; (d) PR Djambu Bol (berhenti operasi); (e)
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
4
PT Filasta Indonesia; (f) PR Nikki Super; (g) PR Nikko Rama; (h) PR Sidodadi; (i)
PR Tapal Kuda Kencana; (j) PR Muria Mulia; (k) PR Notojoyo Mulya (berhenti
operasi); (l) PR Mulyo Raharjo; (m) PR Nyusul Express.
Sebagian besar masyarakat Kudus bekerja pada industri rokok, salah satunya
yaitu pabrik rokok PT Djarum. Lokasi pabrik rokok untuk produksi biasa disebut
brak. PT Djarum mempunyai 25 brak, dan tersebar hampir di seluruh Kecamatan di
Kabupaten Kudus. Sembilan belas brak ada di Kudus dengan perincian yaitu satu
Brak Jetak, satu Brak Pengkol, dua Brak Blolo, satu Brak Krapyak, satu Brak
Garung, satu Brak Sudimoro, satu Brak Tanjungkarang, satu Brak Burikan, satu Brak
Terban, satu Brak Karangbener, satu Brak Bulungcangkring, satu Brak Besito, tiga
Brak Megawon, satu Brak Kesambi, satu Brak Sidorekso dan satu Brak Kradenan.
Untuk di Pati ada dua brak yaitu Brak Kajar dan Brak Tayu, Jepara ada dua brak yaitu
Brak Sekarjati dan Brak Welahan, Untuk Juwana dan Rembang masing-masing
terdapat satu brak. Brak-brak PT Djarum tersebut memproduksi rokok SKT (sigaret
kretek tangan) sedangkan untuk produksi rokok SKM (sigaret kretek mesin) berada di
lokasi yang berbeda, yaitu di Desa Gribig dan Desa Gondangmanis.
Peraturan pemerintah tetang pembatasan produksi rokok sepintas tidak
berimbas terhadap PT Djarum Kudus, tetapi para karyawan merasakan hal itu. Hal ini
bisa dilihat dari jam pulangnya para karyawan yang terkadang sebelum jam 12:00
WIB mereka sudah pulang. Ini artinya produksi rokok pada hari itu hanya sedikit.
Terkait dengan hal itu berikut pernyataan Marwan Ardiansyah bagian corporate
affair (cora) PT Djarum Kudus.
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
5
“Peraturan pemerintah untuk mencantumkan gambar di bungkus rokok
memang mempengaruhi omzet penjualan pak. Sekitar tiga bulanan penjualan
menurun hingga harus mengurangi produksi. Tapi setelah itu naik lagi
penjualannya dan stabil sampai sekarang. Jadi pengaruh pencantuman
gambar di bungkus rokok tidak banyak pak.”(Wawancara, 20 Januari 2015)
Berdasarkan data dari Bea Cukai Kudus jumlah produksi rokok SKT PT Djarum per
tahun untuk lima tahun terakhir yaitu; (a) tahun 2010 sebesar 13.269.162.000 batang;
(b) tahun 2011 sebesar 15.009.696.000 batang; (c) tahun 2012 sebesar
14.516.660.000 batang; (d) tahun 2013 sebesar 17.708.523.600 batang; (e) tahun
2014 sebesar 16.717.398.000 batang.
Jumlah produksi rokok jelas berpengaruh terhadap penghasilan karyawan
terutama karyawan borong yaitu karyawan yang menerima upah berdasarkan sistem
upah borongan. Sistem upah borongan yaitu jika produksi tinggi maka upah tinggi
dan sebaliknya jika produksi rendah upah juga rendah. Sistem upah borongan
menerima gaji setiap hari. Di PT Djarum selain sistem upah borongan terdapat juga
sistem upah harian yang menerima upah per minggu, dan sistem upah bulanan.
Perbedaan ketiga sistem upah itu terletak pada tingkat kesejahteraan dan jenjang
karir. Terutama untuk sistem upah bulanan menerima kesejahteraan lebih tinggi dan
jenjang karier yang lebih luas. Karyawan PT Djarum Kudus sangat banyak tidak
hanya dari Kudus sendiri bahkan ada yang dari luar kota dan seluruhnya berjumlah
58.289 pekerja dengan perincian 48.629 pekerja borong, 7.520 pekerja harian dan
2140 pekerja bulanan (per Januari 2015).
Upah borongan untuk karyawati bagian giling dihitung per seribu batang
rokok yang dihasilkan. Upah yang diterima sebesar Rp18.500,-per seribu batang
rokok. PT Djarum menetapkan beban kerja 4000 batang rokok untuk setiap karyawati
giling. Dengan tujuan upah yang diterima apabila dihitung dalam satu bulan dapat
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
6
mencapai upah minimum kabupaten (UMK) Kudus. Besaran UMK Kudus untuk
tahun 2014 yaitu RP1.150.000,- Namun begitu ada beberapa karyawati Giling di Brak
Kesambi yang produksinya per hari tidak sampai 4000 batang rokok, akibatnya upah
yang diterima lebih kecil dari yang seharusnya.
Dalam satu brak jumlah karyawannya berbeda-beda. Khusus untuk Brak
Kesambi terdapat total karyawan sebanyak 969 orang. Perincian karyawan dalam
brak tersebut yaitu 19 orang laki-laki dan 950 orang wanita, dengan jumlah karyawati
bagian giling ada 360 orang. Karyawan borong yang termasuk bagian giling
semuanya wanita. Untuk lima tahun terakhir SKT Kesambi tidak ada penerimaan atau
pengurangan karyawan tetapi secara umum PT Djarum melakukan pemutusan
hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan yang telah memasuki usia pensiun yaitu
usia 55 tahun. Karyawan yang terkena PHK menerima haknya yaitu uang pesangon
yang besarnya sesuai aturan yang berlaku.
Karyawan yang terkena PHK berdampak pada pendapatan keluarga yang
berkurang, sehingga merasa perlu untuk tetap bekerja agar pendapatan keluarga
kembali stabil. Beberapa orang berusaha mencari pekerjaan di pabrik rokok yang lain
dan sebagian buka usaha dari modal pesangon yang diterima. Nah dari sini peneliti
tertarik untuk mencoba menulis tesis dengan judul Kontribusi Karyawati Giling pada
Industri Rokok Dalam Pendapatan Keluarga Guna Mendukung Ketahanan Ekonomi
Keluarga.
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
7
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
kontribusi karyawati giling PT Djarum Brak Kesambi dalam mendukung ketahanan
ekonomi keluarganya cukup besar, sehingga muncul pertanyaan penelitian, yaitu:
1. Bagaimana karakteristik sosial ekonomi karyawati bagian giling di PT Djarum
Brak Kesambi Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus?
2. Seberapa besar kontribusi karyawati bagian giling di PT Djarum Brak
Kesambi dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga?
1.3 Keaslian Penelitian
Penelitian yang membahas tentang kontribusi pendapatan karyawati giling
pada industri rokok dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga belum pernah
ada walaupun begitu ada beberapa penelitian yang membahas terkait tentang rokok
terutama kegiatan merokok dan pengaruhnya terhadap kesehatan perokok yaitu
1. Penelitian Adi Susilo (2000) dari Magister Ekonomi Pembangunan UGM,
dalam tesisnya yang berjudul ”Peranan Industri Rokok Kretek Terhadap
Penyerapan Tenaga Kerja dan Faktor-Faktor yang Berpengaruh di
Kabupaten Kudus”. Hasil penelitiannya adalah peranan industri rokok kretek
di Kabupaten Kudus di dalam menyerap tenaga kerja proporsinya cukup
besar bila dibandingkan dengan total penyerapan tenaga kerja di sektor
perusahaan lain secara keseluruhan.
2. Penelitian Siti Nurhasanah (2001) dari Pascasarjana Kependudukan UGM
dalam tesisnya yang berjudul “Peluang Karir Pekerja Industri Rokok di Kota
Malang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji: Pertama, faktor-
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
8
faktor yang menentukan pencapaian peluang karir. Kedua, diferensiasi
berdasarkan penempatan jabatan, bidang pekerjaan dan peluang karir. Hasil
penelitian ini menemukan, bahwa faktor-faktor yang menentukan peluang
karir meliputi umur, pendidikan, senioritas, loyalitas dan hubungan kerja.
Dari sisi umur dan pendidikan pekerja laki-laki lebih mudah mendapatkan
peluang karir, sedangkan untuk pekerja perempuan lebih banyak
mengandalkan loyalitas dan menjalin hubungn kerja untuk mendapatkan
kesempatan peluang karir. Dalam penempatan jabatan bidang pekerjaan,
pekerja laki-laki menempati posisi jabatan yang lebih tinggi misal kepala
bagian, semua ditempati pekerja laki-laki. Pekerja perempuan lebih banyak
menempati posisi jabatan pada bagian produksi. Hal ini menunjukkan bahwa
masih terdapat diferensiasi dalam penempatan pekerja.
3. Penelitian Djoko Soelistijo (2004) dari pascasarjana Geografi UGM, dalam
tesisnya yang berjudul “Buruh Perempuan Migran Ulang Alik di Perusahaan
Rokok Djagung Padi Kota Malang: Kajian Proses, Aktivitas dan
Pendapatan”. Hasil penelitiannya terdapat temuan sebagai berikut: Pertama,
proses buruh perempuan dalam mendapatkan pekerjaannya tidak
dipengaruhi secara signifikan oleh alasan-alasan meninggalkan daerah asal,
alasan senang bekerja di daerah tujuan, dan pengambilan keputusan untuk
melaksanakan mobilitas. Kedua, aktivitas buruh dengan karakteristik
demografis, sosial migran buruh perempuan pabrik rokok yang meliputi
umur, pendidikan, status pernikahan, lama kerja, jam kerja terdapat
hubungan signifikan dengan pendapatannya. Lima variabel tersebut yang ada
hubungan signifikan adalah variabel lama kerja dan umur. Ketiga, besarnya
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
9
sumbangan remiten terhadap pendapatan keluarga dipengaruhi secara
signifikan oleh pendapatan.
4. Penelitian Rusminto Wibowo (2006) dari S3 ilmu ekonomi UGM, dengan
disertasinya yang berjudul “Permintaan Rokok di Indonesia: suatu kajian
empirik potensi penerimaan cukai 1970-2003”. Dalam penelitiannya
Rusminto Wibowo menyatakan bahwa cukai rokok merupakan komponen
pajak yang memberikan kontribusi berarti dalam penerimaan negara.
Kebijakan pemerintah untuk menaikkan penerimaan cukai dilakukan melalui
kenaikan harga dan atau tarif cukai. Potensi penerimaan cukai ditentukan
elastisitas permintaan rokok. Studi ini mengaji karakteristik permintaan
rokok di Indonesia dengan menggunakan data agregat runtun waktu selama
periode 1970 – 2003. Kesimpulan penelitian yaitu masih ada potensi cukup
tinggi untuk menaikkan penerimaan cukai rokok, baik melalui kenaikan
harga maupun cukai lebih dua kali lipat. Kenaikan harga atau tarif cukai
sigaret perlu dilakukan secara bertahap agar tidak terjadi kegoncangan dalam
industri rokok. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi
kepada pemerintah di dalam menetapkan kebijakan tentang cukai rokok dan
bagi pihak yang berkepentingan dengan perilaku masyarakat di dalam
mengkonsumsi rokok.
5. Penelitian Abdillah Ahsan (2006) pascasarjana UI, dalam tesisnya yang
berjudul “Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Merokok
Individu: Analisis Data Susenas 2004”. Hasil penelitiannya menyimpulkan
bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi probabilitas menjadi perokok
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
10
adalah jenis kelamin, bekerja, status perkawinan, tingkat pendidikan, lokasi
tempat tinggal, kondisi tempat tinggal, umur, dan tingkat pendapatan.
6. Penelitian Didit Ardiansyah (2008) dari Magister Manajemen Agribisnis
UGM, dalam tesisnya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Rokok PT
Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta”. Tujuan penelitian ini yaitu
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman perusahaan sehingga dapat diketahui posisi perusahaan dalam
penerapan strategi pemasarannya. Hasil penelitian tersebut yaitu berdasarkan
perumusan strategi dalam analisis SWOT strategi WO yang dapat diterapkan
pada PT Djitoe Indonesian Tobacco Surakarta adalah peningkatan promosi,
efektifitas riset dan sistem informasi pemasaran, meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dipihak penjualan, peningkatan pangsa pasar melalui
pengembangan pasar dan penetrasi pasar. Berdasarkan perumusan dalam
analisis BCG untuk menciptakan kondisi ke arah posisi star, perusahaan
menambah investasi untuk pengembangan produknya dengan memanfaatkan
teknologi dengan menambah mesin baru untuk menciptakan produk yang
berkualitas dengan segmen pasar atau pangsa pasar yang lebih luas.
7. Penelitian Tariana Ginting (2011) pascasarjana USU dalam tesisnya yang
berjudul “Pengaruh Iklan Rokok Di Televisi Terhadap Perilaku Merokok
Siswa SMP Di SMP Swasta Dharma Bakti Medan Tahun 2011”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa iklan rokok berpengaruh terhadap perilaku
merokok siswa SMP di SMP Swasta Dharma Bakti Medan. Perlu peran aktif
penyuluh kesehatan mempromosikan tentang dampak rokok terhadap
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
11
kesehatan secara berkala di sekolah-sekolah untuk mencegah meningkatnya
perilaku merokok siswa SMP.
8. Penelitian Amarudin (2012) pascasarjana UI dalam tesisnya yang berjudul
“Pengaruh Merokok terhadap Kualitas Sperma pada Pria dengan Masalah
Infertilitas Studi Kasus Control di Jakarta tahun 2011”. Hasil penelitiannya
menyimpulkan bahwa pengaruh merokok 21-40 batang perhari terhadap
kualitas, konsentrasi, motilitas, dan morfologi sperma lebih tinggi dibanding
perokok 10-20 batang perhari.
Peneliti melakukan penelitian di Brak Kesambi PT Djarum Kudus,
sedangkan semua penelitian di atas tidak satupun yang dilakukan di lokasi tersebut.
Untuk penelitian Adi Susilo (2000) dari Magister Ekonomi Pembangunan UGM
memang dilakukan di Kudus tetapi tidak dilakukan di PT Djarum Brak Kesambi.
Fokus peneliti dalam penelitian ini yaitu kontribusi pendapatan karyawati bagian
giling PT Djarum dan kaitannya dengan ketahanan ekonomi keluarga. Semua
penelitian di atas fokusnya tidak ada yang sama meskipun penelitian Djoko Soelistijo
(2004) dari pascasarjana Geografi UGM membahas pekerja wanita di industri rokok.
Sepuluh penelitian tersebut membahas tentang rokok dari sisi ekonomi, penyerapan
tenaga kerja, kegiatan merokok dan efek sampingnya bagi kesehatan.
Penelitian tentang ketahanan ekonomi keluarga memang sudah ada
khususnya di Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta namun yang membahas terkait dengan industri rokok
belum pernah ada. Karya penelitian yang dibuat oleh peneliti dengan judul
“Kontribusi Karyawati Giling Pada Industri Rokok Terhadap Pendapatan Keluarga
Guna Mendukung Ketahanan Ekonomi Keluarga (Studi pada PT Djarum Brak
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
12
Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus Provinsi Jawa Tengah)“ benar-
benar merupakan karya ilmiah yang baru dan belum pernah ditulis dan disusun oleh
peneliti lain, termasuk di Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pascasarjana
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu :
1. Mendeskripsikan karakteristik sosial ekonomi karyawati bagian giling pada PT
Djarum Brak Kesambi Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
2. Mengetahui kontribusi pendapatan karyawati bagian giling PT Djarum Brak
Kesambi dalam mendukung ketahanan ekonomi keluarga.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah konsep
atau teori serta dijadikan bahan masukan bagi penelitian-penelitian sejenis terkait
dengan industri rokok dan ketahanan ekonomi keluarga.
2. Manfaat Praktis, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pikiran bagi instansi terkait dalam menentukan kebijakan tembakau
dan rokok yang menjadi salah satu roda perekonomian pokok di Kudus.
KONTRIBUSI PENDAPATAN KARYAWATI GILING PADA INDUSTRI ROKOK DALAM MENDUKUNGKETAHANAN EKONOMIKELUARGA (Studi pada PT Djarum Brak Kesambi di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus ProvinsiJawaTengah)AGUS DWI SANTOSOUniversitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/