Post on 03-Mar-2019
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel X dan Y. Menurut
Sugiyono (2013, hlm.38), “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.” Menurut
Silalahi (2012, hlm.115) “variabel adalah suatu konsep atau konstruk yang
memiliki variasi (dua atau lebih) nilai. Nilai yang melekat dalam variabel tersebut
dapat berupa angka dan kategori.”
Penelitian ini menganalisis mengenai pengaruh hedonic shopping
motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota Bandung.
Adapun dalam penelitian ini yang menjadi sebagai variabel bebas (independent
variable) adalah hedonic shopping motivation dan variabel terikat (dependent
variable) yaitu keputusan berkunjung di wisata belanja Kota Bandung. Variabel
bebas (X) yaitu hedonic shopping motivation memiliki subvariabel Adventure
Shopping (X1), Gratification Shopping (X2), Idea Shopping (X3), Role Shopping
(X4), Social Shopping (X5), Value shopping (X6). Sedangkan variabel terikat (Y)
yaitu keputusan bekunjung yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek,
pemilihan penyalur, jumlah pembelian, penentuan waktu pembelian, metode
pembayaran.
Unit analisis dalam penelitian ini adalah wisnus yang mengunjungi wisata
belanja Kota Bandung. Penelitian yang dilakukan membutuhkan waktu kurang
dari satu tahun. Oleh sebab itu, metode penelitian yang digunakan oleh peneliti
adalah metode cross sectional, karena data yang dikumpulkan hanya sekali
dengan menyebarkan kuesioner kepada wisnus yang berkunjung ke kawasan
wisata belanja Kota Bandung (Kawasan Cihampelas, Kawasan Riau, Kawasan
Setiabudhi, Kawasan Trunojoyo, Kawasan Sultan Agung). Menurut Sekaran
49
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2010, hlm.177) “metode cross sectional adalah sebuah metode penelitian yang
dapat dilakukan dengan hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode
harian, mingguan, atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.”
3.2 Metodologi Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan
3.2.1.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti, maka jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono
(2012, hlm.11) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai varibel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang
lain. Penelitian ini terdiri dari dua tujuan. Tujuan penelitian pertama yaitu untuk
memperoleh temuan mengenai hedonic shopping motivation pada wisata belanja
Kota Bandung. Tujuan kedua yaitu untuk menemukan keputusan berkunjung yang
membuat wisatawan memutuskan untuk berkunjung ke wisata belanja Kota
Bandung.
Menurut Arikunto (2009, hlm.8) penelitian verifikatif pada dasarnya ingin
menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan
data di lapangan dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan
statistik. Penelitian ini akan menguji kebenaran hipotesis melalui pengumpulan
data di lapangan, mengenai pengaruh hedonic shopping motivation terhadap
keputusan berkunjung di wisata belanja Kota Bandung.
3.2.1.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan memecahkan suatu masalah.
Menurut Silalahi (2012:12) “metode merupakan cara dan prosedur yang sistematis
dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu masalah tertentu dengan maksud
50
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai solusi atas masalah tersebut.”
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory survey.
Metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang dilakukan
pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari
sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan deskripsi dan
hubungan-hubungan antar variabel. Menurut Ker Linger (dalam Sugiyono, 2012,
hlm.17) menungkapkan bahwa :
Penelitian survey adalah penelitian yang digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan) tetapi peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan
mengedarkan kuesioner, test, wawancara terstruktur dan sebagainya.
Menurut Silalahi (2012, hlm.30) penelitian eksplanatori bertujuan untuk
menjelaskan hubungan antara dua atau lebih gejala atau variabel. Penelitian ini
bertitik tolak pada pertanyaan dasar “mengapa”. Orang sering tidak puas hanya
sekedar mengetahui apa yang terjadi, bagaimana terjadinya tetapi juga ingin
mengetahui mengapa terjadi. Kita ingin menjelaskan sebab terjadinya suatu
peristiwa.
Survey informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan
langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui
pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Dalam suatu penelitian agar bisa dapat membedakan konsep teoritis
dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran melalui operasionalisasi
variabel. Menurut Ker Linger (dalam Silalahi , 2012, hlm.119) mengungkapkan
bahwa :
Definisi operasional melekatkan pada suatu konstruk dengan cara
menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk
mengukur konstruk atau variabel itu. Kemungkinan lainnya, suatu definisi
operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu
variabel atau memanipulasikannya. Suatu definisi operasional merupakan
semacam buku pegangan yang berisi petunjuk bagi peneliti. Singkatnya,
51
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
operasionalisasi sebagai batasan atau arti dari suatu variabel dengan
merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel
tersebut.
Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat
saling mempengaruhi. Variabel tersebut adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas merupakan variabel sebab atau sesuatu yang mengondisikan
terjadinya perubahan dari variabel lain. Menurut Runyan dan Harber (dalam
Silalahi, 2012, hlm.133) ‘independent variable : a variable that is examined in
order to determine its effects on an outcome of interest (the dependent variable.’
Sedangkan variabel terikat menurut Sugiyono (2013, hlm.39) adalah
“variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Variabel terikat yang dibahas
dalam penelitian ini adalah keputusan berkunjung pada wisata belanja Kota
Bandung.
Konsep operasional variabel dalam penelitian ini digunakan untuk
mengukur skor atau nilai dari variabel Y (keputusan berkunjung) yang terdiri dari
pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, jumlah pembelian,
penentuan waktu pembelian, metode pembayaran, dilihat dari segi operasional
variabel X (hedonic shopping motivation) yang terdiri dari sub variabel Adventure
Shopping, Gratification Shopping, Idea Shopping, Role Shopping, Social
Shopping, Value shopping. Secara lebih rinci operasionalisasi variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
TABEL 3.1
OPERASIONASLISASI VARIABEL
Variabel Sub
Variabel
Konsep Sub
Variabel
Indikator Ukuran Skala No.
Item
Hedonic
Shopping
Motive (X)
Hedonic shopping motive are similar to the task orientation of
utilitarian shopping motive, only the task is concerned with
hedonic fulfillment, such as expericing fun, amusement, fantasy
and sensory stimulation.
Arnold (Sharma, 2009, hlm.286)
Adventure Adventure Petualangan Tingkat motivasi Ordinal 1
52
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Sub
Variabel
Konsep Sub
Variabel
Indikator Ukuran Skala No.
Item
Shopping
(X1)
shopping
refers to
shopping for
stimulation,
adventure, and
the feeling of
being another
world. Arnold
(Man, 2011,
hlm.26)
Semangat
Berada di
tempat yang
baru dan
berbeda
untuk merasakan
kegiatan belanja di
Kota Bandung
seperti petualangan
Tingkat motivasi
untuk merasakan
semangat ketika
melakukan kegiatan
belanja di Kota
Bandung
Tingkat motivasi
untuk merasakan
belanja di Kota
Bandung seperti
berada di tempat
baru dan berbeda.
Ordinal
Ordinal
2
3
Gratificati-
on shopping
(X2)
Gratification
shopping
refers to
shopping as a
means to
relieve stress,
alleviate
negative
mood, and
forget the
problems.
Arnold (Man,
2011, hlm.24)
Mengubah
suasana hati
Mengurangi
stress
Memperla-
kukan diri
secara khusus
Tingkat motivasi
untuk memperbaiki
mood dengan cara
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung
Tingkat motivasi
untuk mengurangi
stress dengan cara
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung
Tingkat motivasi
untuk melakukan
wisata belanja di
Kota Bandung
sebagai cara
memperlakukan diri
secara khusus
Ordinal
Ordinal
Ordinal
4
5
6
Idea
shopping
(X3)
Idea shopping
refers to
shopping to
keep up with
the latest trend
and fashion as
well as
Tren
Tingkat motivasi
untuk mengetahui
tren yang
berlangsung dengan
cara melakukan
wisata belanja di
Kota Bandung
Ordinal
7
53
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Sub
Variabel
Konsep Sub
Variabel
Indikator Ukuran Skala No.
Item
innovation.
Arnold (Man,
2011, hlm.25)
Mode terbaru
Produk terbaru
Tingkat motivasi
untuk mengikuti
mode yang sedang
berkembang dengan
cara melakukan
wisata belanja di
Kota Bandung
Tingkat motivasi
wisatawan untuk
membeli produk
terbaru di kawasan
wisata belanja Kota
Bandung
Ordinal
Ordinal
8
9
Role
shopping
(X4)
Role shopping
reflects
the shopper
experience
excitement and
jou when
she/he finds
the perfect gift
for others.
Arnold (Man,
2011, hlm.23)
Shopping
untuk orang
lain
Merasa senang
ketika belanja
untuk orang
lain
Hadiah yang
sempurna
untuk orang
lain
Tingkat motivasi
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung dengan
tujuan membelikan
barang untuk orang
lain
Tingkat motivasi
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung dengan
tujuan merasa
senang ketika orang
lain senang dengan
barang yang kita
belikan
Tingkat motivasi
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung untuk
mencari hadiah yang
sempurna bagi orang
lain
Ordinal
Ordinal
Ordinal
10
11
12
Social
Shopping
(X.5)
Social
shopping,
where shopper
enjoy the
company of
friends and
Sosialisasi
dengan teman/
keluarga
Tingkat motivasi
untuk melakukan
wisata belanja di
Kota Bandung
dengan tujuan
bersosialisasi dengan
Ordinal
13
54
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Sub
Variabel
Konsep Sub
Variabel
Indikator Ukuran Skala No.
Item
family while
they perform
the act of
purchasing.
The shopping
trip aims to
create a time
for bonding
and
socializing.
Arnold
(Man, 2011,
hlm.27)
Sosialisasi
dengan orang
lain
Kebersamaan
teman/keluarga
Tingkat motivasi
untuk melakukan
wisata belanja di
Kota Bandung
dengan tujuan
bersosialisasi dengan
orang lain
Tingkat motivasi
untuk merasakan
kebersamaan saat
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung
Ordinal
Ordinal
14
15
Value
shopping
(X6)
Value
shopping
refers to look
for discount,
enjoy hunting
for bargains.
Arnold (Man,
2011, hlm.28)
Shopping
ketika ada
diskon
Gemar
mencari
diskon
Kesesuaian
harga
Tingkat motivasi
melakukan kegiatan
wisata belanja di
Kota Bandung
karena adanya
diskon
Tingkat motivasi
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung untuk
mencari barang-
barang yang sedang
didiskon
Tingkat motivasi
melakukan wisata
belanja di Kota
Bandung untuk
mencari harga yang
sesuai
Ordinal
Ordinal
Ordinal
16
17
18
Keputusan
Berkunjung
(Y)
Keputusan berkunjung adalah sebuah perilaku wisatawan dimana wisatawan
mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk/jasa,
berdasarkan pengalaman, dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi
bahkan menginginkan suatu produk/jasa.
Kotler dan Keller (2012, hlm.166)
Pemilihan
Produk
Tingkat
keberagaman jenis
wisata belanja Kota
Ordinal
19
55
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Sub
Variabel
Konsep Sub
Variabel
Indikator Ukuran Skala No.
Item
Bandung
Tingkat kemenarikan
wisata belanja Kota
Bandung
Tingkat keunggulan
wisata belanja Kota
Bandung
Tingkat keunikan
wisata belanja Kota
Bandung
Ordinal
Ordinal
Ordinal
20
21
22
. Pemilihan
Merek
Tingkat daya ingat
mengenai wisata
belanja Kota
Bandung
Tingkat kepopuleran
wisata belanja Kota
Bandung
Ordinal
Ordinal
23
24
.
Pemilihan
Penyalur
Tingkat
kestrategisan wisata
belanja Kota
Bandung
Tingkat kemudahan
akses ke wisata
belanja Kota
Bandung
Ordinal
Ordinal
25
26
Jumlah
Pembelian
Tingkat intensitas
kunjungan ke wisata
belanja Kota
Bandung
Ordinal
27
Penentuan
Waktu
Pembelian
Tingkat kunjungan
ke wisata belanja
Kota Bandung pada
waktu luang
Tingkat kunjungan
ke wisata belanja
Kota Bandung pada
saat weekend.
Tingkat kunjungan
ke wisata belanja
Ordinal
Ordinal
Ordinal
28
29
30
56
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel Sub
Variabel
Konsep Sub
Variabel
Indikator Ukuran Skala No.
Item
Metode
Pembayaran
Kota Bandung pada
saat weekday.
Tingkat kunjungan
ke wisata belanja
Kota Bandung pada
saat liburan sekolah
atau libur nasional
Tingkat kemudahan
saat melakukan
transaksi
pembayaran di
kawasan wisata
belanja Kota
Bandung
Tingkat keinginan
untuk melakukan
pembayaran secara
tunai di kawasan
wisata belanja Kota
Bandung
Tingkat keinginan
untuk melakukan
pembayaran secara
kredit di kawasan
wisata belanja Kota
Bandung
Tingkat keinginan
untuk melakukan
pembayaran secara
debet di kawasan
wisata belanja Kota
Bandung
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
31
32
33
34
35
Sumber : Pengolahan Berbagai Sumber, 2014
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Silalahi (2012, hlm.280) “Data merupakan hasil pengamatan dan
pengukuran empiris yang mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu
57
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gejala tertentu.” Sumber data merupakan gejala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumber data yang ada, maka jenis data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data primer merupakan suatu objek atau dokumen original-material mentah dari
pelaku yang disebut “first hand information.” Data yang dikumpulkan dari situasi
aktual ketika peristiwa terjadi. Data atau sumber primer antara lain meliputi
dokumen historis dan legal, hasil dari suatu eksperimen, data statistik, lembaran-
lembaran penulisan kreatif, dan objek-objek seni.
2. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari
sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Sumber
sekunder meliputi komentar, interpretasi, atau pembahasan tentang materi
original. Data sekunder disebut sebagai “second hand information.”
Lebih jelasnya mengenai sumber data primer dan data sekunder yang
digunakan oleh penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini.
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
Data Penelitian Sumber Data Jenis Data T1 T2 T3
Pendapatan Domestik Bruto
Indonesia
www.gov.indonesiakreati
f.net
Sekunder - - -
Distribusi Subsektor
Ekonomi Kreatif
www.gov.indonesiakreati
f.net
Sekunder - - -
Kota tujuan wisata di
Indonesia
www.news.kitook.co.id Sekunder - √ -
Jenis dan jumlah wisata
belanja Kota Bandung
Badan Pusat Statistika
Kota Bandung
Sekunder √ - -
Kunjungan wisatawan ke
Kota Bandung
Disbudpar Kota Bandung Sekunder - √ -
Presentase wisnus yang
melakukan kegiatan wisata
belanja
Disbudpar Kota Bandung Sekunder
√ √ -
Tanggapan responden
mengenai Hedonic
Shopping Motivation di
wisata belanja Kota
Bandung
Wisnus yang berkunjung
ke wisata belanja Kota
Bandung
Primer
√ - -
58
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data Penelitian Sumber Data Jenis Data T1 T2 T3
Tanggapan responden
mengenai keputusan
berkunjung di wisata
belanja Kota Bandung
Wisnus yang berkunjung
ke wisata belanja Kota
Bandung
Primer
- √ -
Sumber : Pengolahan Dari Berbagai Sumber, 2014
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.2.4.1 Populasi
Sebuah penelitian selalu berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan dan
menganalisa suatu data menentukan populasi merupakan langkah yang penting
dalam penelitian. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek
atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2013,
hlm.80).
Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitiannya. Populasi sasaran merupakan
populasi yang akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Jadi apabila sebuah
hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian
kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.
TABEL 3.3
POPULASI PENELITIAN
Tahun Jumlah Wisnus Presentase yang melakukan
kegiatan wisata belanja
Jumlah wisnus yang
melakukan kegiatan
wisata belanja
(populasi sasaran)
2012 3.354.857 29% 972.909
Sumber : DISBUDPAR Kota Bandung, diolah kembali oleh penulis 2014.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah jumlah wisnus yang
melakukan kegiatan wisata belanja pada tahun 2012 yaitu sebanyak 972.909
wisatawan (Sumber: DISBUDPAR Kota Bandung 2014).
3.2.4.2 Sampel
59
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2013, hlm.81), “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karaktersistik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar maka
tidak mungkin seluruh populasi diteliti. Hal ini disebabkan keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu. Maka penelitian diperkenankan mengambil sebagian dari
objek populasi yang telah ditentukan dengan catatan bagian yang diambil tersebut
mewakili bagian lain yang diteliti.
Ukuran sampel tersebut diperoleh berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan rumus Yamane sebagai berikut :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
d = Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan sampel dapat ditolerir. (d =
0,08)
Berdasarkan perhitungan diatas dengan rumus Yamane dengan tingkat
kesalahan sebesar 8% maka jumlah sampel yang diteliti sebayak 156 wisnus.
Proposisis sampel dilakukan di kawasan wisata yang telah ditetapkan oleh
pemerintah Kota Bandung. Adapun kawasan wisata tersebut adalah Kawasan
Setiabudhi, Kawasan Riau, Kawasan Cihampelas, Kawasan Trunojoyo, dan
Kawasan Sultan Agung. Kawasan-kawasan tersebut selanjutnya akan digunakan
sebagai tempat dilakukannya penelitian ini, karena dianggap dapat mewakili
wisata belanja Kota Bandung. Proposisi sampel wisnus disesuaikan dengan
panjang jalan masing-masing kawasan wisata belanja yang telah disesuaikan oleh
penulis. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut :
60
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TABEL 3.4
PROPOSISI SAMPEL WISNUS DI KAWASAN WISATA BELANJA
KOTA BANDUNG
Daerah
Panjang Jalan / Total
Panjang Jalan X Jumlah
sampel yang diteliti
Sampel
Kawasan Setiabudi
77
Kawasan Riau
33
Kawasan Cihampelas
31
Kawasan Trunojoyo
10
Kawasan Sultan Agung
5
Jumlah 156
*satuan dalam m2
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat
diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Arikunto (2009,
hlm.111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Secara garis besar terdapat dua macam teknik sampling, yaitu probability
sampling dan non probability sampling. Probability sampling adalah teknik
pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur
anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi
simple random sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random sampling, dan cluster random sampling.
(Sugiyono, 2013, hlm.82).
61
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi sampling
sistematis, quota sampling , sampling insidental, purposive sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling (Sugiyono, 2013, hlm.84).
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik cluster
random sampling. Sugiyono (2013, hlm.83) mengemukakan bahwa
Cluster random sampling digunakan untuk menentukan sampel bila objek
yang diteliti atau sumber data sangat luas, teknik ini dilakukan dengan dua
tahap yaitu menentukan sampel daerah dan selanjutnya menentukan
subyek sampel pada daerah tersebut.
Teknik cluster random sampling ini digunakan apabila informasi atau
catatan lengkap mengenai elemen populasi yang dijadikan sebagai objek
penelitian ini sulit untuk diperoleh bahkan tidak tersedia. Pembentukan cluster ini
berdasarkan karakteristik populasi. Terdapat beberapa kriteria yang paling sering
digunakan peneliti adalah pola penyebaran elemen populasi target dilihat dari
lokasi, atau daerah geografis. Dengan membagi populasi kedalam cluster-cluster
maka diharapkan diperoleh populasi dengan ciri di mana terdapat karakteristik
yang homogen antar cluster.
Pada penelitian yang dimaksud dengan menggunakan cluster random
sampling merupakan penarikan sampel yang diambil berdasarkan kawasan
penyebaran wisata belanja di Kota Bandung yang telah ditetapkan oleh
DISBUDPAR Kota Bandung. Cluster mengenai wisata belanja Kota Bandung
tersebut dapat ditunjukkan pada gambar berikut.
Wisata Belanja
Kota Bandung
Kawasan
Setiabudi
Kawasan
Trunojoyo
Kawasan
Riau
Kawasan
Sultan
Agung
Kawasan
Cihampelas
62
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014.
GAMBAR 3.1
TEKNIK PENARIKAN CLUSTER RANDOM SAMPLING
Untuk mendapatkan jumlah sampel yang sesuai, maka penulis melakukan
penarikan sampel pada wisnus yang berkunjung ke Kawasan Cihampelas,
Kawasan Riau, Kawasan Setiabudi, Kawasan Trunojoyo, Kawasan Sultan Agung
sesuai dengan pembagian kawasan wisata belanja menurut DISBUDPAR Kota
Bandung.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dikumpulkan dalam berbagai setting, berbagai
sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di
jalan-jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data pada
penggumpul data. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan
data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan wawancara,
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
Dalam pengumpulan data diatas yaitu primer dan sekunder, maka penulis
melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan berkomunikasi langsung kepada DISBUDPAR
Kota Bandung mengenai keadaan wisata belanja Kota Bandung. Silalahi (2012,
hlm.312) mengemukakan pengertian wawancara sebagai berikut :
Wawancara merupakan percakapan yang berlangsung secara sistematis
dan teroganisasi yang dilakukan oleh peneliti sebagai pewawancara
63
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(interviewer) dengan sejumlah orang sebagai responden atau yang
diwawancara (interviewee) untuk mendapatkan sejumlah informasi
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hasil percakapan
tersebut dicatat atau direkam oleh pewawancara.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
terhadap objek yang diteliti yaitu kawasan wisata belanja Kota Bandung dalam
penelitian ini Kawasan Cihampelas, Kawasan Riau, Kawasan Setiabudhi,
Kawasan Trunojoyo, Kawasan Sultan Agung, khususnya mengenai mengenai
gambaran hedonic shopping motivation serta kunjungan wisatawan ke wisata
Belanja Kota Bandung.
3. Kuesioner/Angket
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2013, hlm.142). Kuesioner ini berisi pertanyaan
mengenai karakteristik responden, pengalaman responden, penilaian
responden, serta tanggapan responden khususnya mengenai pengaruh hedonic
shopping motivation terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke wisata
belanja Kota Bandung. Kuesioner yang digunakan dan disebarkan pada
responden merupakan angket yang disusun dengan memberikan alternatif
jawaban yang disediakan oleh peneliti. Dengan menggunakan angket tertutup
sebagai teknik pengumpulan data akan mempermudah peneliti dalam
melakukan analisis data dari seluruh angket sehingga dapat menghemat waktu.
Pertanyaan dalam angket dibuat dalam bentuk pertanyaan, dan setiap alternatif
diberi nilai menggunakan skala Likert, yang menggunakan hanya item yang
secara pasti baik dan secara pasti buruk.
4. Studi Literatur
Studi literatur merupakan pengumpulan data dan informasi yang berhubungan
dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah variabel
64
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang diteliti yang terdiri dari hedonic shopping motivation dan keputusan
berkunjung. Studi literatur ini didapat dari sumber sebagai berikut :
a. Beberapa buku yang tersedia.
b. Skripsi serta penelitian terdahulu.
c. Media elektronik seperti internet.
Untuk lebih jelasnya mengenai teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam tabel berikut :
TABEL 3.5
TEKNIK PENGUMPULAN DATA DAN SUMBER DATA
No Teknik Pengumpulan
Data
Sumber Data
1 Wawancara Pihak pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Bandung.
2 Observasi Gambaran hedonic shopping motivation di wisata
belanja Kota Bandung
3 Kuesioner Wisatawan nusantara yang mengunjungi kawasan
wisata belanja Kota Bandung
4 Studi Literatur Hedonic Shopping motivation dan Keputusan
Berkunjung wisatawan
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
3.2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi
membentuk hipotesis. Oleh karena itu, data menjadi hal penting dalam suatu
penelitian. Benar tidaknya data akan sangat menentukan mutu hasil penelitian
sedangkan benar tidaknya data tergantung dari baik tidaknya instrumen
pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting
yaitu valid dan reliabel.
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
maka setelah data diperoleh dari responden melalui kuesioner terkumpul, langkah
selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data sehingga dari hasil tersebut
65
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilihat apakah antara variabel X (hedonic shopping motivation) mempengaruhi
variabel Y (keputusan berkunjung) atau tidak.
3.2.6.1 Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2009,
hlm.109) menjelaskan bahwa “validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat keandalan atau kesahihan alat ukur.” Menurut Arikunto (2009, hlm.145)
“validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen.” Suatu instrumen dinyatakan valid apabila memiliki validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang berarti memiliki validitas rendah.
Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap
data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya valliditas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud.
Dalam pengujian validitas, instrumen yang telah dibuat dicobakan pada
sampel darimana populasi diambil. Jumlah anggota sampel yang digunakan
sekitar 30 orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas dilakukan
dengan analisa instrumen.
Menganalisa item instrumen, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor
yang diperoleh dari masing-masing item berupa pertanyaan dengan skor totalnya.
Skor total ini merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan semua skor item
korelasi antara skor item dengan skor totalnya harus signifikan. Berdasarkan
ukuran statistik, apabila ternyata skor semua item yang disusun berdasarkan
dimensi konsep berkorelasi dengan skor totalnya, maka dapat dikatakan bahwa
alat ukur tersebut mempunyai validitas.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji validitas menurut
Sekaran (2008, hlm.110) adalah sebagai berikut :
66
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
2. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan
skor total memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya
sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Sumber : Sugiyono (2011, hlm.183)
Keterangan :
rxy : Korelasi skor item dan skor total item
n : Jumlah responden
x : Skor per item dalam variabel
y : Skor total item dalam variabel
∑x : Jumlah skor dalam distribusi X
∑y : Jumlah skor dalam distribusi Y
∑x2
: Jumlah kuadrat dalam skor ditribusi X
∑y2 : Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi
sebagai berikut :
1. Nilai r dibandingkan dengan r tabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikansi α =
0,05
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung >
rtabel.
3. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika
rhitung lebih kecil dari rhitung < rtabel
4. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat
signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapat nilai
rtabel sebesar 0,361
67
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian validitas item instrumen dilakukan dengan bantuan program
SPSS 18.0 for windows. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan
SPSS 18.0 for windows maka diperoleh hasil pengujian validitas dari item
pertanyaan yang diajukan peneliti yang menunjukkan bahwa item pertanyaan
dalam kuesioner valid karena rhitung lebih besar dibandingkan dengan rtabel yang
bernilai 0,361. Berikut ini hasil dari uji validitas instrument penelitian :
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Hedonic Shopping Motivation
A Adventure Shopping
1 Motivasi untuk merasakan kegiatan belanja
seperti sedang berpetualang 0,708 0,361 Valid
2 Motivasi untuk merasakan semangat ketika
melakukan kegiatan belanja 0,904 0,361 Valid
3 Motivasi untuk merasakan belanja seperti
berada di tempat yang baru/berbeda 0,811 0,361 Valid
B Gratification Shopping
4 Motivasi untuk memperbaiki mood dengan
cara melakukan wisata belanja 0,918 0,361 Valid
5 Motivasi untuk mengurangi stress dengan
cara melakukan wisata belanja 0,822 0,361 Valid
6 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
sebagai cara memperlakukan diri secara
khusus
0,914 0,361 Valid
C Idea Shopping
7 Motivasi untuk mengetahui tren yang
berlangsung dengan cara melakukan wisata
belanja
0,766 0,361 Valid
9 Motivasi untuk mengikuti mode yang
sedang berkembang dengan cara melakukan
wisata belanja
0,775 0,361 Valid
9 Motivasi wisatawan untuk membeli produk
terbaru 0,813 0,361 Valid
D Role Shopping
10 Motivasi melakukan wisata belanja dengan
tujuan membelikan barang untuk orang lain 0,378 0,361 Valid
11 Motivasi melakukan wisata belanja dengan
tujuan merasa senang ketika orang lain 0,481 0,361 Valid
68
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
senang dengan barang yang kita belikan
12 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari hadiah yang sempurna bagi orang
lain
0,502 0,361 Valid
E Social Shopping
13 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
dengan tujuan bersosialisasi dengan
teman/keluarga
0,616 0,361 Valid
14 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
dengan tujuan bersosialisasi dengan orang
lain
0,550 0,361 Valid
15 Motivasi untuk merasakan kebersamaan
saat melakukan kegiatan belanja 0,622 0,361 Valid
F Value Shopping
16 Motivasi melakukan kegiatan wisata belanja
karena adanya diskon 0,834 0,361 Valid
17 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari barang-barang yang sedang
didiskon
0,781 0,361 Valid
18 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari harga yang sesuai 0,828 0,361 Valid
Keputusan Berkunjung
19 Keberagaman jenis wisata belanja Kota
Bandung 0,632 0,361 Valid
20 Kemenarikan wisata belanja Kota Bandung 0,694 0,361 Valid
21 Keunggulan wisata belanja Kota Bandung 0,584 0,361 Valid
22 Keunikan wisata belanja Kota Bandung 0,721 0,361 Valid
23 Daya ingat mengenai wisata belanja Kota
Bandung 0,888 0,361 Valid
24 Kepopuleran wisata belanja Kota Bandung 0,695 0,361 Valid
25 Kestrategisan wisata belanja Kota Bandung 0,714 0,361 Valid
26 Kemudahan akses ke wisata belanja Kota
Bandung 0,774 0,361 Valid
27 Intensitas kunjungan ke wisata belanja Kota
Bandung 0,718
0,361 Valid
28 Melakukan kunjungan saat waktu luang 0,728 0,361 Valid
29 Melakukan kunjungan pada saat weekend 0,843 0,361 Valid
30 Melakukan kunjungan pada saat weekdays 0,825 0,361 Valid
31 Melakukan kunjungan pada saat hari libur
nasional/libur sekolah 0,688 0,361 Valid
32 Kemudahan saat melakukan transaksi
pembayaran 0,581 0,361 Valid
69
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
33 Keinginan untuk melakukan pembayaran
secara tunai 0,675 0,361 Valid
34 Keinginan untuk melakukan pembayaran
secara kredit 0,403 0,361 Valid
35 Keinginan untuk melakukan pembayaran
secara debet 0,313 0,361 Tidak Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data pengukuran validitas di atas, variabel
hedonic shopping motivation menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam 30
kuesioner semua valid. Hal tersebut dikarenakan skor rhitung lebih besar jika
dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,361. Motivasi untuk mengurangi stress
dengan cara melakukan wisata belanja menjadi indikator pernyataan dengan hasil
pengukuran validitas yang tertinggi dengan skor 0,918. Nilai terendah terdapat
pada indikator motivasi melakukan wisata belanja dengan tujuan membelikan
barang untuk orang lain dengan skor 0,378.
Hasil pengujian validitas berikutnya yaitu pengujian variabel keputusan
berkunjung. Pada variabel ini terdapat nilai tertinggi yaitu daya ingat mengenai
wisata belanja Kota Bandung dengan skor 0,888. Nilai terendah yaitu item
pertanyaan keinginan untuk melakukan pembayaran secara debet dengan skor
0,313. Dari ke 17 pernyataan yang diujikan pada variabel keputusan berkunjung,
ada satu dimensi yang dinyatakan tidak valid. Maka dari itu pernyataan Y yang
tidak valid akan dibuang dan pernyataan lainnya diujikan kembali.
TABEL 3.7
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PERHITUNGAN KEDUA
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Hedonic Shopping Motivation
A Adventure Shopping
1 Motivasi untuk merasakan kegiatan belanja
seperti sedang berpetualang 0,708 0,361 Valid
2 Motivasi untuk merasakan semangat ketika
melakukan kegiatan belanja 0,904 0,361 Valid
3 Motivasi untuk merasakan belanja seperti
berada di tempat yang baru/berbeda 0,811 0,361 Valid
70
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
B Gratification Shopping
4 Motivasi untuk memperbaiki mood dengan
cara melakukan wisata belanja 0,918 0,361 Valid
5 Motivasi untuk mengurangi stress dengan
cara melakukan wisata belanja 0,822 0,361 Valid
6 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
sebagai cara memperlakukan diri secara
khusus
0,914 0,361 Valid
C Idea Shopping
7 Motivasi untuk mengetahui tren yang
berlangsung dengan cara melakukan wisata
belanja
0,766 0,361 Valid
9 Motivasi untuk mengikuti mode yang
sedang berkembang dengan cara melakukan
wisata belanja
0,775 0,361 Valid
9 Motivasi wisatawan untuk membeli produk
terbaru 0,813 0,361 Valid
D Role Shopping
10 Motivasi melakukan wisata belanja dengan
tujuan membelikan barang untuk orang lain 0,378 0,361 Valid
11 Motivasi melakukan wisata belanja dengan
tujuan merasa senang ketika orang lain
senang dengan barang yang kita belikan
0,481 0,361 Valid
12 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari hadiah yang sempurna bagi orang
lain
0,502 0,361 Valid
E Social Shopping
13 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
dengan tujuan bersosialisasi dengan
teman/keluarga
0,616 0,361 Valid
14 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
dengan tujuan bersosialisasi dengan orang
lain
0,550 0,361 Valid
15 Motivasi untuk merasakan kebersamaan
saat melakukan kegiatan belanja 0,622 0,361 Valid
F Value Shopping
16 Motivasi melakukan kegiatan wisata belanja
karena adanya diskon 0,834 0,361 Valid
17 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari barang-barang yang sedang
didiskon
0,781 0,361 Valid
18 Motivasi melakukan wisata belanja untuk 0,828 0,361 Valid
71
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
mencari harga yang sesuai
Keputusan Berkunjung
19 Keberagaman jenis wisata belanja Kota
Bandung 0,631 0,361 Valid
20 Kemenarikan wisata belanja Kota Bandung 0,711 0,361 Valid
21 Keunggulan wisata belanja Kota Bandung 0,593 0,361 Valid
22 Keunikan wisata belanja Kota Bandung 0,727 0,361 Valid
23 Daya ingat mengenai wisata belanja Kota
Bandung 0,894 0,361 Valid
24 Kepopuleran wisata belanja Kota Bandung 0,710 0,361 Valid
25 Kestrategisan wisata belanja Kota Bandung 0,719 0,361 Valid
26 Kemudahan akses ke wisata belanja Kota
Bandung 0,780 0,361 Valid
27 Intensitas kunjungan ke wisata belanja Kota
Bandung 0,738
0,361 Valid
28 Melakukan kunjungan saat waktu luang 0,760 0,361 Valid
29 Melakukan kunjungan pada saat weekend 0,867 0,361 Valid
30 Melakukan kunjungan pada saat weekdays 0,833 0,361 Valid
31 Melakukan kunjungan pada saat hari libur
nasional/libur sekolah 0,693 0,361 Valid
32 Kemudahan saat melakukan transaksi
pembayaran 0,539 0,361 Valid
33 Keinginan untuk melakukan pembayaran
secara tunai 0,694 0,361 Valid
34 Keinginan untuk melakukan pembayaran
secara kredit 0,345 0,361 Tidak Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Setelah dilakukan pengujian ulang untuk kedua kalinya nilai validitas
tertinggi pada variabel keputusan berkunjung ada pada item pernyataan daya ingat
terhadap wisata belanja Kota Bandung, yaitu sebesar 0,894. Nilai validitas
terendah didapat oleh item keinginan untuk melakukan pembayaran secara kredit,
yaitu 0,345. Nilai tersebut dinyatakan lebih kecil dari rtabel yang telah ditentukan,
dikarenakan masih ada item yang dinyatakan tidak valid, maka dari itu peneliti
melakukan pengujian ulang yang ketiga kalinya.
TABEL 3.8
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS PENGHITUNGAN KETIGA
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
72
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Hedonic Shopping Motivation
A Adventure Shopping
1 Motivasi untuk merasakan kegiatan belanja
seperti sedang berpetualang 0,708 0,361 Valid
2 Motivasi untuk merasakan semangat ketika
melakukan kegiatan belanja 0,904 0,361 Valid
3 Motivasi untuk merasakan belanja seperti
berada di tempat yang baru/berbeda 0,811 0,361 Valid
B Gratification Shopping
4 Motivasi untuk memperbaiki mood dengan
cara melakukan wisata belanja 0,918 0,361 Valid
5 Motivasi untuk mengurangi stress dengan
cara melakukan wisata belanja 0,822 0,361 Valid
6 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
sebagai cara memperlakukan diri secara
khusus
0,914 0,361 Valid
C Idea Shopping
7 Motivasi untuk mengetahui tren yang
berlangsung dengan cara melakukan wisata
belanja
0,766 0,361 Valid
9 Motivasi untuk mengikuti mode yang
sedang berkembang dengan cara melakukan
wisata belanja
0,775 0,361 Valid
9 Motivasi wisatawan untuk membeli produk
terbaru 0,813 0,361 Valid
D Role Shopping
10 Motivasi melakukan wisata belanja dengan
tujuan membelikan barang untuk orang lain 0,378 0,361 Valid
11 Motivasi melakukan wisata belanja dengan
tujuan merasa senang ketika orang lain
senang dengan barang yang kita belikan
0,481 0,361 Valid
12 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari hadiah yang sempurna bagi orang
lain
0,502 0,361 Valid
E Social Shopping
13 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
dengan tujuan bersosialisasi dengan
teman/keluarga
0,616 0,361 Valid
14 Motivasi untuk melakukan wisata belanja
dengan tujuan bersosialisasi dengan orang
lain
0,550 0,361 Valid
15 Motivasi untuk merasakan kebersamaan 0,622 0,361 Valid
73
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
saat melakukan kegiatan belanja
F Value Shopping
16 Motivasi melakukan kegiatan wisata belanja
karena adanya diskon 0,834 0,361 Valid
17 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari barang-barang yang sedang
didiskon
0,781 0,361 Valid
18 Motivasi melakukan wisata belanja untuk
mencari harga yang sesuai 0,828 0,361 Valid
Keputusan Berkunjung
19 Keberagaman jenis wisata belanja Kota
Bandung 0,653 0,361 Valid
20 Kemenarikan wisata belanja Kota Bandung 0,731 0,361 Valid
21 Keunggulan wisata belanja Kota Bandung 0,586 0,361 Valid
22 Keunikan wisata belanja Kota Bandung 0,728 0,361 Valid
23 Daya ingat mengenai wisata belanja Kota
Bandung 0,901 0,361 Valid
24 Kepopuleran wisata belanja Kota Bandung 0,731 0,361 Valid
25 Kestrategisan wisata belanja Kota Bandung 0,732 0,361 Valid
26 Kemudahan akses ke wisata belanja Kota
Bandung 0,804 0,361 Valid
27 Intensitas kunjungan ke wisata belanja Kota
Bandung 0,741
0,361 Valid
28 Melakukan kunjungan saat waktu luang 0,769 0,361 Valid
29 Melakukan kunjungan pada saat weekend 0,865 0,361 Valid
30 Melakukan kunjungan pada saat weekdays 0,813 0,361 Valid
31 Melakukan kunjungan pada saat hari libur
nasional/libur sekolah 0,681 0,361 Valid
32 Kemudahan saat melakukan transaksi
pembayaran 0,536 0,361 Valid
33 Keinginan untuk melakukan pembayaran
secara tunai 0,708 0,361 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Setelah dilakukan pengujian sebanyak tiga kali, seluruh item pernyataan
pada penelitian ini dinyatakan valid. Dengan penilaian tertinggi di variabel (X)
hedonic shopping motivation pada item pertanyaan motivasi untuk mengurangi
stress dengan cara melakukan wisata belanja menjadi indikator pernyataan dengan
hasil pengukuran validitas yang tertinggi dengan skor 0,918. Nilai terendah
74
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdapat pada indikator motivasi melakukan wisata belanja dengan tujuan
membelikan barang untuk orang lain dengan skor 0,378.
Pada variabel (Y) keputusan berkunjung terjadi dua kali pembuangan item
yang dinyatakan tidak valid. Pada hasil pengujian ketiga kali, seluruh item
dinyatakan valid, dengan nilai tertinggi pada item pernyataan daya ingat terhadap
wisata belanja Kota Bandung, dengan nilai 0,901. Nilai terendah terdapat pada
item pernyataan kemudahan transaksi pembayaran, dengan nilai 0,536.
3.2.6.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat
pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian
bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat
pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah
dipercaya dan yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Menurut Sugiyono (2012, hlm.183) “reliabilitas adalah alat pengukuran
yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten.” Menurut
Arikunto (2009, hlm.178) “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa
instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat
keterhandalan sesuatu.”
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan uji Cronbach Alpha karena alternatif jawaban pada
instrumen penelitian lebih dari dua. Rumusnya dalah sebagai berikut :
[
] [
∑
]
Sumber : Umar (2009, hlm.170)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
∑ : Jumlah varian total
75
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
: Varian total
Jumlah varian butir dapat dicari dengan cara mencari nilai varian tiap
butir, kemudian jumlahkan, seperti berikut ini :
∑
∑
Keterangan :
n : Jumlah responden
x : Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika koefisien internal seluruh item rhitung ≥ rtabel dengan tingkat signifikansi 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2. Jika koefisien internal seluruh item rhitung < rtabel dengan tingkat signifikansi 5%
maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Hasil penelitian yang reliabel merupakan hasil penelitian yang terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS 18.0 for windows dapat diketahui bahwa semua variabel
reliabel, hal ini dikarenakan Cσhitung masing-masing variabel lebih besar
dibandingkan dengan koefisien alpha cronbach yang bernilai lebih besar atau
sama dengan 0,70.
TABEL 3.9
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS VARIABEL (X) HEDONIC
SHOPPING MOTIVATION DAN VARIABEL (Y) KEPUTUSAN
BERKUNJUNG
No Variabel Alpha
Cronbach Hasil Keterangan
1 Hedonic Shopping Motivation 0,70 0,952 Reliabel
2 Keputusan Berkunjung 0,70 0,935 Reliabel
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2014
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, dapat dilihat bahwa Cσhitung
pada variabel hedonic shopping motivation sebesar 0,952 dan Cσhitung pada
76
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
variabel keputusan berkunjung sebesar 0,935 yang menunjukkan bahwa instrumen
penelitian pada variabel tersebut reliabel.
4.2.7 Rancangan Analisis Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis.
Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta
menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini. Maka dari itu,
teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta menjawab masalah
yang diajukan. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner ini disusun berdasarkan variabel yang terdapat dalam
penelitian.
4.2.7.1 Rancangan Analisis Data Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara
variabel melalui analisis korelasi dan membuat perbandingan dengan
membandingkan rata-rata data sampel atau populasi tanpa perlu menguji
signifikansinya. Media penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner/angket. Kuesioner disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang
terdapat data penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai
pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata
belanja Kota Bandung. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel penelitian yaitu :
1. Analisis deskriptif mengenai hedonic shopping motivation yang terdiri dari
adventure shopping, gratification shopping, idea shopping, role shopping,
social shopping, value shopping.
2. Analisis mengenai keputusan berkunjung wisatawan di wisata belanja Kota
Bandung yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan
penyalur, jumlah pembelian, penentuan waktu pembelian, dan metode
pembayaran.
77
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alat yang digunakan untuk analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah
menggunakan penafsiran dari Ali (1985, hlm.184), kategori hasil perhitungan
digunakan kriteria penafsiran sebagai berikut:
TABEL 3.10
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS DESKRIPTIF
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak Seorangpun
2 1%-25% Sebagian Kecil
3 26-49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51%-75% Sebagian Besar
6 76%-99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber : Ali (1985, hlm.184)
4.2.7.2 Rancangan Analisis Data Verifikatif
“Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda yaitu didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal yang
dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua “ (Sugiyono, 2012,
hlm. 277).
Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh
responden terkumpul. Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan
analisis data dalam penelitian ini yaitu:
1. Method of Successive Internal (MSI)
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordinal scale yaitu skala
yang berbentuk peringkat yang menunjukkan suatu urutan preferensi atau
penilaian. Skala ordinal ini perlu ditransformasikan menjadi skala interval
dengan menggunakan method of successive internal. Langkah-langkah untuk
melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menghitung frekuensi (f) pada setiap pilihan jawaban berdasarkan hasil
jawaban responden pada setiap pertanyaan.
78
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan
perhitungan proposi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
frekuensi dengan jumlah responden.
c. Berdasarkan proposi tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi
kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
d. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pertanyaan dan setiap
pilihan jawaban.
e. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan sebagai berikut :
Data penelitian yang telah bersekala interval selanjutnya akan ditentukan
pasangan data variabel bebas dengan variabel terikat serta akan ditentukan
persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
2. Menyusun data
Mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, serta mengecek
kelengkapan data yang diisi oleh responden untuk mengetahui karakteristik
responden.
3. Tabulasi data
Tabulasi data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah memberi skor
pada item, menjumlahkan skor pada setiap item, menyusun ranking skor pada
setiap variabel penelitian.
4. Menganalisis Data
Menganalisis data yaitu proses pengolahan data dengan menggunakan rumus-
rumus statistik, menginterpretasikan data agar diperoleh suatu kesimpulan.
Berdasaran tujuan penelitian, maka variabel yang dianalisis adalah
variabel bebas yaitu hedonic shopping motivation yang terdiri dari adventure
shopping, gratification shopping, idea shopping, role shopping, social shopping,
dan value shopping. Sedangkan variabel terikat (Y) yaitu keputusan berkunjung.
79
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persamaan regresi linier berganda enam variabel bebas tersebut
dirumuskan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6
Keterangan :
Y = Subyek dalam variabel terikat yang diprediksikan (keputusan berkunjung)
a = harga Y bila X = 0
b = koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan
variabel terikat yang didasarkan pada variabel bebas. Bila b (+) maka terjadi
kenaikan, bila b (-) maka terjadi penurunan.
x = subyek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu X1(adventure
shopping), X2 (gratification shopping), X3 (idea shopping), X4 (role shopping), X5
(social shopping), X6 (value shopping), adalah variabel penyebab.
Teknik analisis regresi linier berganda dilakukan dengan prosedur kerja
sebagai berikut :
1. Uji Asumsi Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual terdistribusi normal.
Syarat pertama untuk melakukan analisis regresi adalah normalitas, yaitu data
sampel hendaknya memenuhi persyaratan distribusi normal. Untuk mengetahui
apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak, dapat menggunakan
normal probability plot.
2. Uji Asumsi Multikolinearitas
Uji multikolinieritas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi
antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap veriabel terikat menjadi terganggu. Parameter yang sering
digunakan untuk mendeteksi multikorlinieritas adalah nilai VIF (variance
80
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
inflation factor). Suatu regresi dikatakan terdeteksi multikolinieritas apabila nilai
VIF menjauhi 1 dan kurang dari 10.
3. Uji Asumsi Autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi,
jika terjadi autokorelasi maka persamaan tersebut tidak layak dipakai prediksi.
Masalah autokorelasi baru timbul jika ada korelasi secara linier antar kesalahan
pengganggu periode t (berada) dan kesalahan pengganggu periode t-1
(sebelumnya).
4. Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidak samaan
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut
homoskedastisitas. Suatu regresi dikatakan tidak terdeteksi heteroskedastisitas
apabila diagram pencar residualnya tidak membentuk pola tertentu.
5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang
diteliti. Antara korelasi dan regresi keduanya mempunyai hubungan yang sangat
erat. Korelasi yang tidak dilanjutkan dengan regresi adalah korelasi yang tidak
mempunyai hubungan kausal atau sebab akibat, atau hubungan fungsional.
Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal
atau fungsional. Adapun intepretasi hasil untuk perhitungan analisis korelasi
adalah sebagai berikut :
TABEL 3.11
INTEPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Besarnya Nilai Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber : Soegiyono (2012:184)
6. Uji Koefisien Determinasi
81
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefisien determinasi menyatakan besarnya kecilnya nilai variabel X terhadap Y.
Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi (r2). Rumus
koefisien determinasi adalah sebagai berikut :
KP = r2 x 100%
Sumber : Alma (2007:81)
Keterangan :
KP= Nilai Koefisien determinasi
R = Nilai Koefisien Korelasi
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda yang
digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (X) yaitu
X1(adventure shopping), X2 (gratification shopping), X3 (idea shopping), X4 (role
shopping), X5 (social shopping), X6 (value shopping) terhadap variabel terikat (Y)
yaitu keputusan berkunjung. Maka terlebih dahulu hipotesis konseptual tersebut
digambarkan dalam sebuah paradigma seperti gambar berikut :
GAMBAR 3.2
REGRESI LINIER BERGANDA
4.2.7.3 Pengujian Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat
dipercaya antara variabel bebas dengan variabel terikat yang pada akhirnya akan
diambil suatu kesimpulan Ho ditolak atau Ha diterima dari hipotesis yang telah
dirumuskan. Rancangan hipotesis dalam penelitian ini adalah :
A. Secara Simultan
Ho = 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan antara hedonic shopping
motivation terhadap keputusan berkunjung.
Y
ε X1
X2
X3
X4
X5
X6
82
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ha ≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan antara hedonic shopping motivation
terhadap keputusan berkunjung.
Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan uji f dihitung dengan rumus:
Keterangan :
R = Koefisien korelasi ganda
m = Jumlah prediktor
n = Jumlah Anggota Sampel
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
Jika fhitung > ftabel, maka Ho ditolak artinya X berpengaruh terhadap Y
Jika fhitung < ftabel, maka Ho diterima artinya X tidak berpengaruh terhadap Y
B. Secara Parsial
a. Ho : b1 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan adventure shopping
terhadap keputusan berkunjung.
Ha : b1 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara adventure
shopping terhadap keputusan berkunjung.
b. Ho : b2 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara gratification
shopping terhadap keputusan berkunjung.
Ha : b2 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara gratification
shopping terhadap keputusan berkunjung.
c. Ho : b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara idea
shopping, terhadap keputusan berkunjung.
Ha : b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara idea shopping,
terhadap keputusan berkunjung.
d. Ho : b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara role
shopping, terhadap keputusan berkunjung.
Ha : b4 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara role shopping,
terhadap keputusan berkunjung.
83
Dian Febriana Susanti, 2014 Pengaruh hedonic shopping motivation terhadap keputusan berkunjung di wisata belanja Kota bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Ho : b5 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara social
shopping, terhadap keputusan berkunjung.
Ha : b5 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara social shopping,
terhadap keputusan berkunjung.
f. Ho : b6 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara value
shopping, terhadap keputusan berkunjung.
Ha : b6 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara value shopping,
terhadap keputusan berkunjung.
Pengujian hipotesis ini dengan menggunakan uji t dihitung dengan rumus:
√
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah :
Tolak Ho jika thitung ≥ t(mendekati 100%)(n-k-1)
Terima Ho jika thitung < t(mendekati 100%)(n-k-1)