Post on 30-Apr-2019
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai metode penelitian, model penelitian, lokasi,
waktu dan subjek penelitian, prosedur penelitian dan pengolahan analisis data.
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang memiliki peranan yang sangat
penting dan strategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila
diimplementasikan dengan baik dan benar. Menurut Suhardjono (dalam Arikunto,
2006: 58) “PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran”.Sedangkan menurut
Russeffendi (dalam Natalia & Kania,2008: 4) “penelitian kelas merupakan suatu
tindakan yang terarah, terencana, cermat, dan penuh perhatian yang dilakukan
oleh praktisi pendidikan (guru) terhadap permasalahaan yang ada dalam kelas
yang bertujuan untuk perbaikan pendidikan seperti metode mengajar, kurikulum.”
Jadi, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu tindakan yang dilaksanakan
oleh guru terhadap permasalahan yang ada di dalam kelas yang bertujuan untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran.
Menurut Natalia & Kania (2008: 10) tujuan utama PTK adalah untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan
guru dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci, tujuan PTK antara
lain:
1. Meningkatkan kualitas isi, masukkan, proses, dan hasil pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran.
3. Hasil penelitian dapat mendukung langsung pembelajaran yang sedang
berlangsung.
4. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
32
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Arikunto (2006: 22) ada beberapa persyaratan penelitian tindakan
oleh guru, yaitu:
1. Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi
di dalam pembelajaran dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2. Penelitian tindakan kelas oleh guru menuntut dilakukannya pencermatan
secara terus-menerus, objektif, dan sistematis. Artinya dicatat atau
direkam dengan baik sehingga diketahui dengan pasti tingkat
keberhasilan yang diperoleh peneliti.
3. Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua
siklus tindakan yang berurutan. Informasi dari siklus terdahulu sangat
menentukan bentuk siklus berikutnya. Oleh karena itu, siklus yang
kedua, ketiga, dan seterusnya tidak dapat dirancang sebelum siklus
pertama terjadi. Hasil refleksi harus digunakan sebagai bahan masukan
untuk perencanaan siklus berikutnya.
4. Penelitian tindakan terjadi secara wajar, tidak mengubah aturan yang
sudah ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal yang berlaku.
5. Penelitian tindakan harus betul-betul disadari oleh pemberi maupun
pelakunya sehingga pihak-pihak yang bersangkutan dapat
mengemukakan kembali apa yang dilakukan, baik mengenai tindakan,
suasana ketika terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa, hal-hal yang
dirasakan sebagai kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan
rencana yang sudah dibuat sebelumnya.
6. Penelitian tindakan harus benar-benar menunjukkan adanya tindakan
yang dilakukan oleh sasaran tindakan, yaitu siswa yang sedang belajar.
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara kerja sama dengan wali
kelas V SDN 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat untuk
memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang efektif, sehingga
dimungkinkan adanya tindakan berulang dengan revisi melalui siklus yang telah
ditentukan oleh peneliti untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada
pembelajaran IPS. Peneliti berperan sebagai guru yang akan melakukan tindakan
pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Secara garis besar,
tahapan PTK adalah perencanaan tindakan. Dalam perencanaan tindakan memuat
suatu rencana atau plan yang disusun berdasarkan tahapan-tahapan yang akan
dilaksanakan pada pelaksanaan. Setelah itu pelaksanaan tindakan, pengamatan
tindakan (observasi), dan refleksi terhadap tindakan.
33
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Model Penelitian
Di dalam penelitian tindakan kelas ada beberapa model yang dapat digunakan
sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan penelitian tindakan.
Pemilihan model yang digunakan dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada. Model penelitian tindakan kelas diantaranya model Kemmis dan Mc.
Taggart, model Kurt Lewin, model Ebbut, model Elliot, dan model Hopkins. Dari
beberapa model tersebut, model yang akan digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini yaitu model Kemmis dan Mc. Taggart. Hal ini dikarenakan model
Kemmis dan Mc. Taggart berorientasi pada siklus spiral refleksi, dimana di
dalamnya terdapat beberapa komponen. Diantaranya perencanaan, tindakan,
pengamatan refleksi serta perencanaan kembali untuk memperbaiki proses
pembelajaran selanjutnya.Adapun bentuk dari model spiral Kemmis dan Mc.
Taggart adalah sebagai berikut.
34
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1
Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart(dimodifikasi dari Arikunto, 2006: 15)
Prosedur penelitian tindakan kelas model spiral Kemmis dan Mc. Taggart
dalam bentuk siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap. Penelitian
diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action),
observasi (observation), melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.
1. Perencanaan
Setelah mengidentifikasi masalah dan menemukan masalah, peneliti
mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilakukan, meliputi pembuatan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), tes
evaluasi, dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini, peneliti melaksanakan apa yang telah direncanakan
sebelumnya pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pelaksanaan
tindakan sebanyak tiga siklus. Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti
menggunakan teknik TPS (Think, Pair, and Share)
3. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan pada saat pembelajaran dilaksanakan.Observasi
saat pembelajaran dilaksanakan dilakukan oleh observer. Observer mengamati
kegiatan guru dan siswa. Kegiatan pengamatan atau pengambilan data, analisis
data untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran,
dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan. Yaitu dengan
menggunakan lembar observasi yang diisi oleh observer.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk mengulas atau mengevaluasi kegiatan yang telah
dilakukan, baik kelebihan maupun kekurangan dari proses pembelajaran pada
siklus I. Kekurangan dan kelemahan pada siklus I akan diperbaiki pada siklus
selanjutnya.
35
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Cibogoyang terletak di Jalan
Tangkuban Parahu No.87 Desa Cibogo, Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat.. Penelitian tindakan kelas mengenai penerapan model TPS untuk
meningkatkan kemampuan kognitif siswa, dilaksanakan pada bulan Mei 2014.
Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V semester genap Sekolah Dasar
Negeri 1 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tahun ajaran
2013-2014. Jumlah siswa kelas V di SD Negeri 1 Cibogo berjumlah 16 orang.
Namun yang mengikuti penelitian hanya 15 orang. Dengan jumlah laki-laki 10
orang dan perempuan 6 orang.Siswa kelas V SD Negeri 1 Cibogo memiliki latar
belakang yang heterogen, ada yang berasal dari keluarga bermata pencaharian
petani, buruh, pedagang, wiraswasta, dan lain-lain.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Orientasi Lapangan (penelitian awal)
a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh
gambaran pelaksanaan pembelajaran IPS selama ini.
b. Wawancara dengan pihak sekolah (wali kelas V). Hal ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan
kendala yang dihadapi dalam pembelajaran IPS.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah
tempat penelitian.
2. Tahap Persiapan Pra-tindakan
a. Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen
penelitian.
36
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Merancang dan menyusun instrumen pembelajaran yang akan dilakukan, yang
terdiri dari RPP dan LKS. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dilakukan agar proses pembelajaran
dapat lebih terarah untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.
c. Menyusun instrumen pengumpulan data. Instrumen pengumpulan data
berfungsi untuk merekam semua kegiatan yang dilaksanakan. Oleh karena itu
instrumen pengumpulan data harus disusun secara baik. Instrumen
pengumpulan datayang dibuat oleh peneliti adalah tes dan lembar observasi.
d. Konsultasi instrumen pembelajaran dan instrumenpengumpulan data kepada
dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar instrumen yang dibuat memiliki
kualitas yang baik.
e. Merevisi instrumen jika diperlukan.
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan
model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think, Pair, and Share)
2) Menyusun instrumen pengumpulan data berupa tes dan lembar observasi
untuk mengukur keberhasilan siklus yaitu mengukur kemampuan kognitif
siswa pada pembelajaran IPS materi “Perjuangan Melawan Penjajahan
Belanda”
3) Konsultasi atau bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai instrument
penelitian yang telah dibuat.
4) Revisi instrumen jika diperlukan.
b. Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Teknik Pembelajaran
Cooperative Learning tipe TPS (Think, Pair, and Share). Adapun langkah-
37
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langkah pada penerapan Teknik Pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS
(Think, Pair, and Share)adalah sebagai berikut:
1) Guru memperlihatkan gambar tokoh para pejuang pada masa penjajahan
Belanda.
Gambar 3.2
Tokoh Pejuang pada Masa Penjajahan Belanda
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai gambar para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan pertanyaan sebagai berikut :
Sebutkan nama-nama tokoh pejuang pada gambar tersebut?
Sebutkan asal daerah para tokoh tersebut?
Bentuk perjuangan yang para tokoh tersebut lakukan?
Diantara para tokoh di atas siapa yang kalian kagumi? Mengapa kamu
mengagumi tokoh tersebut?
3) Guru meluruskan jawaban siswa dan mengajak siswa untuk mengetahui lebih
jauh mengenai perlawanan para tokoh pejuang terhadap Belanda melalui LKS.
4) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok dengan anggota setiap
kelompoknya empat orang siswa.
5) Guru membagikan LKS kepda setiap siswa dalam kelompok.
6) Guru menjelaskan prosedur pengerjaan LKS.
7) Setiap siswa mengerjakan LKS secara individu terlebih dahulu.
38
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8) Setelah siswa selesai mengerjakan LKS secara individu, guru meminta siswa
untu duduk berpasangan dalam kelompoknya. Masing-masing dalam
kelompok tersebut terdapat dua pasangan.
9) Setiap pasangan siswa mendiskusikan hasil dari pengerjaan LKS tersebut.
10) Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diminta berdiskusi dengan
kelompoknya, kelompok awal yang terdiri dari empat orang siswa. Setiap
kelompok ditugaskan untuk menuliskan kesimpulan jawaban hasil diskusi
dengan semua anggota kelompok.
11) Setaip perwakilan anggota kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas.
12) Guru meluruskan jawaban siswa dan melakukan penguatan.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan oleh observer. Observer melakukan observasi
menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas
guru maupun siswa selama pembelajaran dengan penerapan teknik TPS.
2) Melakukan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa.
Adapun tes yang dilakukan peneliti adalah berupa kuis, yang sesuai dengan
tahapan pada model TPS.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan
evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya.
Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai teknik TPS (Think, Pair,
and Share).
39
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi guru dan
siswa, dan tes evaluasi akhir pembelajaran untuk mengukur kemampuan
kognitif siswa dalam pembelajaran IPS dengan materi “Perjuangan Melawan
Penjajahan Jepang.”
3) Konsultasi atau bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai instrument
penelitian yang telah dibuat.
4) Revisi instrumen jika diperlukan.
b. Pelaksanaan
1) Guru memperlihatkan gambar tokoh para pejuang pada masa penjajahan Jepan
Gambar 3.3
Tokoh Pejuang Pada Masa Penjajahan Jepang
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai gambar para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan pertanyaan sebagai berikut :
Sebutkan nama-nama tokoh pejuang pada gambar tersebut?
Sebutkan asal daerah para tokoh tersebut?
Bentuk perjuangan yang para tokoh tersebut lakukan?
Diantara para tokoh di atas siapa yang kalian kagumi? Mengapa kamu
mengagumi tokoh tersebut?
3) Guru meluruskan jawaban siswa dan mengajak siswa untuk mengetahui lebih
jauh mengenai perlawanan para tokoh pejuang terhadap Jepang melalui LKS.
4) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok dengan anggota setiap
kelompoknya empat orang siswa.
40
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Guru membagikan LKS kepda setiap siswa dalam kelompok.
6) Guru menjelaskan prosedur pengerjaan LKS.
7) Setiap siswa mengerjakan LKS secara individu terlebih dahulu.
8) Setelah siswa selesai mengerjakan LKS secara individu, guru meminta siswa
untu duduk berpasangan dalam kelompoknya. Masing-masing dalam
kelompok tersebut terdapat dua pasangan.
9) Setiap pasangan siswa mendiskusikan hasil dari pengerjaan LKS tersebut.
10) Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diminta berdiskusi dengan
kelompok nya, kelompok awal yang terdiri dari 4 orang siswa. Setiap
kelompok ditugaskan untuk menuliskan kesimpulan jawaban hasil diskusi
dengan semua anggota kelompok.
11) Setaip perwakilan anggota kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas.
12) Guru meluruskan jawaban siswa dan melakukan penguatan.
13) Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai perjuangan melawan
penjajahan Jepang.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan oleh observer. Observer melakukan observasi
menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas
guru maupun siswa selama pembelajaran dengan penerapan teknik TPS.
2) Melakukan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa.
Adapun tes yang dilakukan peneliti adalah berupa tes evaluasi di akhir
pembelajaran, yang sesuai dengan tahapan pada model TPS.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan
evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya.
41
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siklus III
a. Perencanaan
1) Menyusun instrumen pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan menggunakan
model pembelajaran Cooperative Learning tipe TPS (Think, Pair and Share).
2) Menyusun instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi dan lembar
tes untuk mengukur keberhasilan siklus yaitu mengukur kemampuan kognitif
siswa pada pembelajaran IPS materi “Pergerakan Nasional dan Sumpah
Pemuda”.
3) Konsultasi atau bimbingan kepada dosen pembimbing mengenai instrument
penelitian yang telah dibuat.
4) Revisi instrumen jika diperlukan.
b. Pelaksanaan
1) Guru memperlihatkan gambar tokoh pergerakan nasional
Gambar 3.4
Tokoh Pergerakan Nasional
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab mengenai gambar para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda, dengan pertanyaan sebagai berikut :
Sebutkan nama-nama tokoh pejuang pada gambar tersebut?
Sebutkan asal daerah para tokoh tersebut?
42
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bentuk perjuangan yang para tokoh tersebut lakukan?
Diantara para tokoh di atas siapa yang kalian kagumi? Mengapa kamu
mengagumi tokoh tersebut?
3) Guru meluruskan jawaban siswa dan mengajak siswa untuk mengetahui lebih
jauh mengenai perlawanan para tokoh pejuang terhadap Jepang melalui LKS.
4) Guru membagi siswa ke dalam empat kelompok dengan anggota setiap
kelompoknya empat orang siswa.
5) Guru membagikan LKS kepda setiap siswa dalam kelompok.
6) Guru menjelaskan prosedur pengerjaan LKS.
7) Setiap siswa mengerjakan LKS secara individu terlebih dahulu.
8) Setelah siswa selesai mengerjakan LKS secara individu, guru meminta siswa
untu duduk berpasangan dalam kelompoknya. Masing-masing dalam
kelompok tersebut terdapat dua pasangan.
9) Setiap pasangan siswa mendiskusikan hasil dari pengerjaan LKS tersebut.
10) Setelah berdiskusi secara berpasangan, siswa diminta berdiskusi dengan
kelompok nya, kelompok awal yang terdiri dari empat orang siswa. Setiap
kelompok ditugaskan untuk menuliskan kesimpulan jawaban hasil diskusi
dengan semua anggota kelompok.
11) Setaip perwakilan anggota kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas
12) Guru meluruskan jawaban siswa dan melakukan penguatan
13) Guru menjelaskan materi pembelajaran mengenai pergerakan nasional dan
sumpah pemuda.
c. Observasi
1) Observasi dilakukan oleh observer. Observer melakukan observasi
menggunakan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui aktivitas
guru maupun siswa selama pembelajaran dengan penerapan teknik TPS.
2) Melakukan tes untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif siswa.
Adapun tes yang dilakukan peneliti adalah tes evaluasi akhir pembelajaran
43
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang sesuai dengan tahapan pada model TPS.
d. Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai bahan
evaluasi dan koreksi untuk memperbaiki siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Ada dua jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran IPS diantaranya.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
pembelajaran TPS (Think, Pair, and Share) sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan pembelajaran pada setiap siklus.
b. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa pada
proses pembelajaran dengan cara diskusi bersama teman dalam kelompok.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini diantarnya.
a. Lembar observasidigunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru
dan siswa selama pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran TPS
(Think, Pair, and Share) untuk meningkatan kemampuan kognitif pada
pembelajaran IPS. Lembar observasi juga berfungsi sebagai bahan refleksi
apakah proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun atau tidak. Lembar observasi yang dibuat
disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran pada RPP. Sehingga ada
sedikit perbedaan pada setiap siklusnya.
Tabel 3.1
44
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I
No Aspek yang diamati
Kemunculan
Aspek Aspek Guru Aspek
Siswa
Ya Tidak
1
Kegiatan Awal
a. Guru membuka
pembelajaran dengan
memberi salam dan
mengajak berdoa.
b. Guru mengkondisikan
tempat duduk siswa
dan memeriksa
kebersihan kelas.
c. Menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran
yang akan
dilaksanakan.
d. Guru mengarahkan
focus diskusi dengan
menjelaskan aturan-
aturan dasar pada
pembelajaran dengan
menggunakan Teknik
Think, Pair and Share
e. Guru menyediakan
gambar mengenai
tokoh pejuang
Indonesia
45
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 Kegiatan Inti
Tahap berpikir (think)
a. Guru menugaskan
siswa untuk
mengidentifikasi
gambar tokoh pejuang
yang telah disediakan
b. Siswa bersama guru
melakukan tanya
jawab mengenai tokoh
pejuang yang terdapat
pada gambar
c. Guru meluruskan
jawaban yang kurang
tepat dari siswa
d. Guru mengajak siswa
untuk mengetahui
lebih jauh para tokoh
pejuang tersebut
melalui LKS.
Tahap Berpasangan (pair)
a. Guru membagi siswa
menjadi 4 kelompok
dengan tiap kelompok
neranggotakan 4 orang
siswa
b. Guru membagikan
LKS kepada setiap
individu dalam
46
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok
c. Siswa mengerjakan
LKS secara individu
terlebih terlegih
dahulu, selanjutnya
siswa dibentuk secara
berpasangan
d. Siswa kembali
berdiskusi dengan
seluruh anggota
kelompok awal untuk
membahasa LKS
Tahap berbagi (Share)
a. Setiap perwakilan
kelompok maju ke
depan untuk
membacahan hasil
sharing di depan kelas
b. Guru meluruskan
jawaban siswa dan
membahasnya
bersama-sama
3
Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan
kesempatan kepada
siswa untuk membaca
hasil yang didapat
siswa dari hasil
sharing dengan
kelompok lain
47
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Guru memberikan
penguatan terhadap
materi pelajaran
c. Guru memberikan
lembar evaluasi pada
siswa
d. Pengkondisian kelas
b. Tes digunakan pada setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan
kemampuan kognitif siswa pada pembelajaran IPS setelah mengikuti
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran TPS (Think, Pair, and
Share).
F. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis data ialah upaya yang dilakukan guru yang berperan sebagai peneliti
untuk mengolah serta merangkum data secara akurat. Data yang dikumpulkan dari
setiap pelaksanaan siklus dan kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data secara
kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan
aktivitas guru dan siswa yang terjadi selama pembelajaran terhadap penerapan
model TPS (Think, Pair, and Share). Data untuk dianalisis berasal dari hasil
observasi. Kegiatan observasi dilakukan oleh observer dari guru kelas dan teman
sejawat dengan mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.
Selama pembelajaran berlangsung, para observer mengamati aktivitas guru dan
siswa mengenai kesesuaian pembelajaran dengan model TPS (Think, Pair and
Share). Setelah data dianalisis dilanjutkan dengan proses pengolahan data yang
selanjutnya dideskripsikan. Selain itu untuk mengetahui kriteria keterlaksanaan
pembelajaran menggunakan teknik TPS pada setiap siklus, maka data hasil
48
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observasi keterlaksanaan pembelajaran diolah menjadi dalam bentuk presentase.
Adapun langkah-langkah dalam mengolah data keterlaksanaan observasi:
a. Menghitung jumlah jawaban “ya” dan “tidak” yag observer isi pada format
aktivitas guru dan siswa.
b. Menghitung presentase keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
rumus berikut:
% Keterlaksanaan Metode =
x 100 %
c. Menginterpretasikan presentase keterlaksanaan pembelajaran yang diperolah
pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Kriteria Keterlaksanaan Teknik TPS (Think, Pair, and Share)
Presentase Rata-rata (%) Kategori
80 – lebih Sagat Baik
60 – 79 Baik
40 – 59 Cukup
21 – 39 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
Ridwan (dalam Ihsanudin, 2013: 39)
2. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kemajuan siswa
dalam pembelajaran pada pembelajaran IPS. Data ini berasal dari hasil kerja siswa
melalui tes evaluasi akhir pembelajaran. Kemudian data tersebut diolah dan
dihitung ketuntasan hasil belajardan nilai rata-ratanya. Hasil tes siswa dituliskan
dalam bentuk tabel, sehingga skor yang diperoleh siswa terlihat dengan jelas.
Adapun rumus untuk menghitung rata-rata kelas dan ketuntasan belajar sebagai
berikut
49
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Melakukan penskoran terhadap nilai siswa pada saat post test di setiap
siklusnya.
(Puerwanti dkk, 2008: 40)
b. menghitung nilai rata-rata kelas dengan rumus:
X = ∑
(Nurhazariah, 2013: 36).
Keterangan:
X = nilai rata-rata kelas
∑N = total nilai yang diperoleh seluruh siswa
n = jumlah siswa
c. menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus:
TB = ∑
(Nurhazariah, 2013: 37).
Keterangan:
TB = ketuntasan belajar
∑S ≥ 65 = jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari atau
sama dengan 65
n = jumlah siswa
100% = bilangan tetap
Dalam proses pembelajaran, keberhasilan dan ketuntasan belajar siswa
penting untuk diperhatikan, karena salah satu keberhasilan yang ingin dicapai
adalah peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa. Kriteria ketuntasan
minimal (KKM) dibuat oleh sekolah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
Nilai =
x 100
50
Dadan Agung Muamar, 2014 Penerapan Teknik Tps(Think, Pair, And Share)Untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif Siswa Pada Pembelajaran IPS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
oleh siswa di sekolah tersebut. Sehingga di setiap sekolah memiliki KKM yang
berbeda-beda. Adapaun nilai KKM kelas V di SDN 1 Cibogo pada mata pelajaran
IPS yaitu 65. Menurut Sudjana (2005: 151) untuk ketuntasan klasikal yang
dikatakan sudah tuntas jika telah mencapai 75% dari seluruh siswa.