Post on 27-Oct-2020
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah sudut pandang atau cara melihat dan memperlakukan
sesuatu masalah yang dikaji.30
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendekatan
adalah proses, cara, perbuatan mendekati.31
Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa pendekatan adalah sudut pandang atau cara melihat dan
memperlakukan sesuatu gejala atau masalah yang dikaji. Merujuk pada
pengertian pendekatan di atas bila dikaitkan dengan penelitian, maka
pendekatan penelitian ini adalah kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.32
Penelitian Kualitatif
adalah pendekatan yang digunakan untuk mengungkapkan fenomena tertentu
yang sifatnya unik dan menekankan pada proses untuk mengungkap fenomena
yang ada atau gejala sosial.33
Dua pengertian di atas dapat disimpulkan, bahwa pendekatan kualitatif
dalam penelitian ini adalah untuk memahami serta mengungkapkan fenomena
gejala sosial yang sedang diamati dengan cara mendiskripsikan dalam bentuk
kata-kata dan bahasa. Melalui penelitian kualitatif ini peneliti ingin
mendiskripsikan tentang pembinaan Keislaman pada KAMMI.
30
Sayuti Ali, Metodologi Penelitian Agama (Jakarta: 2002), hal. 74. 31
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. Cit. Hal. 246 32
Ley J Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: 2009), hal. 4 33
Djamian Satori, Satori Komaria, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: 2009), hal.
22.
26
Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif. Menurut Nana Syaodah Sukmadinata, penelitian kualitatif suatu
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual atau kelompok.34
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Jadi, ringkasnya penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kualitatif.
Pengertian deskriptif menurut Lexy J. Moleong adalah penelitian yang
menggambarkan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan
bukan angka-angka. Sedangkan kualitatif adalah penelitian yang tidak
menggunakan perhitungan.35
Sedangkan pengertian deskriptif kualitatif adalah
penelitian yang berusaha memaparkan, mengkaji dan mengkaitkan data yang
diperoleh baik secara tekstual (seperti aslinya) atau kontekstual (pemahaman
terhadap data) ke dalam tulisan-tulisan untuk mendapatkan kejelasan terhadap
permasalahan yang dibahas kemudian dipaparkan dalam bentuk
penjelasan-penjelasan.36
Pengertian deskriptif kualitatif dalam konteks penelitian ini adalah
penelitian untuk mengetahui, menjelaskan dan memaparkan upaya pembinaan
keislaman pada Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) di
Malang.
34
Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. 111, (Bandung: 2007),
hal. 60. 35
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : 2005), hal. 11. 36
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan (Jakarta:2012),
hal. 36-37.
27
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini diselenggarakan di suatu lokasi penelitian. Oleh sebab itu,
penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Definisi peneltian
lapangan adalah status subyek penelitian yang berkenaan suatu fase spesifik
atau khas dari keseluruhan personal.37
Dalam penelitian ini lokasi di lingkungan kampus Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM) karena sebagai kampus tempat tumbuh
kembangnya berbagai kegiatan organisasi mahasiswa yang datang dari
berbagai penjuru pulau di Indonesia, bahkan mahasiswa dari luar negeri, sangat
memungkinkan untuk dapat kita ambil contoh fenomena yang terjadi pada
mereka.
Peneliti memilih tempat Penelitian di Komsat UMM Raya. Karena
berdasarkan pengetahuan peneliti Komsat UMM Raya menjadi sejarah tempat
kelahiran KAMMI dan perkembangan kegiatannya cukup bagus.
C. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian di Komsat UMM Raya dilaksanakan mulai bulan
Maret – Agustus 2015, adapun pengambilan data baik wawancara, observasi
dan dokumenter tidak tersetruktur, artinya pengambilan sesuai dengan
kebutuhan peneliti.
37
Masyhuri dan M Zainudin, Metodologi Peneltian Pendekatan Praktis Dan Aplikatif
(Bandung: 2009), hal. 35.
28
D. Data dan Sumber Data
Data adalah bahan-bahan kasar (mentah) yang dikumpulkan oleh peneliti
dari lapangan bisa berupa kata-kata, tindakan atau perilaku maupun sumber--
sumber tertulis semisal dokumen, biografi, dan lain sebaginya. Bahan-bahan itu
berupa hal-hal khusus yang menjadi dasar analisa, ada yang direkam secara
aktif oleh peneliti, seperti transkrip wawancara dan catatan dari lapangan hasil
observasi pelibatan dan ada pula yang berupa dokumen-dokumen yang berhasil
peneliti dokumentasikan.
Sedangkan yang dimaksud dengan sumber data adalah subyek dari data itu
sendiri. Apabila dalam penelitian peneliti menggunakan pedoman wawancara
sebagai alat pengumpulan data, maka sumber data disebut responden, yaitu
orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik
berupa pertanyaan tertulis maupun pertanyaan lisan. Apabila peneliti
menggunakan tehnik observasi, maka sumber datanya adalah benda, gerak, atau
proses sesuatu.38
Pendapat senada juga dikemukakan oleh Lofland, sumber
data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan orang yang
diamati atau diwawancarai, sementara selebihnya hanyalah data tambahan yang
bersifat sebagai pendukung.39
Untuk memperoleh kejelasan data dalam penelitian ini, peneliti
mengambil data dari beberapa sumber informasi yang sesuai dengan tujuan
dilakukannya penelitian ini. Dalam menentukan sumber data yang berupa
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktek, 2002, Jakarta :
PT Rineka Cipta, hal 107. 39
Lexy J. Moleong, Op. Cjt., hal. 157
29
orang, peneliti memilihnya dengan berdasarkan pada tujuan-tujuan tertentu,
atau dikenal dengan tehnik purpossive sampling (sample bertujuan), yaitu
memilih orang-orang tertentu yang dianggap memiliki pengetahuan luas serta
berkompeten terkait dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti.
Informan atau nara sumber adalah orang yang memberikan informasi,
sumber informasi dan juga data.”40
Menurut F. Kosasih, informan atau nara
sumber adalah sumber informasi lisan yang diperoleh dari orang lain.41
Dari
dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informan atau nara sumber
adalah sumber informasi atau sumber data yang diperolah dari orang lain.
Sumber informasi atau sumber data dalam penelitian mempunyai posisi
yang penting dan strategis, karena datalah yang menentukan kualitas atau
tidaknya sebuah penelitian, sedang data sendiri berarti sesuatu yang sudah
dicatat, data bisa berupa dokumen, benda atau manusia dengan tingkah
lakunya.
Berkaitan dengan sumber data secara umum dalam penelitian ini peneliti
membagi sumber-sumber tersebut menjadi dua bagian, yaitu:
1. Sumber data primer
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah para informan.
Informan adalah orang yang memberikan informasi, sumber informasi dan
sumber data.42
Informan dalam KBBI adalah orang yang memberi
informasi; Orang yang menjadi sumber data dalam penelitian;
40
Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama (Bandung: 2001), hal.
163. 41
E. Kosasih, Menulis Karangan Ilmiah (Jakarta: 2009), hal. 12. 42
Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: 2003),
ha1.163.
30
Nara-sumber.43
sedangkan menurut kosasih, informan adalah informasi
lisan yang diperoleh dari orang lain.44
Informan dalam penelitian ini adalah para pengurus Komsat UMM
Raya. Secara terperinci, informan yang menjadi sumber data primer
penelitian ini adalah:
a. Ketua Komsat UMM Raya Sdr. Andi Muhammad Qayyum
b. Pengurus Harian
c. Ketua dan Sekretaris Departemen
2. Sumber data sekunder, yang dimaksud dengan data sekunder adalah data
yang bersifat mendukung dan berkenaan dengan gambaran umum lokasi
penelitian seperti modul, raport harian dan dokumen-dokumen yang
diperlukan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pungumpulan data harus sesuai dengan masalah yang hendak
dipecahkan agar kualitas data-data tersebut benar-benar valid. Maka untuk
memperoleh data yang akurat perlu digunakan pula metode yang tepat dan
relevan dengan permasalahan yang dihadapi.45
Adapun beberapa metode yang
digunakan peneliti sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka
memahami, mencari jawaban, mencari bukti terhadap fenomena selama
43
Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia lengkap (Surabaya: 1997), hal 250. 44
E Kosasih, Menulis Karangan Ilmiah (Jakarta: 2009), Hal. 12. 45
Punaji Setyosari, Op.Cit., hal. 209.
31
beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang di observasi dengan
mencatat, merekam, memotret.46
Menurut Lexy J. Moleng observasi adalah suatu kegiatan penelitian
di mana peneliti melihat, mengamati, serta mengikuti secara langsung,
kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang
sebenarnya.47
Berdasarkan pendapat tokoh peneliti observasi menurut peneliti
di atas observasi menurut peneliti adalah bentuk pengamatan langsung yang
dilakukan peneliti terhadap objek penelitian secara dekat.
Observasi adalah mengadakan pengamatan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut.48
Menurut Suharsini, observasi adalah memperhatikan sesuatu
dengan menggunakan alat indera yakni melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran dan peraba.49
Dari Dua pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa observasi adalah pengumpulan data oleh peneliti dengan melalui
pengamatan langsung terhadap obyek dengan menggunakan panca indera.
Merujuk pada pengertian observasi di atas, maka observasi pada
penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipasi. Observasi
nonpartisipasi adalah pengumpulan data dengan cara mengamati aktivitas
orang-orang tanpa terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat
46
Imam Suprayogo, Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama (Bandung: 2003),
ha1.167. 47
Lexy J. Moloeng, Loc.Cit., hal. 174. 48
Imam Suprayogo, Tobroni, Op. Cit, hal. 167. 49
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: 1993), hal.
109.
32
independen.50
Pengertian lain observasi nonpartisipasi adalah observasi
yang dilakukan peneliti dengan cara peneliti datang di tempat kegiatan
orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.51
Dua
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa observasi nonpartisipasi adalah
pengumpulan data dengan cara mengamati aktifitas orang-orang, tetapi
tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Peneliti dalam hal ini menggunakan observasi nonpartisipasi, yaitu
peneliti hanya mengamati secara cermat terhadap KAMMI yang berkaitan
dengan obyek yang ingin peneliti lakukan terutama pada pembinaan
Keislaman.
2. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. percakapan
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan yang diwawancara.
Percakapan secara langsung dan tatap muka dengan maksud untuk
menggali struktur kognitif dan dunia makna dari perilaku subjek yang
diteliti.52
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dan
percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan yang
diwawancarai.53
Menurut Esterberg, wawancara adalah pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
50
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: 2012), ha1.317. 51
lbid. hal. 312. 52
Ibid., hal 184. 53
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: 2014), hal. 186.
33
dikonstruksikan makna dalam satu topik tertentu.54
Jadi wawancara adalah
suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengadakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab yang dilakukan
langsung secara lisan atau bertatap muka dan mendengarkan langsung
informasi-informasi yang diperlukan.
Teknik wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara tidak
terstruktur, yaitu wawancara yang bersifat bebas. Praktisnya adalah peneliti
mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada pengurus Komsat
UMM Raya tentang hal-hal yang berhubungan dengan rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu tentang upaya pembinaan
Keislaman pada KAMMI.
3. Dokumenter
Metode dokumentasi berasal dari kata dokumen. Menurut Arikunto
dokumen merupakan bahan-bahan tertulis berupa buku, majalah, buletin,
peraturan-peraturan, dan lainnya55
Sementara dokumen menurut Moeleong
adalah setiap bahan tertulis yang diadakan secara sengaja namun tidak
karena adanya permintaan dari seorang peneliti. Berbeda dengan rekaman
(record) yang keberadaannya sengaja ditulis untuk keperluan pengujian
atau penyelidikan suatu peristiwa.56
Masih menurut Moeleong,
dokumentasi biasanya terdiri atas dokumen pribadi dan dokumen resmi.57
54
Sugiono, Op. Cit., hal. 317 55
Arikunto, Op.Cit, hal. 135. lihat juga halaman 206. 56
Moeleong, Op. Cit, hal. 216 57
Ibid, hal. 217.
34
a. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis
tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaan. Maksud
mengumpulkan dokumen pribadi ialah untuk memperoleh kejadian
nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subyek
penelitian.
b. Dokumen resmi sendiri dapat dibagi menjadi dua, yaitu internal dan
eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi,
atau aturan suatu lembaga tertentu yang digunakan untuk kalangan
sendiri. Dokumen semacam ini menyajikan informasi tentang keadaan,
aturan, atau disiplin yang diberlakukan dalam sebuah lembaga tertentu.
Sementara dokumen eksternal adalah dokumen yang berisi bahan-bahan
informasi yang dihasilkan oleh lembaga tertentu. Dokumen ini bisa
berupa majalah, buletin, buku paket, pernyataan, artikel, dan berita yang
disiarkan kepada media massa.
Metode dokumentasi yaitu pencarian data atau transkrip, buku, surat
kabar, majalah, presensi notulen rapat, agenda dan sebagainya.58
Sedangkan Suharsimi mengatakan, dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda.59
Sedangkan menurut
Burhan, metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk
menelusuri data historis.60
58
Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: 2002), hal. 51. 59
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: 2006), hal.
65. 60
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial, Format Kuantitatif don Kualitatif
35
Beberapa definisi di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menyelidiki yang bertujuan
untuk menelusuri suatu masalah dengan menggunakan buku-buku atau
arsip tertulis.
Teknik ini digunakan untuk menggali data dengan cara mempelajari
dokumen-dokumen KAMMI. Selain itu, peneliti juga memanfaatkan
literatur-literatur maupun artikel-artikel online yang relevan dengan
penelitian agar memperoleh data yang lebih lengkap, misalnya buku
referensi tentang metode pembelajaran, psikologi belajar, dan lain-lain.
F. Analisa Data
Analisis yang digunakan pada penelitian ini melalui beberapa tahap,
yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pengumpulan data penelitian,
seseorang peneliti dapat menemukan kapan saja waktu untuk mendapatkan
data yang banyak, apabila peneliti mampu menerapkan metode wawancara,
observasi atau dari berbagai dokumen yang berhubungan dengan upaya
pembinaan keIslaman pada KAMMI. Selama proses reduksi data peneliti
dapat melanjutkan ringkasan, pengkodean, menemukan tema, reduksi data
berlangsung selama penelitian dilapangan sampai pelaporan penelitian
selesai.
(Surabaya: 2001), hal. 152.
36
2. Penyajian Data
Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.61
Biasanya dalam penelitian, kita mendapatkan data
banyak, data yang kita dapat tidak mungkin kita paparkan secara
keseluruhan. Untuk itu, dalam penyajian data dapat dianalisis oleh peneliti
untuk disusun secara sistematis, atau simultan sehingga data yang diperoleh
dapat menjelaskan dan menjawab permasalahan yang diteliti.
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Mengambil kesimpulan merupakan analisis lanjutan dari reduksi
data, dan display data sehingga data dapat disimpulkan, dan peneliti masih
berpeluang untuk menerima masukan. Penarikan kesimpulan sementara,
masih dapat diuji kembali dengan data dilapangan dengan cara
merefleksikan kembali, peneliti dapat bertukar pikiran dengan teman
sejawat, sehingga kebenaran ilmiah dapat dicapai.62
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.63
61
Ibid., haL 194. 62
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatf dan Kualitatidf),
(Jakarta: 2009), hal. 222-224. 63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatf dan R&D),
(Bandung: 2010), hal. 345.
37
Oleh karena itu, dalam analisis data ini peneliti menggunakan
analisis deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan
dan menginterpretasikan bagaimana perencanaan serta pelaksanaan upaya
pembinaan keislaman pada KAMMI.
G. Uji Keabsahan Hasil Penelitian
Pemeriksaan keabsahan data dilakukan agar data-data yang diperoleh dari
lapangan valid dan dapat dipertanggungjawabkan kredibelitasnya secara
ilmiah. Dalam menguji keabsahan data ini penulis menggunakan beberapa
metode, diantaranya; triangulasi, pengecekan ulang, ketekunan pengamatan,
dan diskusi dengan subyek.
1. Triangulasi
Tehnik pemeriksaan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang
lain di luar data itu, untuk keperluan mengetahui atau sebagai pembanding
terhadap data yang sudah ada. Tehnik triangulasi yang paling banyak
digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lain.64
Penerapan tehnik
triangulasi ini adalah dengan cara:
a. Membandingkan data yang diperoleh melalui pengamatan dengan data
yang diperoleh melalui wawancara.
b. Membandingkan data-data yang bersumber dari para pengurus Komsat
UMM Raya dengan isi dokumen yang berkaitan. Tujuan yang hendak
64
Lexy J. Moleong, Op.Cit, hal. 330.
38
dicapai dari tehnik triangulasi ini adalah:65
1) Untuk mengetahui derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
dengan metode yang telah digunakan.
2) Untuk mengetahui derajat kepercayaan somber data dengan metode
yang sama.
2. Pengecekan Ulang
Pengecekan ulang yang dimaksudkan penulis adalah agar tidak ada
kesalahan data yang memang disengaja oleh responden, semisal berdusta
dalam arti sengaja tidak memberikan informasi yang sebenarnya dengan
alasan-alasan tertentu. Atau kesalahan yang tidak disengaja, seperti
kelupaan atau keterbatasan pengetahuan responden terkait dengan jawaban
pertanyaan yang diajukan kepadanya.66
3. Ketekunan pengamatan67
Ketekunan pengamatan bermaksud untuk menemukan cici-ciri dan
unsur-unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan dan isu yang dapat
dibedakan sehingga data-data tersebut dapat diperoleh secara mendalam.68
Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi beberapa hal, diantaranya
ketidaktoleransian subyek pada penelitian yang dilakukan, mungkin karena
kesibukannya, situasi yang kurang mendukung, atau keterikatan subyek
dengan waktu yang tersedia.
65
Ibid., hal. 331 66
Ibid., hal. 335-336 67
Ibid., hal. 329. 68
Ibid., hal. 332
39
4. Diskusi dengan subyek69
Tehnik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara yang
telah diperoleh, untuk kemudian dilakukan diskusi analitik dengan subyek.
Yang dimaksudkan dengan subyek disini adalah orang yang punya
pengetahuan mendalam tentang Pembinaan Keislaman pada KAMMI di
Malang.
Metode ini selain untuk menunjukkan bahwa peneliti senantiasa
mempertahankan sikap keterbukaan, ia juga memiliki keuntungan yang
akan kembali pada penelitian. Di antaranya dapat mengungkap dan
memperbaiki kesalahan peneliti, dan dapat memberi pengertian yang
mendalam sehingga dapat dijadikan dasar dalam menafsirkan data, dan
dipertanggung jawabkan sebagai kesimpulan akhir.
69
Ibid
40