Post on 19-Oct-2020
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
Variabel- variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Variabel Tergantung : Psychological well-being
2. Variabel Bebas : Locus of Control
a. Internal Locus of Control
b. External Locus of Control
B. Definisi Operasional
1. Psychological well-being
Psychological well-being merupakan suatu gambaran
kesehatan psikologis individu yang merujuk pada pemenuhan
kriteria fungsi psikologi positif dalam proses mencapai
aktualisasi diri. psychological well-being terdiri atas enam
dimensi, yaitu penerimaan diri (self acceptance), hubungan
positif dengan orang lain (positive relations with others),
otonomi (autonomy), penguasaan lingkungan (environmental
mastery), tujuan hidup (purpose in life) dan pertumbuhan
pribadi (personal growth).
Dalam penelitian ini, pengukuran psychological well-being
akan mengacu pada alat ukur psychological well-being yang
dikembangkan oleh Ryff dan Keyes (1995). Alat ukur ini terdiri
atas 6 skala, yakni penerimaan diri, hubungan positif dengan
orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan
32
pertumbuhan pribadi. Terdapat 18 aitem di dalam alat ukur ini
dan kemudian penulis modifikasi.
Tingkat psychological well-being akan didapat melalui nilai
yang diperoleh dari skala psychological well-being Ryff.
Semakin tinggi nilai yang diperoleh menunjukan bahwa semakin
tinggi psychological well-being mahasiswa tersebut. Sebaliknya,
semakin rendah nilai psychological well-being, menunjukan
bahwa semakin rendah psychological well-being mahasiswa
tersebut.
2. Locus of Control
Locus of control merupakan perbedaan konsep keyakinan
dalam meletakan tanggung jawab atas kejadian yang terjadi
pada diri mereka, apakah sebagai kesatuan dari perilakunya
sendiri atau sebagai hasil dari kekuatan diluar kendali, seperti
kebetulan, nasib atau kekuatan yang lain. Locus of control
dikelompokan ke dalam dua dimensi, yaitu internal locus of
control dan external locus of control.
Internal locus of control merupakan konsep keyakinan
bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah diri sendiri.
External locus of control merupakan konsep keyakinan
bahwa yang mengontrol dan bertanggung jawab terhadap segala
sesuatu yang terjadi dalam kehidupan adalah keberuntungan,
kesempatan, nasib atau kekuatan orang lain.
Pengukuran internal locus of control dan external locus of
control menggunakan alat ukur IPC locus of control yang
merupakan pengembangan dari alat ukur I-E milik Rotter oleh
33
Levenson (1981). Terdapat 24 item dalam alat ukur ini dan
kemudian penulis modifikasi. Di samping itu, alat ukur IPC
locus of control terdiri atas tiga skala, yaitu internality (I),
powerful others (P), dan chance (C). Internality (I) digunakan
untuk mengukur internal locus of control. Sedangkan powerful
others (P), dan chance (C) digunakan untuk mengukur external
locus of control.
Alat ukur ini akan menghasilkan tiga nilai dari tiga skala
tersebut. Individu yang memiliki nilai I yang lebih tinggi
daripada P dan C dikategorikan sebagai individu yang memiliki
orientasi pada internal locus of control. Sedangkan, individu
dengan nilai P dan C lebih tinggi daripada nilai I dikategorikan
sebagai individu yang memilki orientasi pada external locus of
control.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 80 mahasiswa Progdi BK
FKIP UKSW yang terdapat di 4 kelas berbeda. Adapun kelas
tersebut diadakan pada hari Jumat pukul 14.00 dan Kamis pukul
09.00 dengan diampu oleh Ibu Setyorini, M.Pd. Sedangkan pada
Rabu pukul 07. 00 dan pukul 10.00 dan diampu oleh Bapak Yustinus
Windrawanto, M.Pd. Penulis menggunakan populasi sebesar 80
orang di 4 kelas berbeda disebabkan oleh keterbatasan tenaga dan
waktu dalam proses pengumpulan data.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik sampling
jenuh, dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Sehingga pada penelitian ini, sampel yang digunakan adalah
sebanyak 80 mahasiswa Progdi BK FKIP UKSW.
34
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala,
yaitu skala psychological well-being dan skala locus of control.
Skala merupakan suatu metode pengumpulan data yang berisi
beberapa pertanyaan atau pernyataan (aitem) yang secara tidak
langsung dapat mengungkap atribut yang hendak diukur (Azwar,
2012). Skala psikologi digunakan karena dapat mengungkapkan
aspek- aspek afektif dan berbagai variabel kepribadian lainnya
(Azwar, 2012). Selain itu, skala psikologi dapat mengungkapkan hal-
hal yang bersifat pribadi seperti perasaan tertekan, keinginan-
keinginan, prasangka- prasangka dan yang semacamnya, serta
perbuatan dimasa lampau (Hadi, 1989).
E. Instrumen Penelitian
1. Skala Psychological well-being
Tabel 1
Blueprint Skala RPWB
Dimensi
Indikator
Bobot
(%)
Jumlah
Aitem
1. Otonomi (Autonomy)
a. Individu mampu mengambil keputusan
dan mandiri.
16,67 %
3 b. Mengevaluasi diri sendiri dengan standar personal.
c. Mampu melawan tekanan sosial untuk berpikir dan
bersikap.
2. Penguasaan Lingkungan
(Environmental
Mastery)
a. Memiliki kemampuan atau kompetensi dalam
mengatur lingkungan.
16, 67%
3
b. Memiliki kontrol terhadap akivitas
eksternal.
3. Pertumbuhan Pribadi
(Personal
a. Menyadari potensi yang ada dalam dirinya dan
melakukan perbaikan
35
Growth) setiap waktu, sesuai
dengan kapasitas periode
perkembangannya
16, 67%
3
b. Berubah dengan cara yang efektif dan lebih
terbuka terhadap
pengalaman- pengalaman
baru.
4. Hubungan Positif dengan
Orang Lain
(Positive
Relations with
Others)
a. Bersikap hangat dan percaya dalam
berhubungan dengan
orang lain.
16, 67%
3 b. Memiliki empati, afeksi, dan keintiman yang kuat.
c. Memahami makna memberi dan menerima
dalam suatu hubungan.
5. Tujuan Hidup (Purpose in
Life)
a. Memiliki tujuan, misi, dan arah hidup yang
membuatnya merasa
bahwa hidup ini memiliki
makna.
16, 67%
3
b. Mampu merasakan kehidupan di masa kini
maupun masa lampau
yang telah dijalani.
6. Penerimaan Diri (Self
Acceptance)
c. Memiliki sikap positif terhadap diri sendiri.
16, 67%
3
a. Mengakui dan menerima berbagai aspek diri,
termasuk kualitas baik
dan buruk dalam dirinya.
b. Perasaan positif tentang kehidupan masa lalu dan
kehidupan yang sedang
dijalani sekarang.
Jumlah Bobot 100% 18
Keterangan. Diadaptasi dari skala Ryff’s Psychological Well-being
Scale (Ryff & Keyes, 1995).
Guna mengukur variabel psychological well-being, penulis
menggunakan skala psychological well-being yang terdiri atas 6
36
dimensi. Skala psychological well-being ini terdiri atas 18 aitem
dengan 3 aitem di setiap dimensi yang ada. Setiap dimensi
memiliki bobot 16,67%.
Tabel 2
Skala Psychological Well-being untuk Uji Coba
Dimensi
Indikator
Nomor Aitem
Jumlah
Aitem
Favourable
Unfavourable
1. Otonomi (Autonomy)
a. Individu mampu mengambil
keputusan dan
mandiri
7
19
7
b. Mengevaluasi diri sendiri dengan
standar personal.
37
13
c. Mampu melawan tekanan sosial
untuk berpikir dan
bersikap.
1, 25
31
2. Penguasaan Lingkungan
(Environment
al Mastery)
a. Memiliki kemampuan atau
kompetensi dalam
mengatur
lingkungan.
2, 38
14
7
b. Memiliki kontrol terhadap akivitas
eksternal.
8, 20
26, 32
3. Pertumbuhan Pribadi
(Personal
Growth)
a. Menyadari potensi yang ada
dalam dirinya dan
melakukan
perbaikan setiap
waktu, sesuai
dengan kapasitas
periode
perkembangannya
21, 33
15, 39
7
b. Berubah dengan cara yang efektif
dan lebih terbuka
terhadap
pengalaman-
pengalaman baru.
9
3, 27
37
4. Hubungan Positif dengan
Orang Lain
(Positive
Relations with
Others)
a. Bersikap hangat dan percaya
dalam
berhubungan
dengan orang
lain.
40
34
7
b. Memiliki empati, afeksi, dan
keintiman yang
kuat.
4
10, 16
c. Memahami makna memberi
dan menerima
dalam suatu
hubungan.
22, 28
5. Tujuan Hidup (Purpose in
Life)
a. Memiliki tujuan, misi, dan arah
hidup yang
membuatnya
merasa bahwa
hidup ini
memiliki makna.
11, 29, 35
23
7
b. Mampu merasakan
kehidupan di
masa kini maupun
masa lampau
yang telah
dijalani.
5, 17, 41
6. Penerimaan Diri (Self
Acceptance)
a. Mengakui, menerima dan
memiliki sikap
positif terhadap
berbagai aspek
diri, termasuk
kualitas baik dan
buruk dalam
dirinya.
12, 42, 24
36, 18
7
b. Perasaan positif tentang kehidupan
masa lalu dan
kehidupan yang
sedang dijalani
sekarang.
6
30
38
Jumlah Aitem 22 20 42
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan skala
Ryff’s psychological well-being (RPWB) yang disusun oleh
Ryff dan Keyes (1995) sebagai alat ukur variabel psychological
well-being. Skala ini terdiri atas 6 dimensi, yaitu penerimaan
diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan
lingkungan, pertumbuhan pribadi dan tujuan hidup.
Guna menyesuaikan skala psychological well-being dengan
kondisi subjek dan tujuan penelitian, penulis melakukan
modifikasi untuk diuji coba. Modifikasi skala psychological
well-being untuk uji coba terdiri atas 42 aitem dengan 7 aitem
pada masing- masing dimensi. Pada skala ini terdapat dua
bentuk pernyataan, yaitu pernyataan mendukung (favourable)
sebanyak 22 aitem dan pernyataan yang tidak mendukung
(unfavourable) sebanyak 20 aitem).
Tabel 3
Nilai Alternatif Jawaban Skala Psychological Well-being
Pilihan Jawaban Favourable Unfavourable
Sangat Sesuai (SS) 5 1
Sesuai (S) 4 2
Tidak dapat Menentukan dengan Pasti
(N)
3 3
Tidak Sesuai (TS) 2 4
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 5
Skala ini berupa skala Likert, dimana jawaban setiap aitem
bergradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yaitu SS
(sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak dapat menentukan dengan
pasti), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Terdapat
39
perbedaan dalam pemberian nilai untuk jawaban pada aitem
favourable dan aitem unfavourable. Pada aitem favourable,
jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4, N diberi nilai 3, TS
diberi nilai 2, dan STS diberi nilai 1. Sedangkan pada aitem
unfavourable, jawaban SS diberi nilai 1, S diberi nilai 2, N
diberi nilai 3, TS diberi nilai 4, dan STS diberi nilai 5.
Keseluruhan nilai yang diperoleh subjek akan dijumlahkan.
Semakin tinggi nilai yang diperoleh mengindikasikan bahwa
semakin tinggi psychological well-being yang dimiliki oleh
subjek. Sebaliknya, semakin rendah nilai yang diperoleh
mengindikasikan bahwa semakin rendah pula psychological
well-being pada subjek tersebut.
2. Skala Locus of Control
Tabel 4
Blueprint Skala IPC Locus of Control
No
Dimensi
Indikator
Bobot
(%)
Jumlah
Aitem
1 Internality Menekankan pada kemampuan
diri
33,33%
8
Memiliki kepercayaan diri
2 Powerful
Others
Bergantung pada orang lain
33,33%
8 Menyalahkan orang lain
Tidak percaya diri
3 Chance Bergantung dan percaya pada
nasib, keberuntungan, dan
kebetulan .
33,33%
8
Jumlah Bobot 100% 24
Keterangan. Diadaptasi dari skala IPC LOC (Levenson, 1981)
40
Untuk mengukur internal locus of control dan external
locus of control, penulis menggunakan skala IPC LOC yang
disusun oleh Levenson (1981). Skala ini merupakan modifikasi
dari skala IE LOC milik Rotter (1966). Pada skala ini terdapat 3
dimensi, yaitu I (internalitiy), P (powerful others) dan C
(chance) LOC (locus of control). Internality digunakan untuk
mengukur internal locus of control, sedangkan powerful others
dan chance digunakan untuk mengukur external locus of
control. Setiap dimensi diwakili oleh 8 aitem dengan bobot
masing- masing 33,33 %. Jumlah aitem pada skala ini adalah 24
aitem.
Tabel 5
Skala Locus of Control untuk Uji Coba
No
Dimensi
Indikator
Nomor Aitem
Jumlah
Aitem
1
Internality
a. Menekankan pada
kemampuan diri
1, 4, 9, 21, 23,
31.
12
b. Memiliki kepercayaan diri
5, 18, 19, 25,
26, 32.
2 Powerful Others
a. Bergantung pada orang lain
3, 11, 15, 20,
22
12
b. Menyalahkan orang lain
17, 27, 33.
c. Tidak percaya diri
8, 13, 28, 34.
3 Chance a. Bergantung dan percaya pada
nasib,
keberuntungan,
dan kebetulan .
2, 6, 7, 10, 12,
14, 16, 24, 29,
30, 35, 36.
12
Jumlah Aitem 36
Pada penelitian ini, penulis akan melakukan uji coba alat
ukur menggunakan skala IPC external locus of control yang
41
telah penulis modifikasi guna menyesuaikan dengan kondisi
subjek dan tujuan penelitian. Terdapat 12 aitem pada masing-
masing dimensi, sehingga total terdapat 36 aitem pada skala ini.
Tabel 6
Nilai Alternatif Jawaban Skala Locus of Control untuk Uji Coba
Pilihan Jawaban
Dimensi
Internality
Powerful
Others
Chance
Sangat Sesuai (SS) 5 5 5
Sesuai (S) 4 4 4
Tidak dapat Menentukan dengan
Pasti
(N)
3 3 3
Tidak Sesuai (TS) 2 2 2
Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 1 1
Di samping itu, skala ini berupa skala Likert dimana
jawaban setiap aitem bergradasi dari sangat positif sampai
sangat negatif, yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), N (tidak
dapat menentukan dengan pasti), TS (tidak sesuai), dan STS
(sangat tidak sesuai). Jawaban SS diberi nilai 5, S diberi nilai 4,
N diberi nilai 3, TS diberi nilai 2 dan STS diberi nilai 1. Pada uji
coba skala locus of control, 3 dimensi ini akan diukur secara
terpisah.
Setelah melakukan proses uji coba dan mendapatkan skala
locus of control yang baru, penulis akan menggunakan skala
tersebut pada subjek penelitian. Kemudian, subjek tersebut
dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu kelompok internal locus of
control dan kelompok external locus of control berdasarkan data
hasil penelitian.
Subjek yang memiliki nilai internality yang lebih tinggi
daripada nilai powerful others dan chance dimasukan ke dalam
42
kelompok internal locus of control. Sedangkan, kelompok
external locus of control terdiri atas subjek yang memiliki nilai
powerful others dan chance yang lebih tinggi daripada nilai
internality.
F. Analisis Daya Diskriminasi Aitem dan Reliabilitas
1. Analisis Aitem
Kualitas skala psikologi sangat ditentukan oleh kualitas
aitem- aitem yang ada di dalamnya, sehingga perlu ada prosedur
analisis dan seleksi aitem (Azwar, 2012). Analisis aitem
dilakukan melalui uji daya beda atau daya diskriminasi aitem.
Daya diskriminasi aitem adalah sejauh mana aitem mampu
membedakan antara individu atau kelompok individu yang
memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar,
2012).
Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dengan cara
menghitung koefisien korelasi antara distribusi nilai aitem
dengan distribusi nilai skala itu sendiri, sehingga menghasilkan
koefisien korelasi aitem- total (riX). Koefisien korelasi aitem-
total diperoleh melalui formula koefisien korelasi product-
moment Pearson (Azwar, 2012), yaitu:
riX =ΣiX −
Σi ΣX n
Σi2 −(Σi)2
n ΣX2 −
(ΣX)2
n
Keterangan:
i : Nilai aitem
X : Nilai skala
43
n : Banyaknya subjek
Koefisien korelasi aitem- total yang diperoleh akan
bergerak dari 0 sampai dengan 1, 00 dengan tanda positif atau
negatif (Azwar, 2012). Item yang memiliki koefisien korelasi
aitem- total yang mendekati angka 1, 00 diindikasikan sebagai
aitem yang memiliki diskriminasi aitem baik. Sedangkan, aitem
yang memiliki koefisien korelasi aitem- total kecil mendekati 0
atau yang memiliki tanda negatif diindikasikan sebagai aitem
yang tidak memiliki daya diskiriminasi atau daya beda. Guna
mengoptimalkan fungsi skala, koefisien korelasi aitem- total
yang dihasilkan ini akan digunakan untuk melakukan pemilihan
aitem- aitem.
Di dalam pemilihan aitem berdasarkan koefisien korelasi
aitem- total digunakan batas riX ≥ 0, 3 karena aitem yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0, 30 daya bedanya
dianggap memuaskan, sehingga aitem ini lolos atau dapat
digunakan (Azwar, 2012). Sedangkan, aitem yang koefisien
korelasinya belum mencapai 0, 30 dianggap memiliki daya beda
rendah, sehingga aitem ini tidak lolos atau tidak digunakan.
Apabila jumlah aitem yang lolos tidak mencukupi jumlah
aitem yang diinginkan, dapat dipertimbangkan untuk
menurunkan sedikit batas kriterai menjadi riX ≥ 0, 25, sehingga
aitem yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2012). Di
samping itu, apabila item yang memiliki koefisien item total
sama dengan atau lebih besar daripada 0,30 jumlahnya melebihi
jumlah item yang dispesifikasikan dalam rencana untuk
44
dijadikan skala, maka dapat dipilih item-item yang memiliki
indeks daya diskriminasi item tertinggi (Azwar,2012).
2. Reliabilitas
Reliabilitas alat ukur menunjukan sejauh mana hasil
pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hal ini
ditunjukan oleh taraf keajegan (konsistensi) nilai yang diperoleh
oleh para subjek yang diukur dengan alat yang sama atau diukur
dengan alat yang setara pada kondisi yang berbeda (Suryabrata,
2000). Perhitungan reliabilitas dilakukan melalui komputasi dua
macam statistik, yaitu koefisien reliabilitas (rXX’) dan error
standar dalam pengukuran (Se) (Azwar, 2012). Koefisien
reliabilitas (rXX’) berada dalam rentang angka dari 0 sampai
dengan 1, 00 (Azwar, 2012), dimana menurut Ghozali (2002)
pada umumnya tingkat reliabitilas tergolong tinggi apabila
koefisien mencapai minimal rxx’> 0,60.
Pengolahan data pada uji reliabilitas menggunakan program
komputer SPSS Statistics 17, 0 for Windows. Sedangkan,
pengujian reliabilitas terhadap aitem- aitem yang valid pada
penelitian ini menggunakan metode pengukuran Alpha
Cronbach. Adapun rumus Alpha Cronbach adalah sebagai
berikut:
2
2
11 11 t
b
Vk
kr
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b : jumlah varian aitem
45
2
tV : varian total
Selain reliabilitas, error standar dalam pengukuran
(standard error of measurement) juga perlu dipertimbangkan
(Azwar, 2012). Statistikan tersebut dirumuskan sebagai:
𝑆𝑒 = 𝑆𝑋 (1 − 𝑟𝑥𝑥 )
Keterangan:
Se = error standar
SX = varians nilai
rXX = koefisien Cronbach’s Alpha
G. Metode Analisis Data
Setelah melakukan penyebaran angket demi mendapatkan data
yang dibutuhkan, penulis akan melakukan analisis pada data terkait.
Karena penelitian ini bersifat komparatif dua sampel, maka penulis
akan menggunakan t- test sebagai metode analisis data.
Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 akan digunakan rumus t-
test, baik t- test separated maupun t- test pool varian. Untuk melihat
harga t tabel digunakan dk = n1 + n2 – 2. Adapun rumus t- tes jenis
separated adalah:
t =X1 − X2
s1
2
n1+
s22
n2
Keterangan
X1 : Nilai rata- rata kelompok pertama
X2 : Nilai rata- rata kelompok kedua
46
n1 : jumlah subjek pada kelompok pertama
n2 : jumlah subjek pada kelompok kedua
s1 : varians kelompol pertama
s2 : varians kelompok kedua
Sedangkan, bila jumlah anggota sampel n1 ≠ n2, dapat digunakan
rumus t- test dengan pooled varian. dk = n1 + n2 – 2. Adapun rumus
t- tes jenis polled varian adalah:
t =X1 − X2
(n1 − 1)s1
2
n1 + n2 − 2+
1n1
+1
n2
Keterangan
X1 : Nilai rata- rata kelompok pertama
X2 : Nilai rata- rata kelompok kedua
n1 : jumlah subjek pada kelompok pertama
n2 : jumlah subjek pada kelompok kedua
s1 : varians kelompol pertama
s2 : varians kelompok kedua