Post on 23-Oct-2020
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah non-eksperimental depskriptif, karena
tidak adanya perlakuan terhadap subyek penelitian yang digunakan dan
tidak terdapat manipulasi, hanya dipaparkan peristiwa yang terjadi,
sehingga tidak terdapat hubungan sebab akibat didalamnya. Hanya
mendeskripsikan dan menggambarkan ada atau tidaknya hidrokuinon pada
krim malam pemutih wajah.
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
6 sampel yang berbentuk kosmetika yaitu krim malam pemutih wajah yang
berada di Klinik Kecantikan daerah Kabupaten Brebes.
C. Pengumpulan Sampel
1. Sampel
Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah krim
malam pemutih wajah yang berada pada Klinik kecantikan di Kabupaten
Brebes.
2. Teknik Sampling
Simple Random Sampling, dikatakan simple (sederhana) karena
pengambilan anggota sampel pada populasi dilakukan secara random tanpa
33
34
memperhatikan jenjang yang ada dalam populasi. Cara ini dilakukan
apabila populasi dianggap homogeny (Sugiono., 2016).
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah krim malam
pemutih wajah yang beredar di Klinik kecantikan Kabupaten Brebes.
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah senyawa aktif
hidrokuinon pada krim malam pemutih wajah yang beredar di Klinik
kecantikan Kabupaten Brebes.
2. Definisi Operasional
Berdasarkan variabel penelitian sebagaimana tertera diatas,
definisi operasional sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi Operasional
1. Hidrokuinon Hidrokuinon adalah bahan kimia yang sering
dijumpai pada beberapa produk kosmetika terutama
pada krim malam pemutih wajah.
2. Krim malam Krim malam adalah salah satu sediaan salep berupa
krim untuk dioleskan pada daerah kulit sebagai
pengobatan maupun pemulihan yang sering di
resepkan oleh dokter untuk pasien pada klinik
kecantikan.
3. Klinik
kecantikan
Klinik kecantikan adalah suatu klinik penyedia jasa
pelayanan estetika kulit dan yang berhubungan
dengan kulit oleh dokter di Kabupaten Brebes.
35
E. Fasilitas yang diperlukan
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan 20-25 Juli 2019 di
Laboratorium Kimia Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Peradaban Bumiayu.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini:
Spektrofotometer Uv-vis Hitachi U-2000, Timbangan Analitik
digital 4 digit, Penangas air, Oven, Pipet volume, Kertas saring
Whatman no.41, Aluminium foil, Plat tetes, Termometer, Mikropipet
10 µL, Plat tetes dan Lampu UV254, Chamber, Labu ukur dan
Alat-alat gelas yang umum di laboratorium.
b. Bahan
Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini:
Floroglusin (Phloroglusinol 1%), Natrium Hidroksida 0,5 N,
Etanol 70%, Reagent Benedict, Feri klorida (FeCl3 1%), pH universal,
Plat silika gel GF-254 (KLT), Metanol, Kloroform, Aquadest, Batu
Es dan Sampel Penelitian berupa Krim Malam pada Klinik
Kecantikan di Kabupaten Brebes dengan pemberian kode sampel A,
B, C, D, E dan F, serta bahan baku pembanding yang digunakan yaitu
Hidrokuinon dengan Kode Hq.
36
F. Prosedur Penelitian
1. Penyiapan dan Pengambilan Sampel
Dalam Penelitian ini yang perlu disiapkan yaitu 6 buah sampel
krim malam pemutih wajah dengan kode sampel A, B, C, D, E dan F yang
akan diambil dari beberapa Klinik kecantikan di Kabupaten Brebes dan
bahan baku pembanding yaitu hidroquinon dengan kode Hq.
2. Pembuatan NaOH 0,5N
Timbang secara seksama NaOH seberat 1 gram, lalu larutkan
dengan aquadest kedalam gelas beaker secukupnya hingga homogen dan
tercampur sempurna, lalu masukkan kedalam labu ukur 50 mL
tambahkan dengan aquades sampai tanda batas hingga tepat 50 mL
(Dimodifikasi Anonim., 2014a).
3. Pembuatan Floroglusin (Phloroglusinol 1%)
Timbang secara seksama Phloroglusinol seberat 100 mg, lalu
larutkan dengan etanol 70% sebanyak 5 mL kedalam gelas beker.
Masukkan didalam labu ukur 10 mL, dan selanjutnya tambahkan
etanol 70% sampai tanda batas hingga tepat 10 mL (Dimodifikasi Carissa.,
2015).
4. Pembuatan FeCl3 1%
Timbang secara seksama seberat FeCl3 1 mg, lalu larutkan dengan
aquadest sebanyak 5 mL kedalam gelas beaker. Masukkan didalam
labu ukur 10 mL, dan selanjutnya tambahkan aquadest sampai tanda
batas hingga tepat 10 mL.
37
5. Analisis Kualitatif
a. Metode reaksi warna
Ambil hidrokuinon murni dan sampel A, B, C, D, E dan F
lalu letakkan pada plat tetes. Masing–masing sampel yang akan
diujikan kemudian direaksikan dengan FeCl3 1% dan reagent
benedict pada tabung reaksi. Hasil identifikasi positif apabila
dengan FeCl3 1% akan menghasilkan warna endapan hijau
kehitaman dan reagent benedict akan menghasilkan warna merah
bata (Dimodifikasi Carissa., 2015).
b. Pengujian pH sampel
i. Pembuatan larutan uji hidrokuinon
Timbang secara seksama sampel uji dan Hq seberat 300 mg,
lalu masukkan kedalam gelas beker, bungkus menggunakan
aluminium foil, tambahkan 10 mL etanol 70% dan kocok hingga
tercampur sempurna. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan
kemudian saring dengan kertas saring Whatman no.41
(Dimodifikasi Anonim., 2011).
ii. Test uji sampel
Simpan larutan uji pada plat tetes, masing–masing
diberikan kertas pH universal. Kemudian periksa pH larutan
uji sampel tersebut, apabila sampel menunjukkan pH asam maka
sampel mengandung senyawa hidrokuinon (Susan dkk., 2015).
38
c. Kromatografi Lapis Tipis
i. Ambil 10 mL eluen yang digunakan yaitu Metanol : Kloroform
(1:1), masukkan kedalam chamber dan tutup. Jenuhkan eluen
dengan memasukkan kertas saring kedalam eluen selama
30 menit.
ii. Timbang sampel krim A, B, C, D, E dan F sebanyak 500 mg,
larutkan menggunakan etanol 70% sebanyak 4 mL serta
timbang hidrokuinon sebanyak 500 mg dan dilarutkan pada
etanol 70% sebanyak 4 mL.
iii. Campuran tersebut dihomogenkan diatas penangas air suhu 60 °C
selama 10 menit. Masukkan ke dalam es sampai terpisah lemak
dan lilin dengan fase cair lalu saring, Hasil saringan dapat
digunakan untuk analisis KLT. Siapkan plat silika gel GF-254
dengan ukuran 1 x 10 cm lalu diaktifkan dengan cara dipanaskan
di dalam oven pada suhu 105 °C selama 1 jam.
iv. Totolkan sampel dengan pembanding yang sudah dilarutkan
pada plat KLT, menggunakan pipa kapiler / mikropipet
berujung runcing (10 µL) dan bervolume (10 µL), pentotolan
dilakukan pada batas garis yang telah dibuat yaitu, bagian atas
dan bawah dengan ukuran 1 cm pada plat KLT menggunakan
pensil.
39
v. Masukan plat silika gel GF-254 (KLT) yang telah ditotolkan
ke dalam chamber yang berisi eluen hingga pelarut naik ke
atas sampai tanda garis yang sudah ditentukan pada plat KLT.
vi. Angkat plat KLT dari chamber dan baca bercak noda
menggunakan lampu UV254, hitung nilai Rf (Dimodifikasi
Roslinda dkk., 2015).
6. Analisis Kuantitatif
a. Pembuatan larutan baku hidrokuinon 100 ppm.
Timbang hidrokuinon murni sebanyak 10 mg kemudian
larutkan pada etanol 70% masukkan kedalam gelas beker. Lalu
pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100 mL,
tambahkan etanol 70% sampai tanda batas hingga volume tepat
100 mL dan larutan digojok sampai tercampur rata. Sehingga
akan didapatkan konsentrasi baku induk hidrokuinon sebesar
100 ppm dalam etanol 70% (Dimodifikasi Sarah., 2014).
b. Pembuatan seri larutan baku hidrokuinon.
Dari konsentrasi 100 ppm tersebut dapat dibuatkan lagi
larutan baku hidrokuinon seri konsentrasi 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm dengan
cara mengambil 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 mL larutan baku
hidrokuinon 100 ppm. Masukkan ke dalam labu takar 10 mL,
tambahkan etanol 70% hingga batas tanda volume tepat 10 mL
(Dimodifikasi Susan dkk., 2015).
40
c. Penentuan panjang gelombang maksimum (λmax) hidrokuinon
Ambil sebanyak 5 mL larutan baku hidrokuinon konsentrasi
3 ppm, masukkan kedalam tabung reaksi dengan menambahkan 1 mL
pereaksi Phloroglusinol 1% dan 1 mL NaOH 0,5 N. Lalu panaskan
kedalam penangas air pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan
tersebut kemudian didinginkan kedalam air bersuhu 25°C dan
tambahkan etanol 70% sampai volume 10 mL didalam labu
takar. Larutan tersebut digojok hingga tercampur rata atau
homogen. Selanjutnya pembacaan absorbansi larutan tersebut pada
spektrofotometri visibel dengan panjang gelombang (λ) 400-800 nm
yang akan diperoleh hasil panjang gelombang maksimum (λmax)
(Dimodifikasi Sarah., 2014).
d. Pembuatan kurva baku hidrokuinon.
Ambil larutan baku hidrokuinon yang sudah dibuat dengan
konsentrasi 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm masing-masing sebanyak 5 mL.
Masing-masing masukkan ke dalam tabung reaksidan tambahkan
pereaksi Phloroglusinol 1%, larutan NaOH 0,5 N sebanyak 1 mL, lalu
panaskan kedalam penangas air dengan suhu 70°C selama 50
menit. Larutan tersebut kemudian didinginkan kedalam air suhu
25°C, lalu campuran larutan tersebut ditambahkan etanol 70%
sampai volumenya 10 mL kedalam labu takar. Masing-masing
larutan selanjutnya dilakukan pembacaan absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometri visibel pada panjang gelombang
41
maksimum (λmax). Hasil absorbansi yang telah diperoleh pada
masing-masing konsentrasi diplotkan kedalam persamaan regresi
linier sehingga akan diperoleh persamaan kurva baku yaitu Y = bx + a
(Dimodifikasi Sarah., 2014).
e. Penetapan kadar hidrokuinon dalam sampel.
Timbang sampel krim A, B, C, D, E dan F sebanyak 10 mg,
kemudian larutkan kedalam 100 mL larutan etanol 70%. Saring
menggunakan kertas saring kedalam labu takar 10 mL, tambahkan
etanol 70% hingga tanda batas, sehingga didapatkan larutan dengan
konsentrasi 100 ppm. Kemudian larutan tersebut di pipet
menggunakan pipet volume sebanyak 0,3 mL dan masukkan
kedalam labu takar 10 mL, tambahkan etanol 70% hingga tanda
batas, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 3 ppm.
Larutan tersebut kemudian diambil sebanyak 5 mL dan masukkan
kedalam tabung reaksi lalu tambahkan pereaksi Phloroglusinol 1%
dan larutan NaOH 0,5 N sebanyak 1 mL. Panaskan dalam
penangas air pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan tersebut
didinginkan kedalam air dengan suhu 25°C. Tambahkan etanol 70%
kedalam campuran tersebut hingga volume 10 mL menggunakan
labu takar. Selanjutnya dilakukan pembacaan absorbansinya dengan
menggunakan spektrofotometri visibel pada panjang gelombang
maksimum (λmax). Masing–masing pengukuran sampel dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali (Dimodifikasi Sarah., 2014).
42
G. Diagram Alir
1. Analisis Kualitatif
pH>7
pH
43
2. Analisis Kuantitatif
Gambar 3.2 Diagram alir analisis kuantitatif
Larutan Baku
Hidrokuinon
100 ppm
10 mg
Hidrokuino
n murni
Etanol
70%
ad.100 mL
Larutan Seri Baku
Hidrokuinon
1, 2, 3, 4 dan 5 ppm
0,1; 0,2; 0,3; 0,4
dan 0,5 mL
Larutan Baku 100
ppm Etanol
70% ad.10
mL
Larutan Seri
Baku dan
Sampel
Berwarna
1 mL
Phloroglucinol
1% dan NaOH
0,5N
5 mL
Larutan Seri
Baku
Pemanasan
70°C
Pendinginan dalam
air 25°C
Etanol
70% ad.10
mL
Larutan
Sampel
100 ppm
10 mg
Sampel Krim
0,3 mL
Larutan
Sampel 100
Larutan Sampel
3 ppm
Larutan Berwarna
Ungu Kompleks
Pengukuran Absorbansi
Hidrokuinon
5 mL Larutan
Sampel 3 ppm
Pengukuran Kadar
Sampel
λ Konsentrasi Sampel
Etanol
70%
ad.100 mL
44
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data sendiri bertujuan untuk menyusun data hasil
pengujian sehingga dapat mudah dipahami dalam pembacaan hasil.
Sebelum melakukan teknik analisis data kuantitatif terlebih dahulu maka
lakukan teknik analisis data kualitatif untuk mengetahui keberadaan
hidrokuinon dalam sampel. Pengujian yang dapat dilakukan berupa uji
warna, uji pH dan pengujian KLT dengan menghitung nilai Rf yaitu:
Rf = Jarak tempuh komponen
Jarak tempuh eluen
Sampel krim yang mengandung senyawa hidrokuinon setelah
dilakukan pengujian secara kualitatif kemudian telah di analisis
menggunakan Spektrofotometri Uv-vis dan hasil data hidrokuinon yang
telah dilakukan pengujian menggunakan metode Spektrofotometri Uv-vis
akan dipaparkan hasilnya berdasarkan pada analisa kurva kalibrasi
dengan persamaan regresi linier yaitu:
Y = bx + a
Keterangan:
Y = Absorbansi
x = Konsentrasi
b = Koefisien regresi (yang menyatakan slope “kemiringan”)
a = Tetapan regresi ( yang menyatakan intersep)
45
Sampel akan mendapatkan 3 kali perlakuan pada masing-masing
sampel yang sudah disiapkan. Sampel yang diujikan ada 6 merek yang
mewakili produk krim malam pemutih wajah yang ada di klinik
kecantikan. Dimana nama masing-masing merek krim malam pemutih
wajah ini akan diinisialkan menggunakan huruf A, B, C, D, E dan F.
Setelah ditemukan nilai absorbansinya maka dilakukan perhitungan kadar
rata-rata ppm yaitu:
( ) …………………(1)
Setelah ditemukannya hasil K dalam kadar (µg/mL) maka, hasil
tersebut diubah ke dalam (mg/mL) untuk mendapatkan hasil kadar (%)
dengan rumus sebagai berikut:
Mencari (%) = ( )
. 100% …………(2)
Keterangan:
K = Kadar Hidrokuinon dalam Sampel (µg/mL)
X ppm = Konsentrasi sampel (µg/mL)
BS = Bobot Sampel
Fp = Faktor Pengenceran