Post on 24-Jun-2020
22 Fauzia Afifah, 2019 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
metode penelitian eksperimen yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh atau
hubungan variabel tertentu terhadap variable lain dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat (Sugiyono, 2003). Jenis penelitian eksperimen ini adalah eksperimen
kuasi yang berarti eksperimen semu. Karakteristik dari eksperimen kuasi ini tidak
memungkinkan untuk mengontrol seluruh variabel yang relevan kecuali hanya
beberapa variabel (Arifin, 2014, hlm. 75). Hal ini dilakukan karena tidak
memungkinkan bagi peneliti untuk mengontrol semua variabel di lapangan,
sehingga peneliti menerima keadaan subjek yang sebenarnya.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah the non-equivalent
pretest-posttest control group design. Dalam desain ini kedua kelompok
melaksanakan pretest, kemudian setelah melaksanakan seluruh rangkaian
pembelajaran maka setiap kelas melaksanakan posttest untuk melihat pencapaian
dan peningkatan kemampuan penalaran siswa. Sehingga struktur desainnya
menjadi sebagai berikut :
O X1 O
--------------------------------
O X2 O
Keterangan :
O : Pretest dan posttest kemampuan penalaran matematis.
X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dengan karya kunjung.
X2 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
23
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran matematika dengan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan karya kunjung sedangkan
variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis.
3.3 Populasi dan Teknik Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMP di Kota Bandung pada kelas
VIII semester genap. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII
di SMP tersebut, sedangkan sampel penelitian ini adalah kelas VIII C sebagai kelas
eksperimen 1 dan VIII D sebagai kelas eksperimen 2. Jumlah murid pada masing-
masing kelas adalah 32 orang. Namun jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini masing-masing kelas adalah 28 siswa. Hal tersebut dikarenakan 4
orang pada masing-masing kelas ekperimen 1 dan kelas eksperimen 2 tidak
mengikuti pertemuan dengan lengkap.
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik purposive
sampling, yaitu suatu cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada
pertimbangan dan atau tujuan tertentu, serta berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat
tertentu yang sudah diketahui sebelumnya (Arifin, 2014, hlm. 221). Pertimbangan
yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah dua kelas siswa kelas VIII yang
belum mempelajari materi luas permukaan bangun ruang sisi datar serta memiliki
kemampuan matematis yang tidak jauh berbeda. Informasi awal dalam pemilihan
sampel diperoleh berdasarkan pertimbangan guru bidang studi matematika yang
ada di sekolah tersebut.
3.4 Definisi Operasional
1) Kemampuan Penalaran Matematis
Kemampuan penalaran matematis merupakan suatu proses berfikir seseorang
untuk mencapai suatu kesimpulan berdasarkan fakta atau sumber yang relevan
dengan indikator siswa dapat menarik kesimpulan secara logis; membuat
dugaan jawaban, proses atau solusi; menemukan pola hubungan untuk
menganalisis situasi atau membuat analogi, generalisasi, dan menyususn
konjektur; melakukan manipulasi; serta memeriksa kesahihan suatu argumen.
24
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau pembentukkan tim kecil
yang heterogen dan terdiri dari 4-6 siswa yang membagi beberapa bahan
belajar sehingga anggota kelompok dapat bekerja pada topik tertentu sehingga
anggota kelompok yang bekerja pada topik tertentu ini akan berkumpul
membentuk kelompok baru yang dinamakan kelompok ahli (expert team).
3) Karya kunjung
Karya kunjung merupakan metode yang mendorong siswa untuk mengetahui
apa yang telah dikerjakan temannya dengan melihat hasil karya orang lain dan
melakukan pengumpulan informasi dengan bertanya, memberikan komentar
dan saran, juga berbagi informasi kepada teman yang lainnya.
4) Model kooperatif tipe jigsaw dengan karya kunjung
Model kooperatif tipe jigsaw dengan karya kunjung merupakan kombinasi
kegiatan karya kunjung dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu
dengan memasukan kegiatan karya kunjung ke dalam tahapan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, utamanya pada tahap presentasi.
3.5 Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa
soal pretest-posttest. Instrumen tes yang digunakan dibuat berdasarkan indikator
kemampuan penalaran matematis. Instrumen tes dalam penelitian ini diberikan
sebanyak dua kali, yaitu pada saat pretest dan posttest dengan soal yang sama dan
berbentuk uraian. Soal pretest diberikan untuk megukur kemampuan penalaran
matematis siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran, sedangkan soal posttest
diberikan untuk mengukur kemampuan penalaran matematis siswa setelah
mendapatkan treatment melalui pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dengan karya kunjung pada kelas eksperimen dan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kelas eksperimen dua.
Instrumen tes mengenai kemampuan penalaran matematis yang akan
digunakan berkaitan dengan materi luas permukaan bangun ruang sisi datar kelas
VIII tahun ajaran 2018/2019 semester genap. Agar instrumen tersebut tepat, maka
25
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setelah terkonfirmasi oleh ahli yaitu guru matematika di tempat penelitian dan
dosen pembimbing, instrumen di uji coba terlebih dahulu pada siswa yang sudah
mempelajari materi yang akan disampaikan, dengan tujuan untuk mengetahui
validitas, reabilitas, daya pembeda , dan indeks kesukaran dari instrumen yang telah
dibuat.
Uji instrumen dilaksanakan pada kelas IX D dengan jumlah responden
sebanyak 30 siswa. Adapun pedoman skor kemampuan penalaran matematis adalah
yang dikemukakan oleh Thompson (Sulistiawati, 2016, hlm.177) adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 1 Kriteria Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis
Skor Kriteria
4 Jawaban secara substansi benar dan lengkap
3 Jawaban memuat satu kesalahan atau kelalaian yang signifikan
2 Sebagian jawaban benar dengan satu atau lebih kesalahan atau kelalaian
yang signifikan
1 Sebagian besar jawaban tidak lengkap tetapi paling tidak memuat satu
argument yang benar
0 Jawaban tidak benar berdasarkan proses atau argument, atau tidak ada
respon sama sekali
Hasil uji instrumen tersebut kemudian diolah dan dianalisis validitas,
reabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukarannya dengan software Microsoft
Excel 2010. Adapun perhitungan statistiknya dijelaskan sebagai berikut:
1) Validitas
Menurut Arikunto (2012, hlm. 79) ketentuan penting dalam evaluasi
adalah hasilnya harus sesuai dengan keadaan yang di evaluasi, dan data evaluasi
yang baik sesuai dengan keadaan disebut data valid. Salah satu cara untuk
menentukan tingkat validitas adalah dengan menghitung koefisien korelasi
produk momen dengan angka kasar. Rumusnya adalah (Arikunto, 2012, hlm.
87):
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2}{𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)
2}
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = banyak siswa
26
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X = skor butir soal
Y = total skor
Setelah mendapatkan hasil koefisisen korelasi antara variabel x dan
vaiabel y atau yang disimbolkan dengan rxy, maka langkah selanjutnya adalah
menguji signifikansinya agar mengetahui soal tersebut dapat digunakan atau
tidaknya untuk populasi yang lebih banyak subjeknya. Caranya nilai rxy tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan rtabel dengan tingkat kepercayaan 95% atau
𝛼=0.05 dan dk= n-2. Apabila rxy > rtabel maka butir soal dikatakan valid dan
apabila rxy < rtabel maka butir soal dikatakan tidak valid. Selanjutnya, untuk
menentukan tingkat validitas alat evaluasi dapat digunakan kriteria yang
disajikan dalam tabel 3.2 berikut :
Tabel 3. 2 Kategori Koefisien Korelasi
Nilai 𝒓𝒙𝒚 Kategori
0,800 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,600 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,800 Tinggi
0,400 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,600 Sedang
0,200 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,400 Rendah
0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,200 Sangat rendah
𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,00 Tidak valid
Arikunto (2009, hlm. 75)
Setelah melakukan uji instrumen, dengan jumlah sampel yang digunakan
sebanyak 30 siswa, derajat tingkat kepercayaan 95% atau α = 0,05 dan dk = n-2
= 28, maka diperoleh 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361. Sehingga berikut adalah penyajian hasil uji
vaiditas instrumen dalam tabel 3.3 :
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Instrumen
Nomor
Soal
Koefisien
Korelasi (𝒓𝒙𝒚) 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kriteria Kategori Keterangan
1 0,6776 0,361 Valid Tinggi Digunakan
2 0,6831 Valid Tinggi Digunakan
3 0,6495 Valid Tinggi Digunakan
4 0,5641 Valid Sedang Digunakan
5 0,7641 Valid Tinggi Digunakan
2) Reliabilitas
Arikunto (2012, hlm. 100) mengungkapkan bahwa reliabilitas
berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau seandainya hasil berubah-
27
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti. Suherman (2003,
hlm. 127) menyatakan bahwa reliabilitas suatu alat ukur atau alat evaluasi
dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang tetap sama atau
ajeg (konsisten). Sehingga jika suatu tes tersebut reliabel maka hasil pengukuran
dari tes tersebut akan tetap sama jika diberikan pada subjek yang sama, meskipun
dilakukan oleh orang, waktu, dan tempat yang berbeda.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen tes berbenuk
uraian, sehingga untuk mencari reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha
sebagai berikut (Arikunto, 2012, hlm. 122):
𝑟11 = (𝑛
(𝑛 − 1)) (1 −
∑ 𝜎𝑖2
𝜎𝑡2
)
Keterangan :
𝑟11 = realibilitas yang dicari
n = banyaknya butir soal
𝜎𝑖2 = varians skor tiap item
𝜎𝑡2 = varians skor total
Tabel 3. 4 Kategori Koefisien Korelasi Reliabilitas
Besarnya 𝒓𝟏𝟏 Kategori
𝑟11 < 0,20 sangat rendah
0,20 ≤ 𝑟11 < 0,40 Rendah
0,40 ≤ 𝑟11 < 0,70 Sedang
0,70 ≤ 𝑟11 < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ 𝑟11 < 1,00 sangat tinggi
(J.P. Guilford dalam Suherman, 2003:139)
Untuk menyempurnakan perhitungan reliabilitas sampai pada kesimpulan,
sebaiknya hasil tersebut dikonsultasikan dengan tabel r product moment.
(Arikunto, 2009, hlm. 112). Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel,
maka korelasi tersebut tidak signifikan, begitu pula sebaliknya (Arikunto, 2009,
hlm. 75). Artinya apabila diperoleh 𝑟11 ≥ 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal tersebut
dinyatakan reliabel dan jika 𝑟11 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka butir soal tersebut dinyatakan
tidak reliabel.
28
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun hasil uji reliabilitas berdasarkan pengolahan data uji instrumen
diperoleh 𝑟11 (𝐴𝑙𝑝ℎ𝑎) = 0,6895 dan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361 sehingga diperoleh 𝑟11 ≥
𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 artinya instrumen tes reliabel dengan kategori sedang.
3) Daya Pembeda
Menurut Arikunto (2012, hlm. 226) daya pembeda merupakan
kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).
Sehingga jika hasil dari suatu tes menunjukan bahwa siswa yang pandai
mendapatkan skor tinggi dan siswa yang kurang pandai mendapatkan skor
rendah maka instrumen tes tersebut memilki daya pembeda yang baik. Menurut
Lestari dan Yudhanegara (2017, hlm. 217) untuk soal uraian, perhitungan daya
pembeda menggunakan rumus berikut:
𝐷𝑃 = �̅�𝐴 − �̅�𝐵
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
DP = Indeks Daya Pembeda
�̅�𝐴 = rata-rata skor jawaban siswa kelompok atas
�̅�𝐵 = rata-rata skor jawaban siswa kelompok bawah.
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda yang banyak digunakan
menurut Suherman (2003, hlm. 161) disajikan dalam tabel 3.5 berikut:
Tabel 3. 5 Kategori Daya Pembeda
Besarnya DP Kategori
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
Berdasarkan hasil pengolahan data uji instrumen diperoleh hasil uji daya
pembeda yang disajikan dalam tabel 3.6 berikut:
29
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 6 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen
Nomor Soal Besarnya DP Kategori
1 0,41 Baik
2 0,56 Baik
3 0,38 Cukup
4 0,31 Cukup
5 0,50 Baik
4) Indeks Kesukaran
Menurut Arikunto (2012, hlm. 223) bilangan yang menunjukan sukar dan
mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Sehingga jika hasil dari suatu tes
menunjukan banyaknya siswa yang salah maka dapat dikatakan bahwa indeks
kesukarannya tinggi. Menurut Lestari dan Yudhanegara (2017, hlm. 224) untuk
soal uraian, perhitungan indeks kesukaran dapat menggunakan rumus berikut:
𝐼𝐾 = �̅�
𝑆𝑀𝐼
Keterangan:
IK = Indeks kesukaran
�̅� = Rata-rata skor jawaban siswa pada suatu butir soal
SMI= Skor Maksimum Ideal, yaitu skor maksimum yang diperoleh siswa jika
menjawab butir soal tersebut dengan tepat.
Tabel 3. 7 Kriteria Interpretasi Indeks Kesukaran
Besarnya IK Interpretasi
0,00 ≤ IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK ≤ 1,00 Mudah
Berdasarkan hasil pengolahan data uji instrumen diperoleh hasil uji indeks
kesukaran setiap butir soal yang disajikan dalam tabel 3.8 berikut :
Tabel 3. 8 Hasil Uji Indeks Kesukaran Instrumen
Nomor Soal Besarnya IK Kategori
1 0,73 Mudah
2 0,68 Sedang
3 0,75 Mudah
4 0,67 Sedang
5 0,29 Sukar
30
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya, berikut adalah rekapitulasi hasil uji instrumen tes setiap butir
soalnya:
Tabel 3. 9 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen
No
Soal
Validitas
𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 = 𝟎, 𝟑𝟔𝟏 Daya Pembeda
Indeks
Kesukaran
𝒓𝒙𝒚 Kriteria Kategori DP Kategori IK Kategori
1 0,6776 Valid Tinggi 0,41 Baik 0,73 Mudah
2 0,6831 Valid Tinggi 0,56 Baik 0,68 Sedang
3 0,6495 Valid Tinggi 0,38 Cukup 0,75 Mudah
4 0,5641 Valid Sedang 0,31 Cukup 0,67 Sedang
5 0,7641 Valid Tinggi 0,50 Baik 0,29 Sukar
Reliabilitas
(𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 0,361)
𝒓𝟏𝟏 Kategori
0,6895 Reliabel (sedang)
Berdasarkan hasil pada tabel 3.9 dapat disimpulkan bahwa kelima butir soal
layak digunakan penelitan.
3.6 Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan kelengkapan sumber belajar
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pada penelitian ini perangkat
pembelajaran yang digunakan adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Guru.
3.7 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dibagi ke dalam tiga tahap, diantaranya:
1) Tahap persiapan
a) Mengidentifikasi masalah
b) Melakukan studi literatur
c) Menganalisis dan meumuskan masalah
d) Mengajukan outline pengajuan judul skripsi
e) Membuat proposal penelitian dan melaksanakan proses bimbingan
f) Melaksanakn seminar proposal penelitian
g) Memilih sekolah untuk penentuan sampel penelitian
31
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
h) Melakukan perizinan kepada pihak sekolah
i) Menyusun instrumen penelitian
j) Uji coba instrumen penelitian
k) Analisis hasil uji coba instrumen penelitian
2) Tahap pelaksanaan
a) Memberikan pretest pada kedua kelas
b) Melaksanakan pembelajaran atau treatment berupa model kooperatif tipe
jigsaw dengan karya kunjung pada kelas eksperimen 1 dan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada kelas eksperimen 2.
c) Mengadakan observasi pada kedua kelas
d) Memberikan posttest pada kedua kelas.
3) Tahap akhir
a) Pengumpulan data hasil penelitian
b) Pengolahan data hasil penelitian
c) Analisis data penelitian
d) Penyimpulan data hasil penelitian
e) Penulisan laporan hasil penelitian
f) Pelaksanaan ujian siding skripsi
g) Perbaikan (revisi) skripsi
3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil instrumen tes seperti pretest, posttest, dan
N_Gain. Analisis terhadap data kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang lebih tinggi antara siswa
pada kelas eksperimen 1 yang memperoleh pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan karya kunjung dan siswa pada kelas
eksperimen 2 yang memperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah data
statistik inferensial dengan tujuan dapat membuat generalisasi pada data sampel
sehingga hasilnya dapat berlaku pada populasi. Dalam penelitian ini, peneliti
32
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan software SPSS dan Microsoft excel 2010. Berikut ini merupakan
tahapan dalam mengolah dan menganalisis data kuantitatif.
1) Perhitungan Skor Pretest dan Posttest
Perhitungan skor pretest dan postest dilakukan pada kedua kelas dengan
menggunakan bantuan pedoman penskoran yang terdapat pada tabel 3.1.
2) Perhitungan Indeks Gain
Perhitungan dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan
penalaran matematis siswa setelah diberi treatment. Indeks Gain dapat diperoleh
menggunakan rumus berikut ini (Hake,1999, hlm. 1):
N_Gain = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑚𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑡𝑠𝑡
Tabel 3. 10 Klasifikasi Indeks Gain
Nilai N_Gain Kriteria
N_Gain ≥ 0,70 Tinggi
0,30 < N_Gain < 0,70 Sedang
N_Gain ≤ 0,30 Rendah
3) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas berasal
dari populasi yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini uji normalitas yang
akan dilakukan adalah uji normalitas Saphiro Wilk, karena sampel yang diambil
kurang dari 50 orang. Rumusan hipotesis statistik yang digunakan adalah
sebagai berikut:
H0 : Data kemampuan penalaran matematis siswa berasal dari populasi
berdistribusi normal
H1 : Data kemampuan penalaran matematis siswa berasal dari populasi
berdistribusi tidak normal
Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk menguji normalitas dengan
menggunakan software SPSS:
a) Masukkan data pada DataSet
33
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Pilih Analyze pada menu utama SPSS, kemudian Descriptive Statistics, lalu
pilih Explore
c) Masukkan data ke dalam kotak Dependen list dan Factor List dengan meng-
klik tanda panah
d) Kemudian klik Plots dan akan muncul Explore: Plots. Selanjutnya centang
kolom Normality plots with test, lalu continue.
e) Selanjutnya klik OK dan akan muncul output berbentuk tabel. Nilai
signifikansi (sig.) untuk uji Saphiro Wilk akan muncul pada tabel.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria
pengambilan keputusan untuk uji normalitas adalah sebagai berikut:
- H0 diterima, jika nilai Sig. ≥ 0,05.
- H0 ditolak , jika nilai Sig. < 0,05.
Jika hasil dari uji normalitas ini diperoleh bahwa data kemampuan
penalaran matematis siswa berasal dari populasi yang berdistribusi normal, maka
dilajutkan dengan uji homogenitas. Namun jika data kemampuan penalaran
matematis siswa berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal maka akan
digunakan uji nonparametrik yaitu uji Mann Whitney U.
4) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas
berasal dari populasi yang sama. Dalam penelitian ini, uji homogenitas yang
akan dilakukan adalah uji homogenitas Levene’s dengan menggunakan SPSS.
Rumusan hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : 𝜎𝐽𝐾2 = 𝜎𝐽
2
H1 : 𝜎𝐽𝐾2 ≠ 𝜎𝐽
2
Keterangan:
𝜎𝐽𝐾2: Varians pada kelompok yang memperoleh model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dengan karya kunjung
𝜎𝐽2 : Varians pada kelompok yang memperoleh model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw
Adapun berikut ini merupakan langkah-langkah pengujiannya:
1) Masukkan data pada DataSet
34
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2) Pilih Analyze pada menu utama SPSS, kemudian Compare Means, lalu pilih
One-way ANOVA
3) Masukkan data ke dalam kotak Dependen list dan Factor dengan meng-klik
tanda panah
4) Kemudian klik Option dan akan muncul One-way ANOVA: Options.
Selanjutnya centang kolom Homogenity of variance test, lalu continue.
5) Selanjutnya klik OK dan akan muncul output berbentuk tabel. Nilai
signifikansi (sig.) uji Levene’s akan muncul pada tabel.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria
pengambilan keputusan untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut:
- H0 diterima, jika nilai Sig. ≥ 0,05.
- H0 ditolak, jika nilai Sig. < 0,05.
5) Uji Kesamaan Dua Rata-rata Data Pretest dan Uji Perbedaan Dua
Rata-rata Data Postest dan N_Gain
Pengolahan data ini menggunakan software SPSS. Namun, hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukan uji kesamaan dua rata-rata pretest dan uji
perbedaan dua rata-rata data posttest dan N_Gain adalah normalitas dan
homogenitasnya. Berikut jenis-jenis pengujiannya:
i. Jika kedua data yang diuji berdistribusi normal dan bervariansi homogen,
maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t yaitu two independent
sample t-test equal variance assumed
ii. Jika kedua data yang diuji berdistribusi normal dan tetapi bervariansi tidak
homogen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t yaitu two
independent sample t-test equal variance not assumed
iii. Jika salah satu atau kedua data yang diuji berdistribusi tidak normal, maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan uji non parametrik menggunakan uji
Mann Whitney U.
a) Uji Kesamaan Dua Rata-rata data Pretest
Uji kesamaan dua rata-rata data pretest dilakukan untuk mengetahui
apakah pada tahap awal siswa kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2
mempunyai rata-rata kemampuan penalaran matematis awal yang sama atau
35
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berbeda. Rumusan hipotesis statistik (uji dua pihak) yang digunakan adalah
sebagai berikut:
H0 : 𝜇𝐽𝐾 = 𝜇𝐽
H1 : 𝜇𝐽𝐾 ≠ 𝜇𝐽
Keterangan:
𝜇𝐽𝐾 : Kemampuan penalaran matematis awal kelompok yang memperoleh
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan karya kunjung
𝜇𝐽 : Kemampuan penalaran matematis awal kelompok yang memperoleh
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria
pengambilan keputusan untuk uji kesamaan dua rata-rata pretest adalah sebagai
berikut:
- H0 diterima, jika nilai Sig. ≥ 0,05.
- H0 ditolak, jika nilai Sig. < 0,05.
b) Uji perbedaan Dua Rata-rata Data Posttest
Uji perbedaan dua rata-rata data posttest dilakukan untuk menguji
hipotesis penelitian yang pertama, yaitu pencapaian kemampuan penalaran
matematis siswa SMP yang memeperoleh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dengan karya kunjung lebih tinggi secara signifikan dibandingkan siswa
yang memperoleh model pembelajaran kooperatif jigsaw. Rumusan hipotesis
statistik (uji satu pihak) yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0: 𝜇𝐽𝐾 ≤ 𝜇𝐽
H1: 𝜇𝐽𝐾 > 𝜇𝐽
Keterangan:
𝜇𝐽𝐾: Pencapaian kemampuan penalaran matematis kelompok yang
memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan karya
kunjung
𝜇𝐽 : Pencapaian kemampuan penalaran matematis kelompok yang
memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria
pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata posttest adalah
sebagai berikut:
36
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H0 diterima, jika nilai Sig. ≥ 0,05.
H0 ditolak, jika nilai Sig. < 0,05.
c) Uji perbedaan Dua Rata-rata Data N-Gain
Uji perbedaan dua rata-rata data N-Gain dilakukan untuk menguji
hipotesis penelitian yang kedua, yaitu. peningkatan kemampuan penalaran
matematis siswa SMP yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dengan karya kunjung lebih tinggi secara signifikan dibandingkan siswa
yang memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Rumusan
hipotesis statistik (uji satu pihak) yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0: 𝜇𝐽𝐾 ≤ 𝜇𝐽
H1: 𝜇𝐽𝐾 > 𝜇𝐽
Keterangan:
𝜇𝐽𝐾 : Peningkatan kemampuan penalaran matematis kelompok yang
memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan karya
kunjung
𝜇𝐽 : Peningkatan kemampuan penalaran matematis kelompok yang
memperoleh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
Taraf signifikan yang digunakan adalah 5% (α = 0,05) dengan kriteria
pengambilan keputusan untuk uji perbedaan dua rata-rata N_Gain adalah
sebagai berikut:
- H0 diterima, jika nilai Sig. ≥ 0,05.
- H0 ditolak, jika nilai Sig. < 0,05.
3.8.2 Analisis Data Peningkatan Setiap Indikator Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa
Analisis data peningkatan setiap indikator kemampuan penalaran matematis
siswa dilakukan dengan menghitung data N_Gain dari rata-rata nilai siswa untuk
setiap indikatornya. Perhitungan data N_Gain tersebut menggunakan rata-rata hasil
pretest dan posttest untuk setiap indikator kemampuan penalaran matematis siswa
dengan menggunakan rumus yang terdapat pada subbab 3.8.1 nomor 2) Perhitungan
Indeks Gain. Setelah diperoleh data N_Gain per indikator kemampuan penalaran
37
Fauzia Afifah, 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIE JIGSAW DENGAN KARYA KUNJUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
matematis siswa pada kedua kelas, nilai N_Gain tersebut dapat dikategorikan sesuai
dengan pengkategorian pada tabel 3.10. Hal ini dilakukan untuk melihat kualitas
peningkatan pada setiap indikator kemampuan penalaran matematis siswa pada
kedua kelas. Dalam penelitian ini pengolahan data N_Gain per Indikator dilakukan
dengan menggunakan Microsoft Excel 2010.
3.8.3 Analisis Lembar Observasi
Analisis lembar observasi dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil
observasi kegiatan guru dan siswa berdasarkan persentase keberjalanan proses
pembelajaran untuk setiap kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup di
setiap pertemuannya. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana model
pembelajaran terlaksana di kelas eksperimen 1 yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan karya kunjung dan kelas eksperimen 2
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3.8 Jadwal Penelitian
Tabel 3. 11 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu
Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Penyususnan proposal
penelitian
2. Seminar proposal
penelitian
3. Perbaikan proposal
4. Pembuatan instrumen
penelitian
5. Pelaksanaan penelitian
6. Penyusunan hasil
penelitian dan
pembahasan
7. Ujian Sidang