Post on 18-Jan-2021
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional
(correlational research). Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi
sederhana. Menurut Sugiyono (2010), korelasi sederhana merupakan
angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antara satu variabel
independen dan variabel dependen. Tujuan dari penelitian korelasional
adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih atau
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Iskandar, 2008).
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui bagaimana hubungan antara
kemandirian dan motivasi belajar matematika dengan prestasi belajar
matematika siswa kelas X SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan
Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten
Grobogan. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah Menengah Kejuruan
pertama di Wirosari. Sekolah beralamat di jalan Gajah Mada No.144 58192
Wirosari Kabupaten Grobogan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X
SMK Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMK
Negeri 1 Wirosari Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 yang
terdiri dari 175 siswa yang terbagi dalam 5 kelas. Berdasarkan teori yang
dikemukakan Arikunto (1998) menjelaskan jika jumlah subyek penelitian
lebih dari 100, maka sampel dapat diambil 20-25% atau lebih tergantung
pada keadaan. Adapun teknik pengambilan sampel adalah simple random
sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.Cara
tersebut dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Sampel
dipilih dua kelas dari lima kelas yang ada, yang dalam menentukannya
dilakukan secara diundi. Jumlah sampel yang diperoleh setelah pengundian
adalah 68 siswa yang terdiri dari kelas X TPHP2 (Teknologi Pengolahan
Hasil Pertanian) 29 siswa dan kelas X TOSM3 (Teknik Otomotif Sepeda
Motor) 39 siswa.
19
D. Definisi Operasional
Tiga variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu
kemandirian belajar matematika, motivasi belajar matematika dan prestasi
belajar matematika. Definisi operasional tiap variabel yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Variabel Kemandirian Belajar Matematika
Thoha (1996) dan Surya (2003) menyatakan bahwa kemandirian
belajar adalah aktivitas belajar yang didorong oleh kemauan sendiri,
pilihan sendiri dan tanggung jawab sendiri tanpa bantuan orang lain serta
mampu mempertanggung jawabkan tindakannya untuk menggerakan
potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau
pengaruh asing di luar dirinya. Mengacu pada pendapat tersebut maka
emandirian belajar adalah suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengarahkan dan mengatur perilakunya sendiri tanpa bantuan
orang lain serta mampu mempertanggung jawabkan tindakannya dalam
permasalahan belajarnya. Kemandirian belajar matematika adalah suatu
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengarahkan dan mengatur
perilakunya sendiri tanpa bantuan orang lain serta mampu
mempertanggung jawabkan tindakannya dalam permasalahan belajar
matematika.
Pengukuran variabel menggunakan 5 aspek berdasarkan Yulianti
(2004), yaitu: bebas bertanggung jawab yang memiliki ciri-ciri bahwa
tindakan dilakukan atas dasar kehendak sendiri, bukan orang lain dan tidak
tergantung pada orang lain; progresif dan ulet yang memiliki ciri-ciri yaitu
usaha mengejar prestasi, penuh ketekunan, merencanakan serta
mewujudkan harapan-harapannya; inisitaif yang memiliki ciri-ciri mampu
berfikir dan bertindak secara original, kreatif dan penuh inisiatif;
pengendalian diri yang ditunjukan dengan mempunyai perasaan, mampu
mengatasi masalah yang dihadapai, mampu mengendalikan tindakan serta
mampu mempengaruhi lingkungan dan mengenal diri sendiri; dan
kemantapan diri yang ciri-cirinya merasa percaya pada kemampuan
sendiri, dapat menerima dan memperoleh kepuasan dan usaha sendiri.
Berikut ini merupakan penjabaran variabel kemandirian belajar
matematika siswa ke dalam indikator dan indikator empirisnya.
20
Tabel 2
Blue Print Kemandirian Belajar Matematika
Aspek Kemandirian Belajar Matematika
Indikator Kemandirian Belajar matematika
Indikator Empiris Kemandirian Belajar Mtematika
F UF Jumlah Item
1. Bebas yang bertanggung jawab
a.Mampu mengambil keputusan dari diri sendiri
1. Saya selalu menunda-nunda waktu dalam menyelesaikan tugas-tugas matematika.
2. Saya sering memilih untuk belajar daripada bermain.
3. Saya menentukan sendiri cara (membaca, mencatat, menghafal, latihan soal atau lainnya) dalam memahami materi pelajaran matematika.
4. Saat belajar matematika di kelas, saya malas mengerjakan soal-soal jika tidak disuruh oleh guru.
√ √
√
√
4
b.Mampu menyelesaikan tugas dalam PBM
5. Saya tetap mau mengerjakan tugas matematika yang sulit dan belum pernah saya kerjakan.
6. Apapun kesulitan dalam belajar matematika saya mencoba menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
7. Saya langsung meminta bantuan pada orang lain ketika mendapat hukuman (menyelesaikan soal yang sulit) dari guru karena tidak mengerjakan tugas matematika.
√
√
√
3
2. Ulet dan Progresif
a.memiliki kesadaran akan manfaat belajar
8. Saya rutin belajar matematika agar mendapatkan hasil belajar yang baik.
9. Setiap akan tes, orang tuua saya mengingatkan saya untuk tetap belajar matematika.
√
√
2
21
Aspek Kemandirian Belajar Matematika
Indikator Kemandirian Belajar matematika
Indikator Empiris Kemandirian Belajar Mtematika
F UF Jumlah Item
2. Ulet dan Progresif
b. Melakukan berbagai cara atau menempuh berbagai jalan untuk mencapai tujuan
10. Saya menetapkan sendiri target minimum nilai yang diperoleh setiap kali tes matematika.
11. Saya berusaha mencapai target nilai matematika yang telah saya tetapkan sendiri.
√
√
2
3. Inisiatif a. Mewujudkan diri sendiri secara optimal dalam belajar
12. Saya mengerjakan banyak latihan soal matematika meskipun tidak disuruh guru.
13. Setiap ada kesulitan dalam belajar matematika saya berusaha mencari sendiri dan berbagai sumber sebelum bertanya kepada orang lain.
14. Saya langsung bertanya kepada orang lain jika menemukan kesulitan dalam belajar matematika.
√
√
√
3
b.Terampil membuat dan menetapkan cara belajar
15. Saya mempelajari terlebih dahulu materi pelajaran matematika yang akan dipelajari di kelas.
16. Saya menambah sendiri buku referensi matematika selain yang disarankan guru untuk memperbanyak variasi soal dan materi.
17. Saya tidak pernah mencari buku referensi matematika diluar yang diwajibkan guru.
√
√
√
3
4. Pengendalian diri
a. Mampu menguasai diri
18. Meskipun lelah dan tanpa disuruh orang tua saya tetap bersemangat dalam belajar matematika.
19. Saya berusaha sendiri dalam membagi waktu dengan baik antara belajar matematika dengan pelajaran lain.
√
√
2
22
Aspek Kemandirian Belajar Matematika
Indikator Kemandirian Belajar matematika
Indikator Empiris Kemandirian Belajar Mtematika
F UF Jumlah Item
4. Pengendalian diri
a. Mampu menguasai diri
20. Saya baru belajar matematika jika orang tua sudah menyuruh berkali-kali.
√ 1
b. Mampu mengambil keputusan dari diri sendiri
21. Saya lebih senang menentukan sendiri buku referensi matematika untuk belajar.
22. Saya sering memilih untuk bermain daripada belajar matematika.
√
√ 2
c. Mampu menyelesaikan tugas dalam PBM
23.Apabila disuruh mengerjakan soal matematika yang sulit saya selalu meminta bantuan pada orang lain.
24.Sebelum bertanya kepada orang lain saya berusaha mengerjakan sendiri tugas matematika yang diberikan guru.
√
√
2
5. Kemanta pan diri
a. Percaya pada kemampuan diri sendiri
25.Ketika tes matematika saya selalu mengerjakan sendiri tanpa bertanya kepada orang lain meskipun kesempatan itu ada.
26.Saya merasa kurang yakin dalam mengerjakan tes matematika jika tidak bertanya kepada orang lain.
√
√
2
b. Memiliki kebebasan untuk melaksanakan belajar tanpa tekanan dari pihak lain
27.Saya rutin belajar matematika meski tidak ada tes dari guru.
28.Saya belajar matematika kalau hanya ada tes dari guru.
√
√
2
Jumlah 17 11 28
Keterangan: F= Favourable, U= Unfavourable.
23
2. Variabel Motivasi Belajar Matematika
Motivasi belajar adalah kekuatan atau dorongan yang berasal dari
dalam maupun luar diri siswa yang menggerakkannya untuk melakukan
kegiatan belajar agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Motivasi
belajar matematika adalah kekuatan atau dorongan yang berasal dari
dalam maupun luar diri siswa yang menggerakkannya untuk melakukan
kegiatan belajar matematika agar tujuan yang dikehendaki dapat tercapai.
Pengukuran variael motivasi belajar matematika menggunakan 6 aspek
yang diambil dari Setyoningrum (2010) yang telah dimodifikasi, meliputi
manfaat belajar, sasaran belajar, peluang belajar, hadiah atau pujian,
sanksi atau hukuman, dan pengaruh lingkungan. Berikut ini merupakan
Sub konsep, indikator dan indikator empirik dari motivasi belajar.
Tabel 3
Blue Print Motivasi Belajar Matematika
Sub Konsep
Motivasi Belajar
Indikator
Motivasi Belajar
Indikator Empiris Motivasi
Belajar F UF
Jumlah
Item
1. Kekuatan dari
dalam diri yang
menggerakkan
untuk
melakukan
kegiatan belajar
a. Memahami
manfaat dari
kegiatan belajar
yang dilakukan
1. Saya mengerjakan
pekerjaan rumah (PR)
matematika supaya saya
dapat lebih
memahaminya.
2. Matematika sangat
penting karena diperlukan
dalam kehidupan sehari-
hari.
3. Saya giat belajar
matematika agar bisa
mengerjakan tes
matematika.
4. Saya rajin belajar
matematika karena cita-
cita saya ingin menjadi
guru matematika.
5. Mulai sekarang saya rajin
belajar matematika karena
matematika masuk dalam
Ujian Nasional.
√
√
√
√
√
5
24
Sub Konsep Motivasi Belajar
Indikator Motivasi Belajar
Indikator Empiris Motivasi Belajar
F UF Jumlah Item
1. Kekuatan dari dalam diri yang menggerakkan untuk melakukan kegiatan belajar
b. Adanya sasaran yang ingin dicapai
6. Saya belajar matematika karena ingin maraih nilai yang bagus.
7. Saya giat belajar matematika karena ingin menjadi juara kelas.
8. Saya berusaha belajar mati-matian karena malu mendapat nilai matematika yang jelek.
9. Saya banyak belajar matematika agar memperoleh pekerjaan yang layak.
10. Saya rajin belajar matematika karena ingin mengikuti olympiade matematika.
11. Saya rajin belajar matematika, agar teman-teman tidak dapat menyaingi prestasi belajar matematika saya.
12. Saya rajin belajar matematika agar lulus ujian dengan nilai yang terbaik.
√ √ √ √ √ √ √
7
c.Memanfaatkan peluang yang tersedia
13. Saya banyak belajar matematika, walaupun belum tentu dapat memperoleh pekerjaan setelah lulus dari SMK.
14. Saya belajar matematika dengan maksimal agar mendapat peluang bessar diterima di fakultas favorit saya.
√ √
2
25
Sub Konsep Motivasi Belajar
Indikator Motivasi Belajar
Indikator Empiris Motivasi Belajar
F UF Jumlah Item
1. Kekuatan dari dalam diri yang menggerakkan untuk melakukan kegiatan belajar
c. Memanfaatkan peluang yang tersedia
15. Saya giat belajar matematika agar mendapatkan kesempatan besar untuk masuk ke fakultas Matematika.
16. Saya rajin belajar matematika agar setelah lulus dari SMK mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
17. Dengan banyak belajar matematika, saya memiliki peluang untuk melanjutkan pendidikan di jurusan-jurusan yang banyak dibutuhkan.
√ √ √
3
d. Adannya keinginan untuk memperoleh hadiah atau penghargaan yang dijanjikan maupun untuk memperoleh pujian
18. Saya rajin belajar matematika agar mendapatkan pujian dari orang tua.
19. Saya giat belajar matematika agar dianggap pintar oleh teman-teman.
20. Saya belajar matematika semaksimal mungkin untuk memperoleh beasiswa.
21. Saya rutin mengerjakan tugas-tugas matematika yang diberikan agar mendapatkan nilai tambahan dari guru.
22. Saya berusaha untuk mendapatkan nilai tes matematika yang terbaik agar dipuji oleh guru.
√ √ √ √ √
5
e. Adanya keinginan untuk menghindari hukuman atau sanksi
23. Saya rajin mengikuti pelajaran matematika di kelas, agar terhindar dari hukuman guru.
24. Saya tidak pernah terlambat mengikuti jam pelajaran matematika agar tidak dimarahi oleh guru.
√ √
2
26
Sub Konsep Motivasi Belajar
Indikator Motivasi Belajar
Indikator Empiris Motivasi Belajar
F UF Jumlah Item
1. Kekuatan dari dalam diri yang menggerakkan untuk melakukan kegiatan belajar
e. Adanya keinginan untuk menghindari hukuman atau sanksi
25. Saya malas belajar matematika, walaupun orang tua menghukum saya jika nilai-nilai ulangan pelajaran matematika saya jelek.
26. Saya rutin mengerjakan tugas-tugas pelajaran matematika agar tidak mendapatkan sanksi dari guru.
27. Saya berusaha untuk meraih nilai matematika yang bagus di raport agar tidak dimarahi oleh orang tua.
√ √
√
2
2. Kekuatan dari dalam diri yang menggerakkan untuk melakukan kegiatan belajar
f. Adanya pengaruh lingkungan
28. Saya tetap belajar matematika walaupun teman-teman sering mengejek karena nilai-nilai ulangan matematika saya jelek.
29. Saya tetap bersemangat dalam belajar matematika, walaupun keadaan ekonomi keluarga serba kekurangan.
30. Saya tidak terpengaruh dengan teman-teman yang tidak mau rajin belajar matematika.
31. Saya sering mengikuti ajakan teman-teman untuk membolos dari pelajaran matematika.
32. Saya tetap mengerjakan PR matematika meskipun sebagian siswa tidak mau mengerjakannya.
√ √ √ √
√
5
Jumlah 30 2 32
Keterangan: F= Favourable, U= Unfavourable
27
3. Prestasi Belajar Matematika
Prestasi belajar matematika adalah hasil usaha belajar siswa pada
pelajaran matematika yang dinyatakan dalam bentuk simbol, baik berupa
angka maupun huruf, atau yang disebut dengan nilai yang diberikan oleh
guru setelah menempuh pengalaman belajar. Prestasi belajar matematika
diambil dari nilai Semester 1 nilai Tes Akhir Semester 1 (TAS 1) Tahun
Ajaran 2011/2012.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2010). Variabel tersebut adalah variabel Independen (bebas)
yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat) dan variabel terikat yaitu
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel independen (bebas). Variabel independen dalam penelitian ini
adalah kemandirian belajar matematika (x1) dan motivasi belajar
matematika (x2) sedangkan yang menjadi variabel dependen adalah
prestasi belajar (y).
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik angket dan dokumentasi. Angket yang digunakan adalah angket
kemandirian belajar matematika yang disusun berdasarkan Yulianti (2004)
dan angket motivasi belajar matematika berdasarkan 6 aspek yang diambil
dari Setyoningrum (2010) yang telah dimodifikasi. Jumlah angket yang
dibagikan sebanyak 28 lembar untuk angket kemandirian belajar
matematika dan 32 lembar untuk angket motivasi belajar matematika.
Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, artinya responden
hanya tinggal memberi tanda cek atau (√) pada salah satu alternatif
jawaban yang telah disediakan. Bentuk angketnya adalah angket langsung
karena peneliti langsung memberikan angket pada responden yang berisi
penggambaran diri responden tersebut. Tersedia 5 alternatif jawaban
dalam angket yang diberikan kepada responden yaitu Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Ragu-Ragu (R), Tidak Setuju (TS) , Sangat Tidak Setuju (STS).
28
Adapun skor yang diberikan pada setiap alternatif jawaban dapat dilihat
pada tabel 4 berikut ini :
Tabel 4
Skor Jawaban Variabel Kemandirian dan Motivasi Belajar Matematika
Pilihan Jawaban Favorabel Unfavorabel
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu-Ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi. Teknik
dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data nilai atau variabel prestasi
belajar matematika di sekolah. Data dapat diketahui dengan melihat
legger nilai akhir semester 1 yang diperoleh dari Tes Akhir Semester 1
(TAS1).
G. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Validitas merupakan derajad ketepatan antara data yang terjadi
pada obyek penelitian dengan daya yang dilaporkan oleh peneliti
(Sugiyono, 2010). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas alat ukur dalam
penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment,
dengan rumus:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁( 𝑋𝑌) − 𝑋 𝑌
𝑁 𝑋2 − ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 − ( 𝑌)
2
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi skor item dan skor total item
N : banyaknya subyek/jumlah sampel yang dikenai tes
(instrumen)
∑ X : jumlah skor masing-masing item
∑ Y : jumlah skor total item
∑ X2 : jumlah skor masing-masing item kuadrat
∑ Y2 : jumlah skor total item kuadrat
(∑ X)2 : kuadrat jumlah skor item
29
(∑ Y)2 : kuadrat jumlah skor item total
∑ xy : jumlah dari setiap skor item dikalikan dengan setiap skor
total
Menurut Sugiyono (2010) instrumen dikatakan valid apabila nilai r
≥ 0,3, dan dikatakan tidak valid apabila nilai r < 0,3.
Kriteria untuk menentukan validitas item instrumen menurut
Purwanto (2010) adalah:
0,00 – 0,20 : tidak ada validitas
0,21 – 0,40 : validitas rendah
0,41 – 0,60 : validitas sedang
0,61 – 0,80 : validitas tinggi
0,81 – 1,00 : Validitas sangat tinggi (sempurna)
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajad konsistensi dan stabilitas
data atau temuan (Sugiyono, 2010). Menurut pendapat diatas instrumen
yang realibel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula.
Pengujian reliabilitas instrument digunakan teknik koefisien korelasi Alpha
Cronbach yang dirumuskan sebagai berikut:
𝛼 =𝑛
(𝑛 − 1) 1 −
𝑆𝑖2
𝑆𝑡2
Keterangan:
𝛼 : Koefisien reliabilitas alpha Cronbach’s
n : Jumlah item dalam instrumen
∑Si2 : Varians item
St2 : Varians total
1 : Bilangan konstanta.
Berdasarkan standar reliabilitas Sugiyono (2010), instrumen
dikatakan reliabel jika nilai r ≥ 0,7 dan dikatakan tidak reliabel apabila nilai
r < 0,7.
Kriteria reliabilitas instrumen menggunakan standar reliabilitas
yang dikemukakan oleh Azwar (2000) adalah :
𝛼 < 0,7 : Tidak reliabel
0,7 ≤ 𝛼 < 0,8 : Cukup Reliabel
0,8 ≤ 𝛼 < 0,9 : Reliabel
0,9 ≤ 𝛼 ≤ 1,0 : Sangat Reliabel
30
H. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua macam analisis yang dilakukan dalam penelitian ini,
yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis deskriptif
digunakan untuk menjabarkan sejumlah data guna memperoleh gambaran
secara sistematis dan menyeluruh mengenai keadaan subyek penelitian.
Deskripsi hasil penelitian meliputi rata-rata hitung, standar deviasi, nilai
maksimum, dan nilai minimum.
Analisis inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Tiga variabel yang akan diuji
hubungannya dalam penelitian ini, yaitu kemandirian belajar matematika,
motiivasi belajar matematika dan prestasi belajar matematika. Korelasi
antara variabel kemandirian belajar dan motivasi belajar matematika
dengan prestasi belajar matematika akan ditentukan menggunakan
korelasi Product Moment Pearson sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 =𝑁( 𝑋𝑌) − 𝑋 𝑌
𝑁 𝑋2 − ( 𝑋)2 𝑁 𝑌2 − ( 𝑌)
2
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi skor item dan skor total item (hasil
koefisien korelasi antara kemandirian belajar
matematika dan prestasi belajar dengan prestasi belajar
matematika)
N : banyaknya subyek/jumlah sampel yang dikenai tes
(instrumen)
∑ X : jumlah skor masing-masing item (skor kemandirian
belajar dan motivasi belajar matematika)
∑ Y : jumlah skor total item (nilai prestasi belajar
matematika)
∑ X2 : jumlah skor masing-masing item kuadrat
∑ Y2 : jumlah skor total item kuadrat
(∑ X)2 : kuadrat jumlah skor item
(∑ Y)2 : kuadrat jumlah skor item total
∑ xy : jumlah dari setiap skor item dikalikan dengan setiap
skor total (hasil perkalian antara kemandirian belajar
dan motivasi belajar matematika dengan prestasi
belajar matematika)
31
Intepretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono (2010) adalah
sebagai berikut:
0,80 – 1,000 = sangat kuat
0,60 – 0,799 = kuat
0,40 – 0,599 = sedang
0,20 – 0,399 = rendah
0,00 – 0,199 = sangat rendah (dianggap tidak ada korelas)