Post on 06-Nov-2021
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian ini tidak terlepas dari hasil penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil
penelitian tersebut dijadikan perbandingan yang tidak terleppas dari topik
penelitian yaitu Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas pada pada perusahaan jasa.
Penelitian terdahulu tentang masalah ini dilakukan oleh (Daud dan
Windan, 2014) pada judul “Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
Penjualan dan Penerimaan Kas Berbasis Komputer pada Perusahaan jasa PT
Bakti Bumi Perdana”pada penelitian ini dilakukan analisis secara deskriptif
terhadap data yang diperoleh. Pada penelitian ini ditemukan yang hasil
beserta kesimpulannya adalah perusahaan kontraktor yang berada di
Magetan ini yang telah memperoleh omzet ataupun pemasukan yang besar
terhadap arus kasnya, namun harus didukung dengan sistem informasi
akuntansiyang memadai dalam hal ini tidak lagi bersifat manual melainkan
secaraterkomputerisasi sepeti menggunakan aplikasi pembantu akuntansi
MOAE dan MYOB agar semua kegiatan operasional dapat jauh lebih
maksimal, kelemahan sistem informasi nya yaitu pencatatan sistem
informasi akuntansinya masih manual sehingga kinerja di bagian akunatansi
perusahaan ini masih belum optimal. Kesimpulan penelitian oleh (Daud dan
Windan, 2014) adalah pada PT Bakti Bumi Perdana ini sistem informasi
10
akuntansi nya masih tradisional khususnya dari sistem pencatatannya oleh
karena itu peneliti sebelumnya menyarankan pada perusahaan tersebut agar
menggunakan aplikasi pendukung yang sudah terkomputerisasi agar
kinerjanya bisa lebih efektif.
Penelitian dari (Fauzi, 2011) menyimpulkan bahwa pada PT. Pelni
Semarang yaitu perusahaan yang bergerak dibidang penyedia jasa
transportasi laut terdapat adanya penggunaan dokumen yang berbeda untuk
pengeluaran kas yang jumlahnya nominalnya besar dan perlunya
pembentukan dana kas kecil untuk pengeluaran kas yang relatif kecil.
Sehingga perlu adanya tambahan fungsi yang harus ada dalam pengeluaran
kas yaitu fungsi pemeriksa intern. Perangkapan fungsi dalam proses
pengeluaran kas tidak dibenarkan karena akan memicu tindakan
penyalahgunaan wewenang yang diberikan sehingga terjadi kecurangan dan
penyelewengan uang kas perusahaan. Pembentukan kas kecil dalam
perusahaan untuk pengeluaran yang jumlahnya reltif kecil sangat di
perlukan karena akan lebih mudah dalam penanganannya serta
pengawasanya, kelemahan sistem informasinya yaitu dengan adanya
penggunaan dokumen yang berbeda untuk pengeluaran kas yang jumlah
nominalnya besar atau relatif kecil. Adanya pembentukan fungsi
pemeriksaan intern yang bertugas melakukan pemeriksaan terhadap saldo
kas perusahaan sewaktu-waktu, dan perlunya pembentukan dana kas kecil
untuk pengeluaran kas yang relatif kecil. Kesimpulan dari penelitian (Fauzi,
2014) ini adalah Dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas pada PT.
11
PELNI adalah CBV (Cash Bank Voucher), dokumen pendukung yang
biasanya berupa faktur, nota, atau dokumen lain sebagainya, dan kwitansi
dan tidak adanya kas kecil untuk mencatat pengeluaran yang relatif kecil,
Adanya serangkaian pengendalian intern yang diterapkan untuk mengawasi
jalanya sistem tersebut agar sesuai dengan yang diharapkan.
Dari beberapa penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa
dari masing masing penelitian analisis sistem informasi akuntansi ini
menghasilkan sistem informasi akuntansi yang belum memadai, penelitian
ini saling berterkaitan yaitu tentang topik yang diteliti oleh peneliti
“penerimaan dan pegeluaran kas” keduanya sama sama menggunakan
sistim akuntansi yang msih bersifat tradisional, teknik analisisnya sama
menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, dari kedua penelitian ini
pun mempunyai kelemahan yang hampir sama selain sistem pencatatnya
masih manual, terdapat permasalahan dari pencatatan akuntansinya dan
struktur organisasi nya yang tidak sesuai dengan job desk nya sehingga
menyebabkan permasalahan berupa kinerja yang kurang optimal khususnya
di bidang akuntansi di perusahaan tersebut. Jadi disimpulkan bahwa sistem
informasi khususnya bidang akuntansi yang kurang memadai di suatu
perusahaan dapat menyebabkan perusahaan tersebut sulit untuk
berkembang pada segi perkembangan sistemnya. Dan menjadikan progres
daripada perusahaan itu menjadi minus (tidak sesuai target).
12
B. Tinjauan Pustaka
B.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut (Romney dan Steinbart, 2016) Sistem informasi akuntansi
adalah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah
data untuk menghasilkan informasi bagi pengambilan keputusan. Sistem ini
meliputi orang, prosedur dan instruksi, data perangkat lunak, infrastruktur
teknologi informasi, serta pengendalian internal dan ukuran keamanan.
Menurut (Soemarso, 2004 ) Sistem informasi akuntansi sebagai kumpulan
dari subsistem subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi
informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen dalam proses
pengambilan keputusan di bidang keuangan. (Mulyadi, 2016) menyatakan
bahwa : “Sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen,
alat komunikasi, tenaga pelaksana dan berbagai laporan yang di desain
untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan
yang dibutuhkan manajemen”.
B.1.1 Komponen dan Fungsi Sistem Informasi Akuntansi:
Menurut (Romney dan Steinbart, 2016) Sistem informasi
akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu sebagai berikut:
1. Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan
melaksanakan berbagai fungsi.
2. Prosedur-prosedur, baik manual maupun yang
terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan,
13
memproses, dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas
organisasi.
3. Data tentang proses-proses bisnis organisasi.
4. Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.
5. Infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer,
peralatan pendukung (peripheral device), dan peralatan
untuk komunikasi jaringan.
6. Pengendalian Internal dan pengukuran keamanan yang dapat
menyimpan data Sistem Informasi Akuntansi (SIA).
Komponen Komponen ini secara bersama-sama memungkinkan
suatu sistem informasi akuntansi memenuhi tiga fungsi penting
dalam perusahaan, yaitu :
a) Mengumpulkan dan menyimpan data tentang kegiatan
operasional oleh perusahaan, sumber daya yang dipengaruhi
oleh kegiatan operasional tersebut, dan para pihak baik
internal maupun eksternal yang terlibat dalam berbagai
kegiatan operasional perusahaan tersebut agar pihak
manajemen, para pegawai, dan pihak-pihak luar yang
berkepentingan dapat meninjau ulang hal-hal yang telah
terjadi.
b) Mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak
manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
14
c) Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga
aset aset perusahaan, untuk memastikan bahwa data tersebut
tersedia saat dibutuhkan dan data tersebut menjadi relevan
dan andal.
B.1.2 Sistem Informasi Akuntansi dan Strategi Perusahaan
Menurut (Romney dan Steinbart, 2016) perkembangan
teknologi informasi (TI) dapat mempengaruhi strategi bisnis,
contohnya, internet sangat mempengaruhi cara berbagai aktivitas
yang dilakukannya, secara signifikan dapat mempengaruhi strategi
maupun posisi strategis. Peran SIA sangat penting dalam membantu
mengadopsi dan mengelola posisi strategis pencapaian paling layak
antar aktivitas mengharuskan pengumpulan data setiap aktivitas. Hal
ini penting juga bahwa sistem informasi mengumpulkan dan
mengintegrasikan data keuangan dan non keuangan mengenai
aktivitas organisasi.
B.2 Deskripsi Kas
Menurut (Syam, 2014) Kas adalah salah satu unsur aktiva yang
paling penting karena merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang
siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Hampir setiap transaksi perusahaan dengan pihak luar
menggunakan kas. Oleh karena itu, kas mempunyai sifat mudah Dipindah
tangankan dan tidak dapat dibuktikan pemiliknya maka uang kas yang
15
keluar akan mudah Disalahgunakan. Melihat kondisi kas yang demikian
beresiko maka setiap perusahaan harus punya sistem dan prosedur
penerimaan dan pengeluaran yang baik, dimana manajemen bertanggung
jawab atas penerimaan dan pengeluaran kas.
B.2.1 Jenis Kas
Dalam akutansi ada beberapa Jenis kas menurut (Akifa Nayla, 2013)
sebagai berikut:
1. Uang tunai berupa uang logam atau kertas, baik mata uang sendiri
maupun mata uang asing.
2. Uang perusahaan yang disimpan di bank yang penarikannya dapat
dilakukan kapan saja.
3. Surat berharga yang dikeluarkan oleh pihak bank yang dapat
digunakan setiap saat di bank yang bersangkutan
4. Kasir cek adalah cek yang dibuatdan ditanda tangani oleh suatu
bank, ditarik oleh bank itu sendiri untuk melakukan pembayaran ke
pihak lain
5. Cek perjalanan adalah yang diterbitkan oleh suatu bank untuk
melayani nasabah yang melakukan perjalanan jarak jauh. Cek yang
diterima sebagai pembayaran dari pihak lain.
B.2.2 Fungsi Kas
Fungsi dari kas dibagi menjadi tiga menurut (Soemarso, 2004 )
adalah sebagai berikut :
16
1) Sebagai alat tukar atau alat bayar dalam jumlah besar/kecil.
2) Alat yang diterima sebagai setoran oleh bank sebesar nilai
nominalnya.
3) Kas juga digunakan untuk investasi baru dalam aktiva tetap.
B.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas menurut (Mulyadi, 2016) adalah
suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang
dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk
kegiatan umum perusahaan, Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah
proses aliran kas yang terjadi di perusahaan secara terus menerus sepanjang
hidup perusahaan yang bersangkutan masih beroperasi. Aliran kas terdiri
dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar.
Menurut (Bahri, 2016 ) Sistem akuntansi penerimaaan kas
merupakan sistem akuntansi yang terkait dengan penerimaan kas yang
bersumber dari bunga dan investasi, penarikan pinjaman, setoran modal,
serta penjualan aktiva tetap.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud sistem akuntansi penerimaan kas yaitu sebuah sistem
akuntansi yang terkait dengan aktivita penerimaan kas yang diperoleh
perusahaan baik dar transaksi penualan tunai maupun sumber lainnya.
17
B.3.1 Fungsi Kas dalam Sistem Penerimaan Kas
Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas menurut
(Mulyadi, 2016) yaitu :
a) Fungsi Sekretariat: Fungsi ini bertanggung jawab dalam
penerimaan cek dan surat pemberitahuan melalui pos dari para
debitur perusahaan. Bertugas untuk membuat daftar surat
pemberitahuan atas dasar surat pemberitahuan yang diterima
bersama cek dari para debitur.
b) Fungsi Penagihan: Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan
penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar
piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi.
c) Fungsi Kas: Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari
fungsi sekretariat (jika penerimaan kasdari piutang dilaksanakan
melalui pos) atau dari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari
piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan. Bertugas untuk
menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera
ke bank dalam jumlah penuh.
d) Fungsi Akuntansi: Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan
penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan
berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.
e) Fungsi Pemeriksa Intern: Fungsi ini bertanggung jawab dalam
melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara
periodik.
18
B.3.2 Prosedur Pencatatan Sistem Penerimaan Kas
Prosedur pencatatan sistem penerimaan kas menurut
(Rita Eni dan Nugraheni, 2012) sebagai berikut :
1) Transaksi-transaksi penerimaan kas yang dicatat dalam
jurnal penerimaan kas dibukukan pada akhir bulan ke setiap
rekening buku besar yang sesuai,jumlah kas dari hasil
transaksi yang dicatat dalam kolom pada sisi debit dicatat
pada kolo debit di rekening buku besar, sedangkan jumlah
kas yang dicatat dalam kolom pada sisi kredit dicatat dalam
kolom kredit di rekening buku besar.
2) Transaksi pembayaran piutang oleh debitur dibukukan
secara harian dalam buku pembantu piutang. Jumlah
pembayaran piutang yang dicatat dalam kolom piutang
(kredit) di jurnal penerimaan kas. Dengan demikian dapat
diketahui saldo piutang masing masing debitur setiap saat.
3) Pembukuan transaksi penerimaan kas yang dicatat dalam
kolom lain-lain dapat dilakukan baik secara harian maupun
bulanan. Transaksi-transaksi tersebut terdiri dari berbagai
transaksi yang berbeda sehingga rekening untuk
mencatatnya juga berbeda-beda.karena itu jumlah yang
dibukukan ke buku besar bukan hasil penjumlahan pada
kolom tersebut tetapi jumlah pada setiap transaksi.
19
B.3.3 Dokumen Sistem Penerimaan Kas
Dokumen yang ada dalam sistem penerimaan kas menurut
sebagai berikut (Baridwan, 2008 ):
1. Dokumen (bukti) asli pendukung setiap penerimaan uang yang
terdiri dari:
- Pemberitahuan tentang pelunasan dari para langganan
(remittance advice) atau amplop.
- Bukti penerimaan uang yang diberi nomor urut yang
dicetak dan dibuat oleh kasir untuk penerimaan uang
langsung.
- Pita daftar penjualan tunai.
- Pemberitahuan tentang pelunasan daftar penjualan
salesmen.
- Pemberitahuan dari bank tentang pinjaman penagihan oleh
bank
2. Data harian yang menunjukkan kumpulan ataukah ringkasan
penerimaan kas yang terdiri dari:
- Bukti setor ke bank
- Daftar penerimaan kas harian (dibuat oleh kasir) dan
daftar penerimaan kas harian (yang dibuat oleh bagian
surat masuk)
- Ringkasan cash register
- Proff tapes.
20
3. Buku Jurnal (book of original entry)
- Jurnal penerimaan uang
- Kombinasi proof shet dengan jurnal penerimaan barang
- Buku pembantu piutang dan buku besar
B.4 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Menurut (Mulyadi, 2016) sistem akuntansi pengeluaran kas adalah
suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik
dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan
umum perusahaan. Pengeluaran kas merupakan suatu transaksi yang
menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang
diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran hutang maupun hasil
transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas, Sistem Akuntansi pokok
yang digunakan untuk melaksanakan pengeluaran kas yaitu sistem
akuntansi pengeluaran kas dengan cek dan sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan melalui dana kas kecil.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas adalah suatu proses, cara, perbuatan mengeluarkan alat
pertukaran yang diterima untuk pelunasan hutang dan dapat diterima
sebagai suatu setoran ke bank dengan jumlah besar nominalnya, juga
simpanan dalam bank atau tempat-tempat lainnya yang dapat diambil
sewaktu-waktu.
21
B.4.1 Prosedur Pembentukan Sistem Pengeluaran Kas
Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi
pengeluaran kas antara lain (Diana dan Lilis, 2010):
a) Prosedur pembentukan dana kas kecil Prosedur dalam sistem
saldo tetap dan berfluktuasi tidak berbeda jauh. Bagian utang
mencatat pembentukan dana kas kecil dengan mendebet
Dana Kas Kecil dan mengkredit BKK yang akan dibayar.
BKK tersebut dilampiri dengan Surat keputusan
pembentukan dana kas kecil yang diserahkan oleh bagian
utang ke bagian kasa. Selanjutnya bagian kasa membuat cek
atas nama dan memintakan otorisasi. Cek tersebut kemudian
diserahkan kepada pemegang dana kas kecil dan BKK
diserahkan kepada bagian jurnal stelah dibubuhi cap “lunas”
oleh bagian kasa. Bagian jurnal selanjutnya mencatat
pengeluaran kas dalam register cek.
b) Prosedur Permintaan dan Pertanggung jawaban Pengeluaran
Dana Kas Kecil Prosedur dana kas kecil yang menggunakan
sistem saldo tetap sedikit berbeda dengan sistem saldo yang
berfluktuasi. Pada sistem saldo tetap, pengeluaran dana kas
kecil tidak dicatat dalam catatan akuntansi, pemegang dana
kas kecil hanya mengarsipkan dokumen permintaan
pengeluaran kas kecil berdasarkan abjad nama pemakai dana
kas kecil. Pada sistem saldo berfluktuasi, saldo rekening
22
dana kas kecil dalam buku besar dibiarkan berfluktuasi
sesuai dengan jumlah pengisian dan pemakaian dana kas
kecil
c) Prosedur Pengisian Kembali Kas Kecil Prosedur pengisian
kembali dana kas kecil dalam sistem saldo tetap berbeda
dengan sistem saldo berfluktuasi. Perbedaannya adalah
dalam saldo tetap didasarkan atas jumlah uang tunai yang
telah dikeluarkan menurut bukti pengeluaran kas kecil
sedangkan dalam saldo berfluktuasi didasarkan atas taksiran
jumlah uang tunai yang diperlukan oleh pemegang dana kas
kecil.
B.4.2 Faktor Sistem Pengeluaran Kas
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
pengeluaran kas menurut (Munawir, 2012) :
1) Transaksi pembelian saham dan obligasi sebagai investasi
jangka pendek maupun investasi jangka panjang serta
adanya pembelian aktiva tetap.
2) Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya
pengambilan kas oleh pemilik perusahaan.
3) Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang yang jangka
pendek maupun jangka panjang.
23
4) Pembelian barang dengan secara tunai, adanya biaya operasi
yang meliputi upah/gaji, pembelian alat kantor, pembayaran
sewa, bunga, premi angsuran, persekot-persekot biaya
maupun persekot pembelian.
5) Pengeluaran kas untuk pembayaran deviden, pajak, denda
dan lain-lain
B.4.3 Fungsi Sistem Pengeluaran Kas
Fungsi-fungsi yang terkait didalam sistem pengeluaran kas
dengan dana kas kecil (Hall, 2011) sebagai berikut:
1) Fungsi kas yang bertanggung jawab dalam mengisi cek,
meminta otorisasi atas cek dan menyerahkan cek kepada
pemegang dana kas kecil pada saat pembentukan maupun
pada saat pengisian kembali dana kas kecil
2) Fungsi akuntansi yang bertanggung jawab dalam pencatatan
pembentukan dana kas kecil, pengeluaran kas kecil serta
pengisian kembali dana kas kecil, pembuatan bukti kas
keluar serta melakukan verifikasi kelengkapan.
3) Fungsi pemegang dana kas kecil yang bertanggungjawab
atas penyimpanan dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil
dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.
4) Fungsi pemeriksaan intern yang bertanggung jawab atas
perhitungan dana kas kecil secara periodik dan
24
mencocokkan hasil perhitungan dengan catatan kas serta
mengatakan pemeriksaan mendadak terhadap saldo dana kas
kecil yang ada pada pemegang dana kas kecil.
B.4.4 Dokumen Sistem Pegeluaran Kas
Dokumen yang ada dalam sistem pengeluaran kas menurut
(Romney dan Steinbart, 2016) yaitu :
a. Memo debit: merupakan dokumen yang digunakan untuk
mencatat pengurangan terhadap saldo yang harus dibayarkan.
b. Voucher pencairan: merupakan dokumen yang mengindikasikan
jumlah bersih untuk dibayarkan setelah dikurangi setiap diskon
dan potongan yang berlaku.
Dokumen yang diguakan dalam sistem pengeluaran kas
menurut (Shatu, 2016) sebagai berikut:
a) Bukti kas keluar : Dokumen ini berfungsi sebaga perintah
pengeluaran kas kepada bagian kasa sebesar yang
mencantumkan dalam dokumen tersebut.
b) Cek : Dari sudut sistem informasi akuntansi, cek merupakan
dokumen yang digunakan untuk memerintah bank melakukan
pembayaran sejumlah uang kepada pihak atau organisasi yang
namanya tercantum pada cek.
25
c) Permintaan Cek : Dokumen ini berfungsi permintaan dari fungsi
yang memerlukan pengeuaran kas kepada fungsi akuntansi
untuk membuat kas keluar.
B.4.5 Prosedur Pengawasan Sistem Pengeluaran Kas
Prosedur pengawasan terhadap pengeluaran kas menurut
(Baridwan, 2008 ) adalah :
1) Semua pengeluaran uang menggunakan cek, kecuali untuk
pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil.
2) Dibentuk kas kecil yang diawasi dengan ketat.
3) Pelulusan cek hanya dilakukan apabila didukung bukti-bukti
yang lengkap atau dengan kata lain digunakan sistem
voucher.
4) Dipisahkan antara orang yang mengumpulkan bukti-bukti
pengeluaran,yang menulis cek, yang menandatangani cek
dan yang mencatat penerimaan kas.
5) Diadakan pemeriksaan intern dalam waktu tidak tentu dan
diharuskan membuat laporan kas harian
B.4.6 Catatan Akuntansi Sistem Pengeluaran Kas
Catatan Akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran
kas menurut (Mulyadi, 2016) adalah:
a. Jurnal Pengeluaran Kas
26
Dalam pencatatan utang dengan account payable system
untuk mencatat transaksi pembelian digunakan jurnal pembeliaan
dan untuk mencatat pengeluaran kas digunakan jurnal
pengeluaran kas.
b. Register Cek
Dalam pencatatan utang dengan voucher payable system,
transaksi untuk mencatat transaksi pembeliaan digunakan dua
jurnal yaitu register bukti kas keluar untuk mencatat utang yang
timbul dan register cek untuk mencatat pengeluaran kas dengan
cek.
B.5 Flowchart Pada Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan
Pengeluaran Kas
Flowchart adalah teknik analitis yang digunakan untuk
menggambarkan beberapa aspek dari sistem informasi dengan cara
yang jelas, ringkas, dan logis. Flowchart menggunakan simbol standar
untuk menggambarkan prosedur proses transaksi perusahaan dan aliran
data sistem dari awal hingga akhir (Romney dan Steinbart, 2016),
sedangkan menurut (Widjajanto, 2001) menyatakan bahwa bagian alir
(flowchart) adalah suatu diagram simbol yang menampilkan aliran data
dan rangkaian tahapan operasi dalam suatu sistem.
Penggunaan flowchart lebih bermanfaat dibandingkan dengan
uraian tertulis dalam menggambarkan suatu sistem. Manfaat tersebut
adalah sebagai berikut (Mulyadi, 2016):
27
1) Gambaran sistem secara menyeluruh lebih mudah diperoleh
dengan menggunakan flowchart.
2) Perubahan sistem lebih mudah digambarkan dengan
menggunakan flowchart.
3) Kelemahan-kelemahan dalam sistem dan identifikasi bidang
bidang yang memerlukan perbaikan lebih mudah ditemukan
dengan flowchart.
4) Dokumentasi sistem akuntansi dilakukan dengan
menggunakan flowchart.