Post on 12-Mar-2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Kesehatan
1. Definisi
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang
lain dan bukan seperangkat prosedur yang akan dilaksanakan ataupun hasil
yang akan dicapai Nyswander (1947) dikutip oleh Maulana (2009). Proses
ini didasarkan pada prinsip-prinsip ilmu pengetahuan yang memberi
kemudahan untuk belajar dan perubahan perilaku, baik bagi tenaga
kesehatan maupun bagi pemakai jasa pelayanan, termasuk anak-anak dan
remaja. Disimpulkan bahwa pada dasarnya pendidikan kesehatan
merupakan upaya-upaya terencana untuk mengubah perilaku individu,
kelompok, keluarga dan masyarakat. Hal tersebut juga menunjukan bahwa
pendidikan kesehatan membutuhkan pemahaman yang mendalam, karena
melibatkan berbagai istilah atau konsep seperti perubahan perilaku dan
proses pendidikan (Maulana, 2009).
2. Tujuan pendidikan kesehatan
Tujuan pendidikan kesehatan dapat diperhatikan sebagai berikut
(Maulana, 2009):
a. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.
Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan bertanggung jawab mengarahkan
cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.
9 Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor – faktor tersebut dapat dikelompokan dalam (Susilo, 2011) :
a. Faktor internal
1) Faktor fisiologis
Kondisi fisiologis yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
masih dibedakan menjadi 2 macam :
a) Keadaan jasmani
Keadaan jasmani yang dikatakan melatarbelakangi aktivitas
belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya
dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani
yang lelah, akan lain pengaruhnya dengan yang tidak lelah.
b) Keadaan fungsi – fungsi jasmani tertentu, terutama panca indera.
Berfungsinya panca indera akan merupakan syarat proses belajar
itu berlangsung baik, terutama mata dan telinga.
2) Faktor psikologis
Menurut Arden, N. Frandsen dikutip oleh Susilo, 2011
mengatakan bahwa hal – hal yang mendorong untuk belajar adalah
sebagai berikut :
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih
luas.
b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk selalu maju.
c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orangtua, guru
dan teman – teman.
d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu
dengan usaha yang baru.
e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pelajaran.
b. Faktor eksternal
1) Faktor non sosial
Kondisi non sosial ini tidak terlalu banyak, diantaranya udara,
suhu udara, cuaca, waktu, tempat dan alat – alat yang dipakai. Semua
faktor – faktor non sosial supaya diatur sedemikian rupa sehingga
dapat membantu proses belajar secara maksimal.
2) Faktor sosial
Kondisi sosial disini adalah faktor manusia, baik manusia itu
ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan tidak
langsung hadir. Kehadirannya orang atau orang lain pada waktu
seseorang sedang belajar, sangat mengganggu belajar. Misalnya
sedang ada ujian, seseorang atau banyak orang bercakap – cakap
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
didekat ruang ujian atau seseorang sedang belajar dikamar,
seseorang atau lebih keluar masuk kamar tersebut. Kehadiran orang
yang tidak langsung atau dapat disimpulkan kehadirannya, misalnya
potret dapat merupakan representasi dari seseorang atau suara lagu –
lagu juga dapat merupakan representasi dari kehadiran seseorang,
biasanya faktor – faktor tersebut mengganggu konsentrasi.
4. Metode pengajaran
a. Kelas
Metode pengajaran adalah alat dan cara dalam pelaksanaan
strategi belajar mengajar. Sedangkan strategi belajar mengajar adalah
pola umum perbuatan guru dan siswa dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar. Macam – macam metode pengajaran kelas (Susilo,
2011) :
1) Ceramah
Penyampaian bahan pelajaran dengan cara komunikasi verbal.
Keuntungan : ekonomis, jumlah pendengar banyak, informasi ilmu
pengetahuan, meningkatkan motivasi. Kerugian : mahasiswa pasif –
guru aktif, tidak sesuai untuk pengembangan attitude dan
psikomotor, tidak untuk kognitif tingkat tinggi.
2) Tanya jawab
Adalah suatu metode belajar dua arah (pengajar dan peserta
didik) yang disusun sebelum pelajaran dimulai.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3) Diskusi
Adalah suatu proses pertukaran informasi, mempertahankan
pendapat atau penyelesaian masalah oleh minimal dua orang.
Keuntungan metode ini adalah peserta didik menjadi aktif.
4) Kerja kelompok
Merupakan suatu proses belajar mengajar yang menghendaki
keaktifan peserta didik. Aspek – aspek kelompok perlu diperhatikan
yaitu tujuan jelas, interaksi harus ada dan merata, kepemimpinan
ditujukan untuk mencapai tujuan.
5) Simulasi
Adalah suatu proses belajar mengajar dengan berbuat seolah –
olah. Simulasi bertujuan melatih ketrampilan, memperoleh
pemahaman dan menyelesaikan masalah. Bentuk –bentuk simulasi
antara lain : role play, psiko drama, sosio drama dan permainan.
6) Demonstrasi
Adalah metode belajar mengajar dengan memperhatikan
sesuatu, bertujuan menyelesaikan masalah tentang cara mengatur,
mengerjakan dan membuat.
7) Problem based learning
Adalah peserta didik diberi suatu masalah yang terkait dengan
topik pembelajaran, kemudian difasilitasi untuk membuat pertanyaan
- pertanyaan yang pada akhir tahap belajar dapat menyelesaikan
masalah yang diberikan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
8) Self directed learning
Adalah suatu proses dimana peserta didik mengambil atau
mempunyai inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain dalam
menentukan kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan,
mengidentifikasi sumber – sumber daya manusia dan material untuk
pembelajaran, memilih dan mengimplementasikan strategi
pembelajaran yang tepat dan mengevaluasi hasil pembelajaran
(Knowles, 1975) dikutip oleh (Susilo, 2011)
b. Klinik
Sebagai ilustrasi bahwa pada tujuan mata ajar mengukur tanda –
tanda vital, tujuan belajar kliniknya adalah mengukur suhu dan tekanan
darah, menghitung denyut nadi, evaluasi hasil yang didapat secara catat
dan laporkan hasil tindakan.
Berdasarkan kepentingannya kegiatan praktek dilaksanakan sebagai
berikut (Susilo, 2011) :
a. Laboratorium pendidikan
Disuatu kampus yang dilengkapi dengan material stimulasi bagi
peserta didik keperawatan untuk melakukan praktek sekalipun bukan
pada situasi sebenarnya.
b. Laboratorium klinik
Institusi atau Rumah Sakit, rumah atau perawatan masyarakat
(panti jompo) dimana peserta didik keperawatan dapat berkontak
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
dengan klien untuk tujuan mendapatkan ketrampilan intelektual dan
psikomotor.
5. Langkah – langkah perencanaan pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan cara yang tepat membantu
masyarakat mempelajari apa yang harus mereka kerjakan sendiri dan
bagaimana mengerjakannya untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih
baik (Maulana, 2009) :
a. Analisis sasaran atau menentukan prioritas pengajaran
Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar, hendaknya kita
mengidentifikasi aspek epidemiologi dan aspek perilaku sasaran
berhubungan dengan penyakitnya. Hal ini bertujuan untuk menentukan
garis batas antara perilaku yang akan diajarkan dan perilaku yang tidak
perlu diiajarkan. Perilaku yang akan diajarkan selanjutnya dirumuskan
dalam bentuk tujuan khusus.
b. Identitas pelajaran
1) Mengidentifikasi area atau pesan pokok atau topik.
2) Sasaran (individu, kelompok, keluarga dan masyarakat).
3) Tempat.
4) Waktu.
5) Hari, tanggal
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
c. Menentukan tujuan
1) Tujuan umum
Tujuan umum merupakan tujuan yang akan dicapai setelah
menyelesaikan setiap pokok bahasa atau satuan bahasa tertentu
dalam suatu bidang studi.
2) Tujuan khusus
Tujuan yang dibuat harus menggambarkan tingkah laku
sasaran yang dapat diamati dan dapat diukur oleh pemberi materi.
d. Menentukan isi atau materi
Komponen materi atau bahan pelajaran berisi bahan yang akan
disampaikan kepada sasaran untuk meningkatkan pencapaian tujuan
instruksional khusus atau tujuan khusus.
B. Fisiologi Ibu Nifas
1. Definisi
Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil
(Ristiyaningsih, 2014).
Dalam masa nifas terdapat tahapan-tahapan nifas antara lain sebagai
berikut (Rukiyah, 2011) :
a. Puerperium dini: masa kepulihan adalah saat-saat ibu diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
b. Puerperium intermedial : masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ
genital, kira-kira antara 6-8 minggu.
c. Remot puerperium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan
mempunyai komplikasi.
2. Fisiologi pada periode pascapartum
Periode pascapartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai
organ-organ reproduksi kembali keadaan normal sebelum hamil. Periode
ini kadang-kadang disebut puerperium atau trimester ke-4 kehamilan.
Perubahan fisiologis yang terjadi sangat jelas, walaupun dianggap normal,
dimana proses-proses pada kehamilan berjalan terbalik (Bobak, 2004).
a. Perubahan sistem reproduksi (Bobak, 2004) :
1) Uterus
1. Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah
melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah
plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir
tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2
cm dibawah umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis. Dalam beberapa hari kemudian,
perubahan involusi berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-
kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari pascapartum ke-6 fundus
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
normal akan berada di pertengahan antara umbilikus dan simfisis
pubis.
2. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan,
terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterine
yang sangat besar. Hemostasis pascaprtum dicapai terutama
akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh
agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormon oksitosin
yang dilepas dari kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan membantu
hemostasis. Selama 1-2 jam pertama pascapartum intensitas
kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk
mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya
suntikan oksitosin (Pitosin) secara intravena atau intramuskular
diberikan segera setelah plasenta lahir. Dianjurkan ibu
membiarkan bayinya di payudara segera setelah lahir karena
isapan bayi pada payudara merangsang pelepasan oksitosin.
3. Afterpains
Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga fundus
pada umumnya tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang
sering dialami multipara bisa menimbulkan nyeri yang bertahan
sepanjang masa awal puerperium. Rasa nyeri setelah melahirkan
ini lebih nyata setelah ibu melahirkan, ditempat uterus terlalu
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
teregang (misalnya, pada bayi besar, kembar). Menyusui dan
oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri pada bagian
abdomen, ini karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
4. Lokia
Lokia adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar
melalui vagina selama peurperium, karena perubahan warnanya,
nama deskriptif lokia berubah (Helen, 2007) :
(1) Lokia rubra
Lokia rubra berwarna merah, ini adalah lokia pertama
yang mulai keluar segera setelah melahirkan dan berlanjut
selama 2 – 3 hari pertama pascapartum. Lokia rubra
mengandung darah dan jaringan desidua.
(2) Lokia serosa
Lokia serosa berwarna merah muda, lokia ini berhenti
sekitar 7 – 8 hari kemudian berganti dari warna merah muda,
kuning atau putih hingga transisi menjadi lokia alba. Lokia
serosa mengandung cairan serosa, jaringan desidua, leukosit
dan eritrosit.
(3) Lokia alba
Lokia alba mulai terjadi sekitar hari ke-10 pascapartum
dan hilang sekitar periode 2 – 4 minggu. Pada beberapa wanita,
lokia ini tetap ada pada saat pemeriksaan pascapartum. Warna
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
lokia alba putih krem terutama mengandung leukosit dan sel
desidua.
2) Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam
pascapartum, serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih
padat dan kembali ke bentuk semula. Serviks setinggi segmen bawah
uterus tetap edematosa, tipis dan rapuh selama beberapa hari setelah
ibu melahirkan. Ektoserviks (bagian serviks yang menonjol ke
vagina) terlihat memar dan ada sedikit laserasi kecil sampai kondisi
yang optimal untuk perkembangan infeksi. Muara serviks, yang
berdilatasi 10 cm sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap.
Dua jari mungkin masih dapat dimasukkan kedalam muara serviks
pada hari ke-4 sampai ke-6 pascapartum, tetapi hanya tangkai kuret
terkecil yang dapat dimasukkan pada akhir minggu ke-2. Muara
serviks eksterna tidak akan berbentuk lingkaran seperti sebelum
melahirkan, tetapi terlihat memanjang seperti suatu celah, sering
disebut seperti mulut ikan. Laktasi menunda produksi estrogen yang
mempengaruhi mucus dan mukosa.
3) Vagina dan Perineum
Segera setelah melahirkan, vagina tetap terbuka lebar mungkin
mengalami beberapa derajat edema dan memar. Setelah 1 – 2 hari
pertama pascapartum, tonus otot vagina kembali tidak lebar dan
vagina tidak lagi edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
dan lebih besar dari biasanya. Ukurannya menurun dengan
kembalinya rugae vagina sekitar minggu ketiga pascapartum (Helen,
2007). Pada masa postpartum seorang ibu akan rentan terhadap
infeksi, tetapi sangat kecil kemungkinan jika luka perineum dirawat
dengan baik. Hal ini akan meningkatkan kenyamanan dan mencegah
infeksi (Simamora, 2009). Faktor yang mempengaruhi kesembuhan
luka menurut Smeltzer (2002) dikutip oleh Simamora (2009) yaitu :
a) Faktor Eksternal :
(1) Tradisi
Di Indonesia ramuan peninggalan nenek moyang untuk
perawatan pasca persalinan masih banyak digunakan,
meskipun oleh kalangan masyarakat modern. Misalnya untuk
perawatan kebersihan genital masyarakat tradisional
menggunakan daun sirih yang direbus dengan air kemudian
dipakai untuk cebok. Penggunaan ramuan obat untuk
perawatan luka dan teknik perawatan luka yang kurang benar
merupakan penyebab terlambatnya penyembuhan (Marison,
2003).
(2) Pengetahuan
Pengetahuan ibu tentang perawatan pasca persalinan
sangat menentukan lama penyembuhan luka perineum.
Apabila pengetahuan ibu kurang, terlebih masalah kebersihan
maka penyembuhan luka akan berlangsung lama.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
(3) Sarana prasarana
Kemampuan ibu dalam menyediakan sarana prasarana
dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi
penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam
menyediakan antiseptik.
b) Faktor Internal
a. Usia
Penyembuhan luka lebih cepat terjadi pada usia muda
daripada orangtua. Orang yang sudah lanjut usianya tidak
dapat mengatasi stress seperti trauma jaringan atau infeksi.
b. Cara perawatan
Perawatan yang tidak benar menyebabkan infeksi dan
memperlambat penyembuhan. Karena perawatan yang kasar
dan salah dapat mengakibatkan kapiler darah baru rusak dan
mengalami perdarahan (Herawati, 2010).
c. Perubahan sistem pencernaan
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama 2 – 3
hari setelah ibu melahirkan, keadaan ini bisa disebabkan
karena makanan padat dan kurangnya berserat selama
persalinan. Ibu nifas mungkin menahan konstipasi karena
perineumnya mengalami perlukaan atau karena kurang
pengetahuan dan takut akan merobek atau merusak jahitan
jika melakukan konstipasi (Helen, 2007). Kebiasaan buang
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
air besar yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus
usus kembali normal.
Hal-hal yang harus diketahui ibu selama menjalani masa nifas :
1) Aktivitas
Aktivitas yang cukup sangat dianjurkan, dan tidur siang
harus dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.
2) Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring kekanan
dan kekiri untuk mecegah terjadinya perdarahan.
3) Nutrisi
Makanan ibu nifas harus bergizi dan cukup kalori.
Sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayuran dan buah – buahan yang berfungsi sebagai berikut
(Ambarwati, 2008) :
a) Sumber tenaga (energi) untuk pembakaran tubuh, zat gizi
sebagai sumber karbohidrat yang terdiri dari beras, jagung dan
ubi.
b) Sumber pembangun (protein) protein diperlukan untuk
pertumbuhan dan pengganti sel – sel yang rusak atau mati.
c) Sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air) unsur –
unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari penyakit
dan pengatur kelancaran metabolisme.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
4) Hygiene Personal
Kebersihan diri membantu ibu mengurangi sumber infeksi.
Mandi setiap hari sangat dianjurkan setelah ibu cukup kuat
beraktivitas untuk melakukan hygiene personal. Hygiene personal
dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan pada ibu, misalnya
mengganti pembalut setiap 4 – 6 jam.
5) Hubungan Seksual
Hubungan seksual tidak boleh dilakukan segera setelah
melahirkan karena involusi uteri belum kembali normal dan
kemungkinan luka episiotomi belum pulih.
6) Istirahat
Ibu nifas membutuhkan istirahat dan tidur yang cukup. karena
sedang dalam proses penyembuhan, terutama organ-organ
reproduksi. Bayi biasanya terjaga saat malam hari, hal ini akan
mengubah pola istirahat ibu, oleh karena itu ibu istirahat (tidur) saat
bayi sedang tidur. Ibu dianjurkan untuk menyesuaikan jadwalnya
dengan jadwal bayi dan mengejar kesempatan untuk istirahat.
Istirahat ini dapat dilakukan dengan tidur siang atau tidur malam.
Jika ibu kurang istirahat (tidur) mengakibatkan berkurangnya jumlah
produksi ASI, memperlambat proses involusi dan dapat
memperbanyak perdarahan.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
C. Tingkat Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan merupakan hasil dari proses pembelajaran dengan
melibatkan indra penglihatan, penciuman, pendengaran dan pengecap.
Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam
mengambil keputusan dan dalam berprilaku (Nikmatiah, 2015).
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” penginderaan manusia
tentang suatu objek tertentu. Proses pengindraan manusia terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau dominan yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007)
dikutip oleh (Nikmatiah, 2015).
a. Menurut Notoatmodjo (2007) yang dikutip oleh Nikmatiah 2015,
pengetahuan mempunyai 6 tingkat sebagai berikut :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh
bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di
dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
5) Sintesis (synthesis)
Menunjukan pada suatu kemampuan dalam melaksanakan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini
berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan
(2010) adalah :
a. Pendidikan
Bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan
orang lain menuju cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
menerima informasi (Wawan & Dewi, 2010).
b. Pekerjaan
Pekerjaan digunakan dalam suatu tugas atau aktivitas yang
menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari
istilah ini sering dianggap sinonim dengan profesi. Pekerjaan seseorang
sering dikaitkan pula dengan tingkat penghasilannya. Jenis pekerjaan
misalnya : Tidak bekerja/IRT, Swasta, Wiraswasta, PNS, Buruh, Tani
dan lain-lain (Notoatmodjo, 2007). Seseorang yang bekerja akan
berinteraksi dengan orang lain sehingga mendapatkan berbagai macam
informasi yang dapat menambah pengetahuannya dan pengalaman
seseorang (Notoatmodjo, 2007).
c. Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip oleh Nursalam (2007)
semakin cukup umur, semakin tinggi tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
d. Pengalaman pengetahuan
Pengetahuan dapat berasal dari pengalaman, baik dari
pengalaman pribadi maupun pengalaman yang berasal dari orang lain,
pengalaman dianggap pengetahuan yang paling benar.
e. Ekonomi (pendapatan)
Dalam memenuuhi kebutuhan primer maupun kebutuhan
sekunder, keluarga yang status ekonomi baik akan lebih tercukupi bila
dibanding dengan keluarga yang status ekonominya rendah. Hal ini
akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pendidikan
yang termasuk dalam kebutuhan sekunder.
f. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat berpengaruh dalam
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
g. Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
h. Paparan Media Massa dan Informasi
Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik
sebagai alat informasi yang diterima oleh masyarakat. Sehingga
masyarakat yang lebih banyak mendapatkan informasi dari media
massa seperti televisi, radio, majalah, Koran dan lainnya akan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
memperoleh informasi dan pengetahuan yang lebih banyak daripada
yang tidak pernah terpapar media sama sekali (Notoatmodjo, 2007).
3. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) yang dikutip oleh Budiman dan Riyanto
(2013). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan penilaian dimana setiap
jawaban benar dari masing – masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika
salah diberi nilai 0. Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah skor jawaban dengan skor yang diharapkan (tertinggi) kemudian
dikalikan 100% dan hasil prosentase dengan rumus yang digunakan
sebagai berikut :
N =
Keterangan :
N = nilai pengetahuan
SP = skor yang didapat
SM = skor tertinggi maksimum
pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interpretasikan, sebagai
berikut :
a. Baik : hasil presentase 76% - 100%
b. Cukup : hasil presentase 56% - 75%
c. Kurang : hasil presentase ≤ 55%
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2010), Pender, N. J (2008)
Pendidikan kesehatan
tentang perawatan ibu
nifas
Tingkat pengetahuan
ibu nifas
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1.Pengalaman
2.Pendidikan
3.Kepercayaan
4.Pekerjaan
5.Dukungan keluarga
6.Umur
Ibu postpartum
dengan pengetahuan,
sikap dan perilaku
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
E. Kerangka Konsep
Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
B. Hipotesis
Hipotesis kerja (Ha) adalah rumusan hipotesis dengan tujuan untuk
membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul.
Sedangkan hipotesis nol (Ho) dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan
atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok
atau lebih mengenai suatu hal yang di permasalahkan (Notoatmodjo, 2012)
Ha : Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang fisiologi reproduksi
ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan di RSUD Dr. R Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.
Ho : Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang fisiologi
reproduksi ibu nifas terhadap tingkat pengetahuan di RSUD Dr. R
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
Pendidikan kesehatan
tentang fisiologi
reproduksi ibu nifas
Tingkat
pengetahuan
Pengaruh Pendidikan Kesehatan..., Witah Nur Aini, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017