Post on 18-Jan-2020
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Jumiati et al. (2013) mengenai Analisis Saluran
Pemasaran dan Margin Pemasaran Kelapa Dalam di Daerah Perbatasan Kalimantan
Timur. Penelitian tersebut bertujuan untuk (1) mengetahui saluran pemasaran dan
menganalisis efisiensi saluran pemasaran kelapa dalam dan (2) menganalisis margin
pemasaran kelapa dalam. Pengambilan sampel menggunakan metode random
sampling dengan sampling frame dilakukan secara bertahap (multi stage) dan diambil
sebanyak 100 petani. Metode analisis yang digunakan adalah analisis margin
pemasaran, farmer’s share, ratio keuntungan, dan biaya pemasaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat dua saluran pemasaran kelapa dalam di lokasi
penelitian, yaitu saluran I: petani – pedagang pengumpul desa/kecamatan – pedagang
pengumpul antar kabupaten/kota – konsumen, dan saluran pemasaran yang ke II:
petani – pedagang pengumpul. desa/kecamatan – pedagang pengumpul antar
kabupaten/kota – pedangan pengecer – konsumen. Berdasarkan analisis penampilan
pasar, pemasaran kelapa dalam di daerah Sebatik kabupaten Nunukan tidak efisien.
Hal ini dilihat dari margin pemasaran pada semua saluran pemasaran besar, distribusi
marginnya belum merata, share harga yang diterima petani masih rendah, ratio
keuntungan dan biaya bervariasi.
7
Supriatna (2002) melakukan penelitian mengenai Analisis Sistem Pemasaran
Gabah/Beras (Studi Kasus Petani Padi di Sumatra Utara). Penelitian tersebut
bertujuan untuk (1) menggambarkan saluran pemasaran padi, (2) menganilisis
komponen biaya dan margin pemasaran di setiap pelaku pemasaran, dan (3)
mengidentifikasi karakteristik dan permasalahan dari setiap pelaku pemaran.
Penelitian bersifat deskriptif menggunakan metode Participatory Rural Appraisal
(PRA) dengan pendekatan Snow Ball Sampling dimana petani sebagai titik awal
(starting point). Data primer dikumpulkan dari 50 petani, 20 pedagang, 4
penggilingan padi, dan 10 konsomen akhir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat dua saluran pemasaran beras yaitu (I) petani – pedagang pengumpul –
pedagang kongsi – pedagang kilang – pedagang grosir – pengecer – konsumen. (II)
petani – pedagang pengumpul – penggilingan desa – pengecer – konsumen. Saluran
pertama memiliki margin pemasaran terbesar pada saat di pedagang kilang sebesar
Rp.216, - dengan selisih bersih Rp. 89/kg. Saluran kedua memiliki margin pemasaran
dan margin keuntungan bersih paling tinggi terjadi pada penggilingan padi desa yaitu
Rp.210 dan Rp.85/kg. Beberapa masalah pelaku pemasaran ditemukan terutama pada
tingkat petani sebagai produsen beras, pedagang pengumpul, dan penggilingan padi
lokal.
Widiastuti & Harisudin (2013) melakukan penelitian mengenai Saluran dan
Margin Pemasaran Jagung di Kabupaten Grobogan. Penelitian tersebut bertujuan
untuk mengetahui saluran pemasaran dan margin pemasaran jagung di Kabupaten
8
Grobogan. Penelitian bersifat deskriptif analitis dengan lokasi dipilih secara
purposive dan menggunakan metode pengambilan sampel yaitu snow ball sampling.
Berdasarkan empat kecamatan yang ada ditetapkan sampel sebanyak 120 petani
dengan distribusi setiap kecamatan ditentukan secara quota sebanyak 30 sampel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola saluran pemasaran jagung yang terbentuk
di Kabupaten Grobogan terdiri dari sembilan macam saluran yang dikelompokan
menjadi tiga kelompok besar, yaitu petani yang langsung menjual ke PPD (Pedagang
Pengumpul Desa) sebanyak 56% petani, langsung menjual ke PPK (Pedagang
Pengumpul Kecamatan) sebanyak 33% petani dan langsung menjual ke PB
(Pedagang Besar) sebanyak 11%. Margin pemasaran menyebar tidak merata, yaitu
antara 62,50% - 71,07% dengan farmer’s share antara 28,93% – 37,50%. Saluran
yang paling efisien adalah petani – PPK – PMT, karena memiliki margin pemasaran
terkecil (Rp 1.655,- atau 62,50%) dengan farmer’s share terbesar (37,50%).
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Pemasaran
Pemasaran atau marketing menurut Imran (2012) merupakan semua kegiatan
yang bertujuan untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen
secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan efektif. Kegiatan
pemasaran di dalamnya terjadi suatu aliran barang dari petani (produsen) ke
konsumen akhir dengan melibatkan lembaga perantara pemasaran. Lembaga-lembaga
9
perantara pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk suatu
saluran pemasaran.
Secara umum pemasaran dianggap sebagai proses aliran barang yang terjadi
dalam pasar. Kegiatan pemasaran ini bertujuan untuk mengalirkan barang dari petani
(produsen) sampai kepada konsumen akhir yang disertai adanya proses pengolahan,
pengangkutan, dan penyimpanan. Kelancaran kegiatan pemasaran akan berpengaruh
terhadap keutungan yang diperoleh oleh para pelaku pemasaran.
2.2.2 Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas
pemasaran barang, jasa, ide, orang atau faktor-faktor Iingkungan yang saling
memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruh hubungan perusahaan
dengan pasarnya (Dharmmesta & Irawan, 1990). Imran (2012) mengungkapkan bahwa
analisis sistem pemasaran dapat dikaji melalui struktur pasar, perilaku pasar, dan
keragaan pasar yang dikenal dengan model S-C-P (structure, conduct dan performance).
Keragaan pasar (market performance) dianalisis melalui beberapa indikator yaitu saluran
pemasaran, pangsa produsen, margin pemasaran dan rasio profit margin, korelasi harga
serta elastisitas transmisi harga.
2.2.3 Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran menurut Soekartawi (1993) pada prinsipnya merupakan
aliran barang dari produsen ke konsumen dan terjadi karena adanya lembaga
pemasaran. Sedangkan menurut Kotler (2007) saluran pemasaran adalah suatu
10
perangkat organisasi yang tergantung, yang tercakup dalam proses yang membuat
produk atau jasa menjadikan untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Saluran pemasaran adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang
mengkombinasikan antara permintaan fisik dan hak dari suatu produk untuk
menciptakan kegunaan bagi pasar tertentu (Imran, 2012). Definisi tersebut
mengandung pengertian sebagai berikut:
1. Saluran pemasaran merupakan rantai yang terdiri dari beberapa kelompok
lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
2. anggota-anggota kelompoknya terdiri dari beberapa pedagang dan agen, maka
sebagian ada yang dikenal pembeli.
3. Pasar merupakan tujuan akhir dari kegiatan saluran pemasaran.
4. Saluran pemasaran melaksanakan dua kegiatan penting yaitu menggolongkan
produk dan mendistribusikannya.
Saluran pemasaran di dalamnya terdiri dari berbagai lembaga-lembaga
perantara yang suatu waktu terjadi rantai pemasaran yang panjang. Rantai pemasaran
yang panjang akan berpengaruh terhadap biaya pemasaran yang besar pula. Besarnya
biaya pemasaran akan mengarah pada semakin besarnya perbedaan harga antara
petani (produsen) dengan konsumen. Menurut Hanafiah & Saifuddin (1983) panjang
pendeknya saluran pemasaran bergantung pada:
1. Jarak antara produsen dan konsumen. Semakin jauh jarak antara produsen dan
konsumen maka makin panjang pola saluran yang terjadi.
11
2. Skala produksi. Semakin kecil skala produksi, saluran yang terjadi cenderung
panjang karena memerlukan pedagang perantara dan salurannya.
3. Cepat tidaknya produk rusak. Produk yang mudah rusak menghendaki saluran
pemasaran yang pendek karena harus segera diterima konsumen.
4. Keadaan keuangan pengusaha. Pedagang dengan kondisi keuangan yang kuat
cenderung dapat melakukan lebih banyak fungsi pemasaran dan meperpendek
saluran pemasaran.
2.2.4 Pangsa Pasar
Analisis pangsa produsen atau producer share (PS) bermanfaat untuk
mengetahui bagian harga yang diterima produsen, yang dinyatakan dalam persentase
(Imran, 2012). Semakin tinggi pangsa produsen, maka kinerja pasar semakin baik
dari sisi produsen. Pangsa produsen dirumuskan sebagai berikut:
Ps = Pf x 100%
Pr
di mana:
Ps = Bagian harga bahan olah karet yang diterima produsen
Pf = Harga bahan olah karet di tingkat produsen
Pr = Harga bahan olah karet di tingkat konsumen
2.2.5 Margin Pemasaran dan Rasio Profit Margin (RPM)
Secara umum margin pemasaran adalah perbedaan harga-harga pada berbagai
tingkat sistem pemasaran. Menurut Napitupulu (2006) margin pemasaran atau margin
tataniaga adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan
12
harga yang diterima oleh produsen. Efisiensi suatu sistem pemasaran dapat diperoleh
dari analisis margin dengan sebaran ratio profit margin (RPM) atau rasio margin
keuntungan. Secara matematis perhitungan margin pemasaran dan margin
keuntungan dapat ditulis sebagai berikut:
mji = Psi – Pbi
mji = bti + πi
π = mji – bti
Total margin pemasaran dalam saluran pemasaran tertentu dirumuskan sebagai
berikut:
Mji = mji ,atau Mji = Pr – Pf
Penyebaran margin pemasaran dapat dilihat berdasarkan persentase keuntungan
terhadap biaya pemasaran (ratio profit margin) pada masing-masing lembaga
pemasaran, yang dirumuskan sebagai:
RPM = πi
bti
di mana:
mji = margin pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Mji = total margin pada satu saluran pemasaran
Psi = harga jual pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
Pbi = harga beli pada lembaga pemasaran tingkat ke-i
bti = biaya pemasaran lembaga pemasaran tingkat ke-i
πi = keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i
13
Pr = harga pada tingkat konsumen
Pf = harga pada tingkat produsen
i = 1,2,3,...,... n
2.2.6 Korelasi Harga
Analisis korelasi harga adalah suatu analisis yang mengambarkan
perkembangan harga karet pada dua tingkat yang sama atau berlainan yang saling
berhubungan melalui perdagangan. Secara sistematis analisis korelasi harga dapat
ditulis sebagai berikut:
r = n ∑ Pr Pf - ∑ Pr ∑ Pf o
√ { n ∑ Pr2 - (∑ Pr)2 } - √ { n ∑ Pf2 - (∑ Pf)2}
di mana :
r = koefisien korelasi
n = jumlah pengamatan
Pf = harga pada tingkat produsen
Pr = harga yang dibayar oleh konsumen akhir
koefisien korelasi yang tinggi (r=1), berarti pembentukan harga antara 2 pasar lebih
terintegrasi atau menunjukkan keeratan hubungan antara dua pasar.
2.2.7 Elastisitas Transmisi Harga
Analisis elastisitas transmisi harga atau nisbah perubahan nilai dari harga
konsumen dengan perubahan harga di tingkat produsen. Analisis ini adalah analisis
yang menggambarkan sejauh mana dampak dari perubahan harga barang di tempat
14
konsumen atau pengecer terhadap perubahan harga di tingkat produsen atau penghasil
(Imran, 1994). Elastisitas transmisi harga dirumuskan sebagai berikut:
Et = δ Pr/Pr atau Et = δ Pr . Pf
δ Pf/Pf δ Pf Pr
Karena Pf dan Pr berhubungan lini, yaitu Pf = a + b Pr, maka:
δ Pf = b atau δ Pr = 1
δ Pr δ Pf b
Keterangan :
Et = Elastisitas transmisi harga
δ = Diferensiasi atau penurunan
Pf = Harga rata-rata di tingkat produsen
Pr = Harga rata-rata di tingkat konsumen akhir (petani pemakai benih)
a = Konstanta atau titik potong
b = Koefisien regresi
Menurut Imran (1994), kriteria pengukuran pada analisis elastisitas transmisi harga
adalah:
1. Jika Et = 1, berarti perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer
ditransmisikan 100% ke produsen, sehingga pasar dianggap sebagai pasar yang
bersaing sempurna dan sistem pemasaran telah efisien.
2. Jika Et > 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer lebih
besar dibanding laju perubahan harga di tingkat produsen. Hal ini
menggambarkan bahwa pemasaran yang terjadi merupakan pemasaran bersaing
15
tidak sempurna, menunjukkan terdapat kekuatan monopoli atau oligopoli dalam
sistem pemasaran tersebut. Dengan kata lain sistem pemasaran berlangsung
tidak (belum) efisien
3. Jika Et < 1, berarti laju perubahan harga di tingkat konsumen/pengecer lebih
kecil daripada laju perubahan harga di tingkat produsen, artinya pasar yang
dihadapi oleh pemasaran bersaing tidak sempurna, dan dengan demikian sistem
pemasaran yang berlangsung belum efisien.
2.3 Kerangka Pemikiran
Komoditas sayuran menyumbang potensi besar terhadap pembangunan sektor
pertanian di masa mendatang. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia
akan sayuran khususnya kangkung menjadikan pemerintah menaruh perhatian dan
membuat kebijakan untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Proses pasca panen
seperti kegiatan pemasaran yang baik sangat dibutuhkan petani (produsen) untuk
menyalurkan hasil produksi hingga ke tangan konsumen. Kegiatan pemasaran ini
tergantung pada sistem tataniaga pertanian. Tingkat efisiensi tataniaga pertanian
berpengaruh besar terhadap tingkat harga dan waktu distribusi kangkung dari petani
Desa Pandanajeng.
Oleh karena itu, dibutuhkan pengetahuan terhadap tingkat efisiensi pemasaran
dari saluran pemasaran kangkung yang sudah ada. Tingkat efisiensi tersebut dapat
diukur berdasarkan tingkat margin pemasaran di setiap pelaku pemasaran serta nilai
16
farmer’s share. Hasil akhir penelitian akan diperoleh informasi mengenai besaran
biaya, margin pemasaran, dan solusi permasalahan yang ada di setiap pelaku
pemasaran demi memberikan dukungan dalam upaya peningkatan kesejahteraan
petani dan lembaga perantara terkait.
Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengetahuan Akan Sistem Pemasaran dan
Permasalahan yang Dihadapi
Analisis Efisiensi Saluran Pemasaran
dan Margin Pemasaran
Efisiensi Pendapatan dan Kegiatan
Saluran Pemasaran Kangkung
Petani Kangkung Desa Pandanajeng
Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang
Pedagang Besar
(Luar Kota)
Pedagang Kecil (Pengecer)
Konsumen Akhir