Post on 20-Nov-2020
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian yang Relevan
Novel Kelir Slindet karya Kedung Darma Romansha sudah pernah dikaji oleh
beberapa pengamat sastra. Selain itu, wujud dan unsur kebudayaan juga sudah pernah
menjadi bahan kajian penelitian oleh beberapa mahasiswa. Berikut kajian yang
berkaitan dengan novel Kelir Slindet karya Kedung Darma Romansha serta wujud dan
unsur kebudayaan. Konflik sosial masyarakat pedesaan dalam novel Kelir Slindet
Karya Kedung Darma Romansha (Kajian Sosiologi Sastra)
Skripsi berjudul “Konflik Sosial Masyarakat Pedesaan dalam Novel Kelir
Slindet Karya Kedung Darma Romansha disusun Hani Kurniasih dari jurusan
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji permasalahan konflik sosial masyarakat yang
mencakup bentuk-bentuk konflik sosial dan pemicunya. Data dalam penelitian ini
adalah teks-teks yang berpotensi memiliki konflik sosial. Sumber data penelitian ini
adalah novel Kelir Slindet karya Kedung Darma Romansha. Pendekatan yang
digunakan adalah adalah pendekatan sosiologi sastra. Metode yang digunakan adalah
dekriptif analitis.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa ada dua hal yang berkaitan dengan
konflik sosial masyarakat pedesaan dalam novel Kelir Slindet karya Kedung Darma
Romansha. Analisis terkait dengan bentuk-bentuk konflik sosial masyarakat meliputi
enam hal, yaitu konflik antar kelas, konflik antar kelompok, konflik antar antar
individu, konflik antar generasi, konflik status dan peran aktif, dan konflik pribadi.
7
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
8
Selain itu, ada empat faktor yang melatarbelakangi terjadinya konflik sosial
masyarakat dalam novel Kelir Slindet karya Kedung Darma Romansha. Keempat
faktor tersebut adalah (1) faktor ekonomi; (2) faktor kebudayaan; (3) faktor sosial; dan
(4) faktor SDM rendah.
Wujud dan unsur kebudayaan dalam Kumpulan Cerita Legenda Jawa
Kabupaten Cilacap yang Diterbitkan oleh yayasan Pembinaan Pendidikan Generasi
Muda
Penelitian berjudul “Wujud dan Unsur Kebudayaan dalam Kumpulan Cerita
Legenda Jawa Kabupaten Cilacap yang diterbitkan oleh Yayasan Pembinaan
Pendidikan Generasi Muda” disusun oleh Fiqih Nursanti Nugraheni dari jurusan
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud dan unsur kebudayaan dalam
kumpulan legenda Jawa kabupaten Cilacap. Sumber data penelitian ini adalah
kumpulan cerita legenda Jawa kabupaten Cilacap. Data dalam penelitian ini adalah
teks yang mengandung wujud dan unsur kebudayaan. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan antropologi sastra. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif analitis.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam kumpulan cerita legenda Jawa
Kabupaten Cilacap terdapat wujud kebudayaan berupa sistem pengetahuan, sistem
peralatan hidup dan teknologi, serta sistem religi. Selain itu, dalam kumpulan cerita
legenda Jawa Kabupaten Cilacap terdapat wujud kebudayan sebagai suatu aktivitas
yang terdiri dari unsur kebudayaan berupa bahasa, sistem pengetahuan, organisasi
sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, serta sistem religi. Dalam kumpulan
cerita legenda Jawa Kabupaten Cilacap juga terdapat wujud kebudayaan sebagai
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
9
hasil karya manusia yang terdiri dari unsur kebudayaan yang berupa kesenian. Unsur
kebudayan yang terdapat dalam kumpulan cerita legenda Kabupaten Cilacap terdiri
dari bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan
teknologi, sistem religi, serta kesenian.
Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian yang dilalukan oleh Hani
Kurniasih dan Fiqih Nursanti Nugraheni adalah data dan sumber data penelitian. Data
dalam penelitian ini adalah teks yang mengandung wujud dan unsur kebudayaan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Kelir Slindet Karya Kedung Darma
Romansha. Berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan, peneliti tidak menemukan
ulasan maupun kajian ilmiah yang meneliti tentang wujud dan unsur kebudayaan
dalam novel Kelir Slindet karya Kedung Darma Romansha.
B. Landasan Teori
1. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti
cinta, karsa, dan rasa (Setiadi dkk, 2009: 27). Budaya berkenaan dengan cara manusia
hidup. Manusia belajar, berpikir, merasa, mempercayai, dan mengusahakan apa yang
patut menurut budayanaya. Budaya menampakan diri dalam pola-pola bahasa dalam
bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan-
tindakan penyesuaian diri dari gaya komunikasi yang memungkinkan orang-orang
tinggal dalam suatu masyarakat di suatu lingkunagan geografis (Mulyana, 2010:18)
kebudayaan merupakan perilaku yang berfungsi sebagai ciri masyarakat yang
berbudaya. Dengan kebudayaan masyarakat akan lebih teraahkan kehidupan dalam
kebudayaan.
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
10
Ihromi (2000:18) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah seluruh cara
kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari
cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih
diinginkan. Menurut Koentjaraningrat (1996: 144) kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Menurut Herimanto dan Winarno (2010:
24-25) kebudayaan sebagai sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia sehingga dalam kehidupan sehari-hari
kebudayaan bersifat abstrak. Ada perbedaan antara definisi kebudayaan dengan
budaya. Warsito (2012: 49) menjelaskan bahwa dalam antroplogi budaya, perbedaan
antara kebudayaan dan budaya ditiadakan. Kata budaya dipakai sebagai singkatan dari
kebudayaan dengan pengertian yang sama. Hal tersebut membuat peneliti
beranggapan bahwa kebudayaan dan budaya sebagai sebuah kesatuan. Oleh sebab itu,
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan istilah budaya dengan kebudayaan yang
merujuk pada pengertian yang sama.
2. Antropologi Sastra
Ihromi (1996: 1) menjelaskan bahwa secara harfiah dalam bahasa Yunani, kata
antropos berarti manusia dan logos berarti studi. Lebih lanjut, Mustolikh (1997: 1)
menjelaskan bahwa antropologi merupakan ilmu yang paling luas kajiannya.
Antropologi ingin memahami sesuatu yang ada hubungannya dengan mahluk manusia
dari dahulu sampai sekarang. Antropologi mencoba memahami kehidupan manusia
secara menyeluruh. Kaitannya dengan hal tersebut, ada lima masalah besar yang dikaji
oleh antropologi, yaitu: (a) masalah sejarah terjadinya dan perkembangan manusai
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
11
sebagai mahluk biologis, (b) masalah terjadinya aneka warna mahluk manusia yang
dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, (c) masalah persebaran dan terjadinya aneka
warna bahasa yang diucapkan oleh manusia seluruh dunia, (d) masalah
perkembangan, persebaran, dan terjadinya warna dari kebudayaan manusia dan
seluruh dunia, (e) masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam
kehidupan masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada
jaman sekarang ini.
Menurut Ratna (2013: 351) antropologi sastra merupakan pendekatan
interdisiplin yang paling baru dalam ilmu sastra. Antropologi sastra memberikan
perhatian pada manusia sebagai agen kultural, sistem kekerabatan, sistem mitos, dan
kebiasaan-kebiasaan lainnya. Antropologi sastra cenderung memusatkan perhatiannya
pada masyarakat kuno. Antropologi sastra mempermasalahkan karya sastra dengan
hubungannya dengan manusia sebagai penghasil kebudayaan. Manusia yang
dimaksud adalah manusia dalam karya, khususnya sebagai tokoh-tokoh. Lebih lanjut,
Ratna (2011: 31) menjelaskan bahwa antroplogi sastra adalah analisis dan pemahaman
terhadap karya sastra dalam kaitannya dengan kebudayaan.
Secara definitif antropologi sastra adalah studi mengenai karya sastra dengan
relevansi manusia (anthropos). Dengan melihat pembagian antropologi menjadi dua
macam yaitu antropologi fisik dan antropologi kultural, maka antropologi sastra
dibicarakan dalam kaitannya dengan antropologi kultural dengan karya-karya yang
dihasilkan oleh manusia, seperti: bahasa, religi, mitos, sejarah, hukum, adat-istiadat,
dan karya seni, khususnya karya sastra. Dalam kaitannya dengan tiga macam bentuk
kebudayaan yang dihasilkan oleh manusia yaitu: kompleks ide, kompleks aktivitas,
dan kompleks benda-benda (Ratna, 2013: 351). Antropologi sastra merupakan karya
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
12
yang dihasilkan oleh manusia yang dijadikan sumber bagi manusia. Dalam hal ini
antropologi cangkupannya lebih luas dari sosiologi sastra.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa antropologi sastra adalah
kajian yang memusatkan perhatian terhadap manusia. Dalam hal ini, manusia sebagai
penghasil kebudayaan. Manusia dianggap sebagai agen budaya yang menciptakan
kebudayaan. Kebudayaan yang dimaksud berupa kompleks ide, kompleks aktivitas,
dan kompleks benda-benda. Antroplogi sastra juga membicarakan kaitan antropologi
kultural dengan karya-karya yang dihasilkan oleh manusia. Hasil yang dihasilkan oleh
manusia bias dilihat bahkan di lihat dengan mata. Kesenian contohnya dapat kita lihat
dengan cara melihat hasil dari karya sastra.
3. Wujud Kebudayaan
Koentjaraningrat (1996: 74) menggolongkan kebudayaan dalam dalam tiga
wujud. Wujhud yang ada pada kebudayaan ini masing-masing memiliki fungsi dan
ciri yang berbeda. Dari tiga wujud juga dapat menghasilkan sebuah kebudayaan yang
akan membawa manusia untuk menghasilkan kebudayaan. Hasil dari wujud
kebudayaan juga akan menghasilkan kebudayaan yang akan dihasilkan manusia.
Wujud tersebut yaitu, kebudayaan sebagai suatu ide, sebagai gagasa, dan wujud hasil
karya manusia. Berikut ini adalah ketiga wujud kebudayaan tersebut.
a. Wujud Kebudayaan sebagai Suatu dari Ide, Gagasan, Nilai, Norma,
Peraturan, dan Sebagainya
Wujud pertama adalah wujud yang ideal dari kebudayaan. Sifatnya abstrak,
tidak dapat diraba atau difoto. Lokasinya ada di dalam kepala atau dengan perkataan
lain, dalam alam pikiran warga masyarakat tempat kebudayaan bersangkutan itu
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
13
hidup. Kalau warga masyarakat menyatakan gagasan mereka tadi dalam tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal sering berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya
para penulis warga masyarakat bersangkutan. Ide dan gagasan manusia banyak yang
hidup bersama dalam suatu masyarakat, memeberi jiwa kepada masyarakat itu.
Gagasan satu dengan yang lain selalu berkaitan menjadi suatu sistem. Menurut
Herimanto dan Winarno (2010: 25) wujud ide kebudayaan adalah kebudayaan
berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
b. Wujud Kebudayaan sebagai Suatu Aktivitas serta Tindakan Berpola dari
Manusia dalam Masyarakat
Wujud kedua dari kebudayaan disebut sistem sosial atau social system,
mengenai tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial terdiri dari aktivitas-
aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, dan bergaul satu sama lain dari
detik ke detik, dari hari ke hari, dan dari tahun ke tahun, selalu menurut pola-pola
berdasarkan adat tata kelakuan. Sebagai rangkaian aktivitas manusia dan masyarakat,
sistem sosial itu bersifat konkret, terjadi di sekeliling kita sehari-hari, bisa diobservasi,
difoto, dan didokumentasi. Menurut Halida (2011: 94) wujud kebudayaan yang kedua
adalah dalam bentuk aktivitas, sistem sosial, dan mengenai pola dari manusia itu
sendiri. Sistem sosial yang dapat dikenali adalah aktivitas-aktivitas interaksi manusia,
saling berhubungan dan pola pergaulan dari waktu ke waktu.
c. Wujud Kebudayaan sebagai Benda-Benda Hasil Karya Manusia.
Wujud ketiga kebudayaan disebut kebudayaan fisik (artefak). Berupa seluruh
hasil fisik dan aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat.
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
14
Sifatnya paling konkret dan berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan difoto. Ada pabrik-pabrik besar seperti pabrik baja, benda-benda yang
amat kompleks dan canggih seperti komputer, atau benda-benda yang besar dan
bergerak seperti kapal tangki minyak, bangunan hasil seni arsitek seperti suatu candi
yang indah, benda-benda kecil seperti kain batik atau yang lebih kecil lagi seperti
kancing baju, dan masih banyak yang lainnya. Hasil dari kebudayaan banyak
dimanfaatkan manusia sebagai wujud dari kebudayaan. Wujud yang dinyatakan ialah
\wujud yang dapat dilihat secara langsung.
Artefak merupakan produk dari seseorang atau sekelompok orang dari suatu
masyarakat, misalnya barang-barang yang mereka hasilkan pada jaman tertentu seperti
alat-alat rumah tangga, patung, lukisan, dan lain-lain. Menurut Halida (2011: 94)
wujud kebudayaan artefak merupakan totalitas dari hasil fisik yang berupa perbuatan,
karya yang bersifat konkret berupa benda-benda atau hal yang dapat diraba, dilihat,
dan difoto. Menurut Sujarwa (2014: 32) artefak adalah hasil kebudayaan yang berupa
benda-benda maupun bangunan. Seperti keris, candi, monumen, gedung dan lain-lain.
Benda-benda tersebut biasanya berupa sebuah bangunan yang dihasilkan manusia.
Semua hasil karya manusia juga dapat dimanfaatkan dengan adanya hasil karya
manusia. Semua hasil yang dihasilkan kebudayaan menjadi suatu kebudayaan yang
ada.
4. Unsur-Unsur Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat (1996: 80-84) unsur-unsur kebudayaan yang dapat
ditemukan pada semua bangsa di dunia berjumlah tujuh buah. Berikut ini ketujuh
unsur-unsur kebudayaan yaitu, bahasa, sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
15
peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi,kesenian. Unsur
kebudayaan merupakan sebuah tujuan untuk menciptakan budaya. Dengan
kebudayaan juga akan menghasilkan sebuah unsur kebudayaan. Semua yang ada
dalam unsur kebudayaan juga akan menjadikan unsur kebudayaan menjadi olengkap.
Kebudayaan juga sebagai hasil karya manusia yang berwujud benda maupun artefak.
a. Bahasa
Menurut Chaer (2007: 32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer,
yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
bekomunikasi, dan mengidetifikasi diri. Menurut Koentjaraningarat (1996: 339)
bahasa atau sistem lambang bunyi manusia yang lisan maupun tertulis untuk
berkomunikasi satu dengan yang lain, memberi deskripsi tentang ciri-ciri terpenting
dari sebuah bahasa yang diucapkan oleh suku bangsa yang bersangkutan, beserta
variasi-variasi dari bahasa itu. Lebih lanjut, Sedyawati (2007: 397) menjelaskan
bahwa bahasa dapat dililhat sebagai wadah utama dari sistem pengetahuan suatu
bangsa. Kata-kata adalah konsep, dan pengembangan pengetahuan paling teguh
posisinya dalam budaya apabila terungkap secara jelas dalam media dan lebih-pebih
apabila hal-hal yang diungkap dengan media bahasa itu telah dituangkan ke dalam
tulisan.
b. Sistem Pengetahuan
Soemarno (1988:143) menjelaskan bahwa manusia mendapatkan ilmu
(pengetahuan) dengan pikirannya. Menurut Koentjaraningrat (1996: 369-375) sistem
pengetahuan yaitu perangkat unsur yang berkaitan dengan suatu hal yang perlu
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
16
diketahui. Tiap suku bangsa di dunia mempunyai pengetahuan tentang:1. Alam sekitar
2. Alam flora 3. Alam fauna 4. Tubuh manusia. Tubuh manusia juga akan terlihat dari
cara kita melihat langsung ciri tubuh manusia. Ciri tubuh manusia tiap individu tentu
saja akan berbeda. Perbedaan tersebut juga akan menjadi sebuah nilai tersendiri dari
tubuh manusia. Dengan adanya tubuh manusia ciri fisik lebih akan terlihat secara
nyata.
1) Alam Sekitar
Pengetahuan manusia tentang alam sekitarnya misalnya pengetahuan tentang
musim-musim, sifat-sifat gejala alam. Pengetahuan mengenai masalah tersebut
biasanya berasal dari keperluan praktis untuk berburu, bertani, berlayar menyeberangi
laut dari suatu pulau ke pulau lain. Pengetahuan ini seringkali berupa dongeng-
dongeng yang dianggap suci (Koentjaraningrat, 1990: 373). Pengetahuan alam sekitar
berkaitan dengan hal- hal yang terjadi di sekitar kita berhubungan dengan alam yang
terkadang tidak dapat kita duga. Oleh karena itu, manusia sering kali belum memiliki
kesiapan untuk menghadapi kejadian yang berkaitan dengan alam. Alam yang ada
disekitar lingkungan masyarakat juga akan menandai sebuah lingkungan yang akan di
huninya. Semua dari masalah itu akan terlihat adanya sebuah pengetahuan masyarakat
tentang alam sekitar. Berikut merupakan tujuan yang terjadi didalam lingkungan
sekitar.
2) Alam Flora
Pengetahuan tentang alam flora sudah tentu merupakan salah satu pengetahuan
dasar bagi kehidupan manusia dalam masyarakat kecil, terutama bila mata
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
17
pencaharian hidupnya yang pokok adalah pertanian, tetapi juga suku – suku bangsa
yang hidup dari berburu, peternakan, atau perikanan tidak dapat mengabaikan
pengetahuan tentang alam tumbuh-tumbuhan sekelilingnya. Selain itu, hampir semua
suku bangsa yang hidup dalam masyarakat kecil mengetahui pengetahuan tentang
rempah- rempah yang dapat di pakai untuk menyebuhkan penyakit, upacara
keagamaan, ilmu dukun dan sebagainya, atau suatu pengetahuan tentang tumbuh-
tumbuhan untuk membuat bahan cat, membuat berbagai racun senjata, dan
sebagainya.
3) Alam Fauna
Pengetahuan tentang alam fauna merupakan pengetahuan dasar bagi suku-suku
bangsa yang hidup dari berburu atau perikanan, tetapi juga bagi yang hidup dari
pertanian. Daging binatang merupakan unsur penting dalam makanan suku-suku
bangsa bertani juga. Selain itu, petani harus banyak mengetahui juga tentang kelakuan
binatang untuk dapat menjaga tumbuh-tumbuhan di ladang atau di sawah terhadap
gangguan binatang -binatang itu (Koentjaraningrat, 1990: 374). Dari pengertian
binatang sebuah pengetahuan akan terlihat karena pengetahuan tentang binatang.
Adanya pengetahuan ini merupakan sebuah pengetahuan manusia dilingkungan
kehidupannya. Pengetahuan tentang alam fauna ini, manusia juga perlu mengetahui
kelakuan dan peran berbagai binatang. Hal itu dilakukan agar manuisa dapat
memanfaatkan binatang yang ada sesuai dengan keperluan hidup yang dibutuhkan.
4) Tubuh manusia
Pengetahuan tentang tubuh manusia dalam kebudayaan-kebudayaan yang
belum begitu banyak dipengaruhi ilmu kedokteran masa kini, sering juga luas sekali.
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
18
Pengetahuan dan ilmu untuk menyembuhkan penyakit dalam masyarakat pedesaan
banyak dilakukan oleh para dukun dan tukang pijat, oleh karena itu penulis sebut ilmu
dukun. Ilmu dukun memang biasanya menggunakan banyak sekali ilmu gaib, tetapi
disamping itu para dukun juga sering mempunyai pengetahuan luas`tentang ciri-ciri
tubuh manusia, letak dan susunan urat-urat dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1990:
374). Pengetahuan tentang tubuh manusia biasanya berkaitan dengan hal-hal yang
perlu diketahui mengenai organ-organ tubuh manusia beserta fungsinya sehngga kita
mengetahui kelemahan dan kelebihan dari organ-organ yang terdapat dalam tubuh
manusia.
c. Organisasi Sosial
Koentjaraningrat (1996: 366) menjelaskan bahwa organisasi sosial yaitu suatu
kelompok masyarakat yang dibentuk dalam rangka mewujudkan bersama. Setiap
kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adat-istiadat dan aturan-aturan
mengenai berbagai macam kesatuan lingkunga tempat individu hidup dan bergaul dari
hari ke hari. Lebih lanjut, Soemarno (1988: 190) menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk yang tidak mungkin berdiri sendiri untuk memenuhi kepentingan hidupnya
sehingga manusia kemudian membentuk masyarakat. Untuk kepentingan berhubungan
(berinteraksi) dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia kemudian membentuk
organisasi sosial, membentuk kelompok sosial. Organisasi sosial dibentuk masyarakat
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum sama-sama. Namun
hal itu memiliki manfaat sebagai sarana partisipasi masyarakat untuk pembangunan.
Manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan tertentu yang tidak
dapat dicapai sendiri. Oleh karena itu, manusia menggunakan akalnya untuk
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
19
membentuk kekuatan. Itu ditunjukan dengan cara menyusun organisasi
kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup.
d. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Koentjaraningrat (1990: 341) menjelaskan bahwa sistem peralatan hidup dan
teknologi yaitu perangkat unsur berkaitan dengan alat perkakas dan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Teknologi atau cara-cara memproduksi, memakai, dan memelihara segala peralatan
hidup dari suku bangsa, cukup membatasi diri terhadap teknologi yang tradisional.
Dalam teknologi tradisional paling sedikit ada delapan macam sistem peralatan yang
dipakai oleh manusia yang hidup dalam masyarakat kecil atau masyarakat pedesaan
yang hidup dari pertanian, yaitu: (1) alat – alat produksi, (2) alat membuat api, (3)
senjata, (4) wadah, (5) makanan, (6)pakaian, (7) tempat berlindung dan perumahan,
dan (8) alat-alat transportasi. Lebih lanjut, Poerwanto (2000: 161) mengungkapkan
bahwa masalah teknologi dalam pembangunan di Indonesia adalah sesuatu yang
essensial. Teknologi mampu membuat akomodasi terhadap lingkungan, baik biologis
maupun sosial budaya akan menghasilkan kemajuan teknis yang dilandasi moral yang
merupakan cita-cita pembangunan.
Koentjaraningrat (1996: 346) menjelaskan bahwa alat-alat produksi dari sudut
fungsinya dapat dibagi ke dalam alat poton, alat tusuk dan pembuat lubang, alat pukul,
alat penggiling, alat peraga, alat untuk membuat api, alat meniup api, tangga dan
sebagainya. Sedangkan dari sudut lapangan pekerjaannya ada alat-alat rumah tangga,
alat pengikal dan tenun, alat – alat pertanian, alat- alat penangkap ikan, jerat
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
20
perangkap dan sebagainya. Lebih lanjut, Koentjaraningrat (1996: 347-378)
menjelaskan bahwa alat membuat api masuk dalam alat-alat produksi. Sedangkan
senjata menurut fungsinya, ada senjata potong, senjata tusuk, senjata lempar, dan
senjata penolak. Sedangkan menurut lapangan pemakaiannnya ada senjata untuk
berburu dan menangkap ikan , serta senjata untuk berkelahi dan berperang. Senjata
dikenal dengan benda yang berbahaya. Senjata dengan berbagai manfaat yaitu untuk
melukai sesuatu seperti berperang dan berburu maupun untuk membela
diri/mempertahankan diri. Wadah adalah alat dan tempat untuk menimbun, memuat
dan menyimpan barang (container). Berbagai macam wadah juga dapat dikelaskan
menurut bahan mentahnya yaitu kayu, bambu, kulit kayu, tempurung , serat- seratan,
atau tanah liat.
Menurut Koentjaraningrat (1996: 348) makanan dapat kita anggap sebagai
barang yang dalam ilmu antropologi dapat dibicarakan dalam teknologi dan
kebudayaan fisik. Makanan dapat dipandang dari sudut mentahnya, yaitu sayur –
sayuran dan daun-daunan, buah-buahan, akar-akaran, biji-bijian, daging, susu, dan
hasil susu (dairi products), ikan, dan sebagainya. Hasil yang sangat menarik dari
sudut teknologi adalah cara – cara mengolah, memasak, serta menyajikan makanan
dan minuman. Dalam berbagai kebudayaan di dunia ada dua macam cara memasak
yaitu dengan api yang tentu bukan hal yang aneh bagi kita dan dengan cara memakai
batu- batu panas. Cara memakai batu – batu panas atau stone boiling technique, sering
kali ada sangkut-pautnya dengan wadah – wadah yang dikenal dalam kebudayaan –
kebudayaan yang bersangkutan. Cara-cara yang ada didalam masyarakat ini
mnerupakan cara yang bersangkutan dengan kehidupan. Pengetahuan tentang alam
fauna ini, manusia juga perlu mengetahui kelakuan dan peran berbagai binatang. Hal
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
21
itu dilakukan agar manuisa dapat memanfaatkan binatang yang ada sesuai dengan
keperluan hidup yang dibutuhkan. Dinyatakan Koentjaraningrat(1990:349-351)
pakaian dalam arti seluas – luasnya juga merupakan suatu benda kebudayaan yang
sangat penting untuk hampir semua suku bangsa di dunia. Di pandang dari sudut
bahan mentahnya pakaian dapat dikelaskan ke dalam pakaian dari bahan tenun,
pakaian dari kulit pohon, pakaian dari kulit binatang dan lain – lain .
Dinyatakan Koentjaraningrat(1990:349-351) pakaian dalam arti seluas –
luasnya juga merupakan suatu benda kebudayaan yang sangat penting untuk hampir
semua suku bangsa di dunia. Di pandang dari sudut bahan mentahnya pakaian dapat
dikelaskan ke dalam pakaian dari bahan tenun, pakaian dari kulit pohon, pakaian dari
kulit binatang dan lain – lain . Lebih lanjut Koentjraningrat menerangkan tempat
berlindung dapat dibagi dalam tiga golongan dipandang dari sudut pemakaiannya,
yaitu : (a) tadah angin, (b) tenda atau gubuk yang segera dapat dilepas, dibawa pindah,
dan didirikan lagi, dan (c) rumah untuk menetap. Dipandang dari sudut fungsi
sosialnya, berbagai macam rumah yang tersebut dapat dibagi ke dalam (a) rumah
tempat tinggal keluarga kecil, (b) rumah tempat tinggal keluarga besar, (c) rumah suci,
(d) rumah pemujaan, (e) rumah tempat berkumpul umum, dan (f) rumah pertahanan
(Koentjaraningrat, 1996 :350).
Lebih lanjut Koentjraningrat menerangkan tempat berlindung dapat dibagi
dalam tiga golongan dipandang dari sudut pemakaiannya, yaitu : (a) tadah angin, (b)
tenda atau gubuk yang segera dapat dilepas, dibawa pindah, dan didirikan lagi, dan (c)
rumah untuk menetap. Dipandang dari sudut fungsi sosialnya, berbagai macam rumah
yang tersebut dapat dibagi ke dalam (a) rumah tempat tinggal keluarga kecil, (b)
rumah tempat tinggal keluarga besar, (c) rumah suci, (d) rumah pemujaan, (e) rumah
tempat berkumpul umum, dan (f) rumah pertahanan (Koentjaraningrat, 1996 :350).
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
22
Selain itu Koentjaraningrat menyatakan alat -alat transportasi dalam
kebudayaan agak sukar dikelaskan menurut bahan mentahnya. Alat-alat transportasi
berdasarkan fungsinya, alat-alat transportasi yang terpenting adalah (a) sepatu, (b)
binatang, (c) alat seret, (d) kereta beroda, (e) rakit, dan (f) perahu. Lebih lanjut Ratna
(2011: 396-397) menjelaskan bahwa ecara alamiah manusia membuat peralatan jelas
untuk membantu mempermudah dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya. Tetapi
dalam perkembangan berikutnya tujuan-tujuan yang telah direncanakan semua sering
berubah.
e. Sistem Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian yaitu perangkat unsur yang berkaitan dengan profesi
atau pekerjaan manusia. Hal itu dilakukan oleh seseorang dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup. Perhatian para ahli antropologi terhadam berbagai macam sistem
mata pencaharian atau sistem ekonomi hanya terbatas pada sistem-sistem yang
bersifat tradisional saja. Terutama perhatian terhadap kebudayaan suatu suku bangsa
secara holistik. Berbagai sistem tersebut, yaitu (1) berburu dan meramu, (2) beternak,
(3) bercocok tanam di ladang, (4) menangkap ikan, dan (5) bercocok tanam menetap
dengan irigasi (Koentjaraningrat, 1996: 357-358). System matapencaharian
merupakan sitem yang sangat berpengaruh besar dalam kehidupan manusia. Dengan
adanya matapencaharian manusia dapat melangsungkan kehidupannya dengan baik.
f. Sistem Religi
Menurut Koentjraningrat (1996: 376-204) sistem religi adalah perangkat unsur
yang berkaitan dengan adanya kepercayaan kepada Tuhan. masalah asal mula dari
suatu unsur universal. Misalnya religi, artinya masalah penyebab manusia percaya
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
23
pada adanya suatu kekuatan gaib yang dianggapnya lebih tinggi daripadanya.
Penyebab manusia itu melakukan berbagai hal dengan cara-cara yang beragam untuk
berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan tadi, telah lama
menjadi pusat perhatian banyak orang di Eropa, dan juga dari dunia ilmiah pada
umumnya Sistem religi ini merujuk pada fungsi itu sendiri. Bagaimana manusia
memperlakukan sisten religi yang ada dilingkungannya. Sistem religi misalnya
memiliki wujud sistem keyakinan, dan gagasan tentang Tuhan, roh halus, neraka,
surga, dan sebagainya, tetapi juga mempunyai wujud berupa upacara, baik bersifat
musiman maupun kadangkala. Selain itu setiap sistem religi juga mempunyai wujud
sebagai benda-benda suci dan benda-benda religius.
Lebih lanjut, Sedyawati (2007: 398) menjelaskan bahwa dari sistem religi
dapat dikhususkan perhatian pada konsep-konsep ajaran keagamaan, dapat pula aspek
sosialnya yang meliputi masalah pembagian peran dalam pelaksanaan kegiatan
keagamaan. Yang termasuk dalam konsep keagamaan termasuk konsep mengenai
kebenaran tertinggi, hakikat manusia, kaidah pelaksanaan peribadatan, dan lain-lain.
Konsep yang dianut bahwa tiap religi merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat
komponen, yaitu emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap religius,
sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang
wujud dari alam gaib, serta segala nilai, norma, dan ajaran religi yang bersangkutan,
dan sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha manusia untuk mncari hubungan
dengan Tuhan atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib.
g. Kesenian
Menurut Soemarno (1988: 6) kesenian merupakan bagian dari kebudayaan.
Sebagaimana kebudayaan, kesenian yang juga mempunyai unsur-unsur dari perasaan ,
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016
24
cipta, dan karsa. Kesenian itu tumbuh dari suatu perasaan yang dalam dan kuat yaitu
emosi dan menjelma dalam jiwa seorang seniman. Emosi itu kemudian didorong oleh
hasratnya lalu menciptakan atau mewujudkan suatu bentuk. Di dalam perasaan itu
berubah menjadi suatu pikiran (ide) yang kemudian menjadi suatu wujud ciptaan.
Koentjaraningrat (1996: 379) menjelaskan bahwa kesenian adalah perihal seni atau
keindahan dalam membuat karya yang berkualitas. Dipandang dari cara sudut
kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan keindahan itu dinikmati, maka ada dua
lapangan besar, yaitu (1) seni rupa, atau kesenian yang dinikmati oleh manusia
dengan mata yang dapat berupa seni patung, seni relief (termasuk seni ukir), seni lukis
dan gambar, dan seni rias, dan (2) seni suara, atau kesenian yang dinikmati oleh
manusia dengan telinga yang berupa seni vokal (menyanyi) dan ada yang instrumental
(dengan alat-alat bunyi-bunyian).
Wujud Dan Unsur…, Novita Wijayanti, FKIP UMP, 2016