Post on 16-Oct-2019
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Aplikasi
Aplikasi adalah perangkat lunak yang ada pada komputer digunakan untuk
melayani berbagai macam kebutuhan. Menurut Jogiyanto (2005), teknologi yang
canggih dari perangkat keras akan berfungsi bila instruksi-instruksi tertentu telah
diberikan kepadanya. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak
(software).
2.2 Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang
mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi
operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu
organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-
laporan yang diperlukan (Bocij, 2008).
2.2.1. Sistem
Sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan komponen yang saling terkait
yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Fungsi sistem adalah untuk
menerima masukan dan mengubah ini menjadi output (Bocij, 2008).
2.2.2. Informasi
Seperti konsep data, ada beberapa definisi informasi yang umum
digunakan, yaitu:
a. Data yang telah diolah sehingga mereka bermakna
8
b. Data yang telah diolah untuk tujuan.
c. Data yang telah dipahami dan dimengerti oleh penerima
Tiga hal penting dapat ditarik dari definisi ini pertama, ada proses yang jelas dan
logis yang digunakan untuk menghasilkan informasi. Proses ini melibatkan
pengumpulan data untuk sebuah proses transformasi dalam rangka menciptakan
informasi. Kedua, informasi melibatkan dan menempatkan beberapa inisial data
dalam bentuk konteks yang bermakna, sehingga mereka dapat dipahami dan
ditindak lanjuti. Ketiga, informasi yang dihasilkan untuk suatu tujuan, untuk
melayani kebutuhan informasi dari beberapa jenis (Bocij, 2008).
2.3 Manajemen Tenaga Pendidik
Di Indonesia badan yang memiliki wewenang untuk mengatur dan
mengelola tenaga pendidik dan kependidikan adalah Ditjen Peningkatan Mutu
Pendidik dan Kependidikan (PMPTK).
Berdasarkan Permendiknas No. 8 Tahun 2005 tugas Ditjen PMPTK
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan standarisasi teknis
di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak
usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal.
Adapun fungsi – fungsi dari Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan
(PMPTK) antara lain adalah
1. Menyiapkan perumusan kebijakan departemen di bidang peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan
9
3. Penyusunan standar, norma, pedoman, criteria dan prosedur di bidang
peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang peningkatan mutu pendidik
dan tenaga kependidikan.
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Kependidikan (PMPTK) juga
memiliki tugas yang berkaitan dengan menajemen tenaga pendidik, dimana
tugasnya juga memiliki kesamaan dengan fungsi manajemen pada umumnya.
2.4 Full Time Equivalent
Full time equivalent (FTE) merupakan satuan unit yang digunakan untuk
menghitung jumlah beban kerja seorang pegawai, biasanya metode ini juga
digunakan untuk melihat beban kerja pegawai dalam suatu proyek atau untuk
melihat biaya yang dikeluarkan untuk membayar upah pegawai dalam sebuah
perusahaan. Jika nilai FTE berjumlah 1.0 sama dengan bekerja satu hari penuh
pada jam kerja tetapi apabila nila FTE berjumlah kurang dari 1.0 maka pekerja itu
dianggap hanya bekerja paruh waktu. Dibawah ini adalah contoh formula Full
time equivalent (Erlin & Nyoman, 2011)
𝐹𝑇𝐸 = Jumlah beban pertahun
Target per jam x Jumlah jam pertahun
Full time equivalent (FTE) dapat digunakan juga untuk menghitung beban
guru secara proporsional berbanding dengan jumlah jam mengajar perminggu.
10
FTE Guru mapel = !"#$%& !"#$%&%' !"# !"#$$%
!"
Sebagai contoh Ahmad Solehudin seorang guru kelas yang memiliki jam
mengajar perminggu adalah 14 jam, maka perhitungannya menurut FTE adalah
FTE Ahmad Solehudin = !" !"
= 0.58
Dari perhitungan diatas didapat nilai FTE dari Ahmad Solehudin adalah
0.58, artinya Ahmad Solehudin masih belum memenuhi nilai FTE yang sudah
ditetapkan pemerinatah melalui peraturan bersama 5 menteri dimana guru kelas
harus memiliki jam mengajar minimal 24 jam atau jika dibulatkan dengan
menggunakan nilai FTE adalah 1. Untuk contoh lainnya dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini.
Tabel 2.1 Contoh menggunakan FTE
11
2.5 Petunjuk Teknis Peraturan Bersama Lima Menteri
Petunjuk teknis ini disusun disusun sebagai acuan implementasi peraturan
bersama 5 menteri dalam hal penataan, pemerataan guru pns. Agar penataan dan
pemerataan guru dapat direalisasikan dengan baik, maka perlu pemahaman yang
sama antara berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk itu, diperlukan sebuah
petunjuk teknis yang dapat menjadi acuan bagi pemerintah provinsi atau
kabupaten/kota, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi, dan
unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru
pegawai negeri sipil.
Kebutuhan Guru Kelas Sekolah Dasar
a. Penghitungan
1) Setiap rombel 20-32 siswa
2) Setiap rombel ditampung oleh 1 (satu) orang guru kelas.
3) Setiap SD harus menyediakan guru agama dan guru pendidikan 5
4) Wajib mengajar bagi guru agama dan guru pendidikan jasmani dan
kesehatan (penjaskes) yang digunakan dalam Penghitungan 24 jam tatap
muka perminggu.
5) Setiap SD harus menyediakan guru agama sesuai dengan ragam jenis
agama yang dianut peserta didik.
6) Apabila di SD terdapat anak berkebutuhan khusus dan/atau SD
tersebut menyelenggarakan program pendidikan inklusi, maka SD
tersebut harus menyediakan minimal satu guru pendidikan khusus per
enam rombel, dengan perhitungan jam setara dengan guru kelas.
12
b. Formula Penghitungan kebutuhan guru SD
Rumus penghitungan jumlah kebutuhan guru kelas:
Rumus penghitungan jumlah guru agama dan penjaskes:
𝐾𝐺𝑃 = !"#!"
= 𝑀𝑃! 𝑋 𝐾 𝑖!!!!
Keterangan:
KGK = Kebutuhan Guru Kelas
JTM = Jumlah Jam Tatap Muka Perminggu
ΣK = Jumlah Kelas
KGA/P = Kebutuhan Guru Agama/Penjaskes
MP = Alokasi jam Mata Pelajaran Perminggu pada mata pelajaran
agama/penjaskes di satu tingkat
24 = Jam wajib mengajar Perminggu
1,2,3,4,5 dan 6 = Tingkat 1,2,3,4,5 dan 6
Rumus perhitugan diatas untuk menentukan kebutuhan guru kelas ditiap
sekolah dasar dapat digunakan apabila telah diketahui total jumlah rombongan
belajar (rombel) sebagai contoh :
Jika diketahui sekolah A memiliki jumlah siswanya 134 dan rombelnya
7, maka berapa jumlah total guru kelas 7 sesuai dengan rumus perhitungan yang
telah ditetapkan oleh pemerintah dalam peraturan bersama 5 menteri.
2.6 Siklus Hidup Pengembangan Sistem
KGK = ΣK x 1 Guru
13
Siklus hidup pengembangan sistem adalah nama lain dari Software
Development Life Cycle (SDLC) ini merupakan suatu proses pengembangan atau
perubahan pada suatu perangkat lunak. Pengembangan atau perubahan tersebut
dilakukan dengan cara menggunakan model-model dan metodologi yang
digunakan oleh banyak orang yang telah mengembangkan sistem-sistem
perangkat lunak sebelumnya. Hal itu berdasarkan oleh best practice atau cara-cara
yang sudah teruji dengan baik.
2.7 Tahapan SDLC
2.7.1 Software Requirement
Didalam kebutuhan perangkat lunak ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan antara lain elitasi, analisis, spesifikasi dan validasi. Dimana proses
elitasi adalah sekumpulan aktifitas untuk menemukan kebutuhan suatu sistem
melalui komunikasi dengan stakeholder yang terkait. Setelah melalui elitasi tahap
selanjutnya dilakukan analisa semua apa yang udah didapat pada tahapan elitasi
menemukan permasalahan yang dihadapi stakeholder, lalu pada tahapan
spesifikasi ditentukan fungsional dan non fungsional untuk mendukung sistem
yang akan dibuat.
Kebutuhan perangkat lunak juga dapat diartikan sebagai properti yang
harus dipamerkan dalam rangka memecahkan beberapa masalah di dunia nyata
(IEEE Computer Society, 2004). Dalam menentukan kebutuhan perangkat lunak,
ada beberapa hal yang harus diperhatikan
1. Membuat definisi dari kebutuhan perangkat lunak, apakah kebutuhan
tersebut berupa produk atau proses, fungsional atau non-fungsional,
14
dan properti yang akan muncul. Keseluruhan proses tersebut dapat
menjelaskan perbedaan antara kebutuhan sistem dan perangkat lunak.
2. Proses dari kebutuhan itu sendiri. Didalamnya digambarkan model,
aktor, dukungan dan manajemen, kualitas dan pengembangan dari
proses itu sendiri.
3. Elisitasi kebutuhan yang menjelaskan darimana kebutuhan perangkat
lunak berasal dan bagaimana caranya mendapatkannya.
4. Analisis kebutuhan yang membahas konflik antar kebutuhan, interaksi
perangkat lunak dengan lingkungan sekitar, dan mengkolaborasikan
antara kebutuhan sistem dengan perangkat lunak.
5. Spesifikasi kebutuhan yang menhasilkan dokumen spesifikasi
kebutuhan perangkat lunak. Keenam yaitu, validasi kebutuhan yang
memastikan kebutuhan perangkat lunak yang diabarkan benar-benar
telah sesuai sebelum digunakan. Yang terakhir, ketujuh yaitu,
pertimbangan praktis, yang menggambarkan beberapa topik yang
perlu dupahami dalam pelaksanaannya. Topik itu seperti sifat
berulangnya sebuah proses, manajemen dan pemeliharaan, dan
pengukuran kebutuhan.
2.7.2 Software Design
15
Desain adalah penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh
dan berfungsi.
Analis sistem dapat mendesain model dari sistem informasi yang
diusulkan dalam bentuk physical system dan logical model. Bagan alir sistem
(system flowchart) merupakan alat yang tepat digunakan untuk menggambarkan
physical system.
Logical model dari sistem informasi lebih menjelaskan kepada user
bagaimana nantinya fungsi-fungsi di sistem informasi secara logika akan bekerja.
Logical model dapat digambarkan dengan menggunakan diagram arus data (data
flow diagram).
Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena
kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap
selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang
harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya
sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem
tersebut, tahap ini disebut desain sistem atau perangkat lunak.
a. System Flow
16
System flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan
arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System flow menunjukkan urutan-
urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan menunjukkan apa yang
dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam system flow ditunjukkan
pada gambar dibawah ini.
1. Simbol Dokumen
2. Simbol Kegiatan Manual
3. Simbol Simpanan Offline
4. Simbol Proses
5. Simbol Database
6. Simbol Garis Alir
7. Simbol Penghubung ke Halaman yang Sama
8. Simbol Penghubung ke Halaman Lain
Gambar 2.1 Simbol-simbol pada System Flow
1. Simbol dokumen
Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau
komputer.
2. Simbol kegiatan manual
Menunjukkan pekerjaan manual.
3. Simbol simpanan offline
Menunjukkan file non-komputer yang diarsip.
4. Simbol proses
Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer.
17
5. Simbol database
Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer.
6. Simbol garis alir
Menunjukkan arus dari proses.
7. Simbol penghubung
Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.
b. Data Flow Diagram
DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada
atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa
mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD
merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang
terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan
terstruktur dan jelas.
a. Simbol – simbol yang digunakan dalam DFD
1. External Entity atau Boundary
External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar
sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di
lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari
sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.
2. Arus Data
Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di
antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity).
Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk sistem
atau hasil dari proses sistem.
18
3. Proses
Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau
komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk
menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa
lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.
4. Simpanan Data
Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal
sebagai berikut, sebagai gambaran:
1. Suatu file atau database di sistem komputer.
2. Suatu arsip atau catatan manual.
3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang.
4. Suatu tabel acuan manual.
Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal
paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.
b. Context Diagram
Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan DFD.
Pada context diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan eksternal entity apa
saja yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan
arus data yang keluar.
c. Data Flow Diagram Level 0
DFD level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada
langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi.
19
d. Data Flow Diagram Level 1
DFD Level 1 merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini
dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di
DFD level 0.
e. Entity Relational Diagram
Entity Relational Diagram (ERD) merupakan penggambaran hubungan
antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan
diperlukan.
2.7.3 Software Construction
Software construction lebih di artikan sebagai pembuatan detail dari suatu
pekerjaan, menciptakan satu software yang penting yang di kombinasikan dengan
code, proses verifikasi, testing unit, dan testing yang terintegrasi, serta proses
debuging. Software construction lebih sering di hubungkan dengan proses desain
dan proses testing. Hal ini dikarenakan proses tersebut saling ketergantungan satu
sama lain, dimana software construction merupakan keluaran dari desain software
dan juga sebagai masukan dari software testing. Software construction bertipikal
memproduksi volume konfigurasi item yang lebih tinggi dan juga di butuhkan
dalam mengelola sebuah software proyek (file sumber, isi, test cases, dll).
1. Software Construction Fundamentals
Pada tahap pertama yaitu dilakukan pendefinisian dasar tentang prinsip-
prinsip yang digunakan dalam proses implementasi seperti minimalisasi
kompleksitas, mengantisipasi perubahan, dan standar yang digunakan.
2. Managing Construction
20
Bagian ini mendefinisikan tentang model implementasi yang digunakan,
rencana implementasi, dan ukuran pencapaian dari implementasi tersebut.
3. Practical Considerations
Bagian ini membahas tentang desain implementasi yang digunakan,
bahasa pemrograman dan platform yang digunakan, kualitas dari implementasi
yang dilakukan, proses pengetesan dan integritas.
Dalam proses pengimplementasian saat ini, digunakan beberapa aplikasi
dan platform dalam menjalankan aplikasi ini yaitu :
a. Adobe Dreamweaver
Adobe Dreamweaver merupakan aplikasi yang digunakan sebagai HTML
editor profesional untuk mendesain web secara visual.Yang intinya adalah anda
tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat sebuah site dan
dapat melihat hasil desainnya secara langsung.
Kemampuan Dreamweaver untuk berinteraksi dengan beberapa bahasa
pemrograman seperti PHP, ASP, JavaScript, dan yang lainnnya juga memberikan
fasilitas maksimal kepada desainer web dengan menyertakan bahasa
pemrograman di dalamnya.
b. PHP
Bahasa Pemrograman PHP adalah bahasa pemrograman yang bekerja
dalam sebuah webserver.Script-script PHP harus tersimpan dalam sebuah server
dan dieksekusi atau diproses dalam server tersebut. Dengan menggunakan
program PHP, sebuah website akan lebih interaktif dan dinamis.
c. MySQL
21
MySQL adalah sebuah implementasi dari sistem manajemen basisdata
relasional (RDBMS) yang didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GPL
(General Public License). Setiap pengguna dapat secara bebas menggunakan
MySQL, namun dengan batasan perangkat lunak tersebut tidak boleh dijadikan
produk turunan yang bersifat komersial. MySQL sebenarnya merupakan turunan
salah satu konsep utama dalam basisdata yang telah ada sebelumnya; SQL
(Structured Query Language). SQL adalah sebuah konsep pengoperasian
basisdata, terutama untuk pemilihan atau seleksi dan pemasukan data, yang
memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah secara otomatis.
2.7.4 Software Testing
Uji coba perangkat lunak meliputi verifikasi yang dinamis dari tingkah
laku sebuah perangkat lunak yang diwakili oleh beberapa contoh kasus uji coba
(IEEE Computer Society, 2004). Kasus uji coba tersebut dilakukan dengan
memberikan masukan kepada perangkat lunak agar muncul tingkah laku/reaksi
yang diharapkan, begitu pula sebaliknya. Dalam uji coba perangkat lunak, yang
pertama kali diperhatikan adalah fundamental dari uji coba perangkat lunak
tersebut. Di dalamnya dijelaskan mengenai terminologi dari uji coba terkait, kunci
masalah dari uji coba, dan hubungan uji coba tersebut dengan aktifitas lainnya di
dalam perangkat lunak tersebut.
Kedua, yang perlu diperhatikan adalah tingkatan dari uji coba. Di
dalamnya dijelaskan tentang target dari uji coba dan tujuan dari uji coba tersebut.
Ketiga, yang perlu diperhatikan adalah teknik dari uji coba. Di dalamnya meliputi
uji coba berdasarkan intuisi dan pengalaman dari seorang tester, diikuti oleh
teknik berdasarkan spesifikasi, teknik berdasarkan kode, teknik berdasarkan
22
kesalahan, teknik berdasarkan penggunaan, dan teknik dasar yang relatif
tergantung dari aplikasi tersebut. Keempat, yang perlu diperhatikan adalah
pengukuran dari uji coba terkait. Di dalamnya dijelaskan bahwa pengukuran
tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni yang berhubungan dengan evaluasi
ketika uji coba dilakukan serta ketika uji coba selesai dilakukan. Kelima, yang
perlu diperhatikan adalah proses uji coba itu sendiri, yang berisi tentang
pertimbangan praktis dan aktifitas uji coba.