Post on 02-May-2019
7
BAB II
KERANGKA TEORI
Kerangka teori merupakan hal yang penting, adanya kerangka teori
memungkinkan diperolehnya pengertian tentang pokok-pokok penelitian, baik
secara teoritis maupun kenyataan empiris pada obyek penelitian. Kerangka teoritis
akan membahas tentang konsep-konsep yang relevan dalam penelitian, dimana
konsep adalah unsur utama yang membentuk teori (Ihalauw, 2000).
Berdasarkan pada rumusan masalah dan persoalan penelitian pada bab I,
maka konsep utama dalam skripsi ini adalah kartu kredit, gaya hidup, lingkungan
dan kebutuhan. Berikut ini akan diuraikan definisi konsep, dalil dan model
lengkap dengan penalarannya.
2.1 Penggunaan kartu Kredit
Kartu kredit adalah, kartu yang dikeluarkan oleh pihak bank dan
sejenisnya yang dapat digunakan oleh pembawanya untuk membeli segala
keperluan dan barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang
(Wibowo, 2008).
Dalam beberapa tahun terakhir, kartu kredit sebagai salah satu
instrumen pembayaran nontunai sudah mulai dapat diterima luas oleh
masyarakat Indonesia (Wijaya, 2009). Pembayaran nontunai adalah
Keuntungan finansial yang bisa didapat dari jasa pelayanan kartu kredit
mengundang rasa ketertarikan perusahaan perbankan untuk ikut bersaing
8
dalam bisnis kartu kredit di Indonesia sehingga tercipta persaingan yang
ketat antar lembaga penerbit kartu (card issuer) (Wijaya, 2009).
Setiap analisis yang berkaitan dengan penggunaan kartu kredit
harus secara jelas membedakan aspek dari penggunaan kartu kredit dan
menetapkan isu utama untuk dipelajari. Kartu kredit sangat khas karena
selain sebagai media transaksi juga sebagai bentuk pinjaman jangka
pendek (Robb, 2007).
Kartu kredit sebagai media transaksi atau alat pembayaran, bukan
berarti kartu kredit mempunyai nominal yang sama dengan uang tunai
sehingga dapat dipertukarkan dengan barang atau jasa. Dengan sarana dan
bantuan teknologi kartu kredit mempunyai nilai intrinsik (nilai yang
melekat/terkandung didalamnya) sebagaimana uang tunai. Karena
mempunyai nilai ekonomis, maka kartu kredit dapat digunakan sebagai
alat pembayaran dari kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi
(Santosa, 2009:34).
Kartu kredit sebagai pinjaman jangka pendek atau dapat disebut
dengan hutang karena nilai-nilai ekonomis yang terkandung dalam kartu
kredit tersebut bukanlah milik dari pemegangnya, namun milik penerbit
kartu kredit. Selanjutnya, pemegang kartu mempunyai kewajiban
mengembalikan sejumlah nilai uang yang digunakan kepada penerbit
kartu, apakah akan dikembalikan sekaligus atau secara cicilan tergantung
dari pemegang kartu, namun cara tersebut dalam suatu persyaratan yang
telah disepakati (Santosa, 2009:34). Tagihan pelunasan saldo hutang para
9
pemegang kartu kredit dilakukan tiap bulan sekali. Para pemegang kartu
kredit diberi batas waktu pembayaran tagihan, apabila mereka melunasi
saldo pinjaman dalam jangka waktu tersebut, bank tidak akan membebani
bunga kredit. Batas tertinggi jumlah belanja tiap transaksi pembelian yang
ditentukan bank akan tergantung dari jenis dan lokasi penjual maupun
jenis barang atau jasa yang dibeli (Sutojo, 1995:38).
Berikut adalah beberapa contoh pos pembebanan biaya kepada
cardholder. Pos biaya ini biasanya tertera pada halaman belakang tagihan
kartu kredit atau melalui pemberitahuan dalam bentuk lain oleh bank
penerbit (Santosa, 2009:28).
Tabel 2.1
JENIS POTONGAN
BIAYA KETERANGAN
Annual fee Adalah biaya administrasi tahunan yang ditagih
setiap kali terjadi perpanjangan kartu.
Cash advance fee Adalah fee yang harus dibayar atas kemudahan
cash advance yang dilakukan oleh pemegang
kartu.
Late charges fee Adalah biaya yang harus dibayar oleh pemegang
kartu sebagai penalti atas keterlambatan
pembayaran hutang kartu kredit.
Copy sales draft fee Adalah fee yang harus dibayar sebagai pengganti
biaya administrasi atas upaya penerbit
menyediakan copy sales draft.
Card replacement fee Adalah biaya yang harus dibayar untuk
penggantian kartu yang rusak atau hilang.
Increase limit fee Adalah fee yang dibebankan apabila pemegang
kartu ingin meningkatkan limit kartu kredit baik
baik yang bersifat sementara maupun yang
bersifat tetap.
10
JENIS POTONGAN
BIAYA KETERANGAN
Copy billing statement fee Adalah fee yang dibebankan apabila pemegang
kartu ingin meminta copy billing statement
karena billing statement asli hilang atau rusak.
Payment fee Adalah biaya yang dibebankan kepada pemegang
kartu apabila melakukan pembayaran melalui
electronic channel bank lain.
Card up-grade fee Adalah beban yang ditanggung pemegang kartu
apabila ingin meningkatkan jenis kartu kredit
yang dipegang. Misalnya dari kartu klasik
menjadi kartu gold atau platinum.
Card cancellation fee Adalah biaya yang dibebankan apabila pemegang
kartu membatalkan kartu kredit yang sudah
terlanjur diterbitkan.
Over limit fee Adalah fee atas kerelaan penerbit untuk
menaikkan limit darurat yang biasanya
dibutuhkan pada saat berbelanja.
Berdasarkan uraian diatas maka penggunaan kartu kredit
didefinisikan sebagai fungsi yang melekat pada kartu yang dikeluarkan
oleh bank sebagai instrumen pembayaran (Wijaya, 2009) yang juga
sebagai bentuk pinjaman jangka pendek (Robb,2007).
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kartu kredit
Menurut Angel, Blacwell dan Miniard (1994:4), perilaku
konsumen adalah kegiatan-kegiatan yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan, mengkonsumsi dan mengatur barang dan jasa, termasuk
didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan
kegiatan-kegiatan tersebut.
11
Perilaku konsumen dalam penggunaan alat pembayaran modern
dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri (internal)
maupun dari lingkungannya (eksternal) yang dalam penelitian ini dibatasi
faktor budaya dan kelompok referensi. Semakin kompleks keputusan yang
akan diambil, semakin banyak faktor-faktor pertimbangan yang terlibat.
Faktor-faktor pertimbangan yang mempengaruhi konsumen tersebut dapat
timbul dari dalam atau internal maupun dari luar atau eksternal. Ada tiga
alasan mengapa seseorang memilih untuk memakai kartu kredit daripada
membayar tunai. Pertama, karena konsumen membutuhkan kredit untuk
mampu membeli barang atau jasa yang diinginkan. Kedua, konsumen
ingin memanfaatkan kenyamanan untuk tidak perlu membawa-bawa uang
tunai. Ketiga, konsumen merupakan orang yang sangat perhitungan dan
memahami keuntungan yang diperoleh dari membeli sekarang dan
membayar kemudian (Ingene dan Levy, 1982).
2.2.1 Pengaruh Faktor Gaya Hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam
kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapat (opini) yang bersangkutan (Kotler, 1989:189).
Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan
masyarakat yang lainnya. Bahkan, dari masa ke masa gaya hidup
suatu individu dan kelompok masayarakat tertentu akan bergerak
dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah
12
sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.
Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera,
kebiasaan dan perilaku pembelian.
Klasifikasi yang paling banyak digunakan adalah delapan
tipologi value and lifestyles (VALS2) (Kotler dan Armstrong:
2007,151). Kedelapan tipologi tersebut sebagai berikut:
1. Actualizer, mempunyai pendapatan yang paling tinggi dan
harga diri yang tinggi. Mereka mempunyai rentang minat yang
luas ada berbagai bidang dan terbuka pada perubahan. Mereka
membeli produk untuk mencapai yang terbaik dalam hidup.
Contoh: menggunakan kartu kredit untuk membeli produk-
produk mahal dan bergengsi untuk menunjukkan gengsi
mereka.
2. Fulfilleds, berpendapatan tinggi, dewasa, bertanggung jawab
dan berpendidikan tinggi.
Contoh: menggunakan kartu kredit untuk membayar tagihan
ponsel pascabayar.
3. Believers, konsumen konservatif, dapat ditebak dengan
pendapatan lebih dari cukup yang menyukai produk terkenal.
4. Achievers, orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan,
konserfatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dalam
pekerjaan dan keluarga mereka.
13
Contoh: menggunakan kartu kredit untuk membeli produk-
produk mapan untuk menunjukan keberhasilan mereka.
5. Strivers, orang dengan nilai-nilai serupa dengan achievers, tapi
sumber daya ekonomi, sosial, dan psikologinya lebih sedikit.
Contoh: menggunakan kartu kredit untuk kebutuhan mendesak,
saat tidak membawa uang tunai.
6. Experiencers, senang yang baru, aneh dan beresiko, senang
olah raga, sosialisasi dan udara luar, peduli tentang diri, tidak
sama dengan konformis, kagum kekayaan, kekuasaan,
ketenaran dan tidak peduli politik.
contoh: para remaja yang menginginkan kartu kredit karena
hadiah atau reward yang ditawarkan.
7. Makers, menikmati alam, kegiatan fisik, waktu luang dengan
kalangan dan teman dekat, menghindari orang, mencemooh
politisi, orang asing dan konglomerat.
Contoh: menggunakan kartu kredit sebagai penunjang
8. Strugglers, minat terbatas, kegiatan terbatas, cari rasa aman,
kesehatan bermasalah, konservatif dan tradisional, memegang
agama.
Contoh: menggunakan kartu kredit untuk hal mendesak selama
tidak melanggar nilai-nilai agama yang dianutnya.
Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara gaya hidup achievers dengan
14
minat menggunakan kartu kredit pada pegawai wanita sekretariat
daerah Propinsi Jawa Tengah (Alam, 2006). Hubungan ini
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi r = 0,518 dengan tingkat
signifikansi p = 0,000 (p<0,05). Nilai korelasi tersebut 0,518
menunjukkan hubungan positif yang kuat antara gaya hidup
achiever dengan minat menggunakan kartu kredit (Alam, 2006).
Susilowaty meneliti pengaruh gaya hidup terhadap
frekuensi pemakaian kartu kredit kelompok pemakai kartu kredit
(kelompok pemakai jarang, kelompok pemakai sedang dan
kelompok pemakai sering). Temuannya menunjukkan bahwa
semakin tinggi pendidikan, jabatan dan pengeluaran rumah tangga
seseorang maka semakin tinggi frekuensi pemakaian kartu
kreditnya (Susilowaty, 2001). Selain itu juga dilihat faktor-faktor
yang mempengaruhi atau memotivasi perilaku pemegang kartu
kredit untuk menggunakan kartu kreditnya. Faktor-faktor tersebut
yaitu faktor keunggulan dan faktor kemudahan. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor-faktor yang telah terbentuk bisa
dikatakan dengan gaya hidup masing-masing kelompok
(Susilowaty,2001).
15
2.2.2 Pengaruh Faktor lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung. Faktor lingkungan bersumber
dari luar diri konsumen atau eksternal yaitu:
1. Budaya
Budaya adalah seperangkat pola perilaku yang secara sosial
dialirkan secara simbolis melalui bahasa dan cara-cara lain
pada anggota dari masyarakat tertentu (Wallendorf dan Reilly:
Mowen, 1995).
Kebudayaan meliputi pengamatan yang menyeluruh akan
sifat-sifat masyarakat secara utuh termasuk bahasa,
pengetahuan, hukum, agama, teknologi, kebiasaan makan,
musik, kesenian, pola kerja, produk, dan benda-benda lain yang
menunjukkan suatu yang khas tentang masyarakat yang
bersangkutan. Faktor budaya berpengaruh luas dan mendalam
terhadap perilaku konsumen. Budaya adalah faktor penentu
keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar
(Kotler, 1997:153). Akhir-akhir ini perkembangan budaya
dipicu oleh unsur kemajuan teknologi.
- Perkembangan teknologi dibidang informasi dan
komunikasi (misalnya pertumbuhan stasiun televisi, radio,
dan internet) dapat memudahkan untuk mengakses
16
informasi sebanyak-banyaknya, dan dengan maraknya
penggunaan handphone kahir-akhir ini dapat membuat
komunikasi lebih lancar
- Perkembangan pendidikan, misalnya makin banyak
universitas-universitas yang mengadakan kegiatan belajar
mengajarnya dengan cara online, membuati mahasiswa
tidak harus hadir di dalam kelas untuk mengikuti
perkuliahan. Selain itu, jika sebelumnya kita hanya bisa
membaca buku dan mendapatkan pengetahuan dari guru
dengan adanya internet lebih memudahkan siswa atau
mahasiswa untuk mencari bahan-bahan dan pengentahuan
tambahan melalui internet.
- Perkembangan perbankan, seperti kemajuan teknologi e-
banking, menyebabkan beberapa transaksi dapat dilakukan
melalui Internet, antara lain untuk transfer uang,
pengecekan saldo, pembayaran tagihan, dan informasi
rekening. Selain itu ada juga kartu kredit untuk pengganti
uang tunai yang dapat digunakan membayar di pusat-pusat
perbelanjaan, restaurant, hotel, dan bahkan untuk
membayar pintu tol dan parkir, serta ATM untuk
memudahkan penarikan uang tunai.
- Perkembangan teknologi transportasi: kini penumpang
tidak perlu lagi berdesak-desakan mengantri untuk membeli
17
tiket, tetapi dapat melakukan transaksi online dengan
menggunakan kartu kredit untuk pembayaran. Contohnya
tiket pesawat dan kereta api.
Oleh karena itu dalam skripsi ini, konsep budaya akan
difokuskan pada unsur atau dimensi teknologi. Konsumen
dengan latar belakang lingkungan budaya yang maju, selalu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
akan mempunyai kecenderungan untuk memiliki pendapat
bahwa memiliki dan menggunakan kartu kredit adalah hal yang
penting. Perkembangan teknologi yang semakin maju
mendorong sektor ekonomi lain untuk maju. Kebutuhan
efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha
merasa perlu menerapkan teknologi informasi dalam
lingkungan kerja.
Kemajuan teknologi dan informasi juga ikut mempengaruhi
perilaku konsumen para mahasiswa. Maraknya toko online di
internet membuat para konsumen memilih menggunakan cara
belanja dengan menggunakan kartu kredit selain transfer
melalui ATM.
Dengan demikian dapat dirumuskan proposisi yang akan
diuji dalam penelitian ini sebagai berikut: “faktor budaya
berpengaruh pada penggunaan kartu kredit.”
18
2. Kelompok Referensi:
Kelompok referensi adalah kelompok sosial yang menjadi
ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk
membentuk kepribadian dan perilakunya (Swastha dan
Handoko, 1982:68). Kelompok referensi juga mempengaruhi
perilaku seseorang dalam pembeliannya, dan sering dijadikan
pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku (Swastha dan
Handoko, 1982:69). Bagi produsen kelompok usia remaja
merupakan salah satu pasar yang potensial. Alasannya karena
pola konsumsi terbentuk pada usia remaja. Selain itu biasanya
remaja mudah terbujuk oleh rayuan iklan. Faktor lainnya
adalah suka ikut-ikutan teman, dan gemar mengikuti trend yang
sedang beredar, karena pada usia remaja memiliki
kecenderungan ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan
sekitarnya (Wijaya, 2001).
Kelompok referensi termasuk didalamnya adalah keluarga,
keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari beberapa
orang yang terikat dengan adanya hubungan darah. Keluarga
merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat. Anggota keluarga merupakan
kelompok acuan primer yang paling berpengaruh.
Pendapatan keluarga mempunyai pengaruh yang besar
terhadap alokasi pengeluaran keluarga. Keluarga dengan
19
pendapatan yang tinggi cenderung memiliki kemampuan
menempuh cara dan gaya hidup yang lebih tinggi. Beberapa
orang tua berpendapat bahwa memberikan kartu kredit kepada
anak merupakan suatu pelatihan kepercayaan dan tanggung
jawab yang luar biasa, baik bagi orangtua maupun bagi anak itu
sendiri.
Selanjutnya penelitian ini akan menguji proposisi sebagai
berikut: “faktor kelompok referensi berpengaruh pada
penggunaan kartu kredit.”
2.3 Model
Pada paparan di atas telah dirumuskan 3 proposisi, yaitu:
Proposisi 1 (P1) : “faktor gaya hidup berpengaruh terhadap penggunaan
kartu kredit.’’
Proposisi 2 (P2) : “faktor budaya berpengaruh pada penggunaan kartu
kredit.”
Proposisi 3 (P3) : “faktor kelompok referensi berpengaruh pada
penggunaan kartu kredit.”
20
Ketiga proposisi tersebut mempunyai variabel gayut yang sama, sehingga
dapat dirumuskan model yang menunjukkan hubungan partial dari 3
variabel bebas sebagai berikut:
Gambar 2.1
pp P1
P2
P3
Lingkungan
Model tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gaya hidup, budaya dan kelompok referensi mempengaruhi penggunaan
kartu kredit
Gaya hidup
Budaya
Kelompok
referensi
Penggunaan kartu
kredit