Post on 30-Mar-2021
9
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa tidak lepas dari
yang namanya belajar karena pembelajaran merupakan usaha sadar yang
dilakukan oleh guru untuk membuat siswa belajar.
Maolani (2017:14) menyatakan bahwa “belajar adalah tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu sebagai hasil dari pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan.” Jadi belajar adalah perubahan yang
dialami individu berdasarkan hasil dari pengalamannya itu sendiri.
Perubahan yang diperoleh tersebut bukan hanya tingkah laku saja, tetapi
bisa berupa pengetahuan, keterampilan sikap ataupun kebiasaan siswa itu
sendiri.
Corey (Sagala, 2009:61) menyatakan bahwa “pembelajaran
merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu
dalam kondisi-kondisi khusus, atau menghasilkan respon tertentu.”
Sedangkan menurut Dimyati (2014:29) “pembelajaran adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa
belajar aktif.”
Surya (2014:7) mendefinisikan “pembelajaran adalah suatu proses
yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
10
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses yang dialami siswa untuk
menghasilkan suatu perubahan baik itu pengetahuan, sikap, keterampilan
sebagai hasil dari pengalaman yang dilalui oleh siswa. Dalam prosesnya
guru akan membuat siswa untuk belajar secara aktif di kelas.
2. Model Pembelajaran
Model Pembelajaran yaitu pola pembelajaran yang telah disiapkan
oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran kelas dimulai. Model
pembelajaran haruslah ditentukan dan disiapkan oleh guru sebelum
mengajar di kelas agar pelaksanaan pembelajaran terkonsep dengan benar.
Model pembelajaran merupakan konsep yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan proses pembelajaran untuk mencapai
suatu tujuan belajar tertentu.
Model Pembelajaran dipilih sesuai dengan materi yang akan
diajarkan, dan selain dalam penyampaian materi, model pembelajaran juga
dipilih untuk menyesuaikan dengan kondisi kelas pelaksanaan
pembelajaran dan dipilih untuk menyampaikan evaluasi yang akan
dilaksanakan oleh guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Menurut
Bruce Joyce dan Marsa Weil 1980 dalam Maolani (2017:53), yang
dimaksud model pembelajaran adalah:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
11
“A Model of teaching is a plan or pattern that can be
used to save curriculum (long term courses of studies), to
design instructional materials, and to guide instruction in the
classroom and other setting”. („Suatu model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mangatur materi pelajaran, dan memberi
petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting pengajaran
maupun setting lainnya‟).
Setting yang dimaksud di atas yaitu hal-hal lain yang menunjang
seperti tahap-tahap pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai oleh peserta didik. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran, dan pengelolaan kelas seperti hal nya materi pelajaran, jam
pelajaran, tingkat perkembangan kognitif peserta didik, fasilitas penunjang
yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat
tercapai.
Dengan begitu, model pembelajaran harus dipilih dan disiapkan
dengan baik sebelum pembelajaran dimulai agar tercipta kondisi
pembelajaran yang menyenangkan dan menarik minat peserta didik dalam
belajar sehingga tujuan-tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan baik dan
prestasi belajar peserta didik menjadi lebih baik.
3. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan
suatu model pembelajaran yang mana dalam proses pembelajarannya
peserta didik dibagi menjadi kelompok kecil dengan tingkat kemampuan
yang berbeda.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
12
Menurut Mandal 2009 dalam Sriyati (2014) bahwa:
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi
sukses dalam mengajar dengan menggunakan kelompok-
kelompok kecil dengan kemampuan siswa yang berbeda,
menggunakan aktivitas belajar yang beraneka ragam dalam
meningkatkan pemahaman terhadap konsep yang dipelajari.
Model pembelajaran kooperatif dapat memperbaiki prestasi belajar
siswa di kelas. Dikatakan dapat memperbaiki prestasi siswa karena dalam
proses pembelajaran siswa akan merasa tertantang untuk memperdalam
materi dan jika dalam pembelajaran siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, siswa yang tidak paham akan mendapat bantuan dari siswa lain
yang sudah mengerti dan mengajarkannya sehingga yang asalnya sering
tidak paham, jika dengan berkelompok prestasi siswa akan menjadi lebih
baik.
Slavin dalam Nurani (2013) menyatakan bahwa “pembelajaran
kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu teknik yang melibatkan
siswa untuk bekerja sama dalam kelompok heterogen.” Dalam
pelaksanaannya peserta didik akan dibagi menjadi beberapa kelompok
yang heterogen dan akan mendapatkan tugas dari kelompoknya yang harus
dikerjakan oleh peserta didik tersebut.
Dalan pelaksanaannya siswa akan saling bekerja sama dalam
mengerjakan tugasnya. Sejalan dengan itu, Menurut Shoimin (2017:45)
“model pembelajaran kooperatif (Cooperative Lerning) adalah kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling
membantu mengonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan.”
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
13
Dalam pelaksanannya peserta didik akan saling membantu dengan
anggota kelompok dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh
guru. Tetapi meski peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil
dan berdiskusi dengan anggota kelompok lain, peserta didik tetap
bertanggungjawab atas belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan
informasi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang yang dihadapkan
pada mereka.
Dalam pembelajaran di kelas, siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok dengan anggota yang bersifat heterogen. Tetapi meski siswa
berada dalam kelompok, tidak membuat siswa menjadi tidak memiliki
tanggungjawab untuk mencari informasi, justru dalam pembelajaran
kooperatif setiap siswa yang ada dalam kelompok tetap memiliki tugas dan
tanggungjawab individu dalam menjawab pertanyaan atau dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran kooperatif baik untuk dilaksanakan di kelas karena
mampu membuat pembelajaran tidak jenuh karena peserta didik aktif
dalam proses pembelajaran, dan peserta didik dapat bersosialisasi dengan
peserta didik lain yang ada di kelompok, peserta didik akan belajar
menerima dan memberi pendapat, belajar untuk mengungkapkan ide
gagasan kepada anggota yang lain sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan dan tujuan pembelajaran tercapai dengan baik.
Pembelajaran kooperatif membuat siswa untuk belajar bekerja sama dan
saling membantu dengan anggota kelompok yang lain.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
14
Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya
peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang beranggotakan
empat sampai enam orang yang diberi tugas terstruktur untuk diselesaikan
oleh setiap anggota kelompok. Peserta didik yang terlibat dalam proses
pembelajaran kooperatif akan belajar untuk bersosialisasi dan saling
membantu apabila ada anggota kelompok yang tidak bisa.
Dalam pembelajaran kooperatif, guru tidak akan mendominasi
pembelajaran, karena peserta didik yang tidak mengerti terlebih dahulu
akan bertanya pada anggota yang lain sebelum bertanya pada guru. Selain
saling membantu, peserta didik akan belajar memberikan kritik atau saran
terhadap ide atau gagasan yang diberikan oleh anggota yang lain.
Capaian pembelajaran jika melaksanakan pembelajran kooperatif
bukan hanya pada akademik saja, tetapi juga pada aspek sosial peserta
didik karena dalam proses pembelajarannya peserta didik akan belajar
untuk berinteraksi dan bersosialisai dalam anggota kelompoknya. Oleh
karena itu, pembelajaran kooperatif baik dilaksanakan karena bukan
prestasi belajar secara akademik saja, tetapi keterampilan sosial siswa
dilatih dalam kelompok agar bisa menjalin interaksi dengan baik dengan
anggota kelompok.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa unsur
pembelajaran yang harus ada dalam setiap pembelajaran kooperatif.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
15
Menurut Taniredja (2013:57), unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif
adalah:
a. Peserta didik dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka
sehidup sepenanggungan bersama.
Untuk meningkatkan semangat siswa dalam belajar bekerjasama
dan saling membantu dengan anggota kelompok, hal yang pertama
harus diingatkan kepada peserta didik adalah agar peserta didik
memiliki pemikiran dan beranggapan bahwa mereka dengan anggota
kelompok yang lain sedang sehidup dan sepenanggungan bersama.
b. Peserta didik bertanggungjwab atas segala sesuatu di dalam
kelompoknya.
Anggota kelompok yang baik adalah yang menganggap bahwa
semua anggota kelompok memiliki tanggungjawab yang sama dalam
kelompok. Segala sesuatu yang terjadi di dalam kelompok menjadi
tanggungjawab semua anggota kelompok.
c. Peserta didik haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam
kelompoknya memiliki tujuan yang sama.
Peserta didik yang memiliki anggapan bahwa semua anggota
kelompok memiliki tujuan yang sama, yaitu berdiskusi untuk mencari
ide gagasan untuk menjawab atau mengerjakan soal yang diberikan
oleh guru.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
16
d. Peserta didik haruslah membagi tugas dan tanggungjawab yang sama
di antara anggota kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif harus membuat peserta didik belajar
membagi tugas dengan anggota kelompoknya. Tugas dan
tanggungjawab yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok adalah
sama yaitu dengan membagi tugas dengan adil.
e. Peserta didik akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan
yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
Penghargaan ataupun evaluasi yang diberikan oleh guru yang
berada dalam pembelajaran kooperatif akan bersifat kelompok bukan
individu. Hal ini dilakukan agar semua siswa yang ada dalam
anggoata kelompok semangat untuk saling bekerja sama dengan
anggota kelompok yang lain.
f. Peserta didik berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
Pembelajaran kooperatif membuat siswa belajar untuk melatih
keterampilan sosial mereka dalam hal keterampilan bekerja sama
dengan anggota kelompoknya.
g. Peserta didik akan diminta mempertanggungjawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Meski siswa dalam proses pembelajaran bekerja secara
kelompok, namun di akhir pembelajaran semua peserta didik yang ada
di kelompok harus bisa mempertanggungjawabkan materi yang
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
17
mereka tangani atau kerjakan dalam kelompok. Hal ini membuat
siswa tetap berpikir dan tidak mengandalkan anggota kelompok yang
lain.
Unsur-unsur diatas haruslah ada agar peserta didik dalam
pembelajaran mampu berdiskusi dan berinteraksi secara aktif dengan
anggota kelompoknya dan memiliki semangat untuk bekerja sama dan
saling membantu dalam melaksanakan atau mengerjakan tugas dari guru.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran kooperatif memiliki tujuan
yang hendak dicapai yaitu menurut Slavin “tujuan pembelajaran kooperatif
adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu atau anggota
kelompok, ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok
peserta didik tersebut.” (Taniredja, 2013:60).
Keberhasilan individu dalam pembelajaran ditentukan dan
dipengaruhi oleh keberhasilan kelompok agar siswa memiliki motivasi
untuk semangat dalam bekerjasama atau dalam mengerjakan tugas yang
siswa peroleh dari kelompoknya. Selain itu hal ini juga dikarenakan agar
siswa memiliki rasa bertanggungjawab terhadap kelompoknya dan siswa
bisa saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah atau
tugas yang ada dalam kelompok.
Pembelajaran kooperatif yang baik akan menjadikan individu
berperan aktif dalam kelompok karena keberhasilan individu dipengaruhi
oleh keberhasilan kelompok.. Tujuan pembelajaran kooperatif mencakup
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
18
tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan
terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
Dalam pelaksanaannya untuk mencapai tujuan hasil belajar peserta
didik, diperoleh dengan cara peserta didik akan saling membantu jika ada
anggota kelompok yang tidak mengerti. Yaitu peserta didik yang mengerti
atau mampu melaksanakan tugas akan membantu menjelaskan materi
kepada peserta didik yang lainnya. Peserta didik yang mengerti akan
menjadi narasumber untuk teman-temanya di kelompok. Tujuan
penerimaan terhadap keragaman akan diperoleh melalui peserta didik yang
mampu menerima perbedaan latar belakang anggota kelompoknya yang
lain karena dalam pembagian anggota kelompok, anggota kelompok
diusahakan untuk berbeda mulai dari kemampuan, jenis kelamin dan
perbedaan tingkat sosialnya. Keterampilan sosial peserta didik akan
diperoleh melalui interaksi sosial yang dilakukan dalam proses kerjasama
kelompok dengan peserta didik lain, belajar saling menghargai pendapat,
dan belajar untuk menjalankan tanggungjawab dengan baik.
4. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition)
Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) merupakan model pembelajaran yang termasuk kedalam
jenis model cooperative learning karena dalam pelaksanaan pembelajaran
peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang diberi tugas
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
19
oleh guru dan harus dikerjakan secara bersama oleh semua anggota
kelompok peserta didik tersebut.
Shoimin (2017:52) menyatakan bahwa :
Pembelajaran Kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat
diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang
mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian
mengomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.
Model pembelajaran CIRC mampu digunakan untuk mempengaruhi
nilai prestasi belajar peserta didik pada materi Ciri-Ciri Khusus Hewan
karena peserta didik langsung menggali bacaan dan mencari hal-hal yang
penting dari bacaan oleh dirinya sendiri dengan bantuan teman
kelompoknya dengan guru hanya sebagai fasilitator saja. Hasil yang
diperoleh jika peserta didik melakukan sendiri akan berbeda dengan jika
guru yang memberitahu peserta didik secara langsung.
Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) merupakan model pembelajaran yang menyatukan dan
mengharuskan siswa untuk bisa membaca dan menulis. Pada model
pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition),
guru menggunakan bahan bacaan yang berisi latihan soal dan cerita
tentang ciri-ciri khusus hewan.
Dalam pelaksanaan model pembelajaran CIRC, para peserta didik
ditugaskan untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam
serangkaian kegiatan yang bersifat kognitif, termasuk membacakan cerita
satu sama lain, membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah
cerita, saling merangkum, cerita satu sama lain, menulis tanggapan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
20
terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan, dan kosa kata. Para
peserta didik juga belajar dalam timnya untuk menguasai gagasan utama
dan kemampuan komprehensif lainnya. Dalam kelompoknya, peserta didik
akan belajar untuk berdiskusi dan berpikir untuk memahami cerita dan
menuliskan tanggapan dari cerita. Peserta didik akan berdiskusi dan
berpikir untuk menentukan ciri-ciri khusus hewan dari bacaan yang telah
disajikan oleh guru, dan menguasi isi dari cerita ciri-ciri khusus hewan
yang ada dalam bacaan tersebut.
Proses pembelajaran yang mengguakana model Pembelajaran
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat
dikategorikan sebagai proses pembelajaran terpadu, karena pada dasarnya
model pembelajaran kooperatif tipe CIRC mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama secara teratur.
Dalam pembelajaran di kelas, proses pembelajaran yang
menggunakan model pembelajaran CIRC akan berusaha membuat siswa
memiliki perilaku dan sikap yang mau bekerja sama dan saling membantu
dengan anggota kelompok yang lain. Siswa akan bekerja sama dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan saling membantu dengan
teman satu kelompok jika ada anggota lain yang tidak mengerti atau
memahami tugasnya dalam kelompok dan tidak mampu mengerjakan
tugas yang diberikan guru atau tugas yang diterimanya dalam kelompok.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
21
Pembelajaran CIRC merupakan model pembelajaran yang baik
digunakan karena membuat peserta didik paham terhadap materi yang
diajarkan. Menurut Slavin dalam Salantina:
Model pembelajaran cooperative tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC) amat tepat untuk
meningkatkan pemahaman peserta didik pada materi
pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar khususnya dalam
menyelesaikan soal yang diberikan guru.
Model pembelajaran CIRC menitik beratkan agar siswa mampu
untuk belajar membaca dan menulis agar siswa mampu memahami materi
pembelajaran. Menurut Slavin dalam Ilham (2017:122), “model
pembelajaran CIRC merupakan program pembelajaran komprehensif
untuk mengajarkan membaca dan menulis pada sekolah dasar pada tingkat
yang lebih tinggi dan pada sekolah menegah.” Membaca disini bukan
hanya ketika peserta didik dengan lantangnya membaca bacaan, tetapi
adanya kemampuan siswa dalam menyerap dan memperoleh informasi
dari suatu bacaan.
Jika siswa sudah mampu membaca dan menemukan ide atau gagasan
dari suatu bacaan, berarti siswa sudah siap untuk ke tahap selanjutnya
yaitu menulis. Menulis dalam pembelajaran CIRC bukanlah hanya menulis
bacaan yang telah ada, tetapi menulis dalam pembelajaran CIRC adalah
menuliskan ide atau gagasan yang diperoleh dari bacaan yang telah
disediakan. Jika peserta didik sudah mampu membaca, peserta didik akan
mengetahui isi gagasan bacaan dalam cerita ciri-ciri khusus makhluk hidup
dan menuliskan ide pokok atau gagasan bacaan dengan sendirinya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
22
Proses pembelajaran selalu dilakukan dengan beberapa fase
pelaksanaan agar terlaksana pembelajaran yang terstruktur dan terarah.
Agar pembelajaran di kelas terlaksana dan terarah, dalam pelaksanannya
model pembelajaran CIRC melalui beberapa proses atau langkah
pelaksanaan. Shoimin (2017:53) menyebutkan bahwa fase dalam model
pembelajaran CIRC terdapat 5 Fase, yaitu:
a. Fase pertama yaitu orientasi.
Pada fase ini guru melakukan apersepsi dan pengetahuan awal
peserta didik tentang materi yang akan diberikan. Selain itu, juga
memaparkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan kepada
peserta didik.
Pada fase ini, guru menyampaikan tujuan pembelajaran agar
siswa mengetahui tujuan yang harus dicapai siswa setelah
pembelajaran. Penyajian pengetahuan oleh guru dapat dilakukan
dengan melakukan tanya jawab dengan siswa. Hal yang dijadikan
pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan dibahas saat
pembelajaran, yaitu tentang ciri-ciri khusus hewan.
b. Fase kedua, yaitu organisasi.
Pada fase ini guru membagi peserta didik ke dalam beberapa
kelompok, dengan memerhatikan keheterogenan akademik.
Membagikan bahan bacaan tentang materi yang akan dibahas kepada
peserta didik. Selain itu, menjelaskan mekanisme diskusi kelompok
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
23
dan tugas yang harus diselesaikan selama proses pembelajaran
berlangsung.
c. Fase ketiga, yaitu pengenalan konsep.
Fase ini dilakukan dengan cara mengenalkan tentang suatu
konsep baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi.
d. Fase keempat, yaitu fase publikasi.
Peserta didik mengkomunikasikan hasil temuannya,
membuktikan, memeragakan tentang materi yang dibahas, baik
dalam kelompok maupun di depan kelas. Publikasi ini dapat
dilakukan dengan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas.
Contohnya yaitu kelompok satu mempresentasikan ciri khusus
kelelawar, begitupun kelompok lainnya. Materi yang dipresentasikan
setiap kelompok berbeda yaitu satu kelompok mempresentasikan
ciri-ciri khusus 1 hewan yang berbeda dengan kelompok lain.
e. Fase kelima, yaitu fase penguatan dan refleksi.
Pada fase ini guru memberikan penguatan berhubungan
dengan materi yang dipelajari melalui penjelasan-penjelasan ataupun
memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
peserta didik pun diberi kesempatan untuk merefleksikan dan
mengevaluasi hasil pembelajarannya. Pada fase ini guru dan siswa
menarik kesimpulan hasil pembelajaran hari tersebut.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
24
Proses pembelajaran model CIRC adalah pembelajaran yang bersifat
kelompok atau Cooperatif Learning, sehingga diawal pembelajaran, guru
harus membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan
pemilihan anggota kelompok secara acak agar tercipta kelompok yang
baik. Dalam menentukan anggota kelompok, guru dapat membagi peserta
didik dengan langsung acak.
Dalam bukunya, Shoimin (2017:52) menjelaskan cara untuk
menentukan anggota kelompoknya, yaitu:
a. Menentukan peringkat peserta didik
Dengan cara mencari informasi tentang skor rata-rata nilai
peserta didik pada tes sebelumnya atau nilai rapor. Kemudian,
diurutkan dengan cara menyusun peringkat dari yang berkemampuan
akademik tinggi sampai rendah. Hal ini bertujuan agar adanya
kemerataan dalam setiap kelompok.
Selain itu, hal ini juga bertujuan agar siswa dengan
kemampuan atau prestasi rendah bisa satu kelompok dengan yang
prestasinya baik agar ketika dalam proses kerja kelompok bisa saling
membantu jika ada yang tidak mengerti.
b. Menentukan jumlah kelompok
Jumlah kelompok ditentukan dengan memerhatikan banyak
anggota setiap kelompok dan jumlah peserta didik yang ada di kelas
tersebut. Dalam pembagian jumlah siswa dalam satu kelompok
beranggotakan empat sampai dengan enam orang.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
25
Jumlah anggota kelompok diusahakan untuk rata yaitu
semua kelompok memiliki anggota yang sama dengan kelompok
lainnya. Hal ini untuk menghindari adanya penumpukan peserta
didik dalam satu kelompok.
c. Penyusunan anggota kelompok
Pengelompokan ditentukan atas dasar susunan peringkat
peserta didik yang telah dibuat. Setiap kelompok diusahakan
beranggotakan peserta didik yang mempunyai kemampuan
beragam sehingga mempunyai kemampuan beragam rata-rata
yang seimbang.
Dari penjelasan di atas, dapat diperoleh bahwa dalam proses
pembelajarannya model pembelajaran CIRC memiliki beberapa unsur
pembelajaran yang harus ada dalam setiap pelaksanaannya. Unsur utama
CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition) antara lain
kelompok membaca, tim, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
cerita, pemeriksaan oleh pasangan, tes, pengajaran langsung dalam
memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis integrasi.
Kelompok membaca diperoleh dari pembagian kelompok oleh guru.
Dinamakan kelompok membaca karena dalam model pembelajaran CIRC
peserta didik langsung membaca sendiri bacaan tanpa dipandu oleh guru.
Adapun peserta didik yang mengalami kesulitan diusahakan untuk
bertanya terlebih dahulu kepada teman anggota kelompoknya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
26
Pemeriksaan oleh pasangan dapat dilakukan dengan adanya
pemeriksaan oleh anggota kelompok yang lain apakah teman satu
kelompoknya sudah mengerti semua atau belum. Jika belum maka tugas
anggota kelompok yang sudah mengerti harus mau menjadi narasumber
dan menjawab atau menjelaskan materi yang belum dimengerti oleh
peserta didik yang lain.
Dalam proses pelaksanaan pembelajaran di kelas, model
pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition)
melalui beberapa langkah pembelajaran. Menurut Shoimin (2017:52-53),
langkah-langkah pembelajaran CIRC adalah:
a. Membentuk kelompok yang terdiri empat sampai enam orang
peserta didik secara heterogen.
Dalam pembagiannya guru harus memilih secara heterogen
dengan memerhatikan tingkat pengetahuan siswa, jenis kelamin, dan
tempat duduk siswa.
b. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
Setelah membagi siswa menjadi bebrapa kelompok, guru
kemudian membagikan bahan bacaan yang berisi bacaan ciri-ciri
khusus hewan.
c. Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide
pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis
pada lembar kertas.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
27
Kelompok yang telah menerima bacaan dari guru kemudian
langsung saling membacakan dan saling bekerjasama untuk
menemukan ide pokok atau gagasan materi yang ada dalam bacaan.
Setelah semua anggota kelompok menemukan ide pokok atau
materi yang ada dalam bacaan, dilanjutkan dengan menuliskan ide
pokok atau meteri tersebut kedalam kertas yang telah disediakan.
Materi tersebut ditulis dengan baik agar semua peserta didik yang
ada dapat mengerti dan memahami tulisan tersebut.
d. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok.
Kelompok dengan anggota yang telah menyelesaikan tugas
dapat melapor kepada guru. Hal ini dilakukan untuk memberikan
reward kepada kelompok. Setelah selesai, siswa kemudian
mempresentasikan hasil kerjasama dalam kelompok dihadapan
teman-teman sekelasnya.
Presentasi dilakukan oleh semua anggota kelompok agar
anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk bisa
menyampaikan dan menjelaskan materi yang diperoleh dari bacaan
yang diberikan oleh guru.
e. Guru membuat kesimpulan bersama peserta didik.
Jika semua kelompok sudah mempresentasikan hasil
diskusinya, maka giliran guru untuk menarik kesimpulan dari
semuanya. Menarik kesimpulan yang baik adalah dengan melibatkan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
28
siswa dalam penarikan kesimpulan. Jika sudah disimpulkan guru
menguatkan kesimpulan tersebut.
f. Penutup
Di akhir pembelajaran guru memberi reward untuk kelompok
yang berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi dengan baik.
Dan menutup pembelajaran.
Model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) baik untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran di
kelas karena selain peserta didik aktif ketika proses pembelajaran,
pembelajaran CIRC juga memiliki kelebihan. Menurut Shoimin
(2017:52-53), kelebihan model pembelajaran CIRC adalah:
a. CIRC sangat tepat untuk meningkatkan keterampilan peserta didik
dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah.
Model pembelajaran mampu meningkatkan keterampilan
peserta didik dalam menyelesaikan masalah karena peserta didik
dilatih dan memiliki rasa tanggungjawab dalam kelompok untuk
menyelesaikan masalah. Peserta didik akan dengan sungguh-
sungguh dalam menyelesaikan soal karena prinsip hasil
pembelajaran individu akan ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompok.
b. Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang.
Dengan melaksanakan model pembelajaran CIRC, dominasi
guru dalam proses pembelajaran akan berkurang dari yang guru
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
29
sebagai sumber pengetahuan utama akan berubah menjadi hanya
sebagai fasilitator saja.
Dominasi berkurang juga karena siswa yang tidak memahami
tugas atau soal yang dikerjakannya terlebih dahulu akan bertanya
pada teman satu kelompok sebelum bertanya langsung pada guru.
c. Peserta didik termotivasi pada hasil secara teliti karena bekerja
dalam kelompok.
Peserta didik yang berada dalam pembelajaran CIRC akan
termotivasi pada hasil karena siswa akan memiliki tanggungjawab
terhadap kelompoknya.
d. Para peserta didik dapat memahami makna soal dan saling mengecek
pekerjaannya.
Peserta didik akan saling mengecek dengan anggota
kelompoknya karena keberhasilan satu anggota kelompok tergantung
pada keberhasilan semua anggota kelompoknya.
e. Membantu peserta didik yang lemah.
Pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC dapat
membantu peserta didik yang lemah karena dalam proses
pembelajaran siswa akan saling membantu antara anggota kelompok
yaitu siswa yang memiliki pengetahuan yang baik akan membantu
anggota kelompoknya yang memiliki pengetahuan yang sedikit atau
lemah.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
30
f. Meningkatkan hasil belajar khususnya dalam menyelesaikan soal
yang berbentuk pemecahan masalah.
Model pembelajaran CIRC memang baik untuk digunakan ketika
proses pembelajaran di kelas. Tetapi meski demikian, Model
pembelajaran CIRC memiliki kelemahan atau kekurangan. kekurangan
model CIRC adalah:
a. Dalam diskusi, adakalanya hanya dikerjakan oleh beberapa peserta
didik saja, sementara yang lainnya hanya sekedar pelengkap saja.
b. Dalam presentasi sering kurang efektif karena memakan waktu yang
cukup lama sehingga tidak semua kelompok dapat
mempresentasikan.
5. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.
Sejalan dengan itu, Djamarah (2017:19) menuturkan bahwa antara kata
“prestasi” dan “belajar” mepunyai arti yang berbeda. Prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara
individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan diterima oleh peserta
didik jika peserta didik tidak melakukan suatu aktivitas atau kegiatan
yang telah ditugaskan kepadanya. Sedangkan “belajar” adalah suatu
aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah
kesan dari bahan yang telah di pelajari.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
31
Prestasi belajar dapat diperoleh siswa setelah melalui proses
pembelajaran. Djamarah (2017:23) menyatakan bahwa “prestasi belajar
adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan
perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar.” Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek
pengetahuan.
Menurut Widyastuti & Kuswardani dalam Rosida (2011:92),
“prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks
prestasi yang diperoleh dari hasil pengukuran prestasi belajar.” Dari
pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar siswa hanya
berkaitan dengan nilai pengetahuan saja, bukan juga mencakup pada
hasil karakter siswa.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar siswa dalam
kurun waktu tertentu. Dalam pencapaian prestasi belajar siswa
dipengaruhi beberapa faktor. Menurut Darmadi (2010:188-190), faktor-
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:
1) Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non-sosial. Faktor
sosial menyangkut hubungan antar manusia yang terjadi dalam
berbagai situasi sosial yaitu keluarga, sekolah, teman dan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
32
masyarakat. Sedangkan faktor non-sosial mencakup lingkungan
alam dan lingkungan fisik.
2) Faktor internal
Faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
meliputi intelegensi siswa, minat, sikap dan motivasi. Selain itu,
waktu dan kesempatan juga mempengaruhi prestasi belajar siswa
karena setiap orang memiliki waktu dan kesempatan yang berbeda
sehingga akan berpengaruh pada kemampuan siswa.
6. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
IPA seringkali disebut dengan sains, artinya yaitu ilmu yang
mempelajari alam semesta. Tetapi selain itu, IPA bukan hanya untuk
sekedar pengetahuan saja, tetapi menurut Susanto (2013:165), ilmu
pengetahuan alam dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu
ilmu pengetahuan sebagai produk, proses dan sikap.
1) Ilmu pengetahuan sebagai produk
Ilmu pengetahuan alam sebagai produk adalah ilmu
pengetahuan sebagai kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuan
lakukan. Bentuk IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai produk
adalah fakta-fakta, prinsip, hukum dan teori-teori IPA.
2) Ilmu pengetahuan alam sebagai proses
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
33
Ilmu pengetahuan alam sebagai proses yaitu IPA selalu
memerlukan proses dalam setiap penelitian untuk menemukan
fakta dan teori-teori IPA.
3) Ilmu Pengetahuan alam sebagai sikap
Ilmu pengetahuan alam sebagai sikap yaitu sikap ilmiah
selalu dimiliki oleh seorang ilmuan dalam melakukan penelitian
dan mengkomunikasikan penelitiannya.
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata
pelajaran yang harus dipelajari oleh setiap peserta didik disetiap sekolah
dasar. IPA termasuk mata pelajaran wajib yang perlu dipelajari disetiap
sekolah. Mempelajari IPA di sekolah dasar dapat membantu siswa
untuk mempelajari alam sekitar.
Sejalan dengan itu, Abdullah (2009:18) mengatakan bahwa:
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata
pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa mempunyai
pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman
melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan,
penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) harus di pelajari di Sekolah Dasar agar siswa mempunyai
pengetahuan tentang lingkungan sekitarnya. Dasarnya jika peserta didik
sudah mengetahui tentang lingkungan sekitar, siswa akan berusaha
untuk menjaga lingkungan tersebut atau berusaha untuk mencari tahu
dan memahami lebih lanjut tentang lingkungan sekitar baik itu
lingkungannya atau makhluk hidup yang ada di lingkungannya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
34
Mempelajari IPA di sekolah pastilah memiliki tujuan tertentu.
Selain tujuan yang tertera diatas, Iskandar (2012:77) menjelaskan
tujuan pembelajaran di SD adalah agar siswa:
1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap
sains, teknologi dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep konsep
sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains
dalam kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman ke
bidang pengajaran lain.
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan.
b. Materi Ciri-Ciri Khusus Hewan
Setiap hewan pastilah memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dari
hewan lain, baik itu berguna untuk beradaptasi maupun untuk bertahan
hidup. Materi ciri-ciri khusus hewan merupakan materi yang diajarkan
di kelas enam sekolah dasar. Ciri-ciri khusus hewan tersebut yaitu:
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
35
1) Alat pendeteksi benda pada kelelawar
Gambar 1.
Gambar Kelelawar
(Sumber: smart.pustaka.blogspot.com, 2018)
Kelelawar merupakan satu-satunya mamalia yang bisa
terbang. Sayapnya terbuat dari kulit tipis. Kulit tipis membentang
antara tulang-tulang jari dan tulang lengannya. Pada bagian atas
tiap-tiap sayap terdapat cakar yang digunakan untuk melekat pada
batuan saat merangkak dalam gua tempat tinggalnya.
Kelelawar mencari makan pada malam hari. Hewan ini tidur
pada siang hari. Kebanyakan kelelawar memakan serangga.
Beberapa kelelawar memakan buah-buahan, madu, ikan, mamalia
kecil, dan reptil. Untuk mencari jalan dan makanan dalam
kegelapan malam, kelelawar memiliki sistem deteksi di dalam
tubuhnya.
Kelelawar memancarkan bunyi berfrekuensi tinggi melalui
mulutnya. Bunyi tersebut akan dipantulkan oleh benda-benda
disekitarnya seperti cabang pohon dan serangga. Dengan
mendengar bunyi pantulnya, kelelawar dapat memperkirakan jarak
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
36
rintangan atau makanan. Kemampuan kelelawar tersebut
dinamakan ekolokasi.
2) Kaki Lengket pada Cicak dan Tokek
Gambar 2.
Gambar Cicak
(Sumber: sains.compas.com )
Cicak dan Tokek senang merayap di dinding-dinding rumah.
Makanan cicak dan tokek berupa serangga serangga kecil seperti
nyamuk, lalat, dan laron. Serangga-serangga tersebut dapat terbang.
Untuk menangkap serangga, cicak atau tokek harus merayap di
dinding atau langit rumah, cicak atau tokek memiliki perekat di
telapak kakinya.
Dengan bantuan mikroskop, kita dapat melihat dengan lebih
jelas permukaan telapak kaki tokek. Pada telapak kaki tokek dan
cicak terdapat berupa struktur seperti rambut yang lengket. Lapisan
yang lengket ini memungkinkan cicak dan tokek memanjat dinding
yang tegak lurus atau berjalan terbalik di atas langit-langit rumah.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
37
3) Lidah yang panjang pada Bunglon dan Landak Semut
Gambar 3.
Gambar Bunglon
(Sumber: www.kembangpete.com)
Bunglon merupakan hewan yang gerakannya lambat.
Makanan bunglon berupa serangga-serangga kecil, seperti belalang,
capung, dan jangkrik. Serangga-serangga tersebut bergerak amat
cepat.
Bunglon dapat merubah kulit tubuhnya menyamai
sekelilingnya sehingga sukar dikenali dinamakan dengan
kemampuan khusus mimikri. Selain itu, tiap matanya dapat
melihat pada arah yang berbeda. Jika salah satu mata melihat
seekor serangga, bunglon mrngendap endap menuju mangsanya.
Dengan menggunakan matanya, bunglon mengukur jarak
mangsanya. Jika mangsa dapat dicapainya, bunglon akan
melontarkan lidahnya yang lengket. Lidah yang panjangnya hampir
setubuhnya itu akan menarik serangga tersebut kedalam mulutnya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
38
Landak semut juga memiliki lidah yang panjang dan lengket.
Makanan landak semut berupa serangga kecil, seperti semut atau
rayap. Dengan cakar besar pada jari jari kakinya, landak semut
dapat dengan mudah menggali sarang semut atau rayap. Kemudian,
landak semut menggunakan lidahnya yang panjang dan lengket
untuk menjilat semut dan rayap di dalam gundukan tanah tersebut.
Panjang lidah landak semut dapat mencapai 60 cm.
4) Punuk pada Unta
Gambar 4.
Gambar Unta
(Sumber: satujam.com)
Unta hidup di padang pasir yang kering dan gersang. Di
lingkungannya tersebut, unta mampu lakukan perjalanan panjang
tanpa makan atau minum.
Unta memiliki punuk pada punggungnya. Ada unta yang
memiliki satu punuk dan ada juga yang memiliki dua punuk. Punuk
unta berisi lemak sebagai tempat menyimpan cairan. Saat
melakukan perjalanan jauh, unta menggunakan lemak pada punuk
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
39
nya sebagai sumber energi. Jika lemak itu habis terpakai, punuk
menjadi mengerut dan lemas.
Selain itu, unta tidak berkeringat dan hanya mengeluarkan
sedikit sekali kotoran bahkan cairan yang keluar dari lubang
hidung pun di salurkan kembali ke mulut. Jika makanan berlimpah,
perut unta yang sangat besar dapat menyimpan rumput dan air
dalam jumlah yang sangat banyak. Unta dapat minum sampai 57
liter air tanpa berhenti.
5) Mata dan pendengaran yang tajam pada Burung Hantu
Gambar 5.
Gambar Burung Hantu
(Sumber: wayahna.com)
Burung hantu pada umumnya mencari makanan pada malam
hari dan tidur pada siang hari. Makanan burung hantu antara lain
tikus, serangga, burung kecil, kadal, dan ikan.
Burung hantu menggunakan mata dan telinganya yang sangat
tajam dan peka untuk menemukan mangsanya. Penglihatan burung
hantu di dalam gelap sangat baik karna matanya sangat lentur.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
40
Burung hantu dapat dengan cepat memusatkan bola matanya pada
berbagai objek dalam kegelapan. Pupil mata burung hantu dapat
membuka cukup lebar untuk menyerap seluruh cahaya yang ada
pada malam hari. Dengan demikian, burung hantu masih dapat
melihat, walaupun dengan cahaya yang sedikit.
Tidak seperti kebanyakan burung yang matanya terletak pada
tiap sisi kepalanya, kedua mata burung hantu terletak di bagian
depan kepala. Dengan begitu, burung hantu dapat melihat ke depan
dengan kedua matanya. Burung hantu juga memiliki leher yang
sangat lentur sehingga dapat memutar kepalnya untuk melihat ke
belakang.
Selain itu, di sekitar mata burung hantu terdapat bagian yang
menyerupai plat. Bagian itu membantunya untuk mengarahkan
suara agar langsung masuk kedalam telinganya yang besar. Oleh
karena itu, pendengaran burung hantu sangat untuk menentukan
lokasi mangsanya, walaupun dalam keadaan gelap total.
Burung hantu yang sedang berburu akan mengeluarkan
teriakan-teriakan. Tikus, serangga, atau mangsa lain yang
mendengarnya menjadi takut, sehingga membuat suara atau
gerakan ketakutan. Telinga burung hantu yang tajam dengan cepat
mendengar suara tersebut. Kemudian, burung hantu terbang
menuju mangsanya. Bulu bulu burung hantu yang begitu halus dan
lembut menyebabkan mereka dapat terbang tanpa suara. Hal ini
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
41
memungkinkan burung hantu untuk menyambar mangsanya dengan
diam-diam.
6) Semburan Air Ikan Pemanah
Gambar 6.
Gambar Ikan Pemanah
(Sumber: emmaferdian.blogspot.com)
Ikan pemanah hidup di air tawar. Akan tetapi, makanan ikan
pemanah berupa hewan kecil, seperti laba-laba, lalat, dan capung.
Hewan-hewan kecil sering bergantung pada ranting atau daun
tanaman yang berada dekat permukaan air. Meskipun dekat
permukaan air, ikan pemanah menyemburkan tetes-tetes air tepat
pada hewan yang sedang bergantung tersebut. Ketika mangsanya
jatuh dari ranting dan merosot ke air, ikan pemanah langsung
menyambar lalu menelannya.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
42
B. Kajian Penelitian Yang Relevan
Dasar penelitian yang relevan yang menguatkan penelitian tentang
Pengaruh Model Pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading and
Composition) Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 6 Materi Makhluk Hidup
Di Sekolah Dasar adalah:
1. Hasil Penelitian oleh Mhd. Jasri Ilham, Muakibatul Hasanah, dan Yuni
Pratiwi .2016 tentang Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Bermuatan
Nilai Karakter terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII.
Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC mengandung pengertian sebagai
suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara
sesama secara teratur.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dalam penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC
bermuatan nilai karakter terhadap kemampuan mengembangkan tema
cerpen pada siswa kelas VII SMPN 5 Muara Bungo. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan desain post-
test-post-test control group desain. Sampel penelitian ini terdiri dari 2
kelas, yakni kelas VII-1 berjumlah 26 siswa sebagai kelas eksperimen dan
VII-2 berjumlah 26 siswa sebagai kelas kontrol. Instrumen yang digunakan
dalam peneltian adalah tes menulis cerpen, rubrik penilaian menulis
cerpen, dan pedoman observasi nilai karakter dan keterlaksanaan
pembelajaran. Analisis data yang digunakan adalah Uji-t. Dari
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
43
penelitiannya diperoleh hasil bahwa salah satu kelebihan model
pembelajaran CIRC adalah siswa dilatih untuk dapat bekerjasama dan
menghargai pendapat orang lain, dengan menghargai pendapat orang lain
pembelajaran dapat berlangsung dengan nyaman dalam menyatukan ide-
ide yang berbeda.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang akan dilaksanakan. Persamaannya adalah model pembelajaran yang
akan digunakan yaitu model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated
Reading and Composition) dan metode penelitian yang digunakan yaitu
menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimen. Sedangkan
perbedaannya yaitu terletak pada Variabel terikat jika penelitian ini pokus
pada keterampilan menulis cerpen di SMP, tetapi penelitian yang akan
dilaksanakan fokus pada prestasi belajar IPA di Sekolah dasar.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lina Salantina tentang Penerapan
Model Pembelajaran Tipe CIRC untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII B SMP Negeri 3 Kuningan. Penelitian ini
dilakukan dengan 3 siklus pelaksanaan. Penelitian ini membuktikan bahwa
model pembelajaran CIRC mampu meningkatkan hasil belajar matematika
siswa dari siklus kesatu sampai kepada siklus ketiga.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian yang akan
dilaksanakan yaitu terdapat pada variabel bebas penelitian yaitu
penggunaan model pembelajaran CIRC dalam pembelajaran. Sedangkan
perbedaannya dengan penelitian ini yaitu penelitian ini menggunakan
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
44
metode penelitian Tindakan, sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan
menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dan variabel terikatnya
yaitu peneliti akan meneliti tentang prestasi belajar IPA tentang materi
Ciri-Ciri khusus Hewan.
3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurani, Budiyono dan Nurani tentang
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dengan Teknik Pembelajaran Make A Match Dan Numbered Heads
Together Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari
Kecerdasan Ganda Siswa.
Hasil penelitian ini yaitu terdapat perbedaan prestasi belajar
matematika siswa antara kelas model pembelajaran J-MAM, J-NHT, dan
pembelajaran konvensional. Model pembelajaran kooperatif mampu
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Persamaan dengan penelitian tersebut yaitu sama-sama
menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa. Perbedaannya adalah tipe model pembelajaran yang
digunakan berbeda. Dan penelitian pada materi yang diteliti berbeda jika
penelitian ini pada pelajaran IPA, sedangkan pada penelitian tersebut pada
prestasi belajar matematika.
4. Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Wayan Suwastana, tentang
Penerapan Model Pembelajaran Cooperatif Numbered Heads Together
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar PKN.
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
45
Hasil dari penelitian ini yaitu penelitian dilakukan dengan 3 siklus
berturut-turut dan dapat mengahasilkan kesimpulan bahwa model
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar PKN siswa.
Penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini karena sama-sama
menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
5. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tasmin Idris, Wati Oviana dan
Marlinawati. 2017 tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Ciri-Ciri Khusus yang Dimiliki Hewan Melalui Model Kooperatif Tipe
Talking Stick di kelas VI MIN Mesjid Raya Banda Aceh.
Pendidikan sains diarahkan untuk mencari dan membantu siswa
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar.
Penelitian ini membahas tentang ciri-ciri khusus ysng dimiliki hewan.
Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus
pelaksanaan. Hasil dari penelitiannya diperoleh bahwa hasil belajar siswa
meningkat.
Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian
yang dilaksanakan. Persamaannya terletak pada variabel terikat yang di
teliti yaitu materi ciri-ciri khusus hewan di sekolah dasar. Sedangkan
perbedaannya yaitu terletak pada variabel bebas nya yaitu jika penelitian
ini menggunakan model pembelajaran Talking Stick, sedangkan penelitian
yang akan dilaksanakan menggunakan model pembelajaran CIRC
(Cooperatif Integrated Reading and Composition).
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
46
C. Kerangka Pikir
Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan
model pembelajaran yang dalam proses pelaksanaan pembelajaran siswa dibagi
menjadi kelompok kecil yang beranggotakan empat sampai dengan enam
siswa. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran CIRC untuk digunakan
karena model pembelajaran CIRC adalah model pembelajaran yang
dilaksanakan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil
beranggotakan 6 orang siswa. Pelaksanaan model pembelajaran CIRC
dilaksanakan dengan membagi siswa kemudian dilanjutkan penugasan oleh
guru. Setelah itu siswa mempresentasikan hasilnya dan di akhir guru dan siswa
sama-sama menarik kesimpulan.
Prestasi belajar merupakan ukuran untuk melihat apakah siswa mengerti
materi pembelajaran atau tidak. Dalam penelitian ini, untuk mengukur prestasi
belajar, maka dilakukan 2 jenis tes pengukuran yaitu pre-tests dan post-test.
Pre-test dilakukan untuk melihat prestasi belajar IPA sebelum siswa menerima
perlakuan, dan post-test dilakukan untuk melihat prestasi belajar setelah
menerima perlakuan.
Penggunaan model pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading
and Composition) dirasa akan mempengaruhi prestasi belajar IPA siswa kelas 6
pada materi ciri-ciri khusus hewan karena dalam pembelajaran siswa dituntut
untuk bertangggungjawab terhadap tugas yang diterima.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran CIRC
(Cooperative Integrated Reading and Composition) terhadap Prestasi Belajar
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
47
Model Pembelajaran
CIRC (Cooperative
Integrated Reading
and Composition)
Prestasi Belajar IPA
materi Ciri-Ciri
Khusus Hewan baik
Siswa Kelas 6 Materi Makhluk Hidup di Sekolah Dasar Negeri 2 Cirangkong.
Variabel bebas adalah Model Pembelajaran CIRC dan variabel terikatnya
adalah prestasi belajar siswa pada bab Makhluk Hidup materi ciri-ciri khusus
hewan. Model pembelajaran CIRC digunakan karena diduga akan berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa terutama pada prestasi belajar IPA materi ciri-
ciri khusus hewan.
Dari uraian di atas, maka kerangka pikir penelitian ini dapat di
gambarkan seperti di bwah ini:
Gambar 7.
Kerangka Pikir Pengaruh Model Pembelajaran CIRC (Cooperative
Integrated Reading and Composition) terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas 6 Materi Makhluk Hidup di Sekolah Dasar Negeri 2 Cirangkong.
(Sumber: Dokumentasi peneliti, 2018)
Guru
Prestasi Belajar IPA
siswa materi ciri-ciri
khusus Hewan
Rendah
Penggunaann Model
dan Metoda
Konvensional
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
48
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara atau praduga
peneliti terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
(Arikunto, 2013:10).
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dijelaskan di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitiannya adalah:
1. Hipotesis Deskriptif
: Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran CIRC terhadap
prestasi belajar siswa pada materi ciri-ciri khusus hewan
: Terdapat pengaruh model pembelajaran CIRC terhadap
prestasi belajar siswa pada materi ciri-ciri khusus hewan.
2. Hipotesis Statistik
b. Jika probabilitas < 0,05 maka diterima dan Ha ditolak
c. Jika probabilitas > 0,05, maka ditolak dan Ha diterima.
. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SD NEGERI CIRANGKONG 2
2 NPSN : 20210552
3 Jenjang Pendidikan : SD
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Kp. Pasirpanggung
RT / RW : 5 / 4
Kode Pos : 46184
Kelurahan : Cikeusal
Kecamatan : Kec. Tanjungjaya
Kabupaten/Kota : Kab. Tasikmalaya
Provinsi : Prov. Jawa Barat
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -7,4365 Lintang
108,1352 Bujur
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
49
3. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 503/642.2/SK.1/DITK/2002
8 Tanggal SK Pendirian : 1952-02-01
9 Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
10 SK Izin Operasional : -
11 Tgl SK Izin Operasional : 1910-01-01
12 Kebutuhan Khusus Dilayani :
13 Nomor Rekening : 0016665428100
14 Nama Bank : BANK JABAR BANTEN
15 Cabang KCP/Unit : Singaparna
16 Rekening Atas Nama : SDN CIRANGKONG 2
17 MBS : Tidak
18 Luas Tanah Milik (m2) : 2148
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak : sdn 2 Cirangkong
21 NPWP : 004906657425000
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 085223437377
21 Nomor Fax :
22 Email : sdncirangkongii@yahoo.com
23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi/6 hari
25 Bersedia Menerima Bos? : Ya
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 900
29 Akses Internet : Telkomsel Flash
30 Akses Internet Alternatif : Indosat IM3
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--
50
--
www.lib.umtas.ac.id
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya--