Post on 01-May-2019
7
BAB II
PENGARUH PEMAKAIAN JILBAB TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWI
A. Jilbab dan Pakaian Muslimah
1. Pengertian
Secara bahasa jilbab berasal dari akar kata ( ���� )yang termasuk
dalam bab ruba’i �mulhaq( ���� ��� ) mengikuti wazan (�� � ) merupakan
bentuk masdar ( ������) mengikuti wazan ( �� � ).
Sedangkan menurut istilah, definisi dari jilbab banyak pendapat-
pendapat dari ulama mengenai jilbab itu sendiri. Menurut Ragib Al-
Isfahani (wafat 502 H/1108 M:seorang ahli leksikografi) dalam kitabnya
Mu’jam Mufrodat Li alfaz al-Qur’an menjelaskan bahwa jilbab adalah
baju dan kerudung1. Menurut Ibnu Mandhur dalam karyanya lisanul’Arab
Jilbab adalah pakaian yang lebih besar dari kerudung dan lebih kecil dari
rida’(selendang besar) yang biasa di pakai kaum wanita untuk menutup
kepala dan dada mereka.2 Dalam ensiklopedi Islam yang disebutkan jilbab
adalah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat digunakan untuk
menutup kepala, muka dan dada kaum wanita3.
Dari beberapa pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa
jilbab adalah kain yang lebar yang digunakan sebagai penutup kepala dan
dada kaum wanita (dengan menampakkan wajahnya).
Islam adalah agama samawi, yang semua aturan dan tata cara
peribadatannya telah diberikan oleh Allah sebagai Tuhan dan pencipta
1Tim Penyusun, Ensiklopedi Hukum Islam, jilid III (Jakarta:PT Ichtiar Baru Van
Haeve,1997),hlm. 820. 2 Ibnu Mandhur, Lisan Al `Arab, jilid I, juz I (Bairut: Dar Shadir,tt),hal 272. 3Tim Penyusun,Ensiklopedi Islam,Jilid II,(Jakarta:PT Ichtiar Baru Van Hoeve:1997), hlm
317
8
segala bentuk macam peraturan. Berkaitan dengan persoalan jilbab
(pakaian) Allah telah menyampaikan aturan-aturan dalam al-Qur’an. Al-
Qur`an mengunakan tiga istilah untuk menyebut istilah pakaian yaitu,
Libas, Tsiyab, dan Sarabil. Kata libas ditemukan sebanyak sepuluh kali,
kata tsiyab sebanyak delapan kali, sedangkan kata sarabil ditemukan
sebanyak tiga kali dalam dua ayat 4.
Kata libas pada mulanya berarti penutup (apapun yang ditutup)
tetapi, tidak berarti harus menutup aurat, karena sesuatu yang digunakan
sebagai perhiasan terkadang juga disebut libas dalam al-Qur’an
(menurut asal maknanya), sebagaimana al-Qur`an menyebutkan dalam
surat An-Nahl (16) : 14 sebagai berikut :
������������ ����������� �Dan kamu mengeluarkan dari laut itu perhiasan yang kamu pakai.
Kata libas di gunakan oleh al-Qur`an untuk menunjukkan pakaian
lahir maupun pakaian batin, sedangkan kata tsiyab digunakan untuk
menyebut pakaian lahir. Kata tsiyab diambil dari kata dasar tsaub yang
berarti kembali, yakni kembalinya sesuatu pada keadaan semula. Dalam
pandangan El Guindi menyebutkan tiga poin penting dari kata libas, yakni:
Pertama, kata libas digunakan untuk menyebut pakaian nyata. Kedua, kata
libas tidak hanya menjabarkan bentuk-bentuk material pakaian dan
ornamen wanita dan pria, tetapi juga mencakup bentuk yang beraneka
ragam. Ketiga, melembagakan kawasan sakral yang tidak terlihat dan
terkatakan, dimana ide-ide kultural terkait secara relasional.5
Pada awal permualan penciptaan nabi adam dan hawa, ketika
pertama kali diciptakan oleh allah mereka tidak mengetahui (melihat)
auratnya sendiri (karena tertutup), sampai ketika iblis mengoda dan
membujuk mereka untuk melanggar tata aturan dari Allah. Karena
4 M .Quraish Shihab, Wawasan al-Qur`an , (Bandung: Mizan, 2003 ),cet. 12 , hlm 155. 5 Fadwa El Guindi , Jilbab, ( Serambi, Jakarta, 2003 ), hlm. 126.
9
pelanggaran yang mereka lakukan tersebut lahirnya aurat yang asalnya
tertutup itu terbuka. Al-Qur`an menyampaikannya dalam surat al A`raf
(7) : 20, sebagai berikut :
����� ��������������� �� ! �"��� �� ! �#���$� ��% ���&�'� ��(� ��)�(���*�+��,�-����./0�$!���(1" $2���3��$���)�(��*�4(��5�
Setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan pada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu aurat, dan setan berkata Tuhanmu melarang kamu mendekati pohon ini, supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau menjadi orang-orang yang kekal (di surga)
Selanjutnya dalam ayat 22 dijelaskan lebih jauh, bahwa :
�6��789����%�#�������: �1�,�-�����'�;������� <��="��$���� �!���8>� �
…setelah mereka merasakan (buah) pohon (terlarang) itu, tampaklah bagi keduanya aurat-aurat mereka, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga …
Dari dua ayat diatas jelaslah bahwa pada dasarnya “aurat manusia
dalam keadaan tertutup”, namun karena godaan iblislah aurat manusia
terbuka. Dan dengan segera mereka langsung menutupinya dengan daun-
daun surga agar aurat mereka tertutup kembali.
Kata yang ketiga yang digunakan al-Qur`an untuk menyebut
pakaian adalah sarabil, kamus-kamus bahasa mengartikan kata ini dengan
pakaian, apapun jenis bahannya.
2 . Jilbab (Pakaian) dalam Islam
Masyarakat barat memandang pakaian merupakan hiasan semata
bukan untuk menutupi aurat. Tetapi, dalam pandangan Islam pakaian
digunakan untuk menutup bagian-bagian yang memalukan (aurat) lebih
10
dari sekedar hiasan biasa. Islam memerintahkan kepada para pemeluknya
untuk menutup seluruh bagian tubuhnya yang dapat menimbulkan
rangsangan dan menarik lawan jenis. Oleh karena itu pakaian dalam Islam
haruslah memenuhi beberapa syarat sehingga orang yang memakai dapat
dikatakan sudah berpakaian.
a. Hendaknya pakaian itu harus menutupi seluruh tubuh secara
sempurna.
Pada masa sekarang banyak orang yang berpakaian dengan menutup
secara sempurna bagian atasnya, tetapi pada bagian bawahnya hanya
mengenakan rok mini sebatas lutut, bahkan lebih tinggi lagi. Padahal,
al-Qur`an telah menyebutkan dalam surat An-Nur dan surat Al-Ahzab
tentang aturan berpakaian yang benar. Yang memiliki beberapa ciri
ciri, diantaranya :
1. Wanita diperintahkan untuk menutup leher dan dada dengan
ujung kerudung. Allah telah berfirman surat al Ahzab :
” ...dan hendaklah mereka menutupkan kerudung mereka ke
dada mereka ...”
2. Menyembunyikan perhiasan yang berupa gelang kaki dan betis.
Di sebutkan dalam surat An Nur 31 sebagai berikut:
”…dan janganlah mereka memukul mukulkan kaki mereka
agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.”
3. Hendaknya pakaian tersebut menutup (menyembunyikan)
rambut kepala.
4. Tidak menampakkan perhiasan yang dilarang agama.
Allah berfirman, “ ...Dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan mereka kecuali apa yang biasa tampak ....”
Makna perhiasan yang boleh dilihat disini terdapat perbedaan
diantara para ulama ketika menafsirkan kalimat “ ill� m� zahara
minh�. ”
Secara garis besar Ulama membagi perhiasan dalam dua
katagori, yakni perhisan khalqiyah ( ��� ���� � ) dan perhiasan
11
yang dihasilkan ( ������������ � ). Diantara yang termasuk
dalam perhiasan khalqiyah adalah wajah yang merupakan pusat
kecantikan dan asal timbulnya fitnah. Sedangkan ����������� � �
adalah sesuatu yang dilakukan manusia untuk mempercantik
diri seperti cat kuku, gelang kaki, cincin dan celak mata.6 Ada
pula yang mengolongkan dengan perhiasan dhahir dan
perhiasan batin. Kedua pengolongan ini pada hakikatnya adalah
sama, perhiasan khalqiyah sama dengan dengan perhiasan batin
yakni perhiasan yang diberikan Allah kepada semua
mahluqnya yang tidak boleh diperlihatkan pada orang lain.
Sedangkan perhiasan muktasibah sama dengan perhiasan
dhahir yakni sesuatu yang diusahakan oleh manusia untuk
mempercantik diri seperti pakaian dan yang lain.
b. Hendaknya pakaian itu tebal sehingga permukaan kulitnya benar
benar tertutup dan tidak ketat sehingga tidak menampakkan bentuk
tubuh dan lekukan tubuh.
Seseorang ketika berpakaian hendaklah memakai pakaian
yang tebal, yakni tidak menampakkan apa yang ada di bawahnya,
dan longgar, yakni tidak menonjolkan tempat tempat fitnah dan
tidak menampakkkan sifat sifatnya.7 Rasullullah bersabda :
�*�$!������&�'�� !�?�@A"�,�2�0�B�C�������!�?�@�D�?��&��"�&�'��E���5555��: �2"�!�: ���F�#��)��G�: HI���: HJ�G�$ �K"
������I�L��M ������ N�OF�G���������P���� Q"���R�+�� S��$�T�2�+��/F���/F�,U���$�������� 6"�5�E����.��"5
Dari Abu Hurairah RA berkata:Rasulullah bersabda :…..Dan kaum wanita yang berpakaian dengan memperlihatkan lekuk tubuhnya, serta menarik hati
6 Ali As Shobuny, Tafsir Ayat Al Ahkam,( Makkah: Al Haramain,tt), hlm.155 7Abdul Halim Abu S, Kebebasan Wanita,Jilid IV,(,Jakarta:Gema Insani Pres:2000) hlm 108
12
orang lain dengan berjalan genit dengan mata melirik tidak dan mengoyang goyangkan kepala seperti kepala onta tidak akan masuk surga, bahkan mencium baunya tidak Sesungguhnya baunya surga dapat tercium dari jarak yang demikian . ( HR Muslim )” 8
c. Hendaknya pakaian tersebut tidak menyerupai pakaian laki-laki
dan wanita kafir.
Secara garis besar sebenarnya tidak ada ketentuan
mengenai pakaian laki-laki dan pakaian perempuan. Tetapi, yang
dimaksud disini adalah pakaian biasa digunakan oleh kaum wanita,
yang dipakai oleh laki-laki dengan tujuan menyerupahi kaum
wanita. Rasulullah pernah bersabda :
��L���,#�L������V ��2�W�����E������!�?�@�D��?��&��"�$X�����,#��W���������V ����Y���Z��Z��1*��.��"�[�
Rasulullah melaknat laki laki yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian lakia laki. ( HR Abu Daud )9
Hadits ini mengingkari keserupaan secara keseluruhan
dan lainnya. Akan tetapi dalam hal pakaiaan tidak diingkari jika
sepotong pakaian wanita serupa dengan pakaian lelaki. Sebab yang
menjadi pedoman adalah keadaan secara umum, yakni jika
seorang wanita dilihat tidak menyerupai seorang laki-laki.
Disamping itu pakaian tersebut tidak menyerupai dengan
pakaian orang kafir, pelarangan menyerupai dengan pakaian kafir
tidak menafikan adanya sepotong pakaian muslim yang
menyerupahi pakaian kafir. Yang dimaksud adalah bahwa keadaan
umum seorang muslim apabila dilihat tidak menyerupahi orang
8 Imam Muslim, Shohih Muslim,Jilid II,( Bairut:Dar Al Fikr:1993), hlm 331. 9 Abu Daud, Sunan Abu Daud, jilid II,(Semarang:Toha Putera ), hlm 273
13
kafir, yakni seperti memakai lambang lambang yang biasa
digunakan oleh orang orang kafir .10 Berdasar pada sabda Rasul :
E ��� ���\�71�������$��
Barang siapa menyerupahi suatu kaum, maka ia menyerupahi kaum tersebut . ( HR Abu Daud )11
Syaihk Ibnu Taimyyah mengatakan dalam kitabnya
Iqtidhaush Shiraatal Mustaqim Li Mukhalafati Ashhabil Jahiim,
juz 1 hlm 273,”Paling tidak hadits ini menghendaki pelarangan
menyerupahi orang kafir, kendatipun arti denotatifnya
menghendaki pelarangan kufur seperti kekufuran mereka ”.12
d. Hendaknya pakaian tersebut tidak di bubuhi parfum yang
menyengat.
Parfum atau wewangian merupakan perhiasan yang
sangat disukai oleh semua orang, namun seorang wanita haruslah
mampu memilih parfum yang sesuai dengan aturan agama,
dijelaskan dalam sebuah hadits :
��)�]�^ ��� Q"����-��\�'�^�!�: ����: ��X��P�,#�����_��Y#�� ���.��"��[
Siapa saja wanita yang memakai wewangian ( parfum ) kemudian berjalan melawati suatu kaum dengan maksud agar mereka mencium harumnya, maka ia telah berzina (HR Nasa`I)13
Maksud berzina dalam hadits tersebut adalah wanita
tersebut menjadi penyebab timbulnya zina.Hadits itu memberikan
10 Abdul Halim Abu S , Op Cit., hlm 380 11 Abu Daud, Op.Cit., hlm 261 12 Khalid Bin Abdurrahman Asy Syayi, Bahaya Mode, (Jakarta:Gema Insani Pres:1993 ),
hlm 34. 13 Imam An Nasa`I, Sunan An Nasa`I ,Juz 8,Jilid IV, (Semarang:Toha Putera:tt),hlm 151.
14
peringatan kepada kaum wanita agar meninggalkan parfum yang
semerbak, karena hal tersebut dapat menimbulkan fitnah .
Terdapat perbedaan antara parfum laki laki dengan
parfum wanita, parfum untuk kaum laki laki adalah sesuatu yang
jelas baunya tanpa warna, sedangkan parfum wanita berwarna
tanpa bau, hal ini bertujuan untuk menghindarkan timbulnya
fitnah. Rasulullah bersabda :
9��)���^8T���Q"�� ̀ ����&������a�G�����)���� ̀ ����#�� ���a 9���Q"�^8T��Y���/�������.��"[�
Wewangian laki-laki adalah yang jelas baunya dan tersembunyi warnanya, dan wewangian wanita adalah apa yang tampak warnanya dan tersembunyi baunya (HR.At- Tirmidzi )14
Al Hafidz Ibnu Hajar berkata: ”segi perbedaan antara
wewangian laki laki dan wewangian perempuan adalah bahwa ia
diperintahkan untuk menutup tubuhnya ketika keluar rumah, dan
jika parfum yang semerbak itu di bolehkan atas mereka tentu
akan menambah fitnah. ” 15
Dilarangnya kaum wanita memakai parfum yang semerbak
adalah dikhawatirkannya mereka akan semakin menyebarkan
fitnah. Kaum wanita adalah sasaran utama dari gerakan misionaris
dalam menghancurkan Islam, Ahmad Abdul Aziz Husein
menyebutkan dalam bukunya” Ra`yus Syar`i Fil Mar`ah ” halaman
34 sebagai berikut :
Tidak ada jalan yang tepat, kecuali bila gadis gadis remaja muslim kita jadikan umpan demi perjuangan bangsa kita. karena dengan cara itu mereka akan lupa daratan dan lengah.
14 At Turmudzi, Sunan At Tirmidzi, Jilid IV ( Semarang :Toha Puterta:tt),hlm 192. 15 Imam Ibnu Hajar Al Asqolani, Fatkhul Bari, Jilid 12 (Bairut:Dar Al Fikr,tt),hlm 488.
15
Hipnotis dari rangsangan tubuh sangat mempengaruhi kekuatan iman . 16
Disamping itu rasulullah pernah berwasiat tentang wanita :
��#�� ���$��&������^�!��A*� �����X1�M F������Y�.��"��/�����[�
Tiada aku tinggalkan sesudahku fitnah yang lebih berbahaya terhadap kaum pria dari pada godaan wanit . ( HR At Tirmidzi )17
e. Hendaknya pakaian itu bukan untuk mencari popularitas dan
mendapatkan sanjungan .
Perkembangan dunia mode pada saat ini sangatlah pesat,
bahkan orang yang tidak mangikuti mode akan dikatakn sebagai
orang yang terbelakang dan tidak berperadaban. Tetapi hendaknya
dalam berpakaian janganlah karena ingin mencari popularitas
atau sanjungan dari masyarkat, karena hal tersebut sangat dilarang
oleh rasul .
�������b���7���\�2��/��c �d�?������*��)����e�,� f�c �d� �V ���$���"�)������a �*�Y���Z��Z��1*�.��"�[�
Barang siapa memakai pakaian kemasyhuran didunia, maka Allah akan memakaikan kepadanya pakaiaan kehinaan pada hari kiamat, kemudian dinyalakan untunya api neraka .( HR Abu Daud )18
3. Fungsi Pakaian
Al Qur`an sebaga pedoman dan kitab suci yang mengatur semua
urusan manusia, diantaranya adalah persoalan pakaian. Dari beberapa
16 Maisar Yasin , Wanita Karir Dalam Perbincangan , (Jakarta:Gema Insani Pres:1997 )
hlm 23. 17 At Turmudzi, Op.Cit.,hlm 192. 18 Abu Daud, Op.Cit. hlm 261.
16
ayat alqur`an yang membahas pakaian disebutkan beberapa fungi pakian
bagi manusia . Diantarnya sebagai berikut :
a. Penutup Sau`at (aurat / organ genital )
Dalam surah Al A`raf ( 7 ) 20 dan 22 telah disebutkan
bahwa fitrah manusia adalah tertutupnya aurat, tetapi karena
godaan setanlah yang menyebabkan terbukanya aurat, dan mereka
menyadari keterbukannya itu, sehingga mereka berusaha
menutupinya dengan daun daun surga. Hal ini menunjukkan bahwa
sudah seharusnyalah manusia itu menutup aurat .
Dalam ayat 27 Al Qur`an kembali memperingatkan manusia
( anak Adam ), agar selalu berhati hati dengan tipu daya setan yang
telah menyebabkan terbukanya aurat mereka dan terusirnya mereka
dari surga .
Kata sau-at terambil dari kata sa-a yasu-u yang berarti
buruk, tidak menyenangkan. Kata ini sama makna dengan `aurat,
yang terambil dari kata `ar yang berati onar, aib, tercela.19 Dalam
Al Qur`an kata aurah (Aurat :jamak) disebutkan berkali kali dalam
konsteks yang berbeda, yakni dalam Q.S. An Nur (24): 31, 58 dan
Q.S. Al Ahzab (33):13. Dari ketiga ayat tersebut tidak satupun kata
yang menunjukkan pada kecatatan atau bagian tubuh wanita, dalam
Q.S. An Nur : 31 istilah aurat digunakan berkonotasi dengan organ
genital wanita20, tidak ada kesan tidak sempurna atau cacat dalam
konteks ini. Istilah aurat digunakan sebagai berikut :
...dan budak laki laki atau kasim atau anak-anak dibawah umur yang belum mengerti `aurat wanita ..(Q.S. An Nur : 31)
Dalam ayat 58 menjelaskan tentang privasi dan ruang serta
waktu pribadi, yang tidak terkait dengan tubuh wanita (Q.S.An Nur :
58 ) yang menyatakan :
19 M Quraish.S , Op Cit., hlm 161. 20 Fadwa El Guindi , Jilbab,( Jakarta:Serambi:2003 ), hlm.228.
17
Hai orang orang yang beriman, hendaklah para kasim dan anak laki laki tidak memasuki ruang pribadimu dalam tiga waktu : Sebelum salat subuh, pada saat kamu menanggalkan pakaian luarmu disiang saat istirahat, dan sesudah salat Isya`.Itulah tiga aurat bagi kamu, yang diluar itu kamu tidak dilarang berhubungan dengan mereka ….. ( Q.S. An Nur : 31 )
Sedangkan dalam Q.S Al Ahzab :13 kata aurat berkonotasi
pada perlindungan, keselamatan, kerawanan, keamanan, dan privasi
yang berkaitan dengan rumah21. Kata aurat dalam ayat tersebut
sebagai berikut :
...satu kelompok diantara mereka meminta izin pada nabi untuk pergi dengan menyatakan ” rumah kami benar benar aurat ”, rumah mereka tidaklah aurat, keinginan mereka sebenarnya lari dari perang ... Q.S Al Ahzab :13
Dari uraian diatas tidak ada kata aurat dalam al-Qur`an yang
menjelaskan tentang kecacatan ataupun tubuh wanita. Jadi, aurat
bukanlah sebuah kecatatan, melainkan kerentanan terhadap
gangguan, organ genital dan rahasia.
Dalam fungsinya sebagai penutup, pakaian harus menutupi
segala yang enggan diperlihatkan oleh pemakai. Bahkan bukan
hanya kepada orang tertentu selain pemiliknya, Islam tidak senang
bila aurat dilihat oleh siapapun. Dijelaskan dalam beberapa hadits
yang menguraikan tentang hal ini secara rinci, sebagai berikut :
�������������^g82�4���hI�i���� !�+P�E('"�82�+�$��E(X���j����X�����EF��2P���0*�kP�W����Y��/������.��"[�
�Hindarilah telanjang, karena ada ( malaikat ) yang selalu bersama kamu , yang tidak pernah berpisah denganmua
21 Ibid., hlm 229.
18
kecuali ketika kekamar kecil ( WC ) dan ketika seseorang berhubungan seks dengan istrinya . ( HR At Tirmidzi ) 22
������������$2UX��Z�l�Z�-�2�+������������0��EF�N�*��^N�*�;P�Y��$1P�.��"�����[�
Apabila salah seorang dari kamu berhubungan seks dengan pasangannya, janganlah sekali kali keduanya telanjanang seperti telanjangnya binatang ( HR Ibnu Majah )
Kedua hadist diatas menjelaskan tentang nilai moral manusia,
meskipun secara hukum tidak dilarang bertelanjang(dalam keadaan
sendiri atau ketika melakukan persetubuan antara suami istri). Para
ulama bersepakat tentang kewajiban berpakaian sehingga tertutup
auratnya, hanya mereka berbeda pendapat tentang batasan aurat
tersebut .
Imam Syafi`i, Malik, Hanafi dan Ahmad bersepakat bahwa
aurat laki laki adalah badan mulai dari lutut sanpai pusar.
sedangkan aurat wanita adalah seluruh badan kecuali wajah dan
telapak tangan, meski Imam Hanafi sedikit lebih longar dengan
memperbolehkan terbukanya kaki.
Pakaian yang masih memperlihatkan bagian tubuhnya (yang
harus ditutupi) dan memperlihatkan aurat, sama halnya dengan tidak
berpakaian sama sekali .Rasullullah bersabda :
��������&�'�� !�?�@A"�,�2�0�B*�$N!�C������E������!�?�@�D�?��&��"�&�'5555��: �2"�!�: ���F�#��)��G�: HI���: HJ�G���M ������ �OF�$ �K"
���N�I�L��G������������,U���$�������� 6"��P���� Q"���R�+�� S��$�T�2�+��/F���/F�5�E����.��"5
Dari abu Hurairoh RA berkata Rasulullah bersabda :…..Dan kaum wanita yang berpakaian dengan memperlihatkan lekuk
22 At Turmudzi, Op. Ci., Jilid IV,hlm 199
19
tubuhnya, serta menarik hati orang lain dengan berjalan genit denagn mata melirik tidak dan mengoyang goyangkan kepala seperti kepala onta akan masuk surga,bahkan mencium baunya tidak Sesungguhnya baunya surga dapat tercium dari jarak yang demikian . ( HR Muslim ) 23
Imam muslim menjelaskan makna (���������� ) adalah
wanita yang memakai dengan menutup sebagian dan membuka
sebagian dengan memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya
ditutupi untuk memperlihatkan kecantikannya. Dalam pendapat yang
lain disebutkan wanita yang memakai pakaian tipis yang masih
terlihat warna kulitnya24.
b. Pakaian sebagai perhiasan .
Perhiasan adalah sesuatu yang dipakai untuk memperelok.
al Qur`an tidak menjelaskan secara jelas mengenahi perhiasan ini.
Sebagian pakar menjelaskan bahwa sesuatu yang elok adalah yang
menghasilkan kebebasan dan keserasian.25
Dalam Q.S Al A`raf ayat 31 Allah memerintahkan kepada
bani Adam untuk memakai perhiasan ketika memasuki masjid. Ayat
selanjutnya menjelaskan tentang kecaman Allah pada orang yang
mengharamkan perhiasan yang telah disediakan pada hambanya.
Berhias adalah naluri manusia, karena manusia menyukai
sesuatu yang indah. Tetapi Allah melarang orang yang berhias secara
berlebih-lebihan. Allah tidak membatasi warna dan model pakaian,
tetapi kadar perhiasan harus serasi dan tunduk pada tradisi kaum
muslim pada setiap negara. Bahwa hiasan pakaian atau model
yang berlaku diantara para wanita muslim pada umumnya dapat
diterima oleh ulama disuatu wilayah, tetapi mungkin terasa aneh di
23 Imam Muslim,Op.Cit., Jilid II, hlm. 331. 24 Ibid. 25 M Quraish .S, Op.Cit., hlm 163
20
wilayah yang lain.26Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Imam
Ath Thobari :“…Sesungguhnya memelihara model zaman termasuk
muru`ah selama tidak mengandung dosa dan menyalahi model
dengan mencari ketenaran ...”
Sesuatu yang dilarang dalam berhias adalah tabarruj al
Jahiliyyah, yakni mencakup segala macam yang dapat menumbulkan
rangsangan birahi selain suami istri. Ibnu katsir menafsirkan kalimat
al Jahiliyyatul ula dengan tingkah laku-tingkah laku kaum wanita
yang mempertontonkan perhiasan kepada kaum lelaki dan kaum
lelaki berhias untuk kaum wanita yang akhirnya menimbulkan
perbuatan yang keji.27 Yang termasuk dalam tabarruj diantaranya
memakai wewangian yang mencolok, yang memancing gairah lelaki
yang mencium baunya, sebagaimana sabda nabi :
���^�!�: ���� �,#�L��: ��X�����;P���/F��/F�^ ��� Q"����-��\�7Y��Z��Z��1���.��"��[�)]��mX2�Y���/������.��"[���
�
Apabila wanita memakai wewangian lalu ia melewati suatu kaum agar mendapati baunya, maka wanita itu begini dan begini (HR Abu Daud )28, yakni zina ( HR At Tirmidzi)29
Adapun ketentuan wewangian bagi perempuan adalah
sesuatu yang berwarna tetapi tidak bau, seperti hadits berikut :
9����)���^8T���Q"�� ̀ ����&������a��G�������)���� ̀ ����#�� ���a 9����Q"�^8T��Y���/�������.��"[�
Wewangian laki-laki adalah yang jelas baunya dan tersembunyi warnanya, dan wewangian wanita adalah apa yang tampak warnanya dan tersembunyi baunya ( HR At Tirmidzi )30
26 Abdul Halim Abu Suqqoh, Op.Cit., hlm 352 . 27 Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur`an Al Karim, Juz III, (Semarang:Thoha Putera,tt), hlm 483. 28 Abu Daud, Op. Cit. Jilid II, hlm 290. 29 At Turmudzi, Op.Cit. Jilid IV, hlm 194. 30 Ibid 195
21
c. Pakaian sebagai perlindungan
Allah telah menuturkan dalam QS An Nahl (16) : 81 tentang
fungsi pakaian sebagai perlindungan terhadap panasnya sinar
matahari dan dinginnya hujan, di samping itu juga menjadi
perlindungan dalam peperangan.
Disisi lain pakaian akan memberi pengaruh psikologis bagi
pemakainya. Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat merasakan
pengaruh psikologis pakaian, misalnya ketika kita datang ke pesta,
apabila kita mengenakan pakaian yang buruk atau tidak sesuai
dengan situasi dan kondisinya akan menyebabkan perasaan yang
rendah diri bagi pemakainya bahkan dapat menghilangkan rasa
percaya diri, sehingga ia engan berkumpul dengan tamu yang lain.
Kaum sufi, sengaja mengunakan pakaian yang terbuat dari
bahan yang kasar agar dapat menghasilkan pengaruh positif dalam
jiwa mereka.
Dalam berbagai penelitian para ahli tentang pakaian
menyebutkan fungsi pakaian sebagai perlindungan, baik sebagai
perlindungan dari cuaca atau pun lingkungan yang keras. Serta
perlindungan terhadap privasi keluarga. Ratzel sebagaimana dikutip
oleh El Guindi mengatakan :”…orang yang pertama tama harus
berpakaian lengkap bukan laki laki yang harus merambah hutan,
tetapi seorang wanita yang sudah menikah...” 31 El Guindi juga
mengutip dari Crawley yang mengatakan ” fungsi utama dari
pakaian (wanita) adalah untuk menjadikanya tidak menarik bagi
yang lain, dan untuk menyembunyikan tubuhnya dari pandangan
lelaki lain.”32 Tetapi, penyembunyian tubuh dengan pakaian ini
bukan berarti mendiskreditkan wanita, tetapi lebih pada
31 Fadwa , Op.Cit., hlm 98 32 Ibid.
22
penghormatan pada wanita yang telah menikah. Bahkan dalam
penelitian yang dilakukan oleh makhlouf seperti yang dikutip oleh El
Guindi disebutkan pengakuan seorang informan yang mengatakan : ”
Hal yang membuatnya tertarik pertama kali pada wanita itu (istrinya)
adalah pandangan sekilas ketika wanita itu kebetulan membuka
jilbabnya.33
d. Pakaian sebagai identitas diri
Identitas sesuatu adalah yang menggambarkan eksistensinya
sekaligus membedakannya dari yang lain. Identitas seseorang ada
yang bersifat material ataupun imaterial (ruhani). Hal hal yang
bersifat material antara lain terlihat dari pakaian yang dikenakannya.
Kita akan dapat dengan mudah mengenali sekaligus
membedakan seorang siswa SD dengan siswa SLTP, seorang polisi
dengan seorang tentara hanya dengan melihat seragam yang mereka
pakai. Disinilah fungsi pakaian sebagai identitas, yang mana akan
terdapat perbedan yang jelas antara satu kelompok dengan
kelompok yang lain, satu negara dengan negara yang lain.
Telah penulis sampaikan sebelumnya bahwa diantara syarat
pakaian seorang muslim itu haruslah berbeda dengan pakaian orang
kafir, serta pakaian seorang laki laki harus berbeda dengan pakaian
seorang wanita. Yang tujuannya adalah untuk menunjukkan jati diri
atau identitas seseorang dengan mengunakan pakaian yang mereka
pakai. Spencer seperti dikutip oleh El Guindi mengatakan bahwa : ”
Tipe pakaian yang bermacam macam dapat menjadi petunjuk bagi
perilaku antar individu dalam kehidupan sehari-hari dan upacara-
upacara tridisional .34
Inilah mungkin yang dikehendaki oleh Allah dalam al Qur`an
surat Al Ahzab ayat 59, yang artinya sebagai berikut :
33 Ibid., hlm 99. 34 Fadwa, Ibid., hlm 103.
23
… yang demikian itu lebih mudah bagi mereka untuk dikenal.
4. Esensi Pakaian
Kita menyadari sepenuhnya bahwa Islam tidak datang dengan
menentukan mode pakaian, sehingga setiap masyarakat dan setiap periode
mode pakaian disesuaikan dengan selera. Namun begitu, mode pakaian
tersebut haruslah tetap memenuhi aturan-aturan yang ada.
Dalam surat An Nur 29-30 dan surat Al Ahzab 59 Allah telah
menyampaikan aturan-aturan dalam berpakaian, dan dalam ayat tersebut
Allah juga menjelaskan tentang esensi pakaian dalam Islam. Esensi
pakaian sebagaimana disebutkan dalam kedua surat tersebut adalah
sebagai berikut :
�"� ���,"����n�������?��o��� �E �@F]*�p �;�E ������q8Q��E0"�>1��$����rgi2�4 �s����W'
�� � ��X >2��t� U�T� Y��� [��$q8Q��$0"�>1��$�� $ggi2�: � �s����W'���$u���^�!�r$0��v�$1�g���� ��� ̀ ����o+��$ � 2]�$2��2+��r$ ����
��� ��� $ I�1#w�*� $ ���X��� o+�� $ � 2]� $2��2+�����#� 1*�*� $ I� 1*�*� $ ���X1� #�1�#�����$ _*�M (�����*�$ I��)�*�$%��T*�m1�*�$���TP�m1��*�$��TP��*�$ ���X1��: �"�X@�!� ��� q2� x� $2/��� W8����*� &������ $�1"+�@��*� Uy� 4X1�����*��r2���Xz�?�@�P��1����$ � 2]�$��486����E�X��$ ��"O1�$1�g2�+��#�� ��
��� �sL�����{�8��E(�X���Y���[��,"����c �|�+������
} ��� I�2~��]+�W'��p �� 1� #��)�����p �;�$ �1H��$��$ �!�4)�2�4 �sL���H��$��X2�����Z*$2;s2����F�����"��"�8y�?���Y���[��
24
a. Memalingkan Pandangan .
Perintah pertama yang di tujukan kepada kaum laki-laki dan
wanita adalah Gadd’ul Basar yang secara literial berarti menghindari
pandangan.35 Muthohari mengatakan bahwa maksud dari Yagudu min
absarihim adalah, bahwa mereka harus mengurangi dan melunakkan
pandangan mereka.36Janganlah mereka memandang dengan tajam dan
terpusat, yaitu agar pandangan berwibawa dan tidak liar. `Iyadh
berkata seperti yang dikutip oleh Muthahari sebagai berikut:
”... menundukkan pandangan dari melihat aurat dan sejenisnya itu
wajib dilakukan pada semua keadaan dan wajib dilakukan secara
insidental dalam keadaan tertentu terhadap sesuatu yang bukan aurat.”
Ibnul Qayyim berkata : Sesungguhnya Allah ta`ala menyuruh
memalingkan pandangan, meskipun pandangan itu tertuju pada
keindahan, keindahan ciptaan Allah dan memikirkan ciptaan Allah
adalah menutup jalan keinginan syahwat yang dapat membawa pada
sesuatu yang terlarang.37
Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah mengenahi
memandang wanita yang di riwayatkan oleh Imam Bukhori:
$!� &�'� �� !� ?�@A"� � ��!� $1*�� C��� � 2;"� Wg8��� ��F&��"��?��E���� ��!� ?�@�D�M I�-���� �P� �q 2� Wg8��� WX-�� EX�T� $�� ,*��P�
���q �����P� �� �>@� ���WX�������Wg8�����������kP��T� Y� 5����.��"��"�����[�38�
35 Al Maududi, Al Hijab,(Bandung:Risalah,tt), hlm 272. 36 M.Muthahary, Op .Cit., 120. 37 Abdul Halim Abu Op.Cit., hlm 116-117 38 Imam Al Bukhari, Shohih Al Bukhori, Juz I,(Dahlan, Indonesia, ) hal 589. Dijelaskan
dalam kitabul isti`dzan ,bahwa Fadhl adalah seorang yang tampan ,dan wanita tersebut berparas cantik .( Juz IV hal 2513 ).
25
Dari Ibnu Abbas RA berkata : Fadhl pernah menumpang di belakang kendaraan rasulullah SAW, kemudian datang seorang wanita dari kabilah bani khots`am, maka fadhl langsung memperhatikan kepadanya dan wanita itu pun melihat padanya dan nabi langsung memalingkan wajah fadhl kearah yang lain. ( HR Bukhori )
Dalam hadits yang lain Rasul bersabda :
&�'�?�@�D�?��&��"���!�E����C�,�q �������+�^�!��2��,�q ��� �������p ��k�����M �������,�T���p ���Y�5����/������.��"[
Rasulullah telah bersabda : Wahai Ali, janganlah kamu ikuti pandangan dengan pandangan. Yang pertama ( pandangan dengan tiba tiba /spontan ) itu boleh bagimu, dan yang kedua tidak boleh .( HR At Tirmidzi ) “39
Dalam hadits riwayat Ibnu Jarir di sebutkan :
$!�&�'�?���!�$1��2����CM �O���E������!�?�@�D�?��&��"��C���$!������O��,O-8���,�q)�*���>1�� �D*��Y�5��E����.��"�[��
Jabir bin Abdullah berkata : saya bertanya pada Rasulullah tentang memandang wanita dengan spontan, lalu beliau menyuruhku memelingkan pandanganku . ( HR Muslim )
Walaupun bagaimana, terdapat perbedaan psikologis yang
halus antara kaum wanita yang memandang kaum pria, dengan pria
memandang kaum wanita. Secara alami, kaum pria lebih agresif jika
terdapat sesuatu yang menarik hatinya, sehingga timbul dorongan
untuk memperolehnya. Oleh sebab itu terlebih dulu Allah
memerintahkan kaum lelaki untuk menjaga pandangan, dan menjaga
kemaluannya. Kemudian perintah pada kaum wanita untuk menjaga
pandangan, menjaga kemaluan dan tidak memamerkan perhiasan.
39 At Tirmidzi, Op Cit., hlm 191. 40 Imam Muslim, Op.Cit., Jilid II, hlm 342.
26
Karena kaum wanita itu adalah aurat, lebih jauh Mujahid mengatakan :
Ketika wanita itu datang maka setan akan duduk di atas kepalanya dan
menghiasinya yang ditujukan kepada orang yang melihatnya, ketika
seorang wanita itu berpaling maka setan akan duduk di pantatnya dan
menghiasinya untuk orang yang melihatnya.41 Pendapat ini di dukung
oleh Qurtubi dalam kitab tafsirnya ia mengatakan “ dan menutupi
kemaluannya ” yakni menutupinya dari penglihatan orang yang tidak
halal.
Dari ayat tersebut diatas jelaslah bahwa pandangan (terpusat)
yang penuh nafsu merupakan asal mula timbulnya berbagai macam
fitnah. Oleh sebab itu Allah dengan tegas melarang melihat wajah
wanita yang bukan mahram tanpa adanya alasan dan keperluan yang
jelas.
b. Menutup Aurat
Setelah memerintahkan menjaga/memalingkan padangan
kemudian di sebutkan “ Dan memelihara kemaluan mereka ” Dalam
ayat ini terlebih dulu Allah melarang subyek pelaku, kemudian
memerintah menjaga obyek penderita. Hal semacam ini menunjukan
bahwa munculnya suatu kemunkaran itu berasal dari kesalahan subyek
yang lebih besar dari pada obyek penderita.
Sebuah kebiasaan para mufasir ketika menafsirkan ayat
(������������ ) adalah untuk menjahui zina kecuali pada ayat ini,
dimana yang dimaksud adalah menjaganya dari pandangan dan
kewajiban menutupnya.42 Abul `Aliyah menjelaskan bahwa setiap ayat
yang diturunkan dalam al Qur`an yang menjelaskan tentang hifdul
furuj adalah untuk menjauhi dari zina kecuali ayat ini.43 Tetapi,
41 Al Qurtuby, Al Jami` Li Ahkam Al Qur`an, Jilid VI, Juz XI,(Bairut:Dar Al Kutub Al
Alamiyah:tt), hlm 149. 42 M Muthahary, Op . Cit., 122. 43 Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur`an al `Adhim, Juz III,( Semarang:Toha Putera:tt),Hlm 283.
27
pandangan ini disanggah oleh Ar Rozi karena pengkhususan yang
tanpa dalil. Kenyataannya, yang dimaksud dengan menjaga kemaluan
adalah menjaga dari semua perkara yang diharamkan Allah dari
perbuatan zina, memegang dan memandang.44
Di zaman sekarang yang mengatakan sebagai kaum yang
beradab, banyak sekali tindakan yang mendukung terbukanya aurat
bahkan memujinya. Sungguh merupakan suatu tindakan yang
mengherankan, manusia yang berjalan menyandang nama peradaban,
tetapi ternyata mundur kepada tingkah laku masyarakat primitif.
Disebutkan dalam Al Qur’an kalimat Al Jahiliyyatul ula, Ibnu katsir
menafsirkan kalimat tersebut dengan tingkah laku tingkah laku kaum
wanita yang mempertontonkan perhiasan kepada kaum lelaki dan
kaum lelaki berhias untuk kaum wanita yang akhirnya menimbulkan
perbuatan yang keji.45
Setelah Allah menetapkan perintah menghindari pandangan
kemudian dilanjutkan dengan perintah untuk menutup aurat agar selalu
terjaga kesucian mereka, baik laki-laki maupun perempuan. Jadi,
jelaslah semua ketetapan hukum ini bahwa tujuan yang hendak
dicapai adalah kemaslahatan umat manusia baik laki-laki maupun
perempuan. Wanita sebagaimana yang telah kita ketahui merupakan
sebuah bentuk keindahan, sebuah hasil karya cipta yang mampu
menimbulkan keinginan untuk menikmatinya, sedang kaum laki laki
adalah pengemar keindahan sehingga tak ada pilihan lain bagi kaum
wanita untuk tidak memamerkan keindahan tubuhnya, yang dengan
memamerkannya itu justru menurunkan kehormatan dan martabat
pribadi dan kaum wanita pada umumnya.
44 Ar Razy,Tafsir Al Kabir, Jilid 12, juz 23, (Bairut:Dar Al Kutub Al Alamiyah),hlm 178. 45 Ibnu Katsir, Tafsir Al Qur`an Al Karim, juz III,(Semarang:Toha Putera,tt ), hlm 483.
28
c. Menyembunyikan perhiasan
Ayat selanjutnya adalah “ wa la yubdiina zinatahunna illa maa
dhaharo minha” artinya dan jaganlah mereka menampakkan
perhiasannya kecuali yang biasa tampak dari padanya.
Al Qur`an disini mengunakan kata Al Zinatu ( ����� ) tidak
mengunakan kata Al Khulli (���� ), Karena kata Al Zinah itu memliki
makna yang lebih luas dan umum. Makna Al Zinah telah memuat Al
Hully di tambah dengan alat alat kecantikan yang lain, seperti celak
mata, cat kuku, dan yang lain-lain. Sedangkan makna Al Hully adalah
perhiasan yang biasa di kenakan (pakai) kaum wanita dan bisa dilepas
seperti gelang, kalung, anting–anting serta gelang kaki.46
Abu Ishaq As Sabili menafsirkan kata Az Zinah dalam ayat
tersebut dengan anting anting, gelang tangan, gelang kaki dan kalung.
Dalam riwayat yang lain beliau mengatakan bahwa perhiasan itu ada
dua yakni : Perhiasan yang boleh dilihat oleh orang lain seperti
pakaian dan perhiasan yang tidak boleh dilihat kecuali oleh suami
seperti cincin dan gelang.47 Sedangkan menurut Ibnu Abbas bahwa
wajah dan telapak tangan merupakan perhisan yang boleh di
tampakkan,48 pendapat ini sama dengan apa yang di kemukakan oleh
ulama golongan malikiyyah dan hanafiyyah yang didasarkan pada
riwayat Abu Daud dari Dewi Aisyah, sebagai berikut:
#��*�2�G����;P�,*�L���PM i�1��/0��/0�o+P�� �@��N2��*���>2�x�� ����G�����o8NF��� ���kP�"�f*�Y����Z��Z��1��.��"�[
Wahai Asma`, Sesungguhnya wanita apabila telah dewasa,tidak layak kelihatan darinya kecuali ini dan ini, Beliau berisyarat ke wajah dan kedua tangan beliau ( HR Abu Daud )49.
46 M Muthahari, Op.Cit., hlm 125. 47 Ibnu Katsir, Op.Cit.,hlm 283. 48 Ali As Shabuni, Op. Cit., hlm 154. 49 Abu Daud , Op. Cit.,
29
� Selanjutnya Allah menuturkan adanya pengecualian dari
perhiasan tersebut. Imam Qoffal menafsirkan kata “ Illa maa dhahara
minhaa “ : Sesungguhnya perhiasan yang biasa tampak pada wanita
adalah wajah dan telapak tangan, sedangkan untuk lelaki ditambah
telapak kaki . Beliau melihat karena pergaulan menuntut tampaknya
wajah dan telapak tangan dan karena syariat Islam merupakan syariat
yang toleran.50 Jadi, wajah dan telapak tangan termasuk di antara
perhiasan-perhiasan yang boleh untuk di tampakkan.
Pengecualian yang selanjutnya disebutkan “ kecuali kepada
suami, anak anak mereka, anak anak suami mereka, atau saudara laki
laki, anak saudara laki laki, anak saudara perempuan wanita wanita
Islam budak yang mereka miliki, pelayan mereka yang tidak memiliki
keinginan anak anak yang belum mengerti tentang aurat wanita,
kepada mereka itu mereka boleh menampakkan perhiasan mereka, baik
perhiasan dhahir maupun batin.
Diakhir ayat tersebut Allah melarang para wanita untuk ì¥Â�7
��� �ð ¿������0��������aU��
50 Ar Razi, Op Cit., hlm 149.
30
�bjbjU�U�������������������
��� �4Ô �7|��7|���
��—
���(����������������������� �ÿÿ ��������
� �ÿÿ ��������� �ÿÿ �����������������l����
�J�������J���J��� �´ ��þ���(���& ������&
������& ��������������:
������ª'������ª'������ª'��8���â'��”�ì¥Â�7
��� �ð ¿������0��������aU��
31
�bjbjU�U�������������������
��� �4Ô �7|��7|���
��—
���(����������������������� �ÿÿ ��������
� �ÿÿ ��������� �ÿÿ �����������������l����
�J�������J���J��� �´ ��þ���(���& ������&
������& ��������������:
������ª'������ª'������ª'��8���â'��”�a kaum
lelaki, karena suara itu lebih mudah menimbulkan fitnah dari pada
melihat gelang kaki mereka.
d. Menjaga kehormatan
Dalam Surat Al Ahzab (33) ayat 59 disebutkan bahwa :
} ��� I�2~��]+�W'��p �� 1� #��)�����$ �1H��$��$ �!�4)�2�4 �sL���Z*�p �;���H��$��X2����$2;s2����F�����"��"�8y�?���Y��[�
�Hai nabi, katakanlah pada istri-istrimu, anak-anak perepuanmu dan perempuan-perempuan mukmin:”Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.”Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal dan tidak diganggu. Dan Allah adalah maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Ayat ini secara jelas menuntun dan menuntut kaum muslimah
agar mereka memakai pakaian yang membedakan mereka dengan yang
bukan muslimah, mereka yang memakai pakaian tidak terhormat dan
mengundang gangguan tangan atau lidah yang usil, disamping itu
disebutkan pula tata cara memakai jilbab, yakni dengan mengulurkan
jilbabnya keseluruh badan.
Imam ar Rozi mengatakan :Pada zaman jahiliyah kaum wanita arab
yang mulia ataupun budak dapat dengan bebas bepergian dan mengoda
kaum lelaki yang berhati kotor. kemudian Allah memerintahkan
32
kaum wanita terhormat untuk memakai jilbab. 51Lebih jauh Abu
Bakar Al Jashash mengatakan :Ayat ini menunjukkan bahwa kaum
wanita muda yang keluar rumah harus menyembunyikan muka dari
orang orang lain dan menutupi seluruh badannya. karena hal itu
mencerminkan kesopanan dan kemuliaan sehingga orang yang
mempunyai niat jahat ( buruk) tidak terpengaruh olehnya.52
Disebutkan dalam surat An Nur ayat 30 Wal yadribna
bihumurihinna `ala juyubihinna yang artinya hendaknya para wanita
itu menutupkan kerudung mereka pada dada mereka. Kata juyub
merupakan jamak dari kata jaib yang mempunyai arti lubang yang
terletak dibagian atas pakaian yang biasanya menampakkan (sebagian )
dada atas. Jadi, secara tegas ayat tersebut memerintahkan para wanita
agar dalam berkerudung itu selalu menutup potongan pakaian bagian
atas. Hal ini terjadi karena kebiasaan para wanita dalam berkerudung
hanya disandarkan saja dikepala dengan membiarkan dada tetap
terbuka .
B. Kepribadian Siswa
1. Pengertian Kepribadian
Untuk mendefinisikan kepribadian bukanlah suatu hal yang
mudah, yang sering kita ketahui hanyalah bagian bagian dari kepribadian.
Kita terkadang terkecoh oleh sikap dan tingkah laku seseorang, kita hanya
mengetahui seseorang yang bersikap cuek, banyak bicara, acuh tak acuh,
pemarah, pendiam, pemalu dan lain sebagainya.Tetapi, sudah mengatakan
bahwa mereka itu berkepribadian yang seperti ini dan lain sebagainya.
Meski terkadang mereka bertingkah semacam itu untuk menutupi jati diri
atau mengalihkan perhatian orang kepada mereka. Meskipun demikian
kita perlu untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas dari pengertian
51 Ar Razy, Op.Cit., Jilid 13, Juz 25, hlm 198. 52 Al Maududy, Op. Cit., hlm 291.
33
kepridaian tersebut. Berikut akan penulis kemukakan beberapa pendapat
para ahli tentang pergertian kepribadian, antara lain :
a. Menurut Allports .
“ Personality is the dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine the individuals unique adjustments to the environment .” 53
Artinya : Kepribadian adalah susunan yang dinamis dalam individu pada system system psikofisik yang menentukan penyesuaian diri individu individu yang khas pada lingkugan.
b. Menurut M Usman Najati
Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari peralatan fisik dan psikis dalam diri individu yang membentuk karakter nya yang unik dalam penyesuaiannya dengan lingkungannya.54
c. Menurut H Hidayat Syarief, MS
Kepribadian dalam psikologi Islam adalah integrasi system kalbu, akal dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku.55
Istilah dinamis menunjukkan adanya perubahan dalam
kepribadian, hal ini menunjukkan bahwa perubaha dapat terjadi dalam
diri setiap individu. System psykofisik merupakan kebiasaan, sikap
nilai, keyakinan keadaan emosional perasaan dan motif yang bersifat
psikologis. Sistem ini meski merupakan produk hereditas, tetapi
selanjutnya akan selau berkembang melalui proses belajar sesuai dengan
kemampuan masing masing individu dalam penyesuaian diri.
Kepribadian sebagai pengaruh yang ditimbulkan seseorang atas diri
orang lain, sehingga menuntut setiap individu untuk menyesuaikan
dengan pribadinya . Kata susunanan atau organisasi menunjukkan bahwa
kepribadian terdiri dari berbagai macam cirri atau unsur yang selalu
53 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, Jilid 2,( Jakarta:Erlangga,1993 ), hlm 237. 54 M Usman Najati, Al Qur`an dan ilmu jiwa,( Bandung :Pustaka,1997),hlm 240.
55 H Hidayat Syarief, Psikologi Islam : Menuju Psikologi yang Beraksiologis, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada:2001 ), hlm 58.
34
berkaitan yang pada ahirnya sebagiannya akan berkembang dengan
dominan melebihi cirri atau unsure yang lain.
Dari beberapa pendapat diatas dapatlah diambil suatu kesimpulan
bahwa kepribadian adalah satu kesatuan fungsional antara fisik dan
psikis dalam diri indivudu yang meliputi sifat, mental, moral dan social
yang membentuk karakteristik unik yang tampak dalam tingkah laku
sebagai bentuk penyesuaian tingkah laku dengan lingkungan yang
berada dalam kontrol kesadaran.
Lain dari itu, kepribadian muslim merupakan tujuan ahir
dimana semua potensi yang dibawa sejak lahir dapat berkembang secara
wajar dan utuh sesuai dengan dengan fitrah kemanusiaan. Kepribadian
muslim adalah sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri
khas dari keseluruhan tingkah laku sebagai muslim baik yang
ditampilkan dalam tingkah laku secara lahiriyah maupun batiniyah.
Al Ghozali mengatakan dalam Kimiya` al sa`adah sebagai berikut :
Nafs itu ibarat suatu kerajaan, anggota fisiknya ibarat menjadi cahaya, syahwat ibarat gubernur yang memiliki sifat pendusta, egois dan sering mengacau, ghadhab ibarat oposan yang sifatnya buruk, ingin perang dan suka mencekal, kalbu ibarat raja dan akal ibarat perdana menter. Apabila raja tidak dapat mengendalikan kerajaan maka akan diambil alih oleh gubernur dan oposannya yang mengakibatkan kekacauan, namun bila raja memperdulikan kerajaan dan ia bermusyawarah dengan perdana menterinya maka gubernur dan oposan dapat diatasi 56.
Ini merupakan pengkiasan dari Al Ghozali tentang kepribadian.
Jadi kepribadian merupakan satu kesatuan dari kalbu, akal dan nafsu.
Ketika nafsu manusia yang berkuasa maka ia akan menjadi manusia
yang lepas kontrol (manusia yang dipenuhi dengan Nafs Al Lawwamah)
dan apabila kalbu yang berkuasa dengan perimbangan akal maka ia
akan menjadi manusia yang sempurna yang derajatnya dapat melebihi
derajat malaikat.
56 Ibid., hlm 59.
35
2. Aspek aspek kepribadian
Dalam kepribadian terkandung berbagai macam aspek yang
terkumpul menjadi satu yang ahirnya membentuk satu kesatuan yang
terwujud dan nampak dalam berbagai macam tingkah laku luar, atau
pun tercermin dari kegiatan kegiatan jiwa serta pedoman dan filsafat
hidup masing masing orang yang sesuai dengan kepribadiannya sendiri.
Subtansi nafsani manusia memiliki tiga daya, yaitu : kalbu ( fitrah
Ilahiyyah ) sebagai aspek supra kesadaran manusia yang memiliki
daya emosi ( rasa ), akal (fitrah insaniyah ) sebagai aspek kesadaran
manusia yang memiliki daya kognisi( cipta ), nafsu (fitrah
hayawaniyah). Sebagai aspek pra atau bawah sadar manusia yang
memiliki daya konasi ( Karsa ) .57
Dr Ahmad Tafsir mengatakan bahwa manusia adalah mahluq
ciptaan Allah yang utuh terdiri dari jasmani, akal dan rohani sebagai
potensi pokok.58
Lebih lanjut pengolongan kepribadian dari Ahmad Tafsir ini
dikembangkan lagi oleh A D Marimba yang mengolongkannya berikut :
a. Aspek aspek kejasmanian
Meliputi tingkah-laku luar yang mudah nampak dan
ketahuan dari luar, misalnya cara-caranya berbuat, cara bicara dan
sebagainya
b. Aspek aspek kejiwaan
Meliputi aspek aspek yang tidak segera dapat dilahap taupun
diketahui dari luar misalnya caranya berfikir, bersikap, minat .
c. Aspek aspek kerohaniahan yang luhur
Meliputi aspek aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu
filsafat hidup dan kepercayaan. Ini meliputi system nilai yang telah
57 Ibid., hlm 58. 58 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam,(Bandung:Al Ma`arif:1996),
hlm 45.
36
meresap dalam kepribadian itu. Yang telah memberi bagian dan
memberi corak seluruh kehidupan individu itu. Bagi orang orang
beragama, aspek aspek inilah yang menuntunnya kearah
kebahagiaan bukan saja di dunia melainkan juga di ahirat. 59
Freud membagi aspek aspek kepribadian juga dalam tiga tingkat,
yaitu :60
a. Das Es ( the id )
Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan system
yang original dalam kepribadian dari aspek inilah kedua aspek
yang lain tumbuh. Freud juga menyebutnya sebagai realitas psikis
yang sebenar benarnya, karena das is merupakan dunia batin atau
subyektif manusia, dan tidak memiliki hubungan langsung dengan
dunia obyektif. Das es berisikan hal hal yang dibawa sejak lahir
( unsur-unsur biologis ), termasuk instink. Dalam das es yang
menjadi pedoman utama adalah pemenuhan segala jenis
kenikmatan dengan menghilangkan ke-tidakenakan. Tetapi
pemenuhan kenikmatan yang ada dalam das es masih bersifat
keinginan ( hayalan ).
b. Das Ich ( the ego )
Aspek ini adalah aspek psikologis dari kepribadian dan
timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik
dengan dunia kenyataan. Orang lapar perlu makan untuk
menghilangkan rasa lapar. Disinilah letak perbedaan antara das es
dan das ich, dalam das es hanya mengenal dunia subyektif ( dunia
batin, daya hayal ) sedangkan dalam das ich sudah mengarah pada
realita dan kenyataan .
59Ahmad Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:Al Ma`arif, 1998),
hlm 67. 60 Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta:Rajawali, 1990), hlm 146–149.
37
Fungsi das ich berpegang pada prinsip kenyataan atau
realita dan bereaksi dengan proses sekunder. Tujuannya adalah
mencari obyek yang tepat untuk mereduksi tegangan yang timbul
dalam organisme . Proses sekunder adalah proses berfikir realistis.
Fungsi utama dari das ich dalam aspek kepribadian adalah menjadi
penyeleksi dari keinginan keinginan yang ditimbulkan oleh das es,
bukan untuk merintanginya
c. Das Uber Ich ( the super ego )
Aspek ini adalah aspek sosiologi kepribadian, merupakan
wakil dari nilai nilai tradisional serta cita cita masyarakat
sebagaimana ditafsirkan oleh orang tua kapada anak anak yang di
wujudkan dalam bentuk perintah atau larangan. Fungsi yang utama
dari das uber ich adalah menentukan apakah sesuatu itu benar atau
salah, pantas atau tidak, dengan demikian pribadi dapat bertindak
sesuai dengan moral masyarakat.
Dalam bahasa yang lain Usman Najati menyebutkan bahwa
aspek kepribadian manusia terbagi dalam tiga katagori yakni 61 : jiwa
yang cenderung pada kejahatan, jiwa yang amat menyesali dirinya
sendiri dan jiwa yang tenang. Selanjutnya Najati menyerupakan
Id dengan konsep jiwa yang cenderung pada kejahatan, hal ini
didasarkan pada : bahwa id merupakan bagian dari jiwa yang
memuat berbagai rangsangan yang timbul dari tubuh. Ia patuh pada
prinsip kelezatan dan berusaha untuk selalu memenuhinya tanpa
pertimbangan logika moral atau realita. Ia menarik kalbu untuk
melakukan perbuatan perbuatan yang yang rendah sesuai dengan
naluri primitifnya, sehingga ia merupakan tempat dan sumber
kejelekan dan tingkah laku tercela. Sebagaimana firman Allah,
sebagai berikut :
61 Usman Najati, Op Cit.,hlm 252 –253.
38
���V 8 ���+��B"�E�"����+��#����1�,"���
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyerukan pada perbuatan buruk, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh tuhanku (QS. Yusuf :53 )
Sedangkan ego merupakan bagian jiwa yang memegang
kendali dan menguasai berbagai keinginan instinktif yang timbul dari
id. Ego-lah yang memberi izin pemenuhan sebagian dari keinginan
itu, menunda atau bahkan mencegah dengan memperhatikan prinsip
kenyatan, termasuk diantaranya hukum, nilai, moral dan agama.
Ego mengkompromikan antara Id, dan dunia kenyataan dengan
super ego. Memberi izin dipenuhinya berbagai keinginan instinktif
dalam batas batas yang wajar dan membatasi ekstrimitas superego
agar tidak terlalu berlebih-lebihan dalam kritik dan ancaman yang
tidak logis. Ketika ego berhasil dalam fungsi pengkompromian, ia
akan bisa merealisasikan keseimbangan dan kesehatan jiwa bagi
manusia .
Super ego diserupakan dengan jiwa yang penuh ketenangan.
Super ego adalah bagian dari jiwa yang terdiri dari ajaran ajaran
yang diterima seseorang dari kedua orang tua , guru dan nilai nilai
budaya di mana ia tumbuh dan menjadi kekuatan psikis yang
internal yang menilai seseorang mengawasinya mengritiknya dan
mengancamnya dengan azab.
Dari tiga katagori aspek kepribadian dan tiga klasifikasinya
sebenarnya tidak ada perbedaan yang signifikan, aspek jasmani
menurut Ahmad Tafsir dan Marimba merupakan aspek Id dalam
pendapat Freud atau pun jiwa yang penuh dengan kejahatan.
Kejahatan manusia atau nafsu manusia timbul dari unsur tanah yang
lebih banyak berpengaruh dalam diri manusia. Apabila unsur ruh
manusia yang lebih berpengaruh maka ia akan menjadi manusia
dengan jiwa yang tenang atau superego manusia yang menang atau
39
dalam bahasa Marimba sebagai keruhaniahan yang luhur. Ketika
aspek tanah dan ruh sama kuat berpengaruh dalam manusia akan
dikatakan sebagai manusia yang menyesali dan manusia yang
berfikir dengan kejiwaan.
Ketiga aspek kepribadian tersebut selanjutnya terekpresikan
dalam tingkah laku manusia sehari-hari, yakni terekpresikan dalam
hati, perbuatan dan ucapan. Perilaku hati, ucapan dan perbuatan
seseorang merupakan wujud dan realitas dari ketiga aspek tersebut.
Seperti contoh ketika seseorang mengalami musibah (kegagalan
dalam usaha), bagi seorang yang lebih banyak dikuasai nafsu atau
keinginan, dia akan menyalahkan pada orang lain bahkan
memungkinkan ia putus asa dan bunuh diri, tetapi ketika
superegonya atau kalbunya lebih berkuasa maka ia dapat bersabar
dan berusaha memperbaiki kesalahan dengan memulai usahanya
kembali.
Atau ketika ia dicemooh atau dihina orang lain bagi orang
yang unsur kalbu atau ruhaniah yang luhur lebih berkuasa, ia akan
menyadari kekurangan yang ia miliki dan berusaha memperbaiki
kesalahan serta kekurangannya baik secara fisik atau non fisik.
Tetapi kalau unsur nafsu atau id-nya lebih besar maka ia akan
langsung membalas caciannya bahkan memungkinkan ia menyimpan
dendam yang akan diwujudkan ketika ia memiliki kesempatan dan ia
berada dalam posisi yang menang.
Begitu pula dengan perbuatan yang dilakukannya, ketika ia
mendapatkan banyak rizki, ada kemungkinan ia akan
menyisihkannya untuk shodaqoh sebagai wujud rasa syukurnya atau
ia akan menghabiskannya sendiri dengan hura-hura karena itu
merupakan hasil jerih payahnya dan usahanya sendiri. Hal itu akan
ditentukan oleh aspek mana yang lebih berkuasa dalam dirinya.
Tetapi ketika terjadi perimbangan antara unsur id dengan
super ego, maka peranan ego atau akal sangatlah besar. Akal akan
40
mempertimbangkan segala kemungkinan yang akan terjadi ketika ia
mengambil sikap tersebut. Disinilah ego( akal ) berfungsi sebagai
kontrol terhadap segala keinginan-keinginan dari id, dan super ego
melihat apakah perbuatan tersebut sesuai dengan norma-norma
agama dan masyarakat, sehingga perbuatan itu layak untuk
dilaksanakan ataukah keinginan tersebut harus dihilangkan karena
bertentangan dengan norma-norma agama dan masyarakat.
3. Faktor faktor yang pembentuk kepribadian
Untuk memahami kepribadian seseorang secara mendalam,
maka terlebih dahulu harus mengkaji faktor faktor yang
mempengaruhinya, dimana para ahli masih memperselisihkan masalah
ini. Akan tetapi kebanyakan dari mereka bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian dapat dikelompokkan dalam
dua faktor, yakni : pertama unsur dari dalam yang berupa hereditas (
keturunan atau pembawaan ) dan kedua unsure dari luar yang berupa
lingkungan sosial budaya, baik lingkungan keluarga, sekolah dan atau
lingkungan sekolah. Tetapi, mereka rata rata melupakan spiritualitas.
Diantara faktor faktor yang mempengaruhi kepribadian muslim adalah
sebagai berikut :
a . Keturunan ( hereditas )
Dalam membahas faktor keturunan ini tidak terlepas dari
unsure penciptaan manusia (unsur biologis ) atau struktur tubuh
dalam kaitannya proses embriologi fitrah manusia .
Bahwa, Allah menciptakan manusia terdiri dari dua struktur
yaitu jasad (materi) dan imateri (ruh), yang keduanya sangat
berpengaruh dalam kepribadiaan manusia. Materi atau jasad yang
mempengaruhi manusia dengan sifat sifat kebinatangan dan penuh
nafsu, sedangkan Ruh ( ilahiyyah ) yang membuat manusia siap
untuk memiliki sifat sifat luhur yang mengikuti kebenaran dan
merealisasikan hal hal yang paling luhur dan sifat yang paling
41
suci 62.Allah telah menciptakan manusia melalui dalam beberapa
proses atau tingkatan ( tahap ) yang merupakan kodrah dan irodah
Allah.
Firman Allah SWT:
�'���E(7�T���"��9*
Padahal dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian ” (Q.S. Nuh ( 70 ): 14 )
Tingkatan-tingkatan atau fase-fase tersebut pertama kali
manusia diciptakan adalah dari turab. Sedangkan prosesnya adalah
dari tu�Â���� ¿�� ����� �
62 Usman Najati, Op.Cit., hlm 243.
42
� � ����������� � � ��� �� � � �� �(����������
� � ����� ���� � ��������l����������������
� ���� ���� �������� �������������8���� �
43
��� ���� ���������.�����������������
44
45
� ���� �$�� ���� �b�� ������������ ���
�� � � � �� � � � � ��� � ��� � ��� � ��� � ��� ���� ��#���$��W>�D�$��"�Y���[���M �8)����2���;j�
�����X7��^��"�$����$2����Y�����[
Dan ingatlah ketika tuhan mu berfirman kepada malaikat : Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah liat kering (yang berasal ) dari Lumpur hitam yang dibetuk. Maka bila Aku telah menyempurnakan kejadianya, dan telah meniupkan kedalamnya, ruh ( ciptaanku ) maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud . (Q.S. Al Hijr ( 15 ): 28-29 )
Dari penciptaan Nabi Adam pertama kali dan sebagai
manusia pertama Adam yang diciptakan dari tanah dan ruh, unsure
tanah yang mempengaruhi hawa nafsu dan sifat kebinatangan pada
diri manusia dan dari unsur ruhul ilahiyyah yang mengajarkan
manusia kepada keluhuran budi dan kehalusan akhlaq. Selanjutnya,
proses penciptaan manusia pada generasi selanjutnya sampai pada
pada masa sekarang ini manusia diciptakan dari air sperma (Nutfah),
tetapi unsur tanah dan ruh di awal penciptaan manusia tetaplah
mempengaruhi tingkah laku manusia. Fase fase penciptaan manusia
mulai dari nabi adam sampai pada generasi selanjutnya adalah
sebagaimana dituturkan allah dalam Al Qur`an surat Al Hajj ayat 5,
sebagai berikut :
�� ��� 2*�2�E� F��P�e�$��b�c ����$��EF� 7�T�)j��� X����$��a 2"���Uy��7���ig��$��b�7�!�$��b�8�)7���e��7)��E(��4N� ��
��� � E(���� b� ^����W�*�kP#��)���\��"+��H89�EF�f*���i�����b��E( ���e��2�$��E( ��$��E�!�X1�$��E�X2�H(���X���&;"*�kP�Z�2�
���f�Y����<��,"����[�
46
Hai manusia, jika kamu berada dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka ketahuilah sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna kejadiannya, agar Kujelaskan kepadamu dan kami tetapkan dalam rahim apa yang telah Kami kehendaki sampai waktu yang telah ditentukan kemudian kemi keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian secara berangsur angsur sampailah kamu kepada kedewasaan dan diantara kamu dipanjangkan umurnya sampai pikun supaya tidak lagi mengetahui sesuatu apapun lagi. ( QS . Al Hajj 5 )
Dari ayat tersebut diatas disebutkan masa masa penciptaan
manusia mulai dari awal penciptaan, masa pembuahan, masa
pembentukan menjadi embrio, masa pemeliharaan dalam rahim
sampai ahirnya dilahirkan dalam bentuk bayi. Pada masa sekarang
para ahli menyebutnya sebagai masa pra natal, dalam masa ini orang
tua dianjurkan untuk selalu menjaga tingkah laku dari hal-hal yang
negatif, terlebih lagi bagi si ibu yang sedang mengandung untuk
selalu mengerjakan perbuatan sesuai dengan aturan agama baik
perilaku secara lahiriyah ataupun batiniyah. Karena apapun yang
dilakukan oleh orang tua sangatlah berpengaruh terhadap jiwa dan
kepribadian dari bayi yang sedang dikandung.
Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Prof Dr Zakiah
Darajat berikut :
Seyogyanya agama masuk dalam pribadi anak bersamaan dengan pertumbuhan pribadi nya, yaitu sejak lahir, bahkan lebih dari itu sejak dalam kandungan. karena dalam pengamatan ahli jiwa, tampakbahwa keadaan dan sikap orang tua ketika sianak dalam kandungan telah mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan jiwa si anak di kemudian hari .63
Jadi, jelas bahwa pada prinsipnya faktor pembawaan
mempunyai pengaruh terhadap pembentukan kepribadian seseorang.
47
Tingkah laku orang tua yang keras, kasar, dan sering marah terhadap
istrinya yang sedang mengandung bisa mengakibatkan bayi yang
lahir akan menjadi seorang pemurung dan tertekan, karena si ibu
banyak menderita tekanan batin yang kuat.
b . Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan sosial yang pertama kali
dikenal oleh setiap manusia, sebelum mereka mengenal lingkungan
sekolah ataupun lingkungan masyarakat mereka terlebih dahulu
mengenal lingkungan keluarga. Seorang anak lebih banyak
menghabiskan waktunya dengan kelompok keluarga dari pada
kelompok sosial yang lain, anggota keluarga merupakan orang yang
paling berpengaruh dalam kehidupan si anak selama tahun-tahun
awal perkembangan kepribadiannya. Terdapat sebuah ungkapan
dalam pendidikan anak dalam keluarga sebagai berikut :
• Bila anak dididik dalam kecaman, dia belajar mengutuk . • Bila anak dididik dalam permusuhan, dia belajar berkelahi • Bila anak dididik dalam ketakutan, dia belajar jadi penakut • Bila anak dididik dalam kasih, dia belajar mengasihi dirinya • Bila anak dididik dalam toleransi, dia belajar bersabar • Bila anak dididik dalam kecemburuan, dia belajar bersalah • Bila anak dididik dalam ejekan, dia belajar jadi malu • Bila anak dididik dalam pujian, dia belajar menghargai • Bila anak dididik dalam penerimaan, dia belajar menyukai diri • Bila anak dididik dalam pengakuan, dia belajar mempunyai tujuan • Bila anak dididik dalam kebijaksanaan, dia belajar menghargai
keadilan • Bila anak dididik dalam kejujuran, dia belajar menghargai
kebenaran • Bila anak dididik dalam rasa aman, dia belajar percaya diri .64
Keluarga sebagai masyarakat yang pertama kali dikenal
oleh anak merupakan tempat untuk membentuk kepribadian yang
baik bagi anak, seandainya dalam sebuah keluarga anak
mendapatkan ketenangan hidup, mereka tidak akan lari dari keluarga
63 Zakiah Darajat, Psikologi Agama,( Jakarta:Bulan Bintang, 1993), hlm 59. 64 Elizabeth H, Op.Cit., hlm 275.
48
(rumah). Tetapi, apabila dalam rumah mereka sudah tidak dapat
menemukan ketenangan ataupun kebahagiaan mereka akan
mencarinya diluar rumah, sehingga mereka akan berusaha
menemukan kebahagian ( dalam pandangan mereka ) dari yang lain,
mereka akan melakuan apa saja yang dapat membuat mereka tenang
serta dapat melupakan permasalahan yang ada dalam keluarga. Yang
dalam kondisi semacam itu anak sudah lepas kontrol dari orang tua,
karena mereka sendiri sudah tidak dapat menciptakan ketenangan
untuk mereka sendiri.
Seorang anak bukan hanya mahluk yang reaktif saja,
merupakan juga suatu pasangan yang aktif yang memberikan
pengaruh kepada lingkungan. Karena arah perhatian sosial serta
meningkatnya kemungkinan motoris dan kognitif bertambahlah
lingkup aktifitas anak dengan cepat. Ciri khas perkembangan anak
diusia awal adalah kelekatannya terhadap ibu, Bowlby seperti yang
di kutip oleh Siti Rahayu berpendapat bahwa timbulnya kelekatan
anak terhadap figur lekat (Ibu) adalah suatu akibat menjadinya aktif
suatu system tingkah laku yang membutuhkan kedekatan dengan
ibu.65 Oleh karena, hendaknya seorang ibu mampu mendidik dan
mengajar anak dengan teladan yang baik, seperti apa yang
diungkapkan seorang penyair :66
r\����"��������%Z�!*��;P��������: Z�!*����Xf��a 9�=��!����
Ibu adalah sebuah sekolah, Yang apa bila engkau persiapkan dia, Berarti engkau telah mempersiapkan suatu bangsa, Dengan dasar yang baik .
65 Siti Rahayu dkk, PsikologiPerkembangan, (Yogyakarta:Gajahmada University Press,
1998), hlm 70. 66 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, Jilid I, (Jakarta:Pustaka
Amani, 1999), hlm 09.
49
Suatu hal yang harus diperhatikan oleh orang tua dalam
pendidikan anak adalah rasa kasih sayang orang tua terhadap anak,
karena kasih sayang orang tua sangatlah penting bagi pertumbuhan
psikis seorang anak, kasih sayang layaknya vitamin dan protein bagi
perkembangan biologis. Perkembangan psikis seorang anak tidaklah
tergantung pada makanan atau minuman yang diberikan, tetapi rasa
kasih sayang dan perhatian dari ibu ( pengasuh bayi ) yang lebih
utama. Seorang anak yang diasuh dengan penuh rasa kasih sayang
akan tumbuh menjadi anak yang sehat secara psikis dan tidak akan
mudah mengalami gangguan kejiwaan dimasa dewasanya kelak.
Bila anak mendapat stimulasi, bila ia diterima, bila ia
memperoleh kehangatan, maka hal ini akan berpengaruh sangat
positif bagi perkembangan psikis yang sehat. Anak mulai melakukan
emansipasi, anak akan mulai menemukan dan mengembangkan
kemampuannya dalam batas batas yang diberikan keluarga. Anak
semakin lama akan semakin menemukan dirinya sendiri atas dasar
proses emansipasi .67
Dalam adat dan tradisi masyarakat jawa biasanya terdapat
perbedaan pendidikan anak, antara anak yang pertama dan
seterusnya, orang tua biasanya lebih mementingkan pola pendidikan
bagi anak yang pertama dibandingkan dengan anak yang kedua atau
yang lain. Mereka berkeyakinan bahwa tanggung jawab anak
pertama itu lebih besar dibandingkan dengan anak yang lain, belum
lagi perbedaan jenis kelamin antara perempuan dan laki laki, anak
laki laki pasti akan lebih diutamakan dari pada anak perempuan.
c . Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah merupakan lingkungan sosial kedua
yang di kenal oleh seorang anak setelah lingkungan keluarga . Anak
akan mulai melepaskan sedikit demi sedikit dari lingkungan
67 Siti Rahayu dkk, Op Cit., hlm 97.
50
keluarga, ia akan semakin mendekatkan diri pada orang orang yang
berada dilingkungan sekitar. Ia mulai bergaul dengan teman teman
sebaya, ia mempunyai guru yang mempunyai pengaruh sangat besar
dalam proses emansipasi.
Seorang anak biasanya berusaha untuk menjadi anggota dari
kelompok-kelompok anak yang sebaya. Pengaruh teman sebaya
dalam pergaulan sangatlah besar dalam pembentukan kepribadian
seseorang sebagaimana diungkapkan dalam syair �sebagai berikut :
$!�#�L��&O��+���� 2�'��>1*�������j����72��"�7L�1�$2�7����68�������
Janganlah engkau bertanya tentang seseorang, Tetapi lihatlah siapa temannya Karena dengan persahabatan itu, Seseorang akan mengikuti
Interaksi dengan teman sebaya merupakan permulaan
hubungan persahabatan. Persahabatan pada anak sekolah umumnya
terjadi atas dasar interes dan aktivitas bersama. Hubungan
persahabatan dan hubungan peer bersifat timbal balik dan memiliki
sifat sifat sebagai berikut : 69
��Ada saling pengertian ��Saling membantu ��Saling percaya ��Saling menghargai dan menerima
Selanjutnya faktor yang paling mempengaruhi anak dalam
lingkungan sekolah adalah guru, guru dalam lingkungan sekolah
bagaikan ibu dalam ligkungan keluarga. Karena kepribadian guru
yang mendalam pada perkembangan kepribadian anak, kepribadian
guru lebih penting dari pengetahuan atau kecakapan mengajarnya,
guru yang baik penyesuaianya biasanya penuh kehangatan dan
68 Az Zarnuji,Ta`lim Al Muta`lim,( Semarang:Toha Putera,tt), hlm 16. 69 Siti Rahayu dkk, Op.Cit., hlm 187.
51
bersikap menerima terhadap muridnya. Akibatnya, mereka tidak
saja memotivasi muridnya untuk melakukan tugas sekolah dengan
baik dan mematuhi peraturan sekolah tetapi juga membantu murid
untuk mengembangkan konsep diri yang menguntungkan dan
realistis .70
Dalam proses pengajaran hendaknya seorang guru
meninggalkan sikap pilih kasih diantara siswa siswa yang ada,
karena apabila hal tersebut terjadi akan menimbulkan kecemburuan
bagi siswa yang merasa tak terperhatikan. Bagi anak yang terkasih
biasanya ia akan bersikap manja, sombong congkak dan egosentris .
Tetapi, bagi siswa yang tak terpilih akan merasa benci, antagonis,
sulit menerima keadaan dan merasa menjadi korban dari sekolah .
Sekolah sebagai tempat pembelajaran mempunyai posisi
yang lebih penting bagi anak dari rumah dalam tranformasi nilai
nilai budaya dan peradaban. Seoarang anak yang mengenal
peradaban dan kebudayaan akan lebih memiliki kepribadian bila
dibandingkan dengan anak yang tidak mengenal peradaban dan
kebudayaan .
d. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan terbesar
yang akan dialami oleh setiap individu dalam setiap kehidupannya.
Setiap anak masih harus belajar untuk dapat memperoleh tempat
dalam masyarakat dan diakui sebagai warga masyarakat .
Anak mulai mengenal lingkungan masyarakat yang berada
disekitar lingkungan rumah tinggal setelah anak tersebut keluar dari
sekolah dasar, dan masuk dalam sekolah lanjutan, yakni antara umur
12-18. Dalam usia ini seorang anak akan berusaha keluar dari
lingkungan keluarga dan masuk dalam lingkungan masyarakat yang
lebih besar dan bebas (teman sebaya). Dua macam arah gerak ini
70 Elizabeth, Op.Cit., hlm 225.
52
bukanlah merupakan dua hal yang berturutan, meskipun antara
keduanya masih saling terkait. Hal ini menyebabkan bahwa gerak
yang pertama tanpa diikuti gerak yang kedua dapat menyebabkan
rasa kesepian.
Dalam keadaan yang semacam ini, peran orang tua sangatlah
besar untuk mengarahkan anak menuju kepada sesuatu yang berarti
bagi kehidupan masa depan si anak. Kontrol orang tua yang terlalu
keras menghadapi sikap anak dalam keadaan yang ini akan
mengakibatkan pemberontakan dalam diri anak, ia akan merasa
kebebasanya selalu terbentur oleh aturan orang tua. Tetapi, apabila
tidak ada kontrol dari orang tua akan mengakibatkan sesuatu yang
sangat berbahaya bagi perkembangan kepribadian dan jiwa anak
tersebut.
Remaja yang berusaha untuk keluar dari lingkungan orang
tua (keluarga) bermaksud untuk mencari identitas diri. Proses
perkembangan diri ke arah individualitas yang mantap, merupakan
aspek yang penting dalam perkembangan diri. Menurut Marcia
bahwa perkembangan identitas selain mencari secara aktif
(ekplorasi), juga tergantung pada adanya komitmen.71
Oleh karena itu, seringkali terjadi perbedaan penafsiran
antara anak dengan orang tua, sehingga menimbulkan pertentangan
antara anak dengan orang tua. Di sini peranan orang tua dalam
memberikan arahan dan pendidikan haruslah mampu memahami
kearah mana anak tersebut berjalan sehingga tidak menimbulkan
kesalahan. Karena kesalahan orang tua dalam memberikan arahan
dan keputusan akan mengakibatkan kehancuran masa depan anak.
Ketika mereka menyadari bahwa anak mereka sudah terlalu
parah mereka akan menyalahkan masyarakat telah merusak
kepribadian dari anak anak mereka, dan mereka tidak mau menyadari
71 Siti Rahayu dkk, Op.Cit., hlm 279.
53
bahwa kehancuran mereka berawal dari kesalahan mereka (orang
tua) yang tidak pernah memberikan perhatian pada anak anak
mereka.
Dari berbagai macam kejadian, bahwa kenakalan seorang
anak berawal dari keluarga.Anak yang terlalu ditekan dirumah ia
akan berontak ketika keluar dari rumah, atau orang tua yang terlalu
sibuk bekerja yang tidak memberi waktu untuk keluarga akan
menyebabkan anak mencari kebahagiaan diluar rumah, atau akibat
dari perceraian akan menyebab seorang anak mudah berontak dan
pendendam.
C. Pengaruh jilbab tehadap pembentukan kepribadian siswa.
Melalui al-Qur`an dan hadits Islam telah mengatur segala aspek
kehidupan manusia. Seorang yang mampu menjalankan aturan tersebut akan
mendapat kesuksesan dalam kehidupannya.
Diawal telah penulis kemukakan, bahwa pakaian merupakan sarana
penutup aurat dan identitas seseorang, meskipun kita tidak dapat menilai
seseorang hanya dari pakaian yang mereka kenakan. Akan tetapi, dengan
pakaian itu kita dapat memperkirakan tingkah laku seseorang. Oscar Wilde
mengungkapkan : ” hanya orang-orang yang berpikiran dangkal yang tidak
menilai sesuatu dari wujud yang tampak, misteri sebenarnya dari dunia ini
adalah yang tampak, bukan yang tidak tampak.”72
Pakaian, secara tidak langsung merupakan bahasa isyarat dari orang
yang memakainya, misalnya seorang raja yang datang (berkunjung) ke suatu
wilayah kekuasaannya, dengan memakai pakaian kebesaranya, seolah ia
mengatakan : ”Inilah saya, rajamu. Maka, hormatilah aku! luaskan jalan
dihadapanku dan berdirilah kalian dengan penuh hormat kepadaku, bicaralah
yang sopan terhadapku dan patuhilah semua perintahku.”
54
Al-Qur`an telah menyebutkan tata cara berpakaian secara terinci,
sebagaimana telah penulis kemukakan di depan, yang mana memang pakaian
tidak secara langsung akan mempengaruhi kepribadian seseorang. Akan tetapi
setidaknya tata cara berpakaian akan mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Secara jelas Islam melarang seorang wanita memakai pakaian yang tipis dan
ketat yang memperlihatkan lekukan tubuhnya. Hal ini sesuai dengan
pandangan masyarakat bahwa ketika seseorang mengenakan pakaian yang
semacam itu, berarti dia ingin memamerkan keindahan tubuh yang ia miliki,
Islam sendiri melarang umatnya untuk pamer.
Disamping itu dengan berpakaian yang semacam itu,ada kemungkinan
bahwa ia sengaja untuk memancing para laki-laki untuk melihatnya, sehingga
mereka terangsang dan terjadinya perbuatan maksiat (zina). Meskipun al-
Qur`an telah menyatakan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga
pandangan. Akan tetapi, lebih jauh al-Qur`an melarang para wanita untuk
melakukan tabarruj, memperdengarkan suara gemerincingnya gelang kaki,
karena hal ini dapat memancing para laki-laki untuk melakukan
kemungkaran.
Perlu penulis kemukakan disini beberapa alasan mengapa seorang
wanita tersebut mengenakan jilbab :
a. Dia berjilbab karena untuk menutupi cacat yang ia miliki.
b. Dia berjilbab untuk menutupi sebagian perbuatan yang sebenarnya
dilarang Allah, yang karena jilbabnya itu ia akan dikatakan sebagai
wanita yang baik dan menjaga kehormatannya.
c. Dia berjilbab hanya untuk mengikuti trend (mode).
d. Dia berjilì¥Â�7
��� �ð ¿������0��������aU��
72 Fadwa El Guindi, Op Cit., hlm 95.
55
�bjbjU�U�������������������
��� �4Ô �7|��7|���
��—
���(����������������������� �ÿÿ ������
��� �ÿÿ ��������� �ÿÿ �����������������l
�����J�������J���J��� �´ ��þ���(���&
56
������& ������& ��������������:
57
58
e. �����ª'������ª'������ª'��8���â'��”�ì¥Â�7
��� �ð ¿������0��������aU��
59
�bjbjU�U�������������������
��� �4Ô �7|��7|���
60
��—
61
62
�ÿÿ ���������ÿÿ���������� �ÿÿ �����������
������l�����J�������J���J��� �´ ��þ���(���&
������& ������& ��������������:
������ª'������ª'������ª'��8���â'��”� setiap
perbuatanya seperti pakaian yang ia kenakan.
Tata cara berpakaian dan tingkah laku seseorang merupakan eskpresi
dari keyakinan dan keimanan seseorang. Jilbab merupakan aturan berpakaian
dalam Islam yang merupakan eskpresi dari keimanan dan ketaqwaannya.
Sebagaimana Allah berfirman :
�2�m1������E(�!�� �|)*��'�\Z*� ��UT�p �;���7������������2"��E(������"��2
�$��p �;: �2*����F/2�E(�X��?���Y��� ��!+��5���[�
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik, yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. ( Q.S.Al-A`raf 26 ).