Post on 21-Nov-2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Narkotikaawalnya digunakan sebagai bahan-bahan bagi
upacara ritual keagamaan dan untuk pengobatan, Namun
sekarang banyak disalahgunakan akan yang mengakibatkan
dampak yangberbahaya dan mengalami ketergantungan yang
sangat merugikan. Penggunaan narkotikayang kini memiliki
tujuan untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar
menimbulkankeprihatinan bagi masyarakat, Mengingat dampak
yang ditimbulkan akibatpenyalahgunaan narkotika berbahaya
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara khususnyabagi
keberlangsungan pertumbuhan dan perkembangan generasi
penerus bangsa.1
Pada awalnya Indonesia dijadikan sebagai tempat
persinggahan lalu lintas perdagangan narkotika, Dikarenakan
lokasinya yang strategis. para pengedar gelap narkotika ini mulai
menjadikan Indonesia sebagai pasar incaran untuk mengedarkan
narkotika. Seiring berjalanannya waktu Indonesia mulai
bertransformasi, Tidak hanya sebagai tempat peredaran narkotika
namun juga sudah menjadi tempat menghasilkan narkotika. Hal
ini terbukti dengan ditemukannya beberapa laboratorium dan
tanaman narkotika di wilayah Indonesia.
1Koesno Adi, Diversi Tindak Pidana Narkotika Anak, (Malang:
Setara Press,2015), 4
2
Kejahatan narkotika sudah menjadi ancaman yang
sangatserius bagi kehidupan manusia. Perkembangan peredaran
narkotika secara ilegal semakinmeningkat terkait dengan
perkembangan lalu lintas dan alat-alat perhubungan dan
pengangkutan modern dan juga jaringan organisasi yang luas
yang menyebabkan cepatnyapenyebaran narkotika di Indonesia,
Dimana sudah banyak menimbulkan korban, terutama
dikalangan generasi muda bangsa yang sangat membahayakan
kehidupan Masyarakat, Bangsa, Dan Negara.2
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa mengurangi, sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan rasa
ketergantungan.Narkotika termasuk kategori kejahatan luar biasa
dengan dampak yang sangat berbahaya bagi masyarakat, bangsa,
serta agama. Dilihat dari segi manfaat dampak positif dari
narkotika ini sangat kecil serta dampak negatifnya sangat besar.
Peredaran gelap narkotika adalah setiap kegiatan atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau
melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak pidana
narkotika.Hingga sekarang para pengedar narkotika tidak takut
dan bahkan warga negara asing sudah banyak yang ditangkap
polisi karena berani membawa narkotika ke Indonesia atau dari
Indonesia ke luar negeri.
2Koesno Adi, Diversi Tindak Pidana Narkotika Anak, 9
3
Masalah penyalahgunaan narkotika di Indonesia
sekarang bisa disebut dengan keadaan yang mengkhawatirkan.
Sebagai negara kepulauan yang mempunyai letak strategis, baik
ditinjau dari segi Ekonomi, Sosial, dan Politik dalam Dunia
Internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi menanggulangi
kejahatan penyalahgunaan narkotika, Yaitu dengan diUndang-
undangkannya Undang-undangNomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika.3
Penyalahgunaan narkotika tidak lagi memandang usia
mulai dari Anak-Anak, Remaja, Orang dewasa hingga orang tua
sekalipun, Kurangnya pengetahuan terhadap narkotika dan
ketidakmampuan untuk menolak serta melawan membuat anak-
anak sering dijadikan kurir narkotika. Keterlibatan anak yang
dijadikan kurir untuk membantu bandar narkoba mengedarkan
dan menjual narkotika dan para bandar narkoba seolah
menemukan cela hukum bahwa hukum yang berlaku di Indonesia
saat ini belum menyentuh anak-anak oleh sebab itu mereka
menggunakan anak-anak sebagai kurir dengan harapan para
bandar narkoba tersebut bisa lolos dari jeratan hukum yang
berlaku.
Dalam peredarannya untuk mengelabuhi para pihak
berwajib, Tidak jarang para pengedar narkotika memanfaatkan
anak-anak untuk dijadikan kurir untukmengantarkan narkotika
dari satu tempat ketempat lain. Adanya faktor-faktor
3Mardani,Penyalahgunaan Narkoba Dalam Perpektif Hukum Islam
Dan Hukum Pidana, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), 9
4
seperti,dijanjikannya imbalan yang lumayan besar serta
kurangnya pengetahuan terhadap narkotikayang merupakan
membuat anak di bawah umur menjadi sasaran bandar narkotika
dalammengedarkan narkotika secara luas dan terselubung.Ini
merupakan masalah yang sangat serius, dimana yang membuat
anak masuk dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika.
Anak adalah generasi muda penerus cita-cita keluarga,
bangsa dan Negara, apa yang diharapkan oleh keluarga, bangsa
dan Negara ada pada pundak generasi muda generasi penerus.
Apabila baik generasi penerusnya maka baik pula bangsa dan
Negara pada masa yang akan datang, sebaliknya buruk generasi
penerusnya, maka akan buruk dan perpuruk pula bangsa dan
Negara pada masa-kan datang. Teringat dalam kenangan
kitamasa kanak-kanak adalah masa yang paling indah, karena
pada masa itu kita selalu dimanja dan disayang tidak hanya oleh
kedua orang tua kita, tetapi juga oleh orang-orang yang berada
disekitar kita.Harapan dan kenangan indah seperti ini-lah yang
selalui di inginkan dan diharapkan oleh setiap anak-anak,
walaupun tidak setiap kanak-kanak pada kenyataannya
merasakan keindahan pada masanya.
Anak-anak adalah insan lemah yang sangat membutuhkan
perlindungan dan bimbingan yang baik tidak hanya dari kedua
orang tua-nya namun juga dari orang-orangyang berada
disekitarnya. Anak-anak adalah tempatnya “khilaf” dan “keliru”,
anak-anak adalah tempatnya bercanda dan bersenda gurau, anak-
5
anak dapat di ibaratkan seperti kertas kosong yang putih belum
tergores warna dan tulisan. Kertas kosong yang putih ini nantinya
akan bercorak dan berwarna, namun warna dan corak tersebut
akan sangat tergantung pada orang-orang dewasa yang berada
disekitarnya. Bila digores dengan tinta hitam maka akan hitam-
lah kertas itu, bila digores tinta merah, biru, hijau dan seterusnya
maka ia akan membekas dan bernoda. Oleh sebab itu berilah
corak danwarna yang indah dan baik kepadanya, agar warna yang
indah dan baik itupun akan mewarnai kertas-kertas putih
berikutnya.4
Perlindungan terhadap anak sangat penting, Mengingat
Anak merupakan generasi penerus Bangsa. Untuk itu diperlukan
PerUndang-undangan yang melindungi anak dari berbagai tindak
pidana, Yaitu Undang-undang Nomor 17Tahun 2016 Perubahan
atas Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.Tujuan dari Undang-undang ini sendiri yaitu
untuk melindungi hak-hak anak dari segala macam tindak pidana,
Serta menegakan keadilan terhadap pelanggaran-pelangaran anak
dan juga tidak mengutamakan pidananya saja sebagai unsur
utama karena Undang-undang ini mempertimbangkan masa
depan anak.
4Antoni, Perlindungan Terhadap Anak Yang Melakukan Kejahatan,
23-24, diakses pada tanggal 10 januari 2020,
http://www.neliti.com/id/publications/56635/perlindungan-terhadap-anak-
yang-melakukan-kejahatan.
6
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun
2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa Mengimpor,
Mengekspor, Memproduksi, Menanam, Menyimpan,
Mengedarkan, dan mengunakan narkotika tanpa pengendalian
dan pengawasan yang ketat, Serta bertentangan dengan peraturan
perUndang-undangan yang berlaku adalah kejahatan. Dalam
Undang-undang narkotika tersebut juga disebutkan bahwa
narkotika merupakan suatu kejahatan karena sangat merugikan
dan merupakan bahaya yang sangat besar bagi Manusia,
Masyarakat, Bangsa, danNegara serta ketahanan nasional
Indonesia.
Pada hakekatnya, segala bentuk penanganan terhadap
anak yang menghadapi masalah Hukum dalam hal ini
menghadapai masalah mengedarkan narkotika harus dilakukan
dengan memprioritaskan kepentingan terbaik untuk si anak. Oleh
karena itu keputusan yang diambil dalam kasus tersebut harus
Adil dan propisional tidak semata-mata dilakukan atas
pertimbangan hukum tapi juga mempertimbangkan faktor lain
seperti kondisi lingkungan Sekitar, Status Sosial Anakdan
keadaan keluarga.
Jadi, perlakuan hukum pada anak, pada kasus
perdagangan Narkotika sudah selayaknya mendapatkan perhatian
yang serius. Penegak hukum dalam memproses dan memutuskan
harus yakin benar bahwa keputusan yang diambil akan menjadi
satu dasar yang kuat untuk mengembalikan dan mengatur anak
7
menuju masa depan yang baik untuk mengembangkan dirinya
sebagai warga masyarakat yang bertanggungjawab bagi
kehidupan bangsa.5
Narkotika memang tidak ada penjelasan yang jelas
dalam Al-Quran baik itu hukuman ataupun penjelasan tentang
bahayanya Narkotika, namun dalam segi kesehatan
mengkonsumsi Narkotika sangat lah membahayakan bagi
kesehatan manusia yang bisa menyebabkan berbagai macam
penyakit. Sedangkan dalam ajaran Islam pada hakekatnya adalah
bertujuan untuk kebaikan atau kemaslahatan umat di dunia ini.
Ancaman hukuman bagi pengedar atau pedagang
narkotika di Indonesia paling singkat 4 (empat) tahun dan
maksimal hukuman mati.Pemberantasan pidana tersebut
dilakukan dengan mendasarkan pada golongan, jenis, ukuran, dan
jumlah narkotika.Untuk lebih mengefektifkan pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan serta peredaran gelap narkotika,
diatur mengenai penguatan kelembagaan yang sudah ada, yaitu
Badan Narkotika Nasional (BNN) yang didasarkan pada
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007.
Tindak pidana narkotika adalah tindak pidana yang
termasuk dalam kategori tindak pidana khusus, dikatakan
demikian karena ketentuan yang dipakai termasuk diantaranya
hukum acaranya menggunakan ketentuan khusus.Disebut tindak
pidana khusus, karena tindak pidana narkotika ini tidak
5Nasharina, Perlindungan Hukum Bagi Anak di Indonesia, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2011), 3
8
menggunakan kitab Undang-undang hukum pidana KUHP
sebagai dasar pengaturan. Hukum pidana dalam Undang-undang
Narkotika Indonesia tampak sekali berproses dalam suatu
dinamika sosial dan teknologi yang berpengaruh terhadap
kriminalitas Indonesia, kebijakan hakim dalam hukum pidana
terutama dalam putusan kasus narkotika tercantum dalam pasal
114 ayat (1) Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika: “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menawarkanuntuk dijual beli, menukar, atau menyerahkan
Narkotika Golongan I,dipidana dengan pidana penjara seumur
hidup atau pidana penjarapaling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahundan pidana denda paling sedikit
Rp.1000.000.000-, (satu miliarrupiah) dan paling banyak
Rp.10.000.000.000, (sepuluh miliar)”.6
Narkotika tidak dapat membawa manfaat atau
kemaslahatan bagi manusia, sebaliknya yang ditimbulkan darinya
hanyalah kemudharatan dan kebinasaan,Allah SWT tidak
menghendaki manusia berbuat kebinasaan di muka bumi ini,
seperti ditegaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 195 :
ولا تلقوا بأيديكم إلى التهلكة
Dalam Hukum Islam Tindak pidana disamakan dengan
istilahJinayah. Dikalangan Fuqaha, perkataan Jinayah berarti
6Pasal 114 Ayat 1 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika
9
perbuatan-perbuatan yang terlarang menurut syar’a. Istilah lain
selain istilah jinayah adalah jarimah yaitu larangan-larangan
Syar’a yang diancam Allah dengan hukuman Had atau Ta’zir.
Dalam sistem hukum pidana Islam, seorang anak tidak
akan dikenakan hukuman, karena tidak ada beban tanggung
jawab hukum terhadap seorang anak umur berapapun sampai dia
mencapai umur dewasa (balig), hakim hanya berhak menegur
kesalahannya atau menerapkan beberapa pembatasan baginya
yang akan membantu memperbaikinya dan menghentikannya dari
membuat kesalahan di masa yang akan datang. Dalam konsep
Islam pemeliharaan anak merupakan tanggung jawab kedua
orang tuanya, artinya orang tuanya berkewajiban untuk
mendidikan anaknya sehingga menjadi anak yang baik.7
Masa anak-anak adalah masa yang sangat rawan
melakukan tindakan, karena masa anak-anak merupakan suatu
masa yang sangat rentan dengan berbagai keinginan dan harapan
untuk mencapaisesuatu ataupun melakukan sesuatu.Seorang anak
dalam melakukan sesuatu tidak/kurangmenilai akibat akhir
tindakan yang diambilnya.8Seorang Anak biasanya mudah
dipengarui pemikirannya sehingga anak sering kali terjerumus
kelingkungan yang tidak baik seperti yang sering kita lihat anak-
7Marsaid, Harmonisasi Sistem Hukum Islam Terhadap Diversi Dalam
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak, 207, diakses pada tanggal 8 january 2020,
https://doi.org/10.19109/nurani.v18i1.3071 8Marlina, Peradilan Pidana Anak di Indonesia, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2009),59
10
anak sekolah sudah berani merokok, memakai narkotika, minum-
minuman keras, melakukan kejahatan terhadap orang lain dll, dari
beberapa kenakalan anak diatas ada Dua faktor yang
mempengaruhi tingka laku seorang anak yaitu :
1. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
anak itu sendiri yang mempengaruhi tingkah lakunya, seperti
cacat yang bersifat biologis dan psikis danperkembangan
kepribadian dan intelegensi yang terhambat sehingga tidak
bisa menghayatinorma-norma yang berlaku. Sedangkan
2. faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri anak
yang mempengaruhi tingkah lakunya, seperti lingkungan
tempat dia tinggal.9
Berdasarkan dari Latar Belakang diatas, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul Sanksi Bagi Anak
Yang Menjadi Kurir Narkotika (StudyPutusan Nomor
15/Pid.Sus-Anak/2018/PN Bkn) Ditinjau Dari Hukum Pidana
Islam.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan
skripsi sebagai berikut :
9Angger Sigit Pramukti dan Fuady Primaharsya, Sistem Peradilan
Anak, (Yogyakarta: Pustaka Yustisia,2015),18
11
1. Apa dasarpertimbangan hakim terhadap Sanksi bagi
Anak Yang Menjadi Kurir Narkotika dalam Putusan
Nomor 15/Pid.Sus-Anak/2018/Pn Bkn?
2. BagaimanapandanganHukum Pidana Islam terhadap
Sanksi Bagi Anak yang menjadi narapidana sebagai
kurir narkotika dalam Putusan Nomor 15/Pid.Sus-
Anak/2018/PN Bkn ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui dasar pertimbangan hakim
terhadapSanksi Bagi Anak Yang Menjadi Kurir
Narkotika dalam Putusan Nomor 15/Pid.Sus-
Anak/2018/Pn Bkn?
2. Untuk mengetahui pandangan HukumPidana Islam
terhadap Sanksi bagi Anak yang menjadi narapidana
sebagai kurir narkotika dalam Putusan Nomor
15/Pid.Sus-Anak/2018/PN Bkn ?
D. Kegunaan Penelitian
kegunaan penelitan skripsi ini adalah :
1. kegunaan secara teoritis
a) Diharapkan dapat memberikan masukan positif bagi
perkembangan ilmu hukum, khususnya dalam
bidang ilmu hukum pidana mengenai pertimbangan
12
hakim terhadap kasus anak yang menjadi kurir
narkotika.
b) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
referensi sebagai kepustakaan hukum pidana.
2. kegunaan secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa berguna bagi
masyarakat luas agar selalu waspada dalam menjaga anak
supaya tidak terlibat dalam kasus tindak pidana dan juga bisa
memberikan efek jera bagi pelakunya.10
E. Penulisan Terdahulu
Adapun studi penelitian terdahulu yang ada kaitanya
dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu sebagai berikut :
Ruhut Trifosa Sitompul, “PenerapanKetentuan Pidana
Terhadap Anak Sebagai Perantara Jual Beli Narkotika (Analisis
Putusan No.10/Pid.Sus Anak/2015/Pn.Stb)”, Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan, Dari penelitiaannya penulis
menyimpulkan, bahwa pasal yang diterapkan tidak sesuai jika
melihat fakta-fakta hukum yang ada, dan karenanya pidana yang
dikenakan kepada anak menjadi lebih berat dari pada seharusnya
karena ancaman tindak pidana sebagai perantara jual beli
10Firdaus dan Zamzam Fakhry, Aplikasi Metodelogi Penelitian,
(Yogyakarta: Deepublish, 2012), 55
13
Narkotika lebih berat dari pada tindak pidana membawa
Narkotika.11
Rahmat Agung Pamungkas. “Analisis Perlindungan
Hukum Terhadap Anak Sebagai Kurir Dalam Tindak Pidana
Narkotika.” Skripsi, Universitas Lampung, 2018. Kesimpulan
Dalam Kasus Ini Afrizal Bin Ibrahim (17 Tahun) Selain Sebagai
Kurir Narkotika, Afrizal Bin Ibrahim Juga Sebagai Pemakai
Narkotika, Seharusnya Afrizal Bin Ibrahim Bisa Mendapatkan
Proses 72 Rehabilitasi Tanpa Harus Mendapat Hukuman Penjara
8 Bulan Dari Vonisan Hakim Karna Afrizal sebagai korban
pemakai atau pecandu narkotika sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam Undang-undang No 35 Tahun 2014 tentang
perlindungan anak di dalam ketentuan Pasal 67 Menyebutkan
Bahwa “Perlindungan Khusus Bagi Anak yang Menjadi Korban
Penyalahgunaan Narkotika, Alkohol, Pisikotropika, dan Zat
Adiktif Lainya Sebagai Mana Dimaksud Dalam Pasal 59 Ayat (2)
Huruf E dan Anak yang terlibat dalam produksi dan distribusinya
dilakukan melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan,
dan rehabilitasi.” tetapi sebaliknya penyidik tetap bersikukuh
menggunakan dan Menjerat Afrizal Bin Ibrahim Dengan Pasal
11Ruhut Trifosa Sitompul, “Penerapan Ketentuan Pidana Terhadap
Anak Sebagai Perantara Jual Beli Narkotika(Analisis Putusan No.10/Pid.Sus
Anak/2015/Pn.Stb)”,Skripsi, Universitas Sumatera Utara Medan, 2017
14
Kurir Narkotika Yaitu Pasal 114 Ayat (1) Dan Pasal 112 Ayat (1)
Undang-undang No 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.12
Siti Zaenab, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak
Sebagai Kurir Narkotika (Study Putusan No. 14/Pid.Sus
Anak/2015/Pn. Dps)”, Program Studi Ilmu Hukum Universitas
Narotama Surabaya, Dari penelitiaannya tersebut menyimpulkan
bahwa Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009tentang Narkotika,
menjelaskan secara umum tentang sanksi pidana bagi perantara
(kurir) narkotika akan tetapi tidak mengatur secara khusus
mengenai sanksi pidana bagi anak yang menjadi kurir narkotika.
Namun pada dasarnya pelaku peredaran narkotika yang
menyangkut anak sebagai kurir narkotika tetap dijerat dengan
pasal-pasal sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang
Narkotika tetapi dengan tidak mengesampingkan ketentuan
khusus yang diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Perlindungan hukum bagi
anak yang melanggar tindak pidana diharapkan mampu
melindungi hak-hak anak. Keadilan Restoratif sebagai tujuan
dalam melaksanakan Diversi dalam Sistem Peradilan Pidana
Anak dimaksudkan mampu menjauhkan anak dari proses
peradilan sehingga dapat menghindari stigma terhadap anak yang
12Rahmat Agung Pamungkas. “Analisis Perlindungan Hukum
Terhadap Anak Sebagai Kurir Dalam Tindak Pidana Narkotika.” Skripsi,
Universitas Lampung, 2018
15
berhadapan dengan hukum dan si anak dapat kembali ke
lingkungan sosialnya secara wajar.13
Devi Nurpitasari, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak
Sebagai Kurir Narkotika Berdasarkan Undang-undangNomor 11
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak jo Undang-
undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkoba”, Fakultas
Hukum Universitas Pasundan Bandung, dari penelitiaannya
tersebut menyimpulkan bahwa Penjatuhan pemidanaan terhadap
anak yang menjadi kurir narkoba sebagaimana diatur jenis-jenis
pidana yang dapat dijatukan oleh hakim anak dalam Pasal 71
Ayat (1) Dan (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012
Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak harus dipertimbangkan
mengenai pasal yang diterapkan sesuai Undang-undang Nomor
35Tahun 2009 tentang narkotika. Sebelum memasuki proses
penjatuhan pemidanaan tersebut terhadap anak yang menjadi
kurir narkotika, ada upaya perlindungan hukum berdasarkan
Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak lewat pendekatan
keadilan restoratif untuk tercapainya diversi serta didasari atas
diskresi dari penegak hukum. Namun bagi anak sebagai kurir
narkotika ancaman hukumanya diatas 7 (tujuh) tahun, maka tidak
wajib diversi14
13Siti Zaenab. “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Kurir
Narkotika(Study Putusan No. 14/Pid.Sus-Anak/2015/Pn.Dps).”Jurnal,
Universitas Narotama Surabaya 14Devi Nurpitasari.” Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai
Kurir Narkotika Berdasarkan Uu Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
16
Maryani Melindawati, “Analisis Yuridis Perlindungan
Hukum Terhadap Anak Yang Dijadikan Kurir Narkotika”,
Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara Medan, Dari penelitiaannya tersebut
menyimpulkan bahwa Perlindungan hukum pidana terhadap
anak yang dijadikan kurir narkotika ialah dengan menggunakan
diversi melalui pendekatan keadilan restoratif , Hambatan dalam
memberikan perlindungan hukum terhadap anak yang dijadikan
kurir narkotika dapat dilihat melalui sistem hukum yang terdiri
dari struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum serta
melalui faktor penegakan hukum terdiri dari penegak hum,
Undang-undang, fasilitas atau sarana, masyarakat dan
kebudayaan sedangkan upaya yang dilakukan dalam mengatasi
hambatan pada proses memberikan perlindungan hukum
terhadap anak yang dijadikan kurir narkotika, yaitu Peningkatan
pemahaman terhadap konsep diversi yang berkeadilan restoratif
(untuk kepolisian, jaksa dan hakim), Peningkatan pendidikan
(khusus untuk polisi), Harus melakukan perubahan (kepolisian)
dan Pemberian pelatihan kepribadian (hakim, jaksa dan polisi). 15
Penulis tertarik untuk membahas mengenai Sanksi
Hukum bagi Anak yang menjadi Kurir Narkotika (Study Putusan
Nomor 15/Pid.Sus-Anak/2018/PN Bkn) ditinjau dari Hukum
Peradilan Pidana Anaknjo Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkoba.”Skripsi,Universitas Pasundan Bandung, 2016 15Maryani Melindawati. “Analisis Yuridis Perlindungan Hukum
Terhadap Anak Yang Dijadikan Kurir Narkotika.”Skripsi, Universitas
Sumatera Utara Medan, 2018
17
Pidana Islam. Yang membahas tentangpertimbangan hakim
dalam memutuskan Sanksi hukum bagi Anak Yang Menjadi
Kurir Narkotika danpandangan Hukum Pidana Islam terhadap
Sanksi Hukum Bagi Anak yang menjadi narapidana sebagai kurir
narkotika.
F. Metode Penelitian
1) Jenis penelitian
Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian hukum normatif, penelitian hukum normatif
adalah penelitian hukum kepustakaan. Penelitian hukum
normatif didefinisikan sebagai penelitian yang mengacu kepada
norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perUndang-
undangan dalam pengadilan. Disebut juga hukum doktrinal yaitu
penelitian hukum yang mempergunakan data sekunder.
Alat Pengumpul DataPenggumpulan data yang
dilakukan oleh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan (library research).
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang menunjukkan
perpustakaan sebagai tempat dilaksanakannya suatu penelitian.
Yang bersumber dari perUndang-undangan serta literatur dan
putusan pengadilan yang berkaitan dengan permasalahan dalam
18
skripsi. Kemudian menjadi bahan masukan dalam melengkapi
analisis dalam permasalahan ini.16
2) Sumber Data
Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data
sekunder. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek
penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis,
disertasi, dan peraturan perUndang-undangan.
Data sekunder dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
a. Bahan hukumprimer berupa Undang-undangNomor 35
Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, Undang-undang
Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Undang-undang
Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak dan Peraturan perUndang-undangan yang berkaitan
dengan skripsi ini serta putusan Pengadilan Negeri
BangkinangNomor 15/Pid.Sus-Anak/2018/PN Bkn.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang menjelaskan
penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil
seminar atau pertemuan ilmia lainnya. Bahkan dokumen
pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum sepanjang
relevan dengan objek telahaan penelitian ini.
c. Bahan hukum tertier, yaitu bahan hukum menunjang yang
memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum
primer dan bahan hukum skunder, seperti kamus umum,
16Soejono Dan Abdurrahman, 2003, Metode Penelitian Hukum,
Rineka Cipta, Jakarta, 56
19
kamus hukum, majalah, dan jurnal ilmia. Situs web juga
menjadi bahan bagi penulis tesis ini sepanjang memuat
informasi yang relevan dengan penelitian ini. 17
3) Analisis Data
Bahan sekunder yang telah disusun secara sistematis
kemudian dianalisa denganmenggunakan metode deduktif dan
induktif. Metode deduktif dilakukan dengan
membaca,menafsirkan dan membandingkan, sedangkan metode
induktif dilakukan denganmenerjemahkan berbagai sumber yang
berhubungan dengan topik skripsi ini, sehinggadiperoleh
kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian yang
dirumuskan.
G. Sistematika Penulisan
PenulisanSkripsi ini secara keseluruhan tersusun dalam 4
(empat) Bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan Bab ini berisikan mengenai latar
belakang, permasalahan, tujuan penelitian, kajian pustaka,
kegunaan penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan UmumBab Ini Penulis Memberikan
Defenisi-Defenisi Tentang Semua Yang bersangkutan dengan
judul diantaramya adalah tindak pidana dalam Islam dan Positif,
jenis tindak pidana dalam Islam dan Positif, Jenis-Jenis
17Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Universitas
Insonesia (UI-Press), 2007), 52
20
Pemidanaan, Sanksi Pidana dalam Islam Dan Positif, Narkotika,
Jenis Narkotika, Kurir, Anak serta Pertimbangan Hakim dalam
pengambilan keputusan terhadap Anak yang melakukan Tindak
Pidana (Anak sebagai Kurir Narkotika).
Bab III PembahasanPada bab ini berisikan tentang
Pertimbangan Hakim dalam memutuskan Sanksi hukum
bagiAnak yang menjadi Kurir Narkotika dan Bagaimana
pandangan Hukum Pidana Islam terhadap Sanksi Hukum Bagi
Anak yang menjadi Narapidana sebagai Kurir Narkotika.
Bab IV Penutup Pada bab ini berisikan tentang
kesimpulan dari uraian-uraian yang dijabarkan dalam skripsi ini,
serta memberikan saran yang bersifat membangun bagi semua
kalangan terutama mengenai judul di atas.
21