Post on 12-Mar-2018
Bab 3
Metode Penelitian dan Perancangan Sistem
Dalam penelitian ini akan dilakukan representasi
informasi demografi kependudukan di Provinsi Jawa Tengah, dari
mulai data mentah yang dibukukan menjadi output informasi
yang ditampilkan dalam bentuk visual atau gambar.
Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan
pembuatan program yang meliputi desain awal sistem software,
desain sistem, desain proses yang digambarkan dengan DFD, dan
algoritma yang digunakan. Tahapan-tahapan atau operasi dan
metode yang dibutuhkan untuk pengolahan dan pembangunan
representasi informasi akan berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan, seperti berdasarkan tahun ataupun daerah.
3.1 Metode Prototyping Kadang-kadang client hanya memberikan beberapa
kebutuhan umum software tanpa detil input, proses atau detail
output. Di lain waktu mungkin tim pembangun (developer) tidak
yakin terhadap efisiensi dari algoritma yang digunakan, tingkat
adaptasi terhadap sistem operasi atau rancangan form user
interface. Ketika situasi seperti ini, model prototyping sangat
membantu proses pembangunan software (Pressman, 2002).
Dari pernyatan tersebut, model prototyping dapat diartikan
sebagai proses membangun sebuah model dari suatu sistem
berdasar pada kebutuhan user, dengan kondisi user tidak
memberikan detail input, proses, detail output. Model Prototype
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Metode Prototype (Pressman, 2002).
Pendekatan Prototyping melewati tiga proses, proses
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Listen to customer (Pengumpulan kebutuhan): developer dan
klien bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang
diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan
berikutnya;
2. Build/revise mock-up (Perancangan): perancangan dilakukan
cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang
diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan
prototype;
3. Customer test drive mock-up (Evaluasi Prototype): klien
mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk
memperjelas kebutuhan software.
Perulangan ketiga proses ini terus berlangsung hingga
semua kebutuhan terpenuhi. Prototype-prototype dibuat untuk
memuaskan kebutuhan klien dan untuk memahami kebutuhan
klien lebih baik.
3.1.1 Listen to Customer (Pengumpulan Kebutuhan)
Tujuan utama dari tahap pengumpulan kebutuhan yaitu
bagaimana mengumpulkan, mengetahui dan memahami
kebutuhan pengguna untuk kemudian disusun menjadi bentuk
yang lebih sistematis sebagai dasar untuk menuju ke fase
berikutnya. Pada tahap ini, pengembang dan user bertemu untuk
menetapkan tujuan sistem. Tujuan sistem(input untuk proses
requirement gathering) menjelaskan bagaimana sistem akan
dikembangkan dan kontribusinya terhadap sistem secara
keseluruhan dari sisi administrator dan user. Kebutuhan yang
telah terdokumentasi merupakan output dari proses requirements
gathering.
3.1.1.1 Analisis Kebutuhan
Pada tahap ini mendifinisikan kebututuhan yang
diperlukan sebelum perancangan dan pembangunan aplikasi
dilakukan. Proses pengumpulan kebutuhan dari BPS provinsi
Jawa Tengah secara lengkap dilakukan untuk dianalisis kemudian
mendefinisikannya sebelum rancangbangun sistem aplikasi
dilakukan. Fase ini harus dikerjakan secara lengkap untuk bisa
menghasilkan desain yang lengkap. Tahap melakukan analisis
kebutuhan pada sistem ini yaitu dengan cara melakukan
pencarian data-data serta informasi-informasi yang dibutuhkan
oleh sistem.
a. Analisis Kebutuhan Sistem
Sistem dapat menampilkan informasi secara
multidimensi.
Informasi yang dikeluarkan dapat dianalisis secara
langsung melalui table dan grafik-grafik yang ada.
Sistem dapat menampilkan data-data mentah, seperti
data demografi, data daerah, data waktu, dan data
keseluruhan.
b. Analisis Kebutuhan Data
Mengidentifikasikan kebutuhan sistem perangkat
lunak yang akan dibangun dan juga penyesuaian data yang
sudah ada pada Badan Pusat Statistik Provinsi Semarang.
Kebutuhan informasi tersebut adalah informasi data
demografi kependudukan di wilayah Jawa Tengah beserta
faktor-faktor pendukung lainnya. Data-data yang akan
digunakan meliputi data :
- Jumlah angkatan kerja
- Jumlah penduduk (laki-laki dan perempuan)
- Jumlah penduduk yang berpendidikan (SD,SLTP dan
SMA+)
- Jumlah penduduk miskin
c. Analisis Kebutuhan Hardware
Sistem yang akan dibangun membutuhkan
spesifikasi hardware, hendaknya perangkat keras komputer
memenuhi kriteria minimum sebagai berikut :
Prosesor : Intel(R) Pentium IV 1,00 Ghz
Memori : 512 MB atau 1 GB
Sistem Operasi : Windows Vista, Windows XP SP 1
atau Windows XP SP 2
Kebutuhan harddisk : 60 GB
Perangkat keras yang dipakai dalam pembuatan
system ini adalah sebagai berikut:
Prosesor : Intel(R) Atom Pentium IV 1,60 Ghz
Memori : 1 GB
Sistem Operasi : Windows XP SP 2 atau Windows 7.
Harddisk : 120 GB
d. Analisis Kebutuhan Software
SQL Server 2000
XAMPP 1.6.0.
Macromedia Dreamweaver MX 2004
Internet Explorer atau Mozilla Firefox atau Google
Chrome.
e. Analisis Kebutuhan Brainware
Adapun kebutuhan brainware dari masing-masing
tipe pengguna untuk menjalankan aplikasi ini adalah :
1. Seorang user yang diperlukan untuk menjalankan sistem
pengelolaan informasi demografi ini adalah:
- Memiliki kemampuan menganalisis data informasi
demografi yang ditampilkan di dalam sistem
representasi ini.
- Terbiasa dengan menggunakan sistem operasi
Windows XP atau Window 7.
2. Admin, yang diperlukan untuk menjadi seorang admin
dalam menjalankan aplikasi adalah :
- Memiliki pengetahuan mengenai sistem manajemen
database SQL Server 2000 dan dapat menggunakan
bahasa pemograman PHP serta terbiasa dengan sistem
operasi Windows XP atau Window 7.
- Memiliki pengetahuan dalam update data dan
mengolah data menggunakan sistem database SQL
Server 2000.
- Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi yang
baik dengan user untuk mendeskripsikan analisis
tentang informasi demogafi dalam aplikasi ini.
3.1.2 Build/Revise Mock-up (Perancangan)
Pada penelitian ini dilakukan perancangan untuk
menentukan data-data yang sudah didapat nanti akan digunakan
untuk keperluan apa saja dan digunakan di menu apa saja, selain
itu juga merancang tampilan atau interface sistem yang akan
dibuat, lalu penentuan halaman apa saja yang dibuat. Setelah itu
membuat aturan sistem yaitu sebagai pengguna biasa (public
user) atau admin (expert user). Dimana seorang admin
diharuskan melakukan login terlebih dahulu yaitu dengan
memasukkan username dan password. Selain itu ditentukan pula
akses apa saja yang dapat dibuka oleh expert user dan public
user. Selanjutnya melakukan perancangan fisik, dengan
perancangan fisik didapat beberapa hasil, yaitu struktur program,
basis data dan perancangan struktur fisik. Pada penelitian ini
perancangan fisik yaitu dari data-data yang didapat dimasukkan
ke dalam data warehouse dan kemudian dibuat relasi yang dapat
menghubungkan semua tabel, tabel yang dibuat ada dua macam
yaitu fact table dan dimension table, dan kemudian dapat
ditampilkan pula diagram databasenya.
Perancangan sistem dibutuhkan untuk membantu proses
pengembangan dan untuk dokumentasi perangkat lunak sistem.
Pada perancangan sistem ini, akan diuraikan mengenai elemen-
elemen pengembangan sistem yang digunakan. Berkaitan dengan
metode pembuatan sistem, maka sistem model perancangan yang
digunakan yaitu DFD (Data Flow Diagram).
3.1.2.1 Data Flow Diagram (DFD)
DFD adalah bagan yang mewakili arus data dalam suatu
sistem yang mulai dikenalkan pada tahun 1967 oleh Martin dan
Estrin yang memperkenalkan algoritma program dengan
menggunakan simbol lingkaran untuk mewakili proses dan anak
panah untuk mewakili arus data. DFD dapat digunakan sebagai
media perancangan sistem yang berorientasi pada alur data yang
digunakan untuk penggambaran analisis maupun rancangan
sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem
kepada pengguna.
Diagram Konteks (Context Diagram)
Diagram konteks merupakan DFD tingkat atas yaitu
diagram sederhana dari sebuah sistem dengan menggambarkan
aliran-aliran data ke dalam dan keluar sistem serta aliran-
aliran data ke dalam dan keluar dari entitas-entitas eksternal.
Gambar 3.2 Diagram Konteks Sistem Proyeksi Kependudukan
Pada diagram konteks sistem ada dua buah entitas
eksternal yaitu user dan admin yang keduanya terlibat dalam
aliran data kedalam ataupun keluar dari sistem. Adapun aliran
data dari entitas user ke sistem adalah request laporan dan
request proyeksi. Aliran data dari sistem ke user (output
sistem) adalah data dan laporan serta proyeksi dari data
kependudukan.
Pada admin aliran data dari admin menuju sistem
adalah username dan password, data kependudukan, request
laporan dan request proyeksi sedangkan aliran data dari sistem
menuju admin (output sistem) adalah data dan laporan
kependudukan serta proyeksi dari data kependudukan.
DFD Level (DFD Levelled)
DFD level merupakan pengembangan dari diagram
konteks ke dalam komponen yang lebih detail. Pada DFD level
terjadi penurunan level proses dimana dalam penurunan level
yang lebih rendah harus mampu menerangkan proses tersebut
ke dalam proses yang jelas. DFD level dimulai dari level 0
(mempunyai kemiripan dengan diagram konteks), kemudian
turun ke level 1 dan seterusnya. Setiap penurunan hanya
dilakukan apabila perlu. (Kristanto, 2003)
I. DFD Level 1
Pada DFD level 1 terdapat dua entitas yang tiap-tiap
entitas memiliki alur data tersendiri.
Gambar 3.3 DFD Level 1 Sistem Proyeksi Kependudukan
Pada entitas user proses aliran data meliputi proses
OLAP dan proses proyeksi. Setelah berhasil login user dapat
melakukan request proyeksi dan request laporan. Request
laporan akan diproses di dalam sistem data warehouse
kemudian akan menghasilkan output berupa laporan. Request
proyeksi akan masuk ke dalam sistem data warehouse
kemudian akan diteruskan ke proses proyeksi dan akan
menghasilkan output berupa proyeksi dari hasil data
kependudukan.
Proses pada entitas admin meliputi proses login,
import file, proses input data, proses lihat data, proses OLAP
dan proses proyeksi. Pada proses login, admin terlebih dahulu
melakukan verifikasi dengan menginputkan username dan
password, kemudian username dan password tersebut
disesuaikan dengan data user yang ada pada tabel user jika
sesuai maka admin dapat melakukan proses selanjutnya.
Proses import file adalah proses dimana entitas admin
mengimportkan file yang akan disimpan pada sistem data
warehouse. Proses input data adalah proses penginputan data.
Proses ini hampir sama dengan import file tetapi data
diinputkan satu persatu menurut field datanya.
II. DFD level 2
Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses Input Data
Pada proses input data, aliran data dimulai dari admin
masuk ke dalam sistem melalui Login dengan mengisi
username dan password, proses selanjutnya adalah input data,
tiap-tiap data akan disimpan ke masing-masing tabel menurut
data inputan (misal menginputkan data daerah maka data
tersebut masuk ke tabel daerah). Setelah penginputan selesai
dilanjutkan pada proses Laporan yang akan diteruskan ke
admin.
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses OLAP Data Cube
Proses data cube dipecah menjadi empat proses yaitu
proses roll up, proses drill down, proses pivot, proses slicing dan
dicing. Berikut contoh dalam aplikasi.
Gambar 3.6 Menampilkan Data Kependudukan Per Kecamatan
Pada Gambar 3.6 menunjukan proses roll-up dan drill-
down. Roll-up : menaikkan konsep hierarki, reduksi dimensi
hirarki lokasi dari tingkat kecamatan ke tingkat kabupaten (misal
kecamatan Ambarawa ke kabupaten Semarang). Drill-down :
melihat data lebih detail (contohnya kita melihat data
kependudukan per kecamatan saja).
Gambar 3.7 Menampilkan Data Kelahiran Berdasarkan Waktu
Pada Gambar 3.7 menunjukan proses Slice dan Dice.
Slice : Pemilihan satu dimensi, (misal menampilkan data
kelahiran). Dice : pemilihan dua dimensi atau lebih dengan
kriteria tertentu (misalkan menampilkan data jumlah kelahiran
dari tahun 2000 sampai 2005, dan untuk wilayah kabupaten
Semarang). Proses OLAP mengubah daftar hasil data
kependudukan dari data warehouse menjadi dimensi data
kemudian diproses melalui proses roll up, drill down, pivot,
slicing dan dicing menjadi visualisasi data dalam bentuk tabel
dan grafik.
3.1.2.2 Desain Interface
Untuk memudahkan user menggunakan aplikasi, maka
akan dibuat suatu rancangan sistem dan perancangan dapat dilihat
pada Gambar 3.8.
Gambar 3.8 Rancangan Antar Muka Aplikasi
Dalam perancangan ini berisi tentang informasi dari
aplikasi sistem dan tanggal pada saat aplikasi dijalankan. Pada
main menu terdapat beberapa pilihan menu. Tengah (content)
merupakan isi tampilan dari menu navigasi yang ada. Sedangkan
pada menu sebelah kiri diisi oleh menu login dan search.
3.1.2.3 Snowflake Schema pada Sistem
Dalam melakukan pembuatan dan perancangan data
warehouse ini, penulis menggunakan skema snowflake, yaitu
membangun satu buah tabel utama yang memiliki tabel dimensi
dan juga memilki tabel sub dimensi sehingga akan diperoleh
informasi yang detail dan jelas sesuai dengan kebutuhan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.9.
Gambar 3.9 Desain Snowflake Schema
Pada Gambar 3.9 tabel info menjadi fact table atau tabel
utama dan tabel tahun, tabel kecamatan dan tabel data disebut
dimensi tabel. Untuk tabel kecamatan mempunyai sub dimensi
tabel (tabel daerah dan tabel kriteria), sedangkan tabel data
mempunyai sub dimensi (tabel status).
3.1.2.4 Desain Database
Pembuatan sistem representasi informasi demografi
kependudukan dengan database processing bisa dilakukan
apabila semua data yang dibutuhkan dalam sistem sudah diinput
secara lengkap. Data warehouse informasi demografi didesain
menjadi tiga tabel dimensi, tiga sub tabel dimensi dan satu fact
table yang menghubungkan tabel-tabel dimensi yang ada.
1. Dimension Table (Tabel Dimensi)
Tabel-tabel dimensi tersebut adalah :
a. Tabel Kecamatan
Dalam tabel kecamatan berisi data nama
kecamatan. Tabel daerah terdiri dari tiga field yaitu
id_kecamatan (primary key, not nulls,char 15), kecamatan
(nulls, char 20) dan id_daerah (nulls, char 15) seperti
pada Gambar 3.10.
Gambar 3.10 Tabel Kecamatan
Pada tabel kecamatan ini memiliki sub tabel
dimensi yaitu :
Tabel Daerah
Dalam tabel daerah berisi data nama daerah
baik kota ataupun kabupaten. Tabel daerah terdiri dari
tiga field yaitu id_daerah (primary key, not nulls,char
15), daerah (nulls, char 50) dan id_kriteria (nulls, char
10) seperti pada Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Tabel Daerah
Tabel Kriteria
Dalam tabel kriteria terdiri dari dua field yaitu
id_kriteria (primary key, not nulls, char 15), kriteria
(nulls, char 4), seperti pada Gambar 3.12. Pada tabel
kriteria ini, id_kriteria sebagai primary key yang
berfungsi sebagai penghubung dengan tabel daerah.
Gambar 3.12 Tabel Kriteria
b. Tabel Data
Dalam tabel data berisi data demografi
kependudukan. Tabel data terdiri dari dua field yaitu
id_data (primary key, not nulls, char 15),id_status (nulls,
char 10) dan data (nulls, char 50), seperti pada gambar
3.13.
Gambar 3.13 Tabel Data
Pada tabel data ini memiliki sub tabel dimensi
yaitu :
Tabel Status
Dalam tabel Status terdiri dari dua field yaitu
id_status(primary key, not nulls, char 15), status (nulls,
char 50), seperti pada Gambar 3.14. Pada tabel status
ini, id_status sebagai primary key yang berfungsi
sebagai penghubung dengan tabel data.
Gambar 3.14 Tabel Status
c. Tabel Tahun
Dalam tabel waktu berisi terdiri dari tiga field yaitu
id_ tahun (primary key, not nulls, char 15) dan tahun
(nulls, numeric 9), seperti pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15 Tabel Tahun
2. Fact Table
Dari semua tabel dimensi yang sudah ada akan
dihubungkan oleh satu buah fact table yaitu tabel info.
Dalam tabel info berisi id yang ada di tabel dimensi. Pada
tabel info terdiri atas beberapa kolom yaitu id_info (primary
key, not nulls, numeric 9), id_kecamatan (nulls, char 15),
id_data (nulls, char 15), id_tahun (nulls, char 15) dan hasil
(nulls, float 8). Field yang ada pada tabel info ini adalah
foreign key dari primary key semua tabel dimensi yang ada,
kecuali id_info yang merupakan primary key dari tabel info.
Seperti pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16 Tabel Info
3.1.3 Customer Test drive mock-up ( Evaluasi prototype)
Pada tahap ini prototype akan dievaluasi oleh pengguna
dengan tujuan kebutuhan pengguna yang belum dipenuhi dapat
diketahui kemudian digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan aplikasi.