Post on 04-Apr-2019
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
2.1.1 Pengertian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
GTSL adalah setiap prostesis yang menggantikan beberapa gigi dalam satu
lengkung geligi sebagian. Restorasi prostetik ini sering disebut juga removable
partial denture (The Glossary of Prosthodontic, 2005).
2.1.2 Fungsi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
Tujuan dari GTSL antara lain adalah (Osborne and Lammie, 1986 cit
Eliades, 2003):
- Untuk mengembalikan estetika
- Untuk mengembalikan fungsi bicara
- Untuk mengembalikan fungsi pengunyahan
- Untuk mempertahankan kesehatan jaringan mulut.
Selain itu, telah terbukti bahwa kerusakan jaringan dapat terjadi pada orang yang
kehilangan gigi aslinya dan tidak memakai gigi tiruan. Di antaranya adalah
sebagai berikut (Davenport, 2000):
a. Drifting dan Tilting dari gigi asli yang masih ada
Hal ini disebabkan, kehilangan kontinuitas deretan lengkung gigi dan juga
kehilangan posisi ideal gigi asli dalam menerima tekanan gigitan sewaktu
terdapat gerak pengunyahan. Struktur jaringan periodontium gigi asli tersebut
menderita gangguan. Secara tidak langsung akibat miringnya letak gigi asli
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
akan menyulitkan pembersihan gigi, dengan demikian menambah cepatnya
karies di tempat itu.
b. Over Eruption
Bila geligi asli tidak mempunyai antagonis maka gigi akan menjadi bebas
bergerak ke arah oklusal. Hal ini dapat diikuti ataupun tidak oleh
pertumbuhan tulang alveolar. Pada contoh gigi yang mengalami extruded
tidak diikuti pertumbuhan tulang alveolar, dapat terjadi kerusakan struktur
periodontal. Sedangkan pada contoh gigi extruded yang diikuti pertumbuhan
tulang alveolar, akan menyebabkan kesulitan jika pasien membutuhkan gigi
tiruan penuh di kemudian hari.
c. Berkurangnya efisiensi pengunyahan
Fungsi mekanis gigi asli menurun, atau hilang sama sekali. Kejadian ini dapat
diterangkan bahwa fungsi pengunyahan merupakan faktor yang sangat
penting dalam pemeliharaan kesehatan pasien.
d. Persendian Temporomandibular
Kebiasaan mengunyah yang tidak teratur, gangguan pada persendian
temporomandibular (Eccentric jaw relationship) biasanya terjadi karena
hilangnya beberapa gigi asli. Hal ini menyebabkan rasa sakit pada persendian
atau pada otot-otot yang berhubungan.
e. Tekanan yang berlebihan pada jaringan penyangga
Jika tekanan pengunyahan dan oklusi dibebankan oleh beberapa gigi yang
masih ada, biasanya menyebabkan beban yang berlebihan, akibatnya terjadi
kerusakan jaringan periodontal disertai hilangnya gigi.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
f. Perubahan nada suara
Gigi-gigi yang hilang sering menyebabkan gangguan dalam berbicara. Yang
paling nyata adalah bila gigi yang hilang adalah gigi anterior atas, maka
akibatnya bicara menjadi tidak jelas.
g. Faktor estetika berkurang
Hilangnya gigi-gigi anterior atas akan menyebabkan faktor estetika
berkurang, menurut pandangan masyarakat modern. Salah satu alasan yang
penting dalam menggunakan gigi tiruan adalah untuk memperbaiki profil
wajah.
h. Gangguan pada kesehatan mulut (Oral Hygiene)
Selain drifting dan tilting gigi-gigi, maka hilangnya gigi antagonis akan
mencegah abrasi dari gigi-gigi yang masih ada. Dengan demikian sisa
makanan akan mudah menutup permukaan gigi dan resiko terjadinya karies
akan bertambah.
i. Atrisi
Pada beberapa kasus ditemukan bahwa membran periodontal dari gigi-gigi
yang menerima beban berlebih tidak mengalami kerusakan tetapi
mengakibatkan keausan vertikal dari permukaan gigi ketika gigi-gigi dalam
keadaan sentrik oklusi.
j. Pengaruh pada jaringan lunak
Bila gigi-gigi hilang, maka ruang dalam lengkung gigi akan ditempati oleh
jaringan lunak dari pipi dan lidah. Jika keadaan ini berlanjut untuk beberapa
tahun, maka pasien akan menemukan kesulitan dalam penyesuaian, dengan
pemakaian alat yang menggeser jaringan ini.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Dengan mengetahui akibat-akibat yang dapat timbul tanpa pemakaian gigi
tiruan sebagian, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari gigi tiruan sebagian
adalah (MacEntee, 1993):
- Mengembalikan estetika
- Mengembalikan fungsi bicara
- Mengembalikan fungsi pengunyahan
- Mempertahankan kesehatan jaringan mulut
- Memperbaiki oklusi
- Membantu mempertahankan gigi-gigi yang masih ada.
2.1.3 Klasifikasi Kennedy
Terdapat beberapa metode klasifikasi sebagian lengkung rahang tidak
bergigi yang telah diusulkan dan digunakan hingga saat ini. Menurut Henderson
(1976), diperkirakan bahwa dalam suatu lengkung tunggal terdapat lebih dari
65.000 kombinasi gigi dan dan daerah tidak bergigi. Maka diperlukan sebuah
klasifikasi dasar untuk dapat mencukupi (Keating, 1991).
Metode klasifikasi dari Kennedy merupakan klasifikasi sebagian lengkung
rahang tidak bergigi yang paling banyak diterima saat ini. Maka memacu pada
pemakaian klasifikasi yang lebih umum, digunakan klasifikasi Kennedy dalam
penyusunan skripsi ini.
Klasifikasi Kennedy adalah klasifikasi yang pertama kali ditemukan oleh
dr. Edward Kennedy pada akhir tahun 1925. Klasifikasi ini bertujuan untuk
menggolongkan dan menggabungkan sebagian lengkung rahang yang tidak
bergigi (McGarry, 2002).
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Gambar 1 Gambaran daerah tidak bergigi pada rahang yang diklasifikasikan oleh Kennedy (Skinner, 1959)
Klasifikasi Kennedy membagi semua lengkung rahang yang tidak bergigi
sebagian menjadi empat golongan besar berdasarkan sadel dan free end. Selain itu
daerah tidak bergigi juga dibedakan dalam tipe yang terbentuk sebagai daerah
modifikasi.
Klasifikasi Kennedy adalah sebagai berikut (McGarry, 2002):
Klas I : Daerah tidak bergigi bilateral yang letaknya pada bagian posterior dari
gigi asli yang masih tinggal pada bagian anterior (Bilateral free end)
Klas II : Daerah tidak bergigi unilateral pada bagian posterior dari gigi asli yang
masih tinggal (Unilateral free end)
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Klas III.:.Daerah tidak bergigi unilateral dengan gigi asli yang tinggal pada bagian
anterior dan posterior (Bounded saddle)
Klas IV : Tunggal (single). Tetapi bilateral (memotong garis tengah), letak daerah
tidak bergigi pada daerah anterior saja, tetapi masih ada gigi pada
daerah posterior.
Gambar 2 Klasifikasi Kennedy dengan modifikasi. (a) Klas I; (b) Klas II; (c) Klas III; (d) Klas IV; (e) Klas I modifikasi 1; (f) Klas II modifikasi 2; (g) Klas III modifikasi 3; (h) Klas III modifikasi 2 (McGarry,2002)
a
c
g
e f
d
b
h
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Untuk menentukan klasifikasi Kennedy, terdapat peraturan-peraturan
tertentu yang harus diperhatikan. Tanpa aturan yang pokok untuk setiap keadaan,
akan sulit untuk menerapkan klasifikasi Kennedy. Untuk itu digunakan aturan
sebagai berikut (Applegate, 1960):
a. Klasifikasi yang diikuti pencabutan gigi yang mengubah klasifikasi
sebelumnya
b. Jika molar ketiga tidak ada, maka molar ketiga tersebut tidak diperhitungkan
dalam klasifikasi
c. Jika molar ketiga ada dan dapat digunakan sebagai penyangga, maka harus
diperhitungkan dalam klasifikasi
d. Jika molar kedua tidak ada dan tidak diganti, maka tidak dipertimbangkan
dalam klasifikasi
e. Kebanyakan daerah tidak bergigi pada bagian belakang selalu menentukan
dalam klasifikasi
f. Daerah tidak bergigi selain menentukan klasifikasi juga menunjukkan adanya
modifikasi dan direncanakan pada daerah tidak bergigi
g. Luasnya modifikasi ini tidak menjadi pengaruh, hanya jumlahnya yang
menentukan
h. Tidak ada modifikasi dalam lengkung kelas IV.
2.1.4 Bagian-bagian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Resin Akrilik
GTSL adalah suatu gigi tiruan sebagian lepasan yang terdiri dari akrilik
serta elemen gigi tiruan. Bagian dari GTSL adalah (Gunadi, 1982):
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
a. Retainer/penahan
Retainer merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang berfungsi
memberi retensi sehingga menahan protesa tetap pada tempatnya. Retainer
dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Retainer langsung (direct retainer)
Yaitu bagian dari gigi tiruan yang berkontak langsung dengan permukaan
gigi abutment, dan dapat berupa cengkeram atau kaitan presisi
2. Retainer tidak langsung (indirect retainer)
Yaitu bagian dari gigi tiruan yang memberikan retensi untuk melawan gaya
yang cenderung melepas protesa ke arah oklusal dan bekerja pada basis.
Retensi tak langsung ini diperoleh dengan cara memberikan retensi pada sisi
berlawanan dari garis fulkrum dimana gaya tadi bekerja. Retensi tidak langsung
dapat berupa lengan pengimbang, sandaran/rest
b. Basis /Plat Akrilik
Merupakan penyangga atau landasan gigi tiruan sebagian lepasan yang
terbuatdari resin akrilik. Fungsinya:
1. Mendukung gigi (elemen tiruan)
2. Meneruskan tekanan oklusal ke jaringan di bawahnya
3. Memberikan retensi dan stabilisasi kepada gigi tiruan
Basis biasanya terbuat dari bahan metal, resin, atau kombinasi metal-resin
c. Gigi Pengganti (Artificial Teeth)
Merupakan bagian dari gigi tiruan yang menggantikan gigi asli yang hilang.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
2.1.5 Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Resin Akrilik
Rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan
merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan atau kegagalan sebuah gigi
tiruan. Dalam pembuatan desain gigi tiruan dikenal empat tahap yaitu (Soelarko, 1980):
a. Tahap pertama : menentukan kelas dari masing-masing daerah tak bergigi (sadel)
b. Tahap kedua : menentukan macam dukungan dari setiap sadel.
Dukungan bagi gigi tiruan sebagian lepasan merupakan semua dukungan
yang diterima dari jaringan mulut untuk melawan atau menahan atau
menyangga daya oklusal yang diterima protesa. Bentuk daerah tak bergigi ada dua
macam, yaitu sadel tertutup (paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Ada
tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan dari gigi, dari mukosa,atau
dari gigi dan mukosa (kombinasi). Untuk sadel berujung bebas, dukungan bisa
berasal dari mukosa, atau gigi dan mukosa (kombinasi).
Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan dapat diperoleh dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan beberapa faktor, seperti keadaan
jaringan penyangga, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang
akan dipasangi gigi tiruan .
Syarat-syarat pemilihan gigi abutment yang digunakan sebagai pegangan
klamer:
1. Gigi penyangga harus cukup kuat.
- Akarnya panjang
- Masuk kedalam prosesus alveolaris dalam dan tidak longgar
- Makin banyak akar makin kuat
- Gigi penyangga tidak boleh goyang
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
- Tidak ada kelainan jaringan periodontal pada gigi penyangga.
2. Bentuk mahkota sedapat mungkin sesuai dengan macam klamer yang
digunakan
3. Kedudukan gigi tersebut hendaknya tegak lurus dengan prosesus alveolaris, gigi yang
letaknya rotasi atau berputar tidak baik untuk penyangga
4. Gigi tersebut masih vital atau tidak mengalami perawatan
5. Bila memerlukan dua klamer atau lebih maka hendaknya dipilihkan gigi yang
letaknya sejajar
c. Tahap ketiga: menentukan jenis penahan (retainer)
Ada dua macam retainer untuk gigi tiruan, yaitu direct retainer dan
indirect retainer. Untuk menentukan jenis retainer yang akan dipilih, maka
perlu diperhatikan faktor dari dukungan sadel, stabilisasi gigi tiruan, dan estetika.
d. Tahap keempat: menentukan jenis konektor. Konektor pada tiap rahang terbagi
menjadi:
- Konektor utama (major connector)
Merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang menghubungkan
bagian protesa yang terletak pada salah satu sisi rahang dengan yang ada pada sisi
lainnya. Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentuk plat
- Konektor minor atau tambahan (minor connector)
Merupakan bagian gigi tiruan sebagian lepasan yang mengubungkan konektor utama
dengan bagian lain, misalnya suatu penahan langsung atau sandaranoklusal
dihubungkan dengan konektor utama melalui suatu konektor minor
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Dalam menentukan desain dari gigi tiruan sebagian lepasan, perlu
diperhatikan beberapa faktor, yaitu (Jepson, 2004):
a. Retensi
Adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan daya pemindah yang
cenderung memindah protesa ke arah oklusal. Yang dapat memberikan retensi adalah:
lengan retentive, klamer, occlusal rest, kontur dan landasan gigi, oklusi, adhesi,
tekanan atmosfer, dan surface tension
b. Stabilisasi
Adalah kemampuan gigi tiruan untuk melawan daya pemindah alam arah
horizontal. Dalam hal ini semua bagian cengkeram berfungsi kecuali bagian
terminal/ujung lengan retentive. Stabilisasi terlihat bila dalam keadaan
berfungsi. Gigi yang mempunyai stabilisasi pasti mempunyai retensi,
sedangkan gigi yang mempunyai retensi belum tentu mempunyai stabilisasi
c. Estetika
1. Penempatan klamer harus sedemikian rupa sehingga tidak terlihat
dalam posisi bagaimanapun juga
2. Gigi tiruan harus pantas dan tampak asli bagi pasien, meliputi warna gigi
daninklinasi/ posisi tiap gigi
3. Kontur gingiva harus sesuai dengan keadaan pasien
4. Perlekatan gigi di atas ridge.
2.2 Kegoyangan Gigi
Kegoyangan gigi merupakan hubungan antara daya yang kecil dan
perpindahan gigi dalam jarak pendek untuk waktu yang lama (MacEntee, 1993).
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
2.2.1 Mekanisme Kegoyangan Gigi
Jarak perpindahan gigi tidak dapat ditentukan hanya dengan mengetahui
besarnya daya yang mengenai gigi tersebut, tetapi perlu pula mengetahui lamanya
atau waktu daya berlangsung dan variasi daya yang diberikan. Maka dapat
disamakan bahwa jarak yang ditempuh berbanding lurus dengan (Noyes and Solt,
1972):
- Besarnya daya yang diberikan
- Lamanya daya berlangsung
- Faktor intrinsik kegoyangan gigi
Jika daya yang diterima oleh gigi besar dan berlangsung secara terus-
menerus, lama kelamaan jaringan penyangga yang ada akan mengalami kerusakan
dan terjadi resorbsi hingga menyebabkan kegoyangan gigi.
2.2.2 Derajat Kegoyangan Gigi
Pada keadaan normal gigi menunjukkan kegoyangan pada tingkat yang
sangat ringan. Kegoyangan gigi yang normal pada gigi incisivus lebih besar
dibandingkan dengan gigi molar dan premolar. Pemeriksaan klinik akan dapat
membedakan antara kegoyangan yang normal dengan kegoyangan yang abnormal.
Kebanyakan kegoyangan gigi terjadi ke arah fasiolingual dan sedikit ke arah
mesiodistal maupun vertikal. Kegoyangan ke arah vertikal terjadi pada kasus
penyakit periodontium yang sudah parah/lanjut (Neuman, 2002).
Percobaan yang dilakukan oleh Grand (1972) menunjukkan bahwa gigi
normal mempunyai variasi gerakan antara 0,2 mm arah horizontal dan 0,02 mm
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
ke arah vertikal. Pada keadaan pathologi maka gerakan tersebut dapat bertambah
sepuluh kali lipat atau lebih (MacEntee, 1993).
Sesuai dengan tingkat keparahan dan ukuran besar kegoyangannya maka
derajat kegoyangan gigi dapat dibagi menjadi (Neuman, 2002):
Derajat kegoyangan 1 : Gigi sudah menunjukkan kegoyangan yang tidak normal
namun masih ringan
Derajat kegoyangan 2 : Kegoyangan gigi sedang atau moderat. Kegoyangan gigi
pada socketnya berjarak sampai 1 mm
Derajat kegoyangan 3 : Gerakan gigi sudah lebih dari 1 mm atau gigi sudah dapat
bergerak ke arah vertikal.
Derajat kegoyangan 4 :.Kegoyangan yang sudah parah, yaitu ke segala arah.
Tingkat atau derajat kegoyangan gigi adalah penting untuk menentukan prognosa
perawatannya (Neuman, 2002).
2.2.3 Penyebab Kegoyangan Gigi
Hampir semua penyakit pada jaringan periodontal pada stadium lanjut
dapat menyebabkan kegoyangan gigi. Pada dasarnya kegoyangan gigi dapat
disebabkan oleh satu atau beberapa faktor, yaitu (Manson and Eley, 1989):
a. Trauma oklusi
b. Inflamasi periodontal membran
c. Kerusakan tulang alveolus
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
2.2.3.1 Trauma Oklusi
Trauma oklusal atau trauma yang disebabkan oleh oklusi, merupakan
perubahan patologis atau adaptif pada jaringan periodontal yang disebabkan oleh
kekuatan oklusal berlebihan yang melebihi kapasitas reparatifnya. Dapat pula
dikatakan akibat perkusi atau ketukan berulang-ulang yang sifatnya fungsionil
misalnya cleanching, bruxism dan clamping. Berat ringannya lesi pada trauma
bervariasi ditentukan oleh:
a. Faktor lingkungan lokal yang menentukan besar dan arah daya
b. Frekuensi daya yang mengenainya
c. Kemampuan penyembuhan tiap individu.
Jika trauma berlangsung cukup lama, sering dan konstan, kemudian proses
penyembuhan tidak mampu menanggulangi maka akan terjadi kerusakan
permanen atau tanggalnya gigi (Deas and Mealey, 2006).
Riwayat trauma oklusal diklasifikasikan menjadi trauma oklusal primer
dan trauma oklusal sekunder. Trauma oklusal primer dihasilkan dari kekuatan
oklusal berlebihan yang diterima oleh gigi dengan jaringan penyangga yang
normal dan sehat, sedangkan trauma oklusal sekunder merupakan perubahan yang
terjadi saat kekuatan oklusal normal maupun abnormal dikenakan pada gigi
dengan jaringan penyangga yang inadekuat (Davies and Gray, 2001).
2.2.3.2 Inflamasi Periodontal Membran
Kegoyangan gigi merupakan salah satu gejala yang mungkin dapat terjadi
pada inflamasi periodontal membran, walaupun kerusakan tulang adalah faktor
penting penyebab kegoyangan gigi.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Perubahan degeneratif dapat berhubungan dengan adanya inflamasi
periodontal membran yang menyeluruh walaupun pengaruhnya secara tidak
langsung. Dengan demikian kerusakan dari principal fibers karena ketidak
seimbangan hubungan antara sementum dan berkurangnya tulang sebagai
penyangga gigi dapat menyebabkan kegoyangan gigi (Manson and Eley, 1989).
Penyebab inflamasi periodontal membran di antaranya dapat berasal dari:
a. Mikroorganisme
b. Mekanis
c. Chemical
d. Thermal
2.2.3.3 Kerusakan Tulang Alveolus
Persoalan yang sulit akibat kerusakan jaringan periodontal adalah jika
sudah sampai terjadi pada tulang alveolus. Perubahan pathologi yang terjadi pada
jaringan periodontal menandai adanya proses yang menyeluruh akibat penyakit
periodontal yang kronis. Namun pada akhirnya kerusakan tulang alveolus
bertanggung jawab atas adanya gigi yang lepas. Pada keadaan normal maka secara
mikroskopis akan terlihat adanya keseimbangan yang tetap antara pembentukan
dan resorbsi tulang. Keseimbangan ini akan diatur oleh kombinasi pengaruh lokal
dan pengaruh sistemik. Apabila pengaruh resorbsi tulang lebih besar dari
pembentukannya maka akan terjadi reduksi tulang alveolus. Reduksi ini bisa
terjadi dengan bertambahnya umur (Manson and Eley, 1989).
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Pada kerusakan tulang yang kronis maka keseimbangan ini akan terganggu
karena adanya resorbsi tulang yang lebih besar, hal ini jika lebih parah akan
terjadi dan berakibat hilangnya tulang (Mizuuchi, 2002).
2.3 Problem Pemakaian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Resin Akrilik
Gigi penyangga adalah gigi yang digunakan sebagai penyangga atau
pegangan geligi tiruan lepasan maupun tetap dan berfungsi menahan
tekanan secara normal yang mengarah langsung ke gigi yang hilang.
Gigi penyangga tertancap di dalam processus alveolaris dan didukung oleh
serabut-serabut periodontal. Serabut tersebut bersifat elastis dan memiliki
kompresibilitas sekitar 0,1 mm. Geligi tiruan dapat melakukan gerakan vertikal,
horizontal dan torsi, di mana daya kunyah horizontal dan torsi tersebut dapat
merusak gigi penyangga. Daya kunyah ini akan diteruskan kepada jaringan
penyangga gigi dan landasan dari gigi tiruan tersebut. Batas kemampuan dari
jaringan penyangga gigi terhadap daya tergantung dari kekuatan jaringan tersebut
(Noyes and Solt, 1972 cit Igarashi, 1999).
Gigi tiruan sebagian didukung oleh gigi penyangga dan jaringan lunak
serta jaringan tulang yang berada di bawah landasan gigi tiruan. Maka dengan
sendirinya daya kunyah yang diterima oleh geligi tiruan akan disalurkan pada
jaringan-jaringan tersebut (Mizuuchi, 2002).
Fungsional stress dalam ukuran besar yang melebihi batas kemampuan
suatu jaringan penyangga akan menyebabkan rangsangan yang menyebabkan
dimulainya kerusakan hingga selanjutnya resorbsi berjalan cepat. Resorbsi yang
berjalan cepat ini dapat mengakibatkan gigi tiruan menjadi goyang atau longgar.
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
Goyangnya gigi tiruan pada waktu berfungsi akan mempengaruhi jaringan
penyangga dan selanjutnya akan mengakibatkan goyangnya gigi penyangga
(Mizuuchi, 2002).
2.3.1 Mekanisme Penyebab Goyangnya Gigi Penyangga
Saat mengunyah, daya kunyah tersebut akan disalurkan baik ke jaringan
lunak maupun ke gigi penyangga, dan beban itu disalurkan baik ke arah vertikal
maupun lateral. Beban vertikal merupakan beban yang tidak mempengaruhi gigi
penyangga, bagaimana pun besarnya beban tersebut. Sebaliknya, beban lateral
membawa efek yang dapat mengakibatkan kegoyangan bagi gigi penyangga sebab
memiliki daya ungkit yang sifatnya seperti menyongkel. Beban lateral
menyebabkan rasa nyeri pada jaringan lunak mulut apabila beban tersebut
berlebihan, kemudian lama-kelamaan menyebabkan resorbsi (Mizuuchi, 2002).
Resorbsi secara fisiologis terjadi pada processus alveolaris yang telah
kehilangan gigi dan sisa tulang ini disebut dengan residual ridge. Tetapi resorbsi
akan dipercepat dengan adanya beban yang berlebihan (overload). Maka beban
tersebut dapat menyebabkan proses resorbsi semakin hebat. Semakin besar
resorbsi, maka gigi tiruan semakin longgar dan tidak stabil. Semakin tidak stabil
gigi tiruan, semakin hebat goncangan yang didapat oleh processus alveolaris
maupun gigi penyangganya. Hal tersebut akan mengakibatkan kegoyangan gigi
penyangga semakin besar (Mizuuchi, 2002).
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA
2.3.2 Cara Mencegah Kegoyangan pada Gigi Penyangga
Tindakan yang dilakukan untuk menghindari akibat yang buruk, baik
terhadap gigi penyangga (abutment) maupun terhadap jaringan lunak mulut di
bawah basis gigi tiruan adalah sebagai berikut (MacEntee, 1993):
a. Luas basis gigi tiruan
Semakin luas basis gigi tiruan, semakin luas pula jaringan penyangga beban
yang disebabkan oleh daya kunyah. Beban tidak hanya disangga oleh gigi
namun juga oleh mukosa sehingga gaya yang diterima tidak terlalu berat.
Namun basis juga tidak boleh terlalu luas karena fungsi lidah maupun bibir
dan langit-langit lunak dapat terganggu.
b. Menghubungkan lebih dari satu gigi sebagai gigi penyangga
Dengan menghubungkan lebih dari satu gigi, maka daya kunyah akan dipikul
oleh lebih dari satu gigi, sedikitnya dua gigi. Hal ini dapat dilihat pada sebuah
free end denture.
c. Menggunakan occlusal rest
Kegunaan occlusal rest adalah:
1. Mendukung protesa terhadap tekanan vertikal dari oklusal dan kekuatan
ini diteruskan pada gigi penyangganya
2. Mencegah masuknya makanan ke dalam ruang pulpa antara sadel dan gigi
penyangga
3. Mencegah tekanan yang berlebihan pada jaringan lunak yang ada di bawah
basis gigi tiruan
4. Mencegah displacement/perpindahan tempat dari gigi tiruan
5. Mencegah ekstrusi gigi penyangga
ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI KEGOYANGAN GIGI PENYANGGA ...MERALDA ROSSY SYAHDINDA