Post on 07-May-2019
ARAH KEBIJAKAN PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH TAHUN
2020
Balikpapan, 11 Maret 2019
KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
2
Overview TKDD Tabel Alokasi dan Realisasi TKDD 2015-2019(Rp Triliun)
Pada tahun 2018, realisasi TKDD cukuptinggi mencapai Rp757,8 triliun atau 98,9
persen dari pagu APBN 2018. Realisasitersebut terdiri atas TKD sebesar Rp697,9
triliun (98,8 persen) dan Dana Desasebesar Rp59,9 triliun (99,8 persen)
2019
Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu
DBH 97,9 78,1 79,8% 109,1 90,5 83,0% 88,3 88,2 99,9% 89,2 93,7 105,0% 106,4
DAU 352,9 352,9 100,0% 385,4 385,4 100,0% 398,6 398,6 100,0% 401,5 401,5 100,0% 417,9
DAK Fisik 58,8 54,9 93,4% 89,8 75,2 83,7% 69,5 62,1 89,4% 62,4 58,1 93,1% 69,3
DAK Non Fisik 102,7 97,2 94,6% 121,2 88,7 73,2% 115,1 105,6 91,7% 123,5 115,3 93,4% 131,0
DID 1,7 1,7 100,0% 5,0 5,0 100,0% 7,5 7,5 100,0% 8,5 8,2 96,5% 10,0
Dana Otsus dan DIY 17,7 17,7 100,0% 18,8 18,8 100,0% 20,2 20,2 100,0% 21,1 21,1 100,0% 22,2
Dana Desa 20,8 20,8 100,0% 47,0 46,7 99,4% 60,0 59,8 99,7% 60,0 59,9 99,8% 70,0
Total TKDD 652,4 623,1 95,5% 776,3 710,3 91,5% 759,3 742,0 97,7% 766,2 757,8 98,9% 826,8
2015 2016 2017 2018Jenis Dana
•penguatan peran DID sebagai instrumen insentif dalam TKDD
•efisiensi dan efektivitas penggunaan Dana Otsusdan Dana Keistimewaan D. I. Yogyakarta
PenguatanpengelolaanDID, Otsus,
dan Dais Yogyakarta
•distribusi DD yang adil serta fokus pengentasankemiskinan desa
•peningkatan kesejahteraan melalui pemanfaatanDD untuk pemberdayaan masyarakat danpengembangan potensi ekonomi
PenguatanpengelolaanDana Desa
ARAH KEBIJAKAN TKDD 2020
•DAU bersifat final
•Pemenuhan mandatory spending utk infrastruktur
•Roadmap penyelesaian Kurang Bayar/Lebih Bayar DBH
Penguatanpengelolaan
Dana Transfer Umum (DTU)
•pengurangan kesenjangan layanan publik dasarantardaerah (focus SDM dan konektifitas)
• sinkronisasi perencanaan DAK•Pengalokasian dengan berbasis data dan biaya satuan
yang mencerminkan kebutuhan riil daerah•Berorientasi untuk meningkatkan kinerja dan
pencapaian output
Penguatanpengelolaan
Dana Transfer Khusus (DTK)
Pengalokasian dan pengaturan TKDD yang mendorong kinerja belanja Daerah secara efektif danefisien, memegang prinsip value for money dan sinergi antar belanja pusat dan daerah.
Kebijakan Jangka Menengah TKDD• Penguatan kebijakan afirmasi kepada daerah tertinggal, terluar dan terpencil untuk
mengejar ketertinggalan kuantitas dan kualitas layanan public utamanya untukinfrastruktur konektifitas (dari desa ke pusat pertumbuhan ekonomi)
• Penguatan integrated program based transfer yang terintegrasi antar berbagai jenistransfer dan belanja K/L, utamanya untuk pengentasan stunting, program Indonesia bersih dan sehat, peningkatan ekonomi kreatif
• Penguatan kebijakan transfer untuk mendukung penyelesaian permasalahan urban sector, seperti pengelolaan sampah, transportasi perkotaan, sanitasi dan air minum
• Kebijakan transfer yang langsung mendukung penyiapan SDM yang siap kerja, melaluipendidikan vokasi yang langsung terkoneksi dengan kebutuhan lapangan kerja
• Kebijakan Dana Desa untuk mendorong terciptanya ketahanan ekonomi masyarakatDesa melalui dukungan infrastruktur dan pengembangan potensi ekonomi di desa
• Dana Insentif Daerah untuk mendorong peningkatan kinerja Pemda yang terkoneksidengan pencapaian dan tujuan prioritas nasional, serta mendukung peningkatan tatakelola APBD dan kesejahteraan masyarakat
Dana Alokasi Umum
352.9
385.4398.6 401.5
417.8
2015 2016 2017 2018 2019
Perkembangan DAU TA 2015 – 2019(dalam triliun rupiah)
1. DAU murni tetap (telah memperhitungkan gaji 14 bulan)
2. Memperhitungkan DAU Tambahan untuk Kelurahan
3. Memperhitungkan kebijakan kepegawaian 2020
4. Memperhitungkan kebutuhan pooling fund risiko bencana
5. Meneruskan kebijakan kewajiban belanja belanja infrastruktur
KEBIJAKAN DAU TA 2019
1. Pagu DAU Nasional bersifat final minimal 26% dari PDN Netosetelah dikurangi penerimaan negara yang bersifatearmarked dan TKDD non-DAU
2. Pagu alokasi Rp 417,87 T, termasuk DAU Tambahan untukdukungan pendanaan kelurahan Rp 3,00 T bagi 8.212kelurahan untuk pembangunan sarana dan prasaranakelurahan dan pemberdayaan masyarakat di kelurahan
3. Mempertahankan kebijakan afirmasi luas wilayah laut 100%
4. Reformulasi komposisi Gaji ke-13 dan THR (Gaji Reguler, Gaji-13, THR, termasuk Kenaikan Gaji 5%, serta Formasi CPNSD)
5. Penggunaan minimal 25% DAU sebagai bagian dari DTUuntuk belanja infrastruktur disertai pengetatan kepatuhanberupa pengenaan sanksi atas kepatuhan penyampaianlaporan dan pemenuhan alokasi minimal DAU untukinfrastruktur
5
ARAH KEBIJAKAN DAU TA 2020
ARAH KEBIJAKAN DBH 2020
6
Dana Bagi Hasil
97.9109.1
88.3 89.2
106.4
2015 2016 2017 2018 2019
Perkembangan DBH TA 2015 – 2019(dalam triliun rupiah)
Kebijakan DBH di TA 2019
DBH dalam alokasi APBN TA 2019 adalah sebesar Rp 106.4 triliun atau naik sebesarRp17,2 triliun (19 persen) dibandingkan TA 2018 sebesar Rp89,2 triliun. Arah KebijakanUmum DBH TA 2019 sebagai berikut:
a) Pagu DBH TW IV TA 2019 diprioritaskan untuk penyelesaian KB DBH denganmemperhitungkan lebih bayar tahun sebelumnya.
b) Dalam hal realisasi penerimaan negara yang dibagihasilkan melebihi pagupenerimaan yang dianggarkan dalam tahun 2019, Penyaluran DBH berdasarkanrealisasi penerimaan Negara tersebut; dan
c) Dalam hal realisasi PNBP Migas yang dibagihasilkan melampaui target penerimaandalam APBN yang diikuti dengan kebijakan peningkatan subsidi BBM dan LPG,Pemerintah dapat memperhitungkan persentase tertentu dari peningkatan belanjasubsidi BBM dan LPG terhadap kenaikan PNBP Migas yang dibagihasilkan.
a) Melanjutkan kebijakan umum DBH tahun2 sebelumnya (earmarking CHT utk JKN, perluasan penggunaan DBH DR, berbasis realisasi, penggunaanDBH Tw IV utk KB DBH tahun sebelumnya, sharing burden PNBP utk peningkatan subsidi)
b) Penerapan pertama roadmap penyelesaian Kurang Bayar DBH (target penyelesaian bertahap 3 tahun)
Penyempurnaan kebijakan pengalokasian danpenganggaran DAK Fisik TA 2019 sebagai berikut:
1)Tertib proses dan dokumentasi, semuanya melalui Berita Acara
dan sesuai dengan PMK 121/PMK.07/2018;
2)Mempertajam sinkronisasi antara kegiatan yang didanai DAK
Fisik dengan belanja K/L, untuk menghindari duplikasi
pendanaan melalui integrasi aplikasi perencanaan DAK Fisik
dalam aplikasi KRISNA.
3)alokasi dak fisik telah memperhitungkan kinerja pelaksanaan
dak fisik tahun-tahun sebelumnya, selain indikator teknis yg
dinilai oleh K/L teknis
Penyempurnaan proses penyaluran TA 2019 yang dilakukan melalui:
1)Interkoneksi antara aplikasi KRISNA dengan aplikasi OM SPAN
dalam hal penyaluran agar pelaksanaan DAK Fisik tetap sejalan
dengan prioritas nasional yang teah ditetapkan; dan
2)menyalurkan DAK Fisik berbasis kinerja output/outcome yang
terlebih dahulu direviu oleh APIP Daerah untuk meningkatkan
kualitas pemantauan dan evaluasi pelaksanaan serta
meningkatkan kualitas laporan.DAK Fisik dalam alokasi APBN TA 2019 sebesar Rp 69,3 triliun atau naik sebesar Rp6,9 triliun (11
persen) dibandingkan TA 2018 sebesar Rp62,4 T.
Perkembangan DAK Fisik TA 2016-2019
ARAH KEBIJAKAN DAK FISIK TA 2019
2016 2017 2018 2019
APBN* APBN APBN APBN
57.597,70 58.342,21 62.436,26 69.326,70
1 Pendidikan 2.665,34 8.058,90 9.137,51 16.859,00
Pendidikan 2.665,34 8.058,90 9.137,51 15.959,00
GOR
-
-
- 600,00
Perpusda
-
-
- 300,00
2 Kesehatan dan KB 16.373,21 17.104,88 17.979,71 19.875,40
3 Air Minum 741,07 1.200,30 2.070,75 2.070,75
4 Sanitasi 606,33 1.250,20 2.160,99 2.000,00
5 Perumahan dan Permukiman
- 1.038,19 1.029,60 1.126,46
6 Pasar 1.112,12 1.035,70 1.772,69 1.772,69
7 Industri Kecil dan Menengah 245,20 531,50 563,69 540,00
8 Pertanian 3.941,54 1.650,04 1.681,69 1.900,00
9 Kelautan dan Perikanan 1.285,52 926,50 879,70 905,20
1 0 Pariwisata 91,94 504,40 631,95 1.003,40
1 1 Jalan 21.539,56 19.690,10 18.202,86 16.243,60
1 2 Irigasi 4.870,59 4.005,10 4.246,18 3.000,00
1 3 Energi Skala Kecil 677,53 502,30 500,10
-
1 4Lingkungan Hidup dan
Kehutanan1.602,04
- 500,72 530,20
1 5 Transportasi 1.845,70 844,10 1.078,13 1.500,00
Uraian
Dana Alokasi Khusus Fisik
(miliar Rp)
7
Arah Kebijakan DAK Fisik 2020
5
4
3
2
1
Melakukan konvergensi pendanaan DAK Fisik, DAKNon-Fisik dan Dana Desa dalam pelaksanaankegiatan pengentasan stunting, program Indonesiabersih dan sehat
Melakukan sinkronisasi perencanaan DAK Fisikdengan belanja K/L serta kesesuaian dg prioritasnasional
Melakukan refocusing bidang, subbidang dan menu kegiatan DAK Fisik
Penguatan peran APIP daerah dalam rangkameningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasiatas capaian output DAK Fisik di daerah
Mendorong pemanfaatan teknologi informasiuntuk peningkatan output layanan6
7
Memperkuat fokus pemanfaatan Dana TransferKhusus (DTK) untuk meningkatkan kualitas SDMdan daya saing daerah melalui pendidikan,kesehatan termasuk pengentasan stunting,peningkatan infrastruktur konektifitas daerah, danlainnya
Penyusunan peta kebutuhan dana kegiatan yang akan dibiayai melalui DAK Fisik secara medium term
8
97.288.7
105.6115.3
131.0
LKPP 2015LKPP 2016LKPP 2017 Realisasi2018
Alokasi2019
2
Dana Alokasi Khusus Nonfisik
Perkembangan DAK Nonfisik TA 2015 - 2019
R
p
Kebijakan DAK Non Fisik 2019
1. Perbaikan kualitas kinerja untuk seluruh bidang DAK Non Fisik melalui pengalokasian berbasiskinerja (dimulai dengan alokasi BOS berbasis kinerja sekolah) dan penyaluran berbasis kinerja.
2. Pengalokasian yang mencerminkan kebutuhan riil di daerah, berdasarkan jumlah sasaran yangdibutuhkan untuk mencapai SPM, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan denganmemperhatikan pemutakhiran data sasaran penerima dan unit cost.
3. Penguatan kebijakan afirmasi dalam mengalokasikan DAK Nonfisik untuk daerah 3T (Tertinggal,Terluar, dan Transmigrasi).
4. Mendorong penggunaan dukungan teknologi informasi untuk peningkatan kualitas layananpublik di daerah.
5. Penambahan jenis DAK Nonfisik jenis baru yaitu BOP Kesetaraan, BOP Museum dan TamanBudaya, Dana Pelayanan Kepariwisataan, dan Dana Bantuan Biaya Layanan Pengolahan Sampah(BLPS)
1. Memperkuat pengalokasian DAK Nonfisik berbasis kinerja, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkankualitas layanan (guru, sekolah, puskesmas).
2. Penyempurnaan unit cost yang mencerminkan kebutuhan riil daerah (mengakomodasi perbedaan standar harga antar daerah).
3. Penguatan kebijakan afirmasi dalam mengalokasikan seluruh jenis DAK Nonfisik.
4. melakukan konvergensi pendanaan DAK Fisik, DAK Non-Fisik dan Dana Desa dalam pelaksanaan kegiatan pengentasan stunting serta programIndonesia bersih dan sehat.
5. Mendorong penggunaan dukungan teknologi informasi dalam pelaksanaan dan pelaporan DAK Nonfisik di daerah.
Arah Kebijakan DAK Non Fisik 2020
11
KEBIJAKAN DANA INSENTIF DAERAH (DID)
4 KRITERIA UTAMA1) Opini BPK atas LKPD (WTP);2) Penetapan Perda APBD tepat waktu;3) Penggunaan e-government
(e-budgeting dan e-procurement);4) Ketersediaan PTSP.
KRITERIA & KATEGORI KINERJA
1) Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah;
2) Pelayanan Dasar Publik Bidang Pendidikan;
3) Pelayanan Dasar Publik Bidang Kesehatan;
4) Pelayanan Dasar Publik Bidang Infrastruktur;
5) Kesejahteraan Masyarakat;6) Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah;7) Perencanaan Daerah;8) SAKIP;9) Inovasi Pelayanan Publik;10) Kemudahan Berusaha;11) Pengelolaan Sampah.
11 KATEGORI KINERJA
Bertujuan untuk memberi penghargaan (reward) kepada Provinsi dan Kabupaten/Kotayang mempunyai kinerja baik dalam tata kelola keuangan daerah; pelayanan dasarpublik; pelayanan umum pemerintahan; serta dalam rangka peningkatan kesejahteraanmasyarakat yang dialokasikan berdasarkan kriteria utama dan kategori kinerja.
Kebijakan TA 2019:▪ Menambah indikator e-budgeting dan ketersediaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) dalam kriteria utama, untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaankeuangan daerah dan kemudahan berusaha di daerah;
▪ Penambahan kategori kinerja Pengelolaan Sampah, untuk mendorong pemerintahdaerah melaksanakan program pengelolaan dan pengurangan sampah plastik.
▪ Mempertahankan variabel Stunting dalam kategori pelayanan dasar publik bidangkesehatan karena stunting akan berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentananterhadap penyakit, menurunkan produktifitas dan kemudian menghambatpertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan.
▪ Penerima alokasi DID Tahun 2019 sebanyak 336 pemerintah daerah
36.2%
25.1%
14.8%
12.9%
11.1%
PU dan PenataanRuangPendidikan
Kesehatan
PemerintahanUmumLain-lain (RehabKantor, SDM)
Penggunaan DID 2018
Arah Kebijakan Dana Insentif Daerah TA 2020
12
DID dialokasikan berdasarkan Kriteria Utama dan Kategori Kinerja.
Penyederhanaan dan refocusing penentuan kategori/indikator penilaian yang lebih mencerminkan kinerja pemerintah daerah.
Penentuan kategori/indikator terutama diarahkan pada upaya untuk mendukung penanganan dan/atau pencapaian tujuan pembangunan yang merupakan prioritas nasional di bidang:
Memperkuat indikator yang digunakan dalam perhitungan kriteria utama seperti penggunaan e-planning untukmendorong peningkatan tata kelola keuangan daerah.
Memperbaiki perhitungan indikator PTSP pada kriteria utama untuk mendorong kemudahan dalam pengurusan izinusaha di daerah.
Memperbaiki metode perhitungan kinerja pemerintah daerah dalam perhitungan DID.
a) pelayanan dasar publik bidang pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan lingkungan hidup;
b) perbaikan dalam kesehatan fiskal dan tata kelola keuangan daerah (kemandirian fiskal, efektifitas pengelolaan APBD);
c) pelaksanaan kemudahan berusaha di daerah;d) inovasi daerah dalam meningkatkan kualitas pelayanan; e) kesejahteraan masyarakat.
13
DANA OTONOMI
KHUSUS DAN DANA
KEISTIMEWAAN DIY3
KEMENTERIAN KEUANGANDIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
Kebijakan tahun 2019
Dana Otsus dan DTI dalam APBN TA 2019 ditetapkan sebesar Rp20.979,9 miliar, dengan rincian sebagai berikut:
❑ Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh (Rp8.357,5 miliar)
❑ Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (Rp8.357,5 M)
dengan rincian sebagai berikut:
Provinsi Papua (Rp5.850,2 M) & Provinsi Papua Barat (Rp2.507,2 M)
DTI dalam rangka Otonomi Khusus Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat sebesar Rp4.265,0 miliar, terdiri dari:
Provinsi Papua (Rp2.824,4 miliar) & Provinsi Papua Barat (Rp1.440,6 miliar)
Arah Kebijakan tahun 2020Kebijakan Dana Otsus dan DTI TA. 2020 akan lebih diarahkan untuk meningkatkan akuntabilitas, tranparansi, efisiensi dan efektivitas pengelolaannya, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawabannya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat serta memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan daerah terutama di bidang pendidikan, kesehatan dan infrastrukur.
Untuk mendukung arah kebijakan tersebut, strategi kebijakan Dana Otsus dan DTI TA. 2020 akan diarahkan untuk:
❑ Peningkatan kualitas perencanaan Dana Otsus dan DTI di daerah;
❑ Percepatan pelaksanaan kegiatan di daerah melalui percepatan lelang, pelaksanaan, hingga penyampaian pelaporan penyaluran;
❑ Peningkatan akuntabilitas melalui melakukan penyaluran berdasarkan kinerja pelaksanaan;
❑ Penguatan pemantauan dan evaluasi yang dilakukan melalui sinergi dengan K/L terkait.
❑ Penguatan peran Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam penyusunan laporan penyaluran;
❑ Perbaikan fokus dan prioritas pemanfaatan dana untuk bidang pendidikan dan kesehatan, serta penyediaan infrastruktur.
❑ Sinkronisasi rencana penggunaan dengan prioritas nasional melalui pembahasan usulan dengan K/L terkait.
Kebijakan Dana Otonomi Khusus & Dana Tambahan Infrastruktur diarahkan:
❑ Meningkatkan efektivitas pemanfaatan melalui penyaluran berdasarkan kinerja penyerapan dan capaian output.
❑ Memperkuat pemantauan dan evaluasi melalui sinergi dengan K/L terkait.
❑ Mengoptimalkan pemanfaatannya terutama untuk peningkatan kualitas pelayanan dasar bidang pendidikan dan kesehatan, serta penyediaan infrastruktur.
❑ Sinkronisasi rencana penggunaan dengan prioritas nasional melalui pembahasan usulan dengan melibatkan Bappenas dan K/L terkait
Dana Otonomi Khusus dan DTI Prov. Papua dan Papua Barat
Kinerja Pelaksanaan Kebijakan Tahun 2018Dana Keistimewaan dalam APBN TA. 2018 ditetapkan sebesar Rp1.000,0 miliar. Dana Keistimewaan DIY dialokasikan sesuai dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY dalam rangka penyelenggaraan kewenangan keistimewaan DIY selain wewenang yang ditentukan dalam UU Pemerintahan Daerah, yaitu: a) tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; b) kelembagaan Pemerintah DIY; c) kebudayaan; d) pertanahan; dan e) tata ruangRealisasi penyaluran Dana Keistimewaan DIY mencapai 100 persen, yang telah dipergunakan untuk mendanai kegiatan berdasarkan urusan sebagai berikut:❑ Urusan kelembagaan pemerintah daerah sebesar Rp13,8 miliar (1,38 persen)❑ Urusan kebudayaan sebesar Rp396,6 miliar (39,7 persen)❑ Urusan pertanahan sebesar Rp23,0 miliar (2,3 peren); dan❑ Urusan tata ruang sebesar Rp566,5 miliar (56,6 persen).
Kebijakan Tahun 2019
Dana Keistimewaan DIY dalam APBN TA 2019 sebesar Rp1.200,0 miliar, diarahkan untuk:❑ Meningkatkan kualitas perencanaan dan ketepatan penggunaan Dana Keistimewaan DIY
sesuai dengan program prioritas nasional melalui pembahasan usulan dengan melibatkan Bappenas dan K/L terkait.
❑ Meningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasi guna mendukung akuntabilitas penyelenggaraan urusan keistimewaan DIY.
❑ Mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan di daerah melalui percepatan pelaporan dengan tetap memperhatikan kinerja penyerapan dan capaian output.
Arah Kebijakan Tahun 2020
Kebijakan Dana Keistimewaan DIY TA. 2020 akan diarahkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan Dana Keistimewaan DIY dalam melaksanakan urusan keistimewaan DIY.
Untuk mencapai hal tersebut, Kebijakan Dana Otsus dan DTI TA. 2020 diarahkan untuk:❑ Meningkatkan kualitas perencanaan dan
ketepatan penggunaan Dana Keistimewaan DIY sesuai dengan program prioritas nasional melalui pembahasan usulan dengan melibatkan Bappenas dan K/L terkait.
❑ Meningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasi guna mendukung akuntabilitas penyelenggaraan urusan keistimewaan DIY.
❑ Mendorong percepatan pelaksanaan kegiatan di daerah melalui percepatan pelaporan dengan tetap memperhatikan kinerja penyerapan dan capaian output
Dana Keistimewaan DIY
17
PERKEMBANGAN DANA DESA 2015-2019
▪ Dana Desa meningkat setiap tahunnya,dengan tetapmemperhatikan kemampuan keuangan negara dan kapasitaspelaksanaan di desa
▪ Dalam 5 tahun sejak tahun 2015, telah dialokasikan Dana Desasebesar Rp258 Triliun
Dana Desa Terus Tumbuh Guna Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Desa”
TARGET RPJMN 2015-2019:
Kinerja Pelaksanaan Kebijakan Tahun 2018
Dana Desa dalam APBN TA 2018 ditetapkan sebesar Rp60.000,0 miliar, ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.
Realisasi penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD mencapai 99,8 persen. Dana Desa tersebut antara lain telahdipergunakan untuk mendanai kegiatan yang ditujukan untukmenunjang aktivitas ekonomi rakyat dan menunjang kualitashidup masyarakat desa:
a. Menunjang aktivitas ekonomi rakyat :
▪ Jalan Desa (38.259 Km)▪ Jembatan (136.217 Meter)▪ Pasar Desa (2.407 Unit)▪ BUMDes (11.080 Kegiatan)
b. Menunjang kualitas hidup masyarakat desa :
▪ Tambatan Perahu (1.168 Unit)▪ Embung (1.813 Unit)▪ Irigasi (30.101 Unit)▪ Sarana Olahraga (12.559 Unit)
Kebijakan Tahun 2019
Dana Desa dalam APBN TA 2019 ditetapkan sebesar Rp70.000,0 miliar. Kebijakan Dana Desa Tahun 2019 diarahkan untuk:❑ Meningkatkan pagu anggaran Dana Desa; ❑ Menyempurnakan formulasi pengalokasian Dana Desa untuk mendukung percepatan pengentasan
kemiskinan dan ketimpangan dengan tetap memperhatikan aspek pemerataan dan berkeadilan.❑ Mengoptimalkan pemanfaatan Dana Desa yang fokus pada beberapa kegiatan prioritas desa; ❑ Melanjutkan skema padat karya tunai dalam penggunaan Dana Desa untuk pembangunan
infrastruktur/ sarana dan prasarana fisik;❑ Meningkatkan porsi pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat;❑ Meningkatkan perekonomian desa, melalui optimalisasi peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),
menciptakan Produk Unggulan Desa, dan memberikan kemudahan akses permodalan;❑ Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan Dana Desa melalui kebijakan penyaluran berdasarkan pada
kinerja pelaksanaan;❑ Sinergi pengembangan desa melalui pola kemitraan dengan dunia usaha;❑ Melakukan penguatan atas: (i) monev pelaksanaan kebijakan Dana Desa; (ii) kapasitas SDM Perangkat
Desa; serta (iii) koordinasi, konsolidasi dan sinergi dari tingkat Pemerintahan Pusat, pemda, kecamatan, hingga desa.
Berdasarkan kebijakan tersebut Dana Desa Tahun 2019 dialokasikan kepada434 kabupaten/kota dan 74.953 Desa, dengan ketentuan sebagai berikut:
❑ Alokasi Dasar (AD) sebesar 72 %, dibagi secara merata kepada setiap desa;❑ Alokasi Afirmasi (AF) sebesar 3 %, dibagi secara proporsional kepada desa tertinggal dan
desa sangat tertinggal yang mempunyai jumlah penduduk miskin (JPM) tinggi;❑ Alokasi Formula (AF) sebesar 25 %, dibagi berdasarkan:
• jumlah penduduk desa dengan bobot 10 %• jumlah penduduk miskin desa dengan bobot 50 %• luas wilayah desa dengan bobot 15 %• Indeks Kemahalan Konstruksi atau Indeks Kesulitan Geografis desa dengan bobot 25 %
▪ Penahan Tanah (27.411 Unit)▪ Air Bersih (22.663 Unit)▪ MCK (82.779 Unit)▪ Pondok Bersalin Desa (2.574 Unit)
▪ Drainase (6.255.373 Meter)▪ PAUD (3.788 Kegiatan)▪ Posyandu (7.020 Unit)▪ Sumur (9.872 Unit)
Sumber: SiPeDe Kementerian Desa PDTT
Dana Desa (1)
Usulan Kebijakan tahun 2020
Kebijakan Dana Desa TA. 2020 akan diarahkan untuk meningkatkan pelayanan publik di desa, mengentaskan kemiskinan, memajukan perekonomian desa, dan mengatasi kesenjangan pembangunan antardesa.
Untuk mencapai hal tersebut, Kebijakan Dana Desa TA. 2020 diarahkan untuk:
1. Mendukung percepatan pengentasan kemiskinan dan ketimpangan melalui penyempurnaan kebijakanpengalokasian dana desa terutama penyesuaian bobot alokasi dasar dan alokasi formula, sertapemberian afirmasi secara proporsional kepada desa tertinggal dan desa sangat tertinggal;
2. Meningkatkan porsi pemanfaatan Dana Desa untuk pemberdayaan masyarakat dalam rangka memajukan perekenomian desa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat desa;
3. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan Dana Desa melalui kebijakan penyaluran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan;
4. Mengoptimalkan peran APIP dalam penyampaian laporan penyaluran Dana Desa;
5. Mendorong peningkatan kinerja dalam pelaksanaaan Dana Desa, antara lain melalui:
❑ Pemberian insentif atas kinerja penyaluran Dana Desa tahun sebelumnya; dan
❑ Mempercepat penyaluran Dana Desa bagi desa yang mempunyai kinerja baik;
6. Meningkatkan koordinasi dan efektifitas dalam pelaksanaan pengawasan;
7. Meningkatkan kapasitas tenaga pendamping dan kapasitas perangkat desa.
Dana Desa (2)