Post on 05-Mar-2019
ANALISIS PENGARUH NILAI DAN RATING
PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK)
TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
DWI MARTANINGSIH
NIM 21313015
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
A
iii
ANALISIS PENGARUH NILAI DAN RATING
PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK)
TERHADAP RETURN SAHAM
(STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2007-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
DWI MARTANINGSIH
NIM 21313015
PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
viii
MOTTO
“… Cukuplah Allah (menjadipenolong) bagi kami danDiasebaik-baikpelindung.”
(QS.Ali „Imran:173)
“Barangsiapa yang keluaruntukmencariilmumakaiaberada di jalan Allah
hinggaiapulang.” (HR. Turmudzi)
Today is cruel. Tomorrow is crueler. And the day after tomorrow is beautiful.
Most people die when it‟s ”tomorrow evening” and don‟t get a chance to see the
sunrise.
–Jack Ma
ix
PERSEMBAHAN
Ucapan syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-Mu
telah memberiku kekuatan dan membekaliku dengan ilmu. Atas karunia dan
kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini bisa
terselesaikan. Kupersembahkan skripsi ini kepada:
1. Orang tua saya, Ibu Sri Ruwiyati (Almh) dan Bapak Komari (Alm), terima
kasih atas segala perjuangan ibu dan ayah. Semoga anakmu ini bisa menjadi
seperti yang ibu dan ayah harapkan dan semoga surga menjadi tempat ibu
dan ayah kembali.
2. Surya Edy Kusuma yang telah memberi semangat dan meluangkan banyak
waktu serta pikiran dalam proses pembuatan skripsi ini, semoga engkaulah
yang ditunjuk Allah untuk menjadi imamku.
3. Sahabat dan teman-teman, khususnya Maharani, Queentesa, Helmi, Juli dan
Rida yang telah memberi semangat juang kepada saya.
4. Almamater IAIN Salatiga tercinta.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan bagi penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh Nilai dan
Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Terhadap Return Saham (Studi pada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2016)” dengan
lancar.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita,
Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa‟atnya di Yaumul Qiyamah.
Penulis menyadari dalam proses penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan banyak pihak baik yang terlibat secara langsung maupun tak langsung.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, SE,. M.SI selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.SI selaku Ketua Program Studi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam.
4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabra
membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Agus Waluyo, M. Ag. selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
xi
6. Seluruh Dosen dan Staf IAIN Salatiga yang telah membantu penulis dalam
menempuh studi selama ini.
7. Sumber inspirasiku dan penyemangat hidupku yaitu kedua orang tua (Ibu Sri
Ruwiyati (Almh) dan Bapak Komari (Alm)), adik-adik tersayang (Dek Huda
dan Dek „Afa), terima kasih untuk semua kesempatan dan kepercayaan yang
telah diberikan selama ini.
8. Teman-temanku Maharani, Queentesa, Helmi, Juli, Rida dan Nida yang telah
memberi semangat kepada penulis.
9. Sahabat dunia akhirat Surya Edy Kusuma yang telah bersedia direpotkan
selama penyusunan skripsi ini.
10. Kelurga besar PS S1 angkatan 2013 yang telah memberikan warna tersendiri
dalam hidupku. Terima kasih… See you on top ya!
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Salatiga, 6 September 2017
Penulis
xii
ABSTRAK
Martaningsih, Dwi. 2017. Analisis Pengaruh Nilai dan Rating Penerbitan
Obligasi Syariah (Sukuk) Terhadap Return Saham (Stud ipada
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2016).
Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi S-1
Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing: Dr. Faqih Nabhan, M.M.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap
cumulative abnormal return dengan nilai perusahaan sebagai variabel intervening.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan path
analysis sebagai alat analisis.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
menerbitkanobligasi syariah (sukuk) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2007 - 2016 sebanyak 14 perusahaan. Berdasarkan kriteia purposive
sampling diperoleh sampel sebanyak 37 penerbitan obligasi syariah (sukuk).
Metode analisis data yang digunakandalam penelitian ini antara lain : uji
normalitas, uji asumsi klasik, analisis regresilinier berganda, uji simultan (F), uji
parsial (t), dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) tidak berpengaruh terhadap return saham,nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahan, nilai perusahaan berpengaruh
positif terhadap return saham dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)
berpengaruh positif terhadap return saham.
Kata Kunci: Obligasi, Obligasi syariah (sukuk),Nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk), rating penerbitan obligasi syariah (sukuk), nilai perusahan, cumulative
abnormal return, return saham
xiii
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................................ ii
JUDUL ................................................................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................... v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ..................................................................... vi
MOTTO................................................................................................................ viii
PERSEMBAHAN .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
ABSTRAK ............................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
D. Kegunaan Penelitian................................................................................... 12
E. Sistematika Penulisan................................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 14
A. Telaah Pustaka ........................................................................................... 14
B. Kerangka Teori........................................................................................... 21
1. Pasar Modal ............................................................................................ 21
2. Pasar Efisien ........................................................................................... 23
3. Investasi .................................................................................................. 26
4. Obligasi Syariah (Sukuk) ....................................................................... 28
5. Saham ..................................................................................................... 40
6. Nilai Perusahaan ..................................................................................... 43
xiv
7. Signalling Theory ................................................................................... 46
C. Kerangka Penelitian ................................................................................... 47
D. Hipotesis ..................................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 54
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 54
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 54
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 55
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 59
E. Definisi Konsep dan Operasional Variabel ................................................ 59
1. Definisi Konsep Variabel ....................................................................... 59
2. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 62
F. Alat Analisis Data ...................................................................................... 67
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 67
2. Uji Analisis Regresi Berganda ............................................................... 72
3. Uji F ........................................................................................................ 73
4. Uji t-test .................................................................................................. 73
5. Koefisien Determinasi ............................................................................ 74
BAB IV ANALISIS DATA .................................................................................. 75
A. Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................................ 75
1. Deskriptif Penelitian ............................................................................... 75
2. Deskriptif Statistik .................................................................................. 76
B. Analisis Data .............................................................................................. 77
1. Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 77
a) Uji Normalitas..................................................................................... 77
b) Uji Multikolonearitas .......................................................................... 80
c) Uji Heteroskedastisitas ....................................................................... 82
d) Uji Autokorelasi .................................................................................. 85
2. Uji Analisis Regresi Berganda ............................................................... 87
a) Analisis Regresi Tahap 1 .................................................................... 87
b) Analisis Regresi Tahap 2 .................................................................... 90
c) Pembentukan Model Analisis Path ..................................................... 94
xv
3. Pembahasan ............................................................................................ 97
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 102
A. Kesimpulan .............................................................................................. 102
B. Saran ......................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 104
LAMPIRAN ........................................................................................................ 108
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Research Gap ................................................................................... 9
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 18
Tabel 2.2 Perbedaan Antara Obligasi Syariah (Sukuk) dan
Obligasi Konvensional .................................................................... 30
Tabel 2.3 Hipotesis........................................................................................... 53
Tabel 3.1 Penentuan Sampel Penelitian ........................................................... 56
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ............................................................................. 56
Tabel 3.3 Rating Acuan Obligasi Syariah (Sukuk) .......................................... 63
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 66
Tabel 3.5 Pengambilan Keputusan Durbin Watson ......................................... 71
Tabel 4.1 Deskriptif Statistik ........................................................................... 77
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ....................... 81
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolonieritas .............................................................. 82
Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser Model 1 ................................................................ 85
Tabel 4.5 Hasil Uji Glejser Model 2 ................................................................ 86
Tabel 4.6 Pengukuran Uji Durbin Watson ....................................................... 87
Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin Watson Model 1 ................................................... 88
Tabel 4.8 Hasil Uji Durbin Watson Model 2 ................................................... 88
Tabel 4.9 Hasil Regresi Berganda Tahap 1 ...................................................... 89
Tabel 4.10 Hasil Regresi Berganda Tahap 2 .................................................... 92
Tabel 4.11 Besaran Pengaruh Langsung dan Tak Langsung ........................... 97
Tabel 4.12 Hasil Penelitian .............................................................................. 102
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Nilai Emisi Sukuk di Indonesia
Tahun 2012 s.d 2017 ................................................................... 3
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ..................................................................... 49
Gambar 4.1 Uji Normalitas Model 1................................................................ 79
Gambar 4.2 Uji Normalitas Model 2................................................................ 80
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Model 1 .......................................................... 84
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot Model 2 .......................................................... 84
Gambar 4.5 Pembentukan Model Analisis Path .............................................. 96
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Tabulasi Data Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama ini banyak orang memahami bisnis adalah bisnis, yang tujuan
utamanya mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Hukum ekomoni klasik
yang mengendalikan modal sekecil mungkin dan mengeruk keuntungan sebesar
mungkin telah menjadikan para pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk
meraih keuntungan, mulai dari cara memperoleh bahan baku, bahan yang
digunakan, tempat produksi, pengelolaannya, dan pemasarannya dilakukan
seefektif dan seefisien mungkin (Saifullah, 2011:128). Hal ini tidak
mengherankan jika para pelaku bisnis jarang memperhatikan tanggungjawab
sosial dan mengabaikan etika bisnis.
Aktifitas keuangan dalam Islam dipandang sebagai wahana bagi masyarakat
modern untuk membawa mereka kepada prinsip saling membantu di antara
anggota masyarakat untuk kebaikan dan menghindari menahan dana dan
membiarkannya menganggur serta tidak berputar dalam transaksi yang
bermanfaat bagi masyarakat umum. Islam mengajarkan untuk investasi dengan
prinsip syariah. Islam memperbolehkan pinjam meminjam tidak dengan bunga,
tapi dengan basis profit and loss sharing. Hal ini dapat diinterprestasikan bahwa
Islam mendorong umatnya menjadi investor bukan kreditor. Salah satu cara yang
dapat digunakan supaya harta produktif dapat bermanfaat bagi masyarakat umum
serta dapat mendorong masyarakat menjadi seorang investor yang prinsip-
2
prinsipnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam adalah dengan cara
berinvestasi pada pasar modal syariah (Huda dan Nasution, 2007:3).
Pasar modal syariah di Indonesia diawali dengan diterbitkannya pertama
kali reksadana syariah yaitu reksadana Danareksa Syariah pada tanggal 25 Juni
1997 dan diikuti dengan diterbitkannya obligasi syariah pada akhir tahun 2002
(Barlinti, 2010:133).
Sejak pertama kali diterbitkan tahun 2002, penerbitan obligasi syariah di
pasar modal Indonesia terus mengalami perkembangan, sampai Maret 2017 secara
kumulatif terdapat 105 penerbitan sukuk korporasi oleh emiten dengan total emisi
sebesar Rp 20.425,77 miliar. Dari jumlah tersebut, per Maret 2017 ada 55 sukuk
korporasi yang masih outstanding dengan nilai Rp 12.134,0 miliar. Adapun trend
perkembangan penerbitan sukuk di Indonesia sejak tahun 2012 sampai dengan
tahun 2017 sebagaimana pada gambar 1.1.
3
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2017)
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Nilai Emisi Sukuk di Indonesia
Tahun 2012 s.d 2017
Fakta pesatnya pertumbuhan ekonomi syariah ini tentu membawa dampak
positif bagi para pelaku ekonomi. Dalam hal ini, Mujahid (2010:3) menyatakan
bahwa pertumbuhan obligasi syariah (sukuk) global, obligasi syariah (sukuk)
negara, dan obligasi syariah (sukuk) perusahaan menjadi daya tarik tersendiri bagi
para pelaku pasar keuangan tersebut. Khusus untuk obligasi syariah (sukuk)
perusahaan, ini menjadi peluang dan alternatif yang bagus bagi perusahaan dalam
memenuhi kebutuhan dananya. Pertumbuhan obligasi syariah (sukuk) perusahaan
dari tahun ke tahun juga memberikan sinyal bahwa instrumen keuangan syariah
ini bisa menjadi penyokong kebutuhan pendanaan perusahaan untuk saat ini dan
masa mendatang, di mana perusahaan bisa menerbitkan obligasi syariah (sukuk)
4
sebagai alternatif pendanaannya selain menerbitkan saham yang selama ini sudah
biasa dilakukan.
Prinsip obligasi syariah (sukuk) pada dasarnya berbeda dengan obligasi
konvensional. Semenjak ada perbedaan pendapat fiqh bahwa bunga diharamkan
dalam Islam, maka muncul pertanyaan-pertanyaan tentang diskonto dalam
evaluasi investasi. Maka instrument-instrumen yang mempunyai komponen bunga
keluar dari daftar investasi halal. Seperti halnya perusahaan yang menjamin dana
melalui alat utang jangka panjang seperti obligasi konvensional pasti memberikan
pendapatan kepada investor berupa bunga atau kupon (Huda dan Nasution,
2007:85). Obligasi konvensional pun merupakan salah satu produk pendanaan
utang yang tidak halal. Kemudian muncul alternatif yang dinamakan obligasi
syariah (sukuk).
Sebagaimana diketahui, secara umum untuk memenuhi kebutuhan dana
perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan dapat memilih alternatif
sumber dana tambahan yang ada, antara lain melalui saham atau utang jangka
panjang (obligasi). Kedua jenis sumber dana ini memiliki kelebihan dan
kekurangan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan karena akan mengubah
struktur modal yang ada.
Perkembangan di pasar merupakan indikator yang penting untuk
mengetahui tingkah laku pasar. Para investor dalam melakukan transaksi di pasar
modal akan mendasarkan keputusannya pada berbagai informasi yang
dimilikinya. Informasi yang relevan dengan pasar modal merupakan sesuatu yang
dicari oleh investor dalam upaya pengambilan keputusan investasi. Penerbitan
5
obligasi syariah (sukuk) merupakan salah satu bentuk kebijakan perusahaan yang
akan berdampak pada terjadinya perubahan struktur modal perusahaan (Mujahid,
2010:9).
Informasi mengenai pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk)
akan direspon oleh investor. Jika investor benar-benar memanfaatkan informasi
tersebut dalam pengambilan keputusan investasinya, maka pengumuman tersebut
akan mempengaruhi reaksi pasar yang tercermin pada perubahan harga saham
(Pratama, 2013:5).
Septianingtyas (2012:4) menyatakan jika investor memandang positif
peristiwa penerbitan obligasi syariah (sukuk), maka return saham perusahaan
akan mengalami kenaikan seiring naiknya harga saham perusahaan. Sebaliknya,
jika investor memandang negatif peristiwa penerbitan obligasi syariah (sukuk),
maka return saham akan mengalami penurunan seiring menurunnya harga saham
perusahaan.
Perubahan return saham merupakan bukti dari adanya reaksi pasar. Untuk
mengukur reaksi pasar saham, peneliti menggunakan proksi cumulative abnormal
return karena penerbitan obligasi syariah (sukuk) memiliki kandungan informasi
yang memengaruhi perilaku pasar dan harga sekuritas. Penerbitan obligasi syariah
(sukuk) akan berdampak pada semakin tersedianya jumlah dana yang dapat
digunakan perusahaan untuk menjalankan kegiatan investasi dan operasionalnya.
Meningkatnya aktivitas investasi dan operasi perusahaan akan menciptakan
produksi dan distribusi barang dan jasa akan meningkat pula. Tingginya
produktivitas dan distribusi barang dan jasa akan meningkatkan roda ekonomi.
6
Tercukupinya supply barang dan jasa akan mendorong pergerakan demand dari
konsumen. Keseimbangan harga yang tercapai dari aktivitas ekonomi ini akan
turut menciptakan tingkat keuntungan yang optimal, sehingga net income
perusahaan akan semakin meningkat. Semakin besar net income menunjukan
semakin efektif perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, sehingga
kinerja keuangan perusahaan pun semakin meningkat. Dengan meningkatnya
kinerja keuangan perusahaan maka hal ini berdampak positif terhadap cumulative
abnormal return saham (Savitri, 2015:690). Dalam penelitian ini, peneliti
memfokuskan return atas investasi penerbitan obligasi syariah (sukuk) melalui
cumulative abnormal return yang diperoleh dengan mengakumulasi abnormal
return saham yang terjadi.
Penelitian Hasnawati (2005) , Hapsari (2000) dan Widyantoro (1995)
telah membahas hubungan antara keputusan investasi, keputusan pendanaan dan
kebijakan dividen dengan nilai perusahaan sangat erat. Indikatornya dapat dilihat
dari hasil-hasil penelitian tersebut hampir semuanya menunjukkan saling terkait
antara variabel bebas (keputusan investasi) tersebut dengan variabel terikat (nilai
perusahaan). Perusahaan diharapkan mampu melakukan pengambilan keputusan
keuangan yang dilakukan secara tepat, karena setiap keputusan keuangan yang
diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan yang lainnya yang berdampak
terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan meningkatkan pendapatan
pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan naik.
Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, maka pendapatan para pemegang
saham juga akan naik.
7
Keputusan penganggaran modal atau keputusan investasi adalah keputusan
untuk berinvestasi dalam aset berwujud maupun tak berwujud. Keputusan
investasi dimulai dengan identifikasi peluang investasi, yang sering disebut
dengan proyek investasi modal. Manajer keuangan harus membantu perusahaan
mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa
banyak yang akan diinvestasikan dalam proyek. Jika perusahaan mampu
menciptakan keputusan investasi yang tepat maka aset perusahaan akan
menghasilkan kinerja yang optimal sehingga memberikan sinyal positif bagi
investor yang nantinya akan meningkatkan harga saham dan menaikkan nilai
perusahaan (Ansori, 2010:172).
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septianingtyas (2012) yang
meneliti pengaruh nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan
terhadap return saham pada perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah
(sukuk) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2002 - 2009 memperoleh
hasil bahwa secara parsial maupun simultan nilai dan rating penerbitan obligasi
syariah (sukuk) berpengaruh positif dan signifikan terehadap return saham.
Selain itu, Kusumawati (2014) juga memperoleh hasil penelitian yang
sama dengan Septianingtyas (2012) bahwa bond rating memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham dengan bantuan ROA dan leverage sebagai
variabel kontrol.
Penelitian lain yang serupa dilakukan oleh Arifina (2016) dengan hasil
nilai dan rating penerbitan sukuk berpengaruh positif terhadap return saham, dan
8
menunjukkan bahwa nilai penerbitan sukuk memiliki kandungan informasi yang
cukup terhadap keputusan yang diambil oleh investor.
Berbeda dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Savitri
(2015) dan Pratama (2013) menunjukkan bahwa nilai dan peringkat obligasi
syariah (sukuk) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap reaksi pasar.
Penelitian dari Sumardi (2007) menyimpulkan bahwa penerbitan obligasi syariah
(sukuk) tidak berpengaruh terhadap cumulative abnormal return saham. Hasil
tersebut didukung oleh penelitian oleh Mujahid dan Fitrijanti (2010) yang
menyimpulkan nilai dan rating penerbitan obligasi syariah, baik secara simultan
maupun parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap cumulative abnormal
return.
Perbedaan hasil penelitian itulah yang menjadi dasar penulis untuk
melakukan penelitian ini. Selain itu, dilihat dari gambar 1.1 yang menggambarkan
tentang perkembangan nilai emisi sukuk di Indonesia yang selalu mengalami
peningkatan juga menjadi dasar dalam penelitian ini, karena penduduk Indonesia
tertarik dengan jenis investasi obligasi syariah (sukuk).
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan meneliti kembali mengenai
pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar modal dengan
judul penelitian “Analisa Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) terhadap
Reaksi Pasar Modal Indonesia-Survey terhadap Perusahaan-perusahaan yang
Menerbitkan Obligasi Syariah (Sukuk) dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2007 - 2016”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian event
study yang merupakan study dalam melihat reaksi pasar terhadap suatu peristiwa
9
(event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penggunaan sampel, periode
penelitian, dan pemilihan data. Penelitian ini menerima saran dari penelitian-
penelitian sebelumnya dengan memperluas populasi yang digunakan dan
memperpanjang periode waktu penelitian. Selain itu, peneliti menggunakan nilai
perusahaan sebagai variabel intervening.
Tabel 1.1
Research Gap
Gap Penulis Temuan
Isu: Pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar.
Research Gap: Terdapat perbedaan hasil penelitian mengenai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar modal Indonesia.
Penerbitan obligasi
syariah (sukuk)
berpengaruh
terhadap reaksi pasar
modal Indonesia
Kosasih (2010) Pengumuman penerbitan obligasi
syariah (sukuk) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
return saham harian. Hal ini
bermakna bahwa pasar telah
bereaksi positif terhadap
informasi pengumuman
penerbitan obligasi syariah
(sukuk).
Septianingtyas
(2012)
Secara parsial variabel nilai dan
rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
Secara simultan variabel nilai dan
rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) berpengaruh dan
signifikan terhadap return saham.
Fidhayatin dan
Dewi (2012)
Nilai perusahaan berpengaruh
positif terhadap return saham.
Dilanjutkan
10
Lanjutan Tabel 1.1
Gap Penulis Temuan
Kusumawati
(2014)
Bond rating memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap return
saham dengan bantuan ROA dan
leverage sebagai variabel kontrol.
Arifina (2016) Nilai dan rating penerbitan sukuk
berpengaruh positif terhadap
return saham, menunjukkan
bahwa nilai penerbitan sukuk
memiliki kandungan informasi
yang cukup terhadap keputusan
yang diambil oleh investor.
Penerbitan obligasi
syariah (sukuk) tidak
berpengaruh
terhadap reaksi pasar
modal Indonesia
Sumardi (2007) Penerbitan obligasi syariah (sukuk)
tidak berpengaruh terhadap
cumulative abnormal return
saham.
Mujahid dan Fitrijanti (2010)
Nilai dan rating penerbitan obligasi syariah, baik secara
simultan maupun parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap
cumulative abnormal return.
Pratama (2013) Nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) perusahaan tidak
berpengaruh terhadap return
saham.
Prihapsari (2015) Nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) perusahaan tidak
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
Sumber: Kosasih (2010), Septianingtyas (2012), Fidhayatin dan Dewi
(2012), Pratama (2013), Kusumawati (2014), Arifina (2016),
Sumardi (2007), Mujahid dan Fitrijanti (2010), Prihapsari (2015)
Inkonsistensi penelitian penerbitan obligasi syariah (sukuk) di pasar modal
Indonesia dapat dilihat pada tabel 1.1. Pemilihan sampel periode dalam penelitian
ini mengambil tahun 2007 sampai 2016 karena penulis ingin mendapatkan hasil
11
terbaru dari penelitian yang ada dan pertimbangan belum ada penelitian sejenis
yang dilakukan pada tahun yang bersangkutan.
B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap
return saham?
2. Bagaimana pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap
nilai perusahaan?
3. Bagaimana pengaruh nilai perusahaan terhadap return saham?
4. Bagaimana pengaruh rating obligasi syariah (sukuk) terhadap return
saham?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk:
1. Menjelaskan pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)
terhadap return saham.
2. Menjelaskan pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)
terhadap nilai perusahaan.
3. Menjelaskan pengaruh nilai perusahaan terhadap return saham.
4. Menjelaskan pengaruh rating obligasi syariah (sukuk) terhadap return
saham.
12
D. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan berikut:
1. Menjadi tambahan referensi dan memberi kontribusi pada
perkembangan studi mengenai penerbitan obligasi syariah (sukuk) di
pasar modal terutama pasar modal Indonesia.
2. Memberikan informasi kepada investor mengenai return saham
perusahaan yang mengeluarkan obligasi syariah (sukuk) sehingga
dapat digunakan sebagai masukan dalam melakukan investasi di pasar
modal.
3. Bagi perusahaan penerbit obligasi syariah (sukuk) diharapkan
penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti empiris untuk mengkaji
dampak kebijakan perusahaan dalam menerbitkan obligasi syariah
(sukuk).
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan dalam memahami
penelitian yang diuraikan penulis. Sistematika penulisan disusun secara runtut
yang terdiri dari lima bab, yaitu sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab satu berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah;
rumusan masalah; tujuan penelitian; kegunaan penelitian memberi
gambaran objek yang akan menggunakan hasil penelitian dan sistematika
penulisan yang berisi urutan penulisan penelitian yang dilakukan.
13
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab dua berisi landasan teori yang mencakup telaah pustaka sebagai
ringkasan penelitian terdahulu dan posisi penelitian terkini; kerangka teori
yang menjelaskan bangunan teori untuk menganalisis variabel penelitian;
kerangka penelitian berupa model hipotesis dalam bentuk gambar yang
menggambarkan posisi variabel yang akan diteliti dan hipotesis yang berisi
hipotesis yang diajukan.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab tiga berisi metode penelitian yang mencakup jenis penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif-kuantitatif; lokasi dan waktu penelitian;
populasi dan sampel; teknik pengumpulan data; skala pengukuran; definisi
konsep dan operasional; uji instrument penelitian dan alat analisis.
BAB IV : ANALISA PENELITIAN
Bab empat berisi analisa penelitian yang mencakup deskripsi objek
penelitian dan analisa data yang telah didapat dari data.
BAB V : PENUTUP
Bab lima berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran berupa
tindakan yang seharusnya dilakukan untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian mengenai pengaruh penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap
reaksi pasar modal Indonesia telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Adapun
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain:
1. Penelitian oleh Sumardi (2007) menyimpulkan bahwa penerbitan obligasi
syariah (sukuk) berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian tersebut
dilakukan terhadap 30 sampel perusahaan yang menerbitkan obligasi
syariah (sukuk) tahun 2000 - 2006 yang telah menerbitkan saham
sebelumnya. Peneltian dilakukan dengan metode market model event
study. Penelitian dilanjutkan dengan melihat pengaruh faktor leverage
ratio dan PER terhadap perubahan abnormal return saham pada saat
penerbitan obligasi syariah (sukuk) serta mengetahui perbedaan pengaruh
tersebut pada rating obligasi yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan
metode paired-sample t-test untuk melihat apakah ada perbedaan
abnormal return yang positif sebelum dan sesudah event, dan regresi
linier untuk melihat pengaruh variabel terikat (leverage ratio, PER, dan
dummy rating) terhadap variabel bebas (CAR). Seluruh pengujian
dilakukan dengan interval kepercayaan 95%. Penelitian mendapatkan hasil
bahwa penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh terhadap
15
abnormal return saham. Leverage ratio tidak berpengaruh positif terhadap
abnormal return saham dan rating tidak berpengaruh terhadap perubahan
tersebut, tetapi PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham, dan perbedaan rating memberikan perbedaan pada pengaruh
tersebut.
2. Mujahid dan Fitrijanti (2010) melakukan penelitian mengenai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) yang diwakili oleh nilai dan rating dari
penerbitan obligasi syariah (sukuk) tersebut serta untuk reaksi pasar
digambarkan dengan kumulatif return saham yang abnormal. Penelitian
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survei. Subyek
penelitian adalah 14 perusahaan yang telah menerbitkan obligasi syariah
(sukuk) dan telah tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2002 -
2009. Metode statistik yang digunakan dalam penelitian adalah metode
regresi linier berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh yang signifikan dari penerbitan obligasi syariah (sukuk)
terhadap kumulatif return saham yang abnormal.
3. Penelitian dengan hasil berbeda dilakukan oleh Septianingtyas (2012)
yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis sejauh mana
pengaruh nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) baik secara
parsial maupun simultan terhadap return saham. Data yang digunakan
adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2002 - 2009 dengan jumlah sampel sebanyak 32 penerbitan obligasi
16
syariah (sukuk). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara parsial
maupun simultan nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hasil koefisien
determinasi menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama
dapat menjelaskan variabel terikat sebesar 60,4% dan sisanya sebesar
39,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
4. Selain mengenai penerbitan obligasi syariah (sukuk), nilai perusahaan
juga turut mendukung penelitian ini, Fenandar (2012) melakukan
penelitian untuk menganalisa pengaruh keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan yang diukur
dengan Price Book Value (PBV), dengan menggunakan data yang terdiri
dari 94 perusahaan yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia. Populasi
dari penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia dengan perusahaan manufaktur sebagai sampel. Penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik dan untuk uji
hipotesis menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan.
5. Penelitian lain mengenai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dilakukan
oleh Kusumawati (2014) yang bertujuan untuk menguji adanya pengaruh
pengumuman perubahan bond rating terhadap return saham perusahaan di
17
Bursa Efek Indonesia, baik yang mengalami perubahan upgrade maupun
downgrade. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah return
saham sebagai varabel dependent, bond rating sebagai variabel
independent, serta ROA (Return On Assets) dan leverage sebagai variabel
kontrol. Data yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 - 2012 dengan jumlah sampel
sebanyak 45 perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian event study.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bond rating memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap return saham dengan bantuan ROA dan leverage
sebagai variabel kontrol.
6. Arifina (2016) menyatakan hasil penelitian yang senada dengan
Septianingtyas (2012) dan Kusumawati (2014). Variabel bebas dari
penelitian yaitu nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk),
sedangkan return saham sebagai variabel terikat. Populasi yang digunakan
adalah perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk)
yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 - 2015 dan terdapat
36 penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebagai sampel. Hasil dari
penelitian adalah nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh
positif terhadap return saham, menunjukkan bahwa nilai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) memiliki kandungan informasi yang cukup
terhadap keputusan investor. Variabel rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) juga berpengaruh positif terhadap return saham, menunjukkan
18
bahwa rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) mampu mempengaruhi
investor dalam keputusan investasi seperti halnya pada variabel nilai
penerbitan obligasi syariah (sukuk).
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penulis Isi Penelitian
1. Sumardi (2007) Meneliti tentang apakah memang penerbitan obligasi
syariah (sukuk) mempengaruhi harga saham. Penelitian
dilakukan terhadap 30 sampel perusahaan yang
menerbitkan obligasi syariah (sukuk) tahun 2000 - 2006
yang telah menerbitkan saham sebelumnya. Peneltian
dilakukan dengan metode market model event study.
Penelitian dilanjutkan dengan melihat pengaruh faktor
leverage ratio dan PER terhadap perubahan abnormal
return saham pada saat penerbitan obligasi syariah
(sukuk) serta mengetahui perbedaan pengaruh tersebut
pada rating obligasi yang berbeda. Penelitian
mendapatkan hasil bahwa penerbitan obligasi syariah
(sukuk) tidak berpengaruh terhadap abnormal return
saham dan PER berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
2. Mujahid dan
Fitrijanti (2010)
Meneliti pengaruh nilai dan rating dari penerbitan
obligasi syariah (sukuk) terhadap reaksi pasar yang
digambarkan dengan kumulatif return saham yang
abnormal. Subyek penelitian adalah 14 perusahaan yang
telah menerbitkan obligasi syariah (sukuk) dan telah
tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2002 -
2009. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak ada
pengaruh yang signifikan dari penerbitan obligasi syariah
(sukuk) terhadap kumulatif return saham yang abnormal.
Dilanjutkan
19
Lanjutan Tabel 2.1
No Penulis Isi Penelitian
3. Septianingtyas
(2012)
Mendeskripsikan dan menganalisis sejauh mana pengaruh
nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) baik
secara parsial maupun simultan terhadap return saham.
Data yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2002 - 2009
dengan jumlah sampel sebanyak 32 penerbitan obligasi
syariah (sukuk). Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa secara parsial maupun simultan nilai dan rating
penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham.
4. Fenandar (2012) Menganalisa pengaruh keputusan investasi, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan yang diukur dengan Price Book Value (PBV),
dengan menggunakan data yang terdiri dari 94
perusahaan yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan publik
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dengan
perusahaan manufaktur sebagai sampel. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
5. Kusumawati
(2014)
Menguji adanya pengaruh pengumuman perubahan bond
rating terhadap return saham perusahaan di Bursa Efek
Indonesia, baik yang mengalami perubahan upgrade
maupun downgrade. Variabel yang digunakan dalam
penelitian adalah return saham sebagai varabel
dependent, bond rating sebagai variabel independent,
serta ROA (Return On Assets) dan leverage sebagai
variabel kontrol. Data yang digunakan adalah perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun
2008 - 2012 dengan jumlah sampel sebanyak 45
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bond
rating memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return
saham dengan bantuan ROA dan leverage sebagai
variabel kontrol.
Dilanjutkan
20
Lanjutan Tabel 2.1
No Penulis Isi Penelitian
6. Arifina (2016) Variabel bebas dari penelitian yaitu nilai dan rating
penerbitan obligasi syariah (sukuk), sedangkan return
saham sebagai variabel terikat. Populasi yang digunakan
adalah perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi
syariah (sukuk) yang listing di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2009 - 2015 dan terdapat 36 penerbitan obligasi
syariah (sukuk) sebagai sampel. Hasil dari penelitian
adalah nilai dan rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) berpengaruh positif terhadap return saham.
Sumber: Sumardi (2007), Mujahid dan Fitrijanti (2010), Septianingtyas
(2012), Fenandar (2012), Kusumawati (2014), Arifina (2016)
Mengacu pada tabel 2.1 maka variabel bebas yang digunakan dalam penelitian
ini adalah nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan rating obligasi syariah
(sukuk), sedangkan reaksi pasar sebagai variabel terikat. Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian terdahulu yaitu penggunaan variabel intervening berupa nilai
perusahaan dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan-
perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007 – 2016.
21
B. Kerangka Teori
1. Pasar Modal
a) Pengertian Pasar Modal
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal, “Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek”.
Sedangkan menurut Siegel dan Shim (1999:68), “pasar modal
adalah pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan”.
Adapun menurut Husnan (2001) dalam Pratama (2013:10)
mendefinisikan pasar modal sebagai instrumen keuangan (sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk utang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah maupun
perusahaan swasta.
Dari beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
pasar modal adalah pasar untuk melakukan penawaran umum dan
perdagangan efek yang diterbitkan oleh perusahaan publik maupun
pemerintah serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Sedangkan pasar modal syariah menurut Otoritas Jasa Keuangan
merupakan kegiatan pasar modal yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah dengan memiliki 2 peran penting, yaitu sebagai sumber
22
pendanaan bagi perusahaan untuk pengembangan usahanya melalui
penerbitan efek syariah dan sebagai sarana investasi efek syariah bagi
investor.
b) Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal
dengan sebutan sekuritas. Sekuritas, atau juga disebut efek atau surat
berharga, merupakan aset finansial yang menyatakan klaim keuangan.
Pasar modal pada prinsipnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka
panjangbaik berbentuk utang maupun ekuitas (modal sendiri) serta
berbagai produk turunannya. Tandelilin (2010:30) menyebutkan
sekuritas jangka panjang yang saat ini diperdagangkan di pasar modal
Indonesia antara lain:
a) Saham biasa (common stock) adalah sertifikat yang
menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan dimana
pemiliknya disebut juga pemegang saham.
b) Saham preferen (preferred stock) merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara saham biasa dan
obligasi.
c) Bukti right merupakan sekuritas yang memberikan hak
kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru
perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama
periode tertentu.
23
d) Waran adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan
harga yang sudah ditentukan.
e) Obligasi (bond) adalah tanda bukti perusahaan memiliki
utang jangka panjang kepada masyarakat yaitu di atas 3
tahun.
f) Obligasi konversi memiliki karakteristik dengan obligasi
biasa hanya saja sekuritas ini dapat ditukar dengan saham
biasa.
g) Kontrak berjangka (future contract) merupakan suatu
perjanjian yang dibuat hari ini untuk mengharuskan adanya
transaksi di masa mendatang.
h) Kontrak opsi (option contract) adalah perjanjian yang
memberi hak kepada pemiliknya, tetapi bukan kewajiban,
untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu pada harga
tertentu selama waktu tertentu.
i) Reksa dana merupakan wadah yang berisi sekumpulan
sekuritas yang dikelola oleh perusahaan investasi dan
dibeli oleh investor.
2. Pasar Efisien
Konsep pasar yang efisien lebih ditekankan pada aspek informasi,
artinya pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas
24
yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang
tersedia. Pasar efisien dan semua informasi bisa diakses secara mudah
dan dengan biaya yang murah oleh semua pihak di pasar, maka harga
yang terbentuk adalah harga keseimbangan, sehingga tidak seorang
investor pun bisa memperoleh keuntungan tak normal dengan
memanfaatkan informasi yang dimilikinya (Tandelilin, 2010:218 - 219).
Fama (1970) dalam Hartono (2007:381) menyajikan 3 macam
bentuk utama dari efisiensi pasar, yaitu:
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika
harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh mengenai
informasi masa lalu. Informasi ini merupakan informasi
yang sudah terjadi. Jika pasar efisien secara bentuk lemah,
maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk
memprediksi harga sekarang.
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong form
efficiency)
Pasar akan dikatakan efisien setengah kuat jika harga-
harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua
informasi yang dipublikasi termasuk informasi yang berada
di dalam laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.
Informasi tersebut seperti:
25
a) informasi yang dipublikasi hanya mempengaruhi
harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasi
informasi tersebut. Informasi ini biasanya berbentuk
corporate event seperti pengumuman laba,
pengumuman pembagian dividen dan sebagainya.
b) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi
harga-harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi
ini seperti pengumuman peraturan pemerintah,
peraturan perundang-undangan, pengumuman
penggantian pemimpin dan sebagainya.
c) Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi
harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar
di pasar saham.
3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form efficiency)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-
harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect)
semua informasi yang terjadi termasuk informasi privat. Jika
pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual
investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh
keuntungan tidak normal karena mempunyai informasi
privat.
26
3. Investasi
a) Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2006:4) investasi merupakan penanaman
modal pada satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya memiliki
jangka waktu yang panjang dengan harapan memperoleh keuntungan di
masa yang akan datang, di mana tindakan penanaman modal tersebut
dilakukan oleh individu maupun entitas yang mempunyai kelebihan
dana. Sedangkan Tandelilin (2010:2) investasi merupakan komitmen
atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat
ini, dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang.
Berdasarkan beberapa pengertian investasi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa investasi adalah aktivitas menyimpan atau
menanamkan sejumlah uang pada suatu barang atau jasa, dengan tujuan
untuk memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Sementara
pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor.
Hal mendasar yang harus dipahami oleh investor dalam proses
investasi adalah hubungan antara return dengan risiko adalah searah
atau linear. Berarti, semakin besar return yang diharapkan, semakin
besar risiko yang harus dipertimbangkan. Hal tersebut menjadi alasan
kenapa tidak semua investor melakukan investasi pada aset yang
menawarkan return yang paling tinggi.
27
b) Risk and Return
Seorang investor membeli suatu saham dengan harapan
memperoleh hasil pengembalian yang tinggi selama masa investasinya.
Namun sering kali investor dihadapi pada suatu kenyataan dimana
actual return berbeda dengan expected return, perbedaan antara hasil
yang diharapkan dengan hasil kenyataan tersebut merupakan sumber
dari risiko. Perbedaan antara harapan dan kenyataan tersebut bersumber
pada adanya suatu ketidakpastian (uncertainty) (Murhadi, 2009:36).
Tandelilin (2010:102) juga mengungkapkan hal serupa bahwa
risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang
diterima dengan return harapan. Semakin besar kemungkinan
perbedaannya, berarti semakin besar risiko investasi tersebut. Konsep
risiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu
mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiap risiko investasi
yang dihadapinya. Ketika orang membeli aset finansial, keuntungan
atau kerugian dari investasi ini disebut return atas invetasi. Total return
atas investasi umumnya mempunyai 2 komponen. Pertama, tunai apa
pun yang diterima ketika mempunyai investasi. Untuk saham,
pembayaran tunai dari perusahaan kepada pemegang saham adalah
dividen. Kedua, nilai aset yang dibeli mungkin berubah, yang berarti ada
capital gain atau capital loss. Untuk saham, harganya bisa mengalami
28
peningkatan sehingga pemegangnya dikatakan memperoleh capital gain
atau juga bisa mengalami penurunan yang disebut capital loss.
4. Obligasi Syariah (Sukuk)
a) Pengertian Obligasi Syariah (Sukuk)
Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 32/DSN-
MUI/IX/2002 yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia, obligasi
syariah atau sukuk adalah suatu surat berharga jangka panjang
berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang
obligasi syariah (sukuk) yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syariah (sukuk) berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh
tempo.
Sedangkan definisi obligasi syariah (sukuk) menurut Akuntansi
dan Auditing Organisasi untuk Institusi Keuangan Islam (AAOIFI)
adalah sertifikat berharga yang bernilai sama yang mewakili bagian
kepemilikan yang sepenuhnya dari aset yang tangible, manfaat aset dan
jasa. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa obligasi syariah
(sukuk) merupakan instrumen investasi berprinsip syariah yang
memberikan pendapatan tetap kepada para investor.
29
b) Karakteristik Obligasi Syariah (Sukuk)
Obligasi syariah (sukuk) memiliki beberapa karakteristik.
Pertama, obligasi syariah (sukuk) menekankan pendapatan investasi
bukan berdasar kepada tingkat bunga yang telah ditentukan sebelumnya.
Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah (sukuk) berdasar kepada
tingkat rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah disepakati oleh
pihak emiten dan investor.
Kedua, dalam sistem pengawasannya selain diawasi oleh pihak
Wali Amanat maka mekanisme obligasi syariah (sukuk) juga diawasi
oleh Dewan Pengawas Syariah (di bawah Majelis Ulama Indonesia)
sejak dari penerbitan obligasi sampai akhir dari masa penerbitan obligasi
tersebut. Dengan adanya sistem ini maka prinsip kehati-hatian dan
perlindungan kepada investor obligasi syariah (sukuk) diharapkan bisa
lebih terjamin.
Ketiga, jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil
pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur
nonhalal. Adapun lembaga Profesi Pasar Modal yang terkait dengan
penerbitan obligasi syariah (sukuk) masih sama seperti obligasi biasa
pada umumnya (Sutedi, 2009:127 - 128).
30
c) Perbedaan Obligasi Syariah (Sukuk) dan Obligasi
Konvensional
Obligasi konvensional merupakan fixed income security yang
memberikan bunga kepada pemegangnya sebagai pendapatan
bondholder. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik obligasi syariah
(sukuk) yang tidak mendasar pada bunga tetapi pada bagi
hasil/margin/fee. Selain itu, ada beberapa hal lain yang membedakan
antara obligasi syariah (sukuk) dengan obligasi konvensional,
diantaranya tentang syarat adanya underlying asset dalam penerbitan
(Pratama, 2013:36).
Perbedaan antara obligasi syariah (sukuk) dan obligasi
konvensional dapat dilihat lebih jelas pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Perbedaan Antara Obligasi Syariah (Sukuk) dan
Obligasi Konvensional
Instrumen Obligasi syariah
(sukuk)
Obligasi
Sifat Bukan merupakan
utang bagi
penerbitnya tetapi
merupakan lembar
saham kepemilikan
atas aset/proyek/jasa
spesifik yang tidak
dibagikan.
Utang bagi
penerbitnya.
Dilanjutkan
31
Lanjutan Tabel 2.2
Instrumen Obligasi syariah
(sukuk)
Obligasi
Nilai buku aset Minimum 51% aset
berwujud (tangible
asset) pada kontrak
mereka disyaratkan
untuk menyokong
penerbitan sukuk
ijarah.
Secara umum tidak
mensyaratkan.
Tuntutan Pemilik menuntut
atas aset/proyek/jasa
yang dijaminkan dan
lain-lain.
Kreditor menuntut
atas peminjaman
utang dan pada
beberapa kasus
menerapkan hukum
gadai atas aset.
Keamanan Keamanan djamin
oleh hak
kepemilikan atas aset
atau proyek yang
dijaminkan dalam
penjaminan aset atau
proyek selain
bentuk-bentuk
peningkatan jaminan
yang telah
ditentukan.
Secara umum
obligasi tidak aman
kecuali pada kasus
seperti firs
mortgage bond
(obligasi yang
dijamin dengan
properti), equipment
trust certificates
(obligasi yang
dijamin dengan aset
tertentu) dan lain-
lain.
Prinsip dan
pengembalian
Tidak dijamin oleh
penerbit.
Dijamin oleh
penerbit.
Tujuan Harus diterbitkan
hanya untuk tujuan
halal secara Islami.
Dapat diterbitkan
untuk beberapa
tujuan.
Perdagangan
sekuritas
Penjualan atas minat
kepemilikan pada
aset/proyek/jasa
yang spesifik dan
lain-lain.
Penjualan atas
instrument utang.
Dilanjutkan
32
Lanjutan Tabel 2.2
Instrumen Obligasi syariah
(sukuk)
Obligasi
Tanggung jawab
pemegang/pemilik
Tanggung jawab
untuk kewajiban
yang telah
ditentukan berkaitan
dengan
aset/proyek/transaksi
yang dijaminkan
terbatas pada
partisipasi dalam
penerbitan.
Pemegang tidak
bertanggung jawab
atas kondisi
keuangan penerbit.
Sumber: Sunarsih (2008:61)
d) Struktur Obligasi Syariah (Sukuk)
Menurut Huda dan Nasution (2007:88) obligasi syariah (sukuk)
merupakan bentuk pendanaan sekaligus investasi dengan beberapa
bentuk struktur yang dapat ditawarkan untuk tetap menghindarkan pada
riba. Berdasarkan pengertian tersebut, obligasi syariah (sukuk) dapat
memberikan:
a) Bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, muqaradhah,
qiradh atau musyarakah. Karena akad mudharabah atau
musyarakah adalah kerjasama dengan skema bagi hasil
pendapatan atau keuntungan.
b) Margin/fee berdasarkan akad murabahah atau salam atau
istishna‟ atau ijarah. Dengan akad
murabahah/salam/istishna‟ atau ijarah sebagai bentuk jual
33
beli dengan skema cost plus basis, obligasi jenis ini akan
memberikan fixed return.
Walaupun bentuk akad yang diterapkan dalam obligasi syariah
(sukuk) itu banyak, namun dilihat dari akad yang digunakan sampai saat
ini baru 2 jenis obligasi syariah (sukuk) yang sedang berkembang di
Indonesia, yaitu obligasi syariah (sukuk) murabahah dan ijarah.
Keduanya sesuai kaidah syariah namun bebeda dalam perhitungan,
penilaian, dan pemberian hasil (return) (Sunarsih, 2008:66).
1. Obligasi syariah (sukuk) mudharabah
Obligasi mudharabah adalah skema kerja sama dengan
skema bagi hasil pendapatan, obligasi jenis ini akan memberikan
return dengan menggunakan term indicative/expected return
karena sifatnya yang floating dan tergantung pada kinerja
pendapatan yang dibagihasilkan.
Dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 33/DSN-
MUI/IX/2002 dinyatakan bahwa obligasi syariah (sukuk)
mudharabah adalah obligasi syariah (sukuk) yang menggunakan
akad mudharabah.
Selain itu dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No.
33/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah mudharabah,
pemilihan obligasi mudharabah juga disebabkan karena:
34
a) Bentuk pendanaan yang paling sesuai untuk investasi dalam
jumlah besar dan jangka yang relatif panjang.
b) Dapat digunakan untuk pendanaan umum (general
financing).
c) Mudharabah merupakan pencampuran kerja sama antara
modal dan jasa (kegiatan usaha) sehingga menjadikan
strukturnya memungkinkan untuk tidak memerlukan
jaminan atas aset yang spesifik. Hal ini berbeda dengan
struktur yang menggunakan dasar akad jual beli yang
mensyaratkan jaminan atas aset yang didanai.
d) Kecenderungan regional dan global, dari penggunaan
struktur mudharabah dan bai bi-thaman ajil menjadi
mudharabah dan ijarah.
2. Obligasi syariah ijarah
Ijarah merupakan akad pemindahan hak guna atas suatu
barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang
tersebut. Pemegang obligasi ijarah akan mendapatkan keuntungan
berupa fee (sewa) dari aset yang disewakan.
Penerbitan obligasi ijarah ini harus didasarkan pada
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Dewan Syariah
Nasional MUI melalui Fatwa No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang
35
obligasi syariah ijarah. Dalam fatwa tersebut disebutkan bahwa
obligasi syariah ijarah adalah obligasi syariah yang berdasarkan
akad ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan
Syariah Nasional MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang
pembiayaan ijarah.
Dalam praktek, obligasi ijarah dapat dilakukan dengan dua
cara:
1) Investor sebagai penyewa dan emiten sebagai perwakilan
investor dan pemilik property sebagai orang yang
menyewakan property. Dengna cara ini ada dua jenis
kontrak yaitu: kontrak antara investor dengan emiten disebut
kontrak wakala (agent contract) dan kontrak antara emiten
dengan pemilik property disebut kontrak ijarah.
2) Investor menyewakan property kepada emiten dengan
kontrak ijarah dan menerbitkan obligasi syariah ijarah.
Emiten wajib membayar margin/fee kepada investor dan
membayar kembali dana obligasi syariah (sukuk) setelah
waktu yang telah ditetapkan (pada waktu obligasi jatuh
tempo).
36
e) Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)
Dalam penerbitan obligasi syariah (sukuk), akan melibatkan
beberapa pihak yang saling terkait satu dengan yang lain. Pihak-pihak
tersebut menurut Sunarsih (2008:63) adalah:
a) Obligor
Obligor adalah pihak yang bertanggung jawab atas
pembayaran imbalan dan nilai nominal obligasi syariah
(sukuk) yang diterbitkan sampai dengan obligasi syariah
(sukuk) jatuh tempo. Dalam hal sovereign obligasi syariah
(sukuk), obligor-nya adalah pemerintah.
b) Investor
Investor adalah pemegang obligasi syariah (sukuk) yang
memiliki hak atas imbalan, marjin, dan nilai nominal
obligasi syariah (sukuk) sesuai pertisipasi masing-masing.
c) Special Purpose Vehicle (SPV)
Special Purpose Vehicle (SPV) adalah badan hukum yang
didirikan khusus untuk penerbitan obligasi syariah (sukuk).
Special Purpose Vehicle (SPV) berfungsi: (i) sebagai
penerbit obligasi syariah (sukuk), (ii) menjadi counterpart
pemerintah atau corporate dalam transaksi pengalihan aset,
(iii) bertindak sebagai wali amanat (trustee) untuk mewakili
kepentingan investor.
37
d) Trustee, bisa Principle Trustee atau Co Trustee
Trustee mewakili kepentingan pembeli obligasi, trustee
melakukan semacam penilaian terhadap perusahaan yang
akan menerbitkan obligasi, untuk meminimalkan risiko yang
akan ditanggung oleh obligor.
e) Appraiser
Appraiser adalah perusahaan yang melakukan penilaian
terhadap aktiva tetap perusahaan yang akan melakukan
emisi, untuk memperoleh nilai yang dipandang wajar.
f) Custody
Custody menyelenggarakan kegiatan penitipan, bertanggung
jawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan
memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara
kustodian dan pemegang rekening. Kustodian bisa berupa
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek,
dan Bank Umum yang telah memperoleh persetujuan
Bapepam.
g) Shariah Advisor
Penerbitan obligasi syariah (sukuk) harus terlebih dulu
mendapatkan pernyataan kesesuaian prinsip syariah (syariah
compliance endorsement) untuk meyakinkan investor bahwa
obligasi syariah (sukuk) telah distruktur sesuai syariah.
38
Pernyataan syariah compliance tersebut bisa diperoleh dari
individu yang diakui secara luas pengetahuannya di bidang
syariah atau institusi yang khusus membidangi masalah
syariah.
h) Manajer Investasi
Manajer investasi merupakan pihak yang mengelola dana
yang dititipkan investor untuk diinvestasikan di pasar modal.
i) Paying Agent
Agen, biasanya sebuah bank komersial yang diberi
wewenang oleh penerbit surat berharga untuk membayar
kewajiban pokok dan bunga kepada pemegang surat
berharga, agen tersebut bertindak sebagai pembayar dan
menarik biaya untuk jasa pelayanan.
f) Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)
Dalam penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas
menyatakan berapa jumlah dana yag dibutuhkan melalui penjualan
obligasi. Istilah yang ada yaitu dikenal dengan jumlah emisi obligasi.
Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp 100 miliyar maka dengan
jumlah sama akan diterbitkan obligasi senilai dana tersebut. Penentuan
besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan
aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya (Septianingtyas, 2012:31).
39
g) Rating Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)
Setiap penerbitan obligasi syariah (sukuk) korporasi kini wajib
disertai pemeringkatan efek. Setiap perusahaan yang terdaftar di pasar
modal atau emiten yang akan menerbitkan obligasi syariah (sukuk)
wajib memperoleh peringkat efek dari perusahaan pemeringkat efek.
Dalam dokumen pemeringkat efek, setidaknya harus ada informasi
mengenai keunggulan emiten serta obligasi syariah (sukuk) yang
diterbitkan. Dokumen juga harus memuat keterangan tentang
kemampuan emiten memenuhi kewajibannya yang muncul dari
penerbitan obligasi syariah (sukuk). Selain itu, dokumen itu harus
memuat kelemahan emiten dan obligasi syariah (sukuk) yang diterbitkan
serta kaitannya dengan risiko yang mungkin dihadapi pemegang efek
(Revisi peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.11).
Pemeringkatan obligasi syariah (sukuk) sangat diperlukan untuk
mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya. Peringkat
obligasi adalah opini tentang kelayakan kredit dari penerbitan obligasi
berdasarkan faktor-faktor risiko yang relevan. Peringkat yang diberikan
bukan merupakan sebuah rekomendasi untuk membeli, menjual, atau
mempertahankan suatu obligasi. Opini ini berfokus pada kapasitas dan
kemauan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajibannya secara tepat
waktu. Opini yang diberikan juga tidak spesifik menunjuk suatu obligasi
tetapi untuk perusahaan penerbit obligasi tersebut. Di Indonesia,
40
perusahaan yang mendapat izin serta menjadi market leader dalam
pemberian rating adalah PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia)
(Septianingtyas, 2012:33).
5. Saham
a) Pengertian Saham
Definisi saham menurut Fahmi (2015:67) adalah tanda bukti
penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan, kertas yang
tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan diikuti
dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya,
serta persediaan yang siap untuk dijual.
Sedangkan menurut Tandelilin (2010:32) saham merupakan
sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan.
Apabila investor memiliki 1 juta lembar saham biasa suatu perusahaan
dari total saham biasa yang berjumlah 100 juta lembar, maka ia
memiliki 1% perusahaan tersebut.
b) Return Saham
Menurut Shook (2002:519) definisi return adalah laba investasi,
baik melalui bunga ataupun dividen. Sedangkan menurut Halim
(2005:4) pengertian return merupakan salah satu faktor yang
memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan.
41
Maka dapat disimpulkan return adalah laba yang diperoleh dari
investasi saham.
Bentuk return dapat berupa return aktual ataupun return individu.
Return aktual (actual return) merupakan return yang telah terjadi yang
dihitung berdasarkan data historis. Return aktual penting karena
digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta
sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) untuk
mengukur risiko di masa yang akan dating. Sedangkan return ekspektasi
adalah return yang diharapkan yang akan diperoleh oleh investor dimasa
yang akan datang, jadi sifatnya belum terjadi. Return ekspektasi juga
disebut sebagai return pasar yang dihitung berdasarkan Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukkan indeks harga saham
semua saham yang diperjual-belikan di Bursa Efek Indonesia (Pratama,
2009).
c) Abnormal Return
Menurut Saunders dan Cornett (2008:672) definisi abnormal
return adalah selisih dari tingkat return aktual dengan tingkat return
yang diharapkan. Sedangkan menurut Hartono (2010:94), Abnormal
return merupakan kelebihan dari imbal hasil yang sesungguhnya terjadi
(actual return) terhadap imbal hasil normal (expected return). Maka
dapat disimpulkan abnormal return merupakan selisih return individu
dengan return pasar.
42
Reaksi pasar dapat diukur dengan melihat abnormal return.
Abnormal return saham dihitung sebagai selisih dari aktual return
saham individual dengan return pasar. Return pasar dihitung dengan
menggunakan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang merupakan
selisih IHSG pada akhir dan awal periode, yang dibagi dengan IHSG
pada awal periode (Pratama, 2009:133).
Abnormal return dikatakan positif pada saat tingkat keuntungan
yang sebenarnya terjadi lebih besar dari tingkat keuntungan yang
diharapkan (expected return). Sebaliknya, abnormal return dikatakan
negatif pada saat tingkat keuntungan yang sebenarnya terjadi (actual
return) lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return). Dapat dikatakan pasar akan menerima abnormal return apabila
suatu pengumuman mempunyai kandungan informasi (Anom,
2009:171).
Hartono (2010:54) mengatakan penjumlahan abnormal return
selama satu periode penelitian disebut cumulative abnormal return.
Nilai dari cumulative abnormal return inilah yang digunakan untuk
mengukur adanya reaksi pasar.
43
6. Nilai Perusahaan
a) Pengertian Nilai Perusahaan
Menurut Suad (2008:7) nilai perusahaan merupakan harga yang
bersedia dibayarkan oleh calon pembeli apabila perusahaan tesebut
dijual. Nilai perusahaan dapat tercermin pada harga saham perusahaan,
harga saham yang tinggi menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang
tinggi. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang
saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan terus
meningkat. Menurut Keown dkk (2001:2-4) dari sudut pandang
investor, harga pasar saham mencerminkan nilai perusahaan dan seluruh
kompleksitas risiko dunia nyata perusahaan yang mencerminkan
keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan dividen. Nilai
perusahaan adalah nilai pasar atas surat berharga utang dan ekuitas
perusahaan yang diedarkan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai
perusahaan adalah nilai pasar atas seluruh komponen keuangan suatu
perusahaan apabila perusahaan dijual yang tergambar dalam harga
saham perusaahaan.
b) Rasio Nilai Perusahaan
Rasio nilai perusahaan adalah sekumpulan rasio yang
menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas dan
44
nilai buku per sahamnya. Adapun rasio nilai pasar yang dapat digunakan
yaitu:
a) Price Earning Ratio (PER)
Menurut Eduardus (2001:191) PER menggambarkan rasio atau
perbandingan antara harga saham terhadap earning
perusahaan. Menurut Sofyan (2010:311), rasio ini
menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau
harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan
pendapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan
ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di masa yang
akan datang cukup tinggi. Jadi dapat disimpulkan bahwa PER
adalah rasio antara harga saham dengan laba per lembar saham
yang diperoleh pemilik yang mencerminkan prospek dan
pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan dating.
b) Price to Book Value (PBV)
Rasio harga saham terhadap nilai buku atau Price to Book
Value Ratio merupakan perbandingan antara harga suatu
saham terhadap nilai buku per lembar saham tersebut. PBV
memperlihatkan berapa kali besarnya penilaian publik
terhadap harga buku atau nilai perusahaan per saham yang
tercermin dalam harga pasar di bursa. Perusahaan yang
berjalan dengan baik umumnya mempunyai rasio PBV di atas
45
satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar
dari nilai bukunya. Nilai buku per lembar saham dihitung
dengan total aset perusahaan dikurangi dengan total
kewajibannya dan selisihnya kemudian dibagi dengan jumlah
lembar saham beredar. Ada beberapa keunggulan PBV, yaitu
nilai buku merupakan ukuran yang stabil dan sederhana yang
dapat dibandingkan dengan harga pasar. Keunggulan kedua
adalah PBV dapat dibandingkan antar perusahaan sejenis
untuk menunjukkan tanda mahal atau murahnya suatu saham,
dan yang terakhir perusahaan dengan laba negatif, yang tidak
dapat dihitung dengan PER, dapat dievaluasi dengan PBV
(Weston dan Copeland, 1999:142).
c) Tobins’s Q Ratio
Menurut Ross dkk (2009:93), menyatakan bawa rasio Tobin’s
Q hampir sama dengan rasio nilai pasar terhadap nilai buku.
Perbedaannya, Tobin’s Q adalah nilai pasar dari aset
perusahaan dibagi dengan biaya penggantinya. Secara teori,
rasio Tobins’s Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar
terhadap nilai buku karena rasio ini berfokus pada berapa nilai
perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang
dibutuhkan untuk menggantinya saat ini. Semakin tinggi rasio
46
ini maka akan semakin menarik investor untuk melakukan
investasi. Akan tetapi dalam prakteknya, rasio Tobins’s Q sulit
untuk dihitung dengan akurat karena memperkirakan biaya
penggantian aset sebuah perusahaan bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah menurut Ross dkk (2009:93).
7. Signalling Theory
Signalling theory adalah suatu tindakan yang diambil manajemen
perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston,
2006:38). Teori tersebut diperkuat oleh Hartono (2010:517) yang
menyatakan bahwa jika suatu informasi baru yang relevan masuk ke
pasar yang berhubungan dengan suatu aktiva, informasi ini akan
digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan nilai dari aktiva
yang bersangkutan. Akibatnya adalah kemungkinan pergeseran ke harga
ekuilibrium baru. Dengan demikian signalling theory bisa dianggap
sebagai suatu tata cara pemberian isyarat (signal) dari pihak eksekutif
perusahaan kepada investor tentang kondisi keuangan perusahaan
melalui informasi yang disampaikan, lebih tepatnya adalah informasi
pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk) melalui media yang
tersedia.
47
Signaling theory yang digunakan dalam penelitian ini lebih
mengarah kepada suatu pertanda yang dapat ditangkap oleh para
investor mengenai berbagai informasi yang relevan yang masuk ke pasar
modal. Pertanda tersebut dapat berarti positif maupun negatif. Apabila
positif, maka investor akan makin tertarik untuk berinvestasi di dalam
pasar modal tersebut, dan sebaliknya pertanda yang negatif dapat
membuat investor beralih kepada investasi lainnya yang lebih
menguntungkan.
C. Kerangka Penelitian
Penerbitan obligasi merupakan salah satu bentuk kebijakan perusahaan yang
akan berdampak pada terjadinya struktur modal perusahaan. Apabila informasi
diterbitkannya obligasi oleh perusahaan merupakan informasi yang memiliki makna
bagi pasar maka akan tercermin dari adanya fluktuasi harga saham. Hal ini terjadi
karena para investor bersifat mengantisipasi informasi yang memberikan indikasi
baik positif maupun negatif. Fluktuasi harga saham yang terjadi di sekitar hari
pengumuman penerbitan obligasi memberikan peluang bagi investor untuk dapat
memperoleh return baik di bawah atau di atas return normal yang disebut abnormal
return.
Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, maka semakin sejahtera para pemegang
sahamnya. Nilai perusahaan ini sendiri dapat tercermin dari harga sahamnya. Jadi
48
semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima
oleh pemilik perusahaan. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public, nilai
perusahaan dapat direfleksikan melalui harga pasar saham (Ansori, 2010:154).
Menurut Hartono (2010:410), reaksi pasar dapat diukur dengan menggunakan
return sebagai nilai perubahan harga. Return saham diasumsikan mengalami
perubahan ketika ada informasi baru dan diserap oleh pasar. Salah satu informasi
tersebut adalah pengumuman bond rating dan nilai penerbitan. Apabila para pemodal
menggunakan informasi yang berupa bond rating dalam kegiatannya, maka publikasi
pengumuman bond rating akan memberi dampak berupa return saham, apabila
dibandingkan dengan hari di luar pengumuman. Dalam memutuskan untuk membeli
saham, para investor perlu melakukan suatu analisis saham, sehingga akan diketahui
risiko dan return yang akan diterima. Investor pada umumnya menyukai saham
dengan tingkat risiko yang lebih rendah. Pada prinsipnya, semakin rendah rating,
berarti semakin tinggi risiko gagal bayar dan berarti semakin rendah pula imbal hasil
(return) yang diharapkan oleh investor.
49
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disusun kerangka penelitian sebagai
berikut:
Sumber: Peneliti
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas
bersangkutan yang dapat diukur dengan cumulative abnormal return (Hartono,
2010:95). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan ukuran cumulative abnormal
return saham karena penerbitan obligasi syariah (sukuk) memiliki kandungan
informasi yang memengaruhi perilaku pasar dan harga sekuritas.
Kosasih (2010) menyimpulkan bahwa perolehan return harian saham pada
periode sebelum tanggal pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk) secara
umum cenderung menurun. Perolehan return harian saham sesudah pengumuman
penerbitan obligasi syariah (sukuk) secara umum cenderung meningkat. Selama 5
periode return sesudah peristiwa pengumuman obligasi syariah (sukuk) tersebut.
Nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) (X1)
Rating obligasi
syariah (sukuk)
(X2)
Cumulative
abnormal return
(Y2)
Nilai perusahaan
(Y1)
50
Pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham harian. Hal ini bermakna bahwa pasar telah bereaksi positif
terhadap informasi pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk), dan obligasi
syariah (sukuk) menjadi instrumen yang dipertimbangkan oleh investor ketika
mengambil keputusan dalam perdagangan saham. Pernyataan tersebut didukung
penelitian dari Arifina (2016) yang mengungkapkan bahwa apabila nilai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) suatu perusahaan tinggi maka return saham yang didapat
juga akan tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) memiliki kandungan informasi yang cukup terhadap keputusan yang diambil
oleh investor. Informasi nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) secara tersendiri
akan dijadikan pertimbangan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Maka hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka
cumulative abnormal return juga semakin tinggi.
Menurut signalling theory menunjukkan bahwa pengeluaran investasi yang
dilakukan oleh perusahaan memberikan sinyal positif, khususnya pada investor
maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang. Hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
cenderung positif (Wahyudi dan Pawestri, 2006:5). Selain itu, menurut
Septianingtyas (2012) penerbitan obligasi syariah (sukuk) akan menyebabkan
terjadinya peningkatan nilai perusahaan. Di satu sisi peningkatan nilai perusahaan
akan membawa keuntungan bagi perusahaan berupa tax shield di mana perusahaan
51
dapat mengurangi bagian earning yang dibayarkan untuk pajak sehingga perusahaan
dapat meningkatkan nilai dari perusahaan dan memberikan keuntungan bagi
pemegang saham. Maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2 : Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka nilai
perusahaan juga semakin tinggi.
Fidhayatin dan Dewi (2012) melakukan penelitian dimana nilai perusahaan
digunakan untuk memaksimalkan tujuan perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemegang saham. Penelitian tersebut menggunakan market to book
value ratio sebagai proksi nilai perusahaan. Penelitian tersebut menggunakan market
to book value ratio karena apabila harga saham lebih tinggi dari nilai buku maka
menunjukkan bahwa perusahaan akan mendapatkan laba jadi nilai perusahaan akan
tinggi dan return pun juga akan tinggi. Semakin tinggi market to book value ratio
maka akan semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan,
maka akan menjadi daya tarik investor untuk membeli saham sehingga permintaan
akan saham naik kemudian mendorong harga saham juga naik. Penelitian tersebut
didukung oleh Sutrisno (2009:224) yang menyatakan bahwa market to book value
ratio memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai suatu perusahaan
dalam menilai saham suatu perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengetahui
seberapa besar harga saham yang ada pada pasar dengan nilai buku saham. Suatu
perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen yang kuat dan organisasi yang
berfungsi secara efisien akan mempunyai nilai pasar yang lebih besar. Apabila market
to book value ratio semakin tinggi maka semakin tinggi pula keuntungan suatu
52
perusahaan. Hal ini akan berpengaruh juga pada minat investor untuk membeli
saham, dengan adanya penawaran dari investor pada harga saham mengakibatkan
harga yang tinggi maka return pun juga akan tinggi. Maka hipotesis ketiga dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 : Semakin tinggi nilai perusahaan maka cumulative abnormal return
juga semakin tinggi.
Septianingtyas (2012) melakukan penelitian mengenai obligasi syariah
(sukuk) dan menyimpulkan bahwa secara parsial maupun simultan nilai dan rating
penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
return saham. Hasil tersebut didukung oleh Arifina (2016) yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) terhadap variabel return saham. Informasi rating obligasi syariah (sukuk)
perusahaan memberikan informasi terhadap keputusan yang akan diambil oleh
investor. Semakin baik rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka return saham
akan semakin tinggi, karena rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) bisa
menunjukkan tingkat likuiditas dan solvabilitas perusahaan dalam jangka pendek
maupun jangka panjang yang bisa berguna bagi investor. Maka hipotesis keempat
adalah sebagai berikut:
H4 : Semakin tinggi rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka
cumulative abnormal return juga semakin tinggi.
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat lebih jelas pada tabel 2.3.
53
Tabel 2.3
Hipotesis
No Hipotesis Uraian
1. H1 Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) maka cumulative abnormal return juga
semakin tinggi
2. H2 Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) maka nilai perusahaan juga semakin
tinggi
3. H3 Semakin tinggi nilai perusahaan maka cumulative
abnormal return juga semakin tinggi
4. H4 Semakin tinggi rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) maka cumulative abnormal return juga
semakin tinggi
Sumber: Peneliti
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2009:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. Metode penelitian kuantitatif secara umum
memiliki teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara random, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
yang telah dikumpulkan orang lain atau lembaga pengumpul data, dan data sekunder
dapat berupa publikasi yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi tertentu seperti
BEI. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari jumlah emisi obligasi
syariah (sukuk), total ekuitas perusahaan penerbit obligasi syariah (sukuk), rating
obligasi syariah (sukuk), harga saham harian, nilai buku saham, jumlah saham
beredar dan IHSG. Data tersebut tersedia di website Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
website Bursa Efek Indonesia (BEI), website PT Pefindo dan investing.com.
55
C. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2009:61) adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan saham yang
terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007 - 2016. Berdasarkan data
yang didapatkan dari publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terdapat 14 perusahaan
yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk).
Menurut Sugiyono (2009:81) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pemilihan sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan purposive sampling. Ferdinand (2014:179)
menyebutkan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu atau subyektif. Metode ini menetapkan bahwa setiap elemen
tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian, tetapi
hanya elemen yang memenuhi syarat tertentu saja yang dapat dipilih.
Pemilihan sampel berdasarkan kriteria - kriteria sebagai berikut:
a. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2016.
b. Perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah (sukuk) periode 2007 -
2016.
c. Perusahaan dengan ketersediaan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
56
Berdasarkan kriteria - kriteria di atas, maka diperoleh sampel sebanyak 12
perusahaan untuk periode 2007 – 2016 dengan jumlah penerbitan obligasi syariah
(sukuk) sebanyak 37. Adapun penentuan sampel dapat dilihat dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Penentuan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Total perusahaan yang menerbitkan obligasi syariah
(sukuk) di Bursa Efek Indonesia periode 2007 - 2016
14
Total perusahaan yang tidak memiliki ketersediaan data
yang dibutuhkan dalam penelitian
2
Jumlah sampel 12
Sumber: Bursa Efek Indonesia
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
NO Nama Obligasi Syariah
(Sukuk)
NAMA
PERUSAHAAN KODE
1 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap III Tahun 2015 Seri A PT Indosat Tbk ISAT IIIA 2015
2 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap III Tahun 2015 Seri B PT Indosat Tbk ISAT IIIB 2015
3 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap I Tahun 2015 Seri B PT XL Axiata Tbk EXCL IB 2015
4 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap I Tahun 2015 Seri C PT XL Axiata Tbk EXCL IC 2015
5 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap I Tahun 2015 Seri D PT XL Axiata Tbk EXCL ID 2015
6 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap II Tahun 2015 Seri B PT Indosat Tbk ISAT IIB 2015
Dilanjutkan
57
Lanjutan Tabel 3.2
7 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap II Tahun 2015 Seri C PT Indosat Tbk ISAT IIC 2015
8 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap II Tahun 2015 Seri D PT Indosat Tbk ISAT IID 2015
9 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap II Tahun 2015 Seri E PT Indosat Tbk ISAT IIE 2015
10 PUB Sukuk Ijarah I Tahap III
Tahun 2015
PT Summarecon
Agung Tbk SMRA III 2015
11 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap I Tahun 2014 Seri A PT Indosat Tbk ISAT IA 2014
12 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap I Tahun 2014 Seri B PT Indosat Tbk ISAT IB 2014
13 Sukuk Ijarah Berkelanjutan I
Tahap I Tahun 2014 Seri C PT Indosat Tbk ISAT IC 2014
14 Sukuk Mudharabah blkt I
Adira Tahap II Tahun 2014
Seri B
PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk ADMF IIB 2014
15 Sukuk Ijarah Summarecon
Agung I Tahap II Tahun 2014
PT Summarecon
Agung Tbk SMRA II 2014
16 Sukuk Ijarah Summarecon
Agung I Tahap I Tahun 2013
PT Summarecon
Agung Tbk SMRA I 2013
17 Sukuk Mudharabah blkt I
Bank BII Tahap I Tahun
2014
PT Bank Maybank
Indonesia Tbk BNII I 2014
18 Sukuk Ijarah TPS Food I
Tahun 2013
PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk AISA I 2013
19 Sukuk Ijarah Sumberdaya
Sewatama I Tahun 2012
PT Sumberdaya
Sewatama ABMM I 2012
20 Sukuk Subordinasi
Mudharabah Berkelanjutan I
Adhi Tahap II Tahun 2013
PT Adhi Karya
(Persero) Tbk ADHI II 2013
21 Sukuk Subordinasi
Mudharabah Berkelanjutan I
Adhi Tahap I Tahun 2012
PT Adhi Karya
(Persero) Tbk ADHI I 2012
22 Sukuk Ijarah Indosat V
Tahun 2012 PT Indosat Tbk ISAT V 2012
Dilanjutkan
58
Lanjutan Tabel 3.2
23 Sukuk Mudharabah II
Mayora Indah Tahun 2012 PT Mayora Indah Tbk MYOR II 2012
24 Sukuk Ijarah Berlian Laju
Tanker II Tahun 2009 Seri A
PT Berlian Laju
Tanker Tbk BLTA IIA 2009
25 Sukuk Ijarah Berlian Laju
Tanker II Tahun 2009 Seri B
PT Berlian Laju
Tanker Tbk BLTA IIB 2009
26 Sukuk Ijarah Matahari Putra
Prima II Tahun 2009 Seri B
PT Matahari Putra
Prima Tbk MPPA IIB 2009
27 Sukuk Ijarah Metrodata
Electronics I Tahun 2008
PT Metrodata
Electronics Tbk MTDL I 2008
28 Sukuk Ijarah Berlian Laju
Tanker Tahun 2007
PT Berlian Laju
Tanker Tbk BLTA 2007
29 PUB Sukuk Mudharabah II
Tahap I Adira 2015 Seri B
PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk ADMF IB 2015
30 Sukuk Ijarah TPS FOOD II
Tahun 2016
PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk AISA II 2016
31 PUB Sukuk Mudharabah II
Tahap II Seri A
PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk ADMF IIA 2016
32 PUB Sukuk Mudharabah II
Tahap II Seri B
PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk ADMF IIB 2016
33 PUB Sukuk Mudharabah II
Tahap II Seri C
PT Adira Dinamika
Multifinance Tbk ADMF IIC 2016
34 PUB Sukuk Ijarah I Tahap IV
Indosat Seri A PT Indosat Tbk ISAT IVA 2016
35 PUB Sukuk Ijarah I Tahap IV
Indosat Seri B PT Indosat Tbk ISAT IVB 2016
36 PUB Sukuk Ijarah I Tahap IV
Indosat Seri C PT Indosat Tbk ISAT IVC 2016
37 PUB Sukuk Ijarah I Tahap IV
Indosat Seri D PT Indosat Tbk ISAT IVD 2016
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
59
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dokumentasi. Dokumen adalah catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat
berbentuk tulisan, foto/gambar atau karya - karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2009:240). Penulis mengumpulkan data dengan cara mencari dan
membaca buku - buku yang berisi materi yang menunjang. Pengumpulan data dalam
penelitian ini melalui observasi tidak langsung, yaitu dengan
mengumpulkan dokumen - dokumen yang dikeluarkan oleh OJK, BEI, dan
perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
E. Definisi Konsep dan Operasional Variabel
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu berbentuk apa saja dan ditetapkan
oleh penyusun untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal itu
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:38). Variabel dalam penelitian ini
terdiri atas 1 variabel terikat (Y) dan tiga variabel bebas (X).
1. Definisi Konsep Variabel
Definisi konsep dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
1) Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebagai variabel X1
Dalam penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas
menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui
penjualan obligasi. Istilah yang ada yaitu dikenal dengan jumlah
60
emisi obligasi. Apabila perusahaan membutuhkan dana Rp 400
Milyar maka dengan jumlah sama akan diterbitkan obligasi
senilai dana tersebut. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan
obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta
kinerja bisnisnya.
2) Rating obligasi syariah (sukuk) sebagai variabel X2
Rating adalah suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap
kemampuan suatu negara atau perusahaan dalam membayar
hutang - hutangnya. Karena terstandarisasi artinya rating suatu
perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan perusahaan
atau negara lain sehingga dapat dibedakan siapa yang mempunyai
kemampuan lebih baik, siapa yang kurang. Rating dikeluarkan
oleh PT Pefindo. Peringkat obligasi adalah opini tentang
kelayakan kredit dari penerbit obligasi berdasarkan faktor-faktor
risiko yang relevan. Peringkat yang diberikan bukan merupakan
sebuah rekomendasi untuk membeli, menjual, atau
mempertahankan suatu obligasi. Opini ini berfokus pada kapasitas
dan kemauan penerbit obligasi untuk memenuhi kewajibannya
secara tepat waktu. Peringkat obligasi akan mempengaruhi tingkat
pengembalian obligasi yang diharapkan oleh investor. Semakin
buruk peringkat suatu obligasi, maka akan semakin tinggi pula
61
tingkat pengembalian hasil yang akan dituntut investor atas suatu
obligasi (Darmawan, 2007:171).
3) Nilai perusahaan sebagai variabel intervening
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar
saham, sangat dipengaruhi oleh peluang - peluang investasi.
Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga
meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan
(signaling theory). Peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar
tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di
masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal
tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Teori tersebut
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Masulis (1980)
yang mengemukakan bahwa sehari sebelum dan sesudah
pengumuman peningkatan proporsi hutang terdapat kenaikan
abnormal return, sebaliknya pada saat perusahaan mengumumkan
penurunan proporsi hutang berpengaruh kepada penurunan
abnormal return (Wahyudi dan Pawestri, 2006:5).
4) Cumulative abnormal return sebagai variabel Y
Penerbitan obligasi syariah (sukuk) akan berdampak pada
semakin tersedianya jumlah dana yang dapat digunakan
perusahaan untuk menjalankan kegiatan investasi dan
62
operasionalnya. Meningkatnya aktivitas investasi dan operasi
perusahaan akan menciptakan produksi dan distribusi barang dan
jasa akan meningkat pula. Tingginya produktivitas dan distribusi
barang dan jasa akan meningkatkan roda ekonomi. Tercukupinya
supply barang dan jasa akan mendorong pergerakan demand dari
konsumen. Keseimbangan harga yang tercapai dari aktivitas
ekonomi ini akan turut menciptakan tingkat keuntungan yang
optimal, sehingga net income perusahaan akan semakin
meningkat. Semakin besar net income menunjukan semakin
efektif perusahaan dalam menjalankan aktivitas operasionalnya,
sehingga kinerja keuangan perusahaan pun semakin meningkat.
Dengan meningkatnya kinerja keuangan perusahaan maka hal ini
berdampak positif terhadap cumulative abnormal return saham
(Pratama, 2013:63).
2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1) Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) diwakili oleh nilai sukuk
equity ratio. Data ini diperoleh dengan menggunakan rumus:
63
2) Rating acuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rating
yang dikeluarkan PT Pefindo dan tersaji dalam tabel 3.2. Rating
yang dikeluarkan oleh PT Pefindo berupa huruf, namun dalam
pengolahan data huruf tersebut diubah ke bentuk ordinal kemudian
ditransformasikan ke bentuk interval.
Tabel 3.3
Rating Acuan Obligasi Syariah (Sukuk)
Huruf Angka Ordinal
AAA+ 20
AAA 19
AAA- 18
AA+ 17
AA 16
AA- 15
A+ 14
A 13
A- 12
BBB+ 11
BBB 10
BBB- 9
BB+ 8
BB 7
BB- 6
B+ 5
B 4
B- 3
CCC 2
D 1
Sumber: Data diolah, 2017
64
Peneliti memberikan penilaian atas rating obligasi syariah (sukuk)
perusahaan sebagai berikut:
20 = Rating obligasi tertinggi/sangat baik
2 - 19 = Rating obligasi relatif rendah/buruk sampai relatif sangat
baik
1 = Rating obligasi terendah/sangat buruk
3) Nilai perusahaan diwakili oleh nilai Price to Book Value (PBV)
dengan rumus (Husnan dan Pudjiastuti, 2005:258):
4) Cumulative abnormal return dihitung melalui beberapa tahap,
yaitu pertama menentukan besarnya aktual return, return pasar,
kemudian abnormal return dan yang terakhir cumulative
abnormal return (Hartono, 2008:550).
a) Rumus menghitung aktual return
Ri. t =
Keterangan :
Ri,t = Aktual return saham i pada hari ke - t
Pi.,t = Harga penutupan saham i pada hari ke - t
65
Pi.t-1 = Harga penutupan saham i hari ke t - 1
b) Rumus menghitung return pasar
Rmt =
Keterangan :
Rmt = Return pasar pada periode t
IHSGt = Indeks harga saham gabungan penutupan pada
periode t
IHSGt-1 = Indeks harga saham gabungan penutupan pada
periode t-1
c) Rumus menghitung abnormal return
𝐴 = − 𝑚
Keterangan:
Art = Abnormal return saham i saat t
Rit = Return individual saham i saat t
Rmt = Tingkat return saham saat t
d) Rumus menghitung cumulative abnormal return
CARit =∑ 𝐴
Keterangan:
CARi,t = Cumulative abnormal return saham i pada
waktu t
ARi,t = Abnormal return i pada waktu t
66
Tabel 3.4
Definisi Operasional Variabel
Variabel Rumus Skala
Nilai penerbitan obligasi
syariah (sukuk)
Rasio
Rating obligasi syariah
(sukuk)
Nilai konversi rating dari bentuk huruf ke bentuk
angka Interval
Nilai Perusahaan
Rasio
Return Saham Ri.t =
Rasio
H-2, H-1, H,
H+1, H+2,
H+3
Return Pasar Rmt=
Rasio
H-2, H-1, H,
H+1, H+2,
H+3
Abnormal Return Market adjusted model 𝐴 = − 𝑚
Rasio H+1, H+2,
H+3 Cumulative Abnormal
Return CARit =∑ 𝐴
Rasio
H-3, H-2, H-1,
H, H+1, H+2,
H+3
Sumber: Hartono, 2008:550
67
F. Alat Analisis Data
Metode analisis data merupakan cara-cara mengolah data yang telah
terkumpul untuk kemudian dapat memberikan interpretasi (Suharsimi, 2010:277).
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan mencakup uji asumsi klasik,
analisis regresi linier berganda, uji statistik t, uji statistik F dan koefisien determinasi.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik menurut Gujarati (2003:97) bertujuan untuk
memastikan bahwa hasil penelitian adalah valid dengan data yang
digunakan secara teori adalah tidak bias, konsisten dan penaksiran
koefisienan regresinya efisien. Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mengetahui apakah model regresi penelitian
nilai residualnya berdistribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali
(2013:27) ketika terdapat normalitas, maka residual akan
terdistribusi secara normal dan independen. Sehingga perbedaan
antara nilai prediki terhadap skor yang sesungguhnya atau error
akan terdistribusi secara simetri disekitar nilai means sama dengan
nol. Uji normalitas dalam penelitian ini memakai uji statistik
Kormogolov-Smirnov. Ghozali (2013:30) menyatakan uji statistik
68
Kormogolov-Smirnov bertujuan untuk mendeteksi normalitas
data. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 23. Berikut hipotesis pengujian normalitas yang perlu
ditentukan (Ghozali, 2013:30):
H0 : data terdistribusi secara normal
Ha : data tidak terdistribusi secara normal
Kriteria pengujiannya adalah dengan membandingkan nilai
signifikansi dengan . Ketika nilai signifikansi lebih besar dari
(0,05), maka menerima H0 yaitu data yang dipakai memiliki
distribusi yang normal. Sedangkan saat nilai signifikansi lebih
kecil dari (0,05), maka menerima Ha yaitu data tidak
terdistribusi secara normal (Ghozali, 2013:31).
2) Uji Multikolonieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana terdapatnya lebih
dari satu hubungan linier yang sempurna atau tepat di antara
beberapa atau seluruh variabel independen dalam model regresi
(Gujarati, 2013:408). Menurut Ghozali (2013:103) uji
multikolinieritas bermaksud guna menguji apakah dalam model
regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi
dapat dikatakan baik, ketika tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Apabila dalam model terdapat
69
multikolinieritas maka model tersebut memiliki kesalahan standar
yang tinggi, sehingga ketepatan pengujian rendah.
Salah satu cara untuk menguji multikolinieritas adalah
memperhatikan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) pada model summary yang tertera pada output SPSS.
Kriteria penilaian yang digunakan adalah suatu data tidak
mengandung multikolinieritas ketika nilai tolerance 0,1 dan
nilai VIF < 10. Suatu data mengandung multikolinieritas saat nilai
tolerance 0,1 dan nilai VIF 10 (Ghozali, 2013:104).
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah
dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013:134).
Ketika terdapat perbedaan antara residual satu pengamatan ke
pengamatan lain, maka terjadi heteroskedastisitas. Jika tetap maka
terjadi homokedastisitas. Suatu model regresi yang baik adalah
terjadi homokedastisitas, dan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas maka
sampel diuji dengan menggunakan uji Glejser pada program SPSS
23. Menurut Gujarati dan Porter (2013:482) Glejser menyarankan
70
untuk meregresi nilai absolut residual terhadap variabel bebas.
Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam uji Glejser adalah:
H0 : tidak terjadi heterokedatitas.
Ha : terjadi heterokedatitas.
Kriteria pengujian dalam penelitian ini yaitu jika nilai
probabilitas Signifikansi lebih besar dari tingkat kepercayaan
maka H0 diterima (Ghozali, 2013:138). Sebaliknya ketika nilai
probabilitas Signifikansi kurang dari tingkat kepercayaan maka
menolak H0 dan menerima Ha. Penelitian ini menggunakan
sebesar 0,05.
4) Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:107) uji autokorelasi digunakan
untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1
(sebelumnya). Contohnya : pada analisis regresi yang ingin
mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel
terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi dengan data
observasi sebelumnya. Jika ada korelasi, maka terdapat problem
autokorelasi.
Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin-Watson pada
program SPSS 23. Uji Durbin-Watson diperuntukkan bagi
71
autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan
mensyaratkan terdapat intercept (konstanta) dalam model regresi,
serta tidak ada variabel lagi di antara variabel bebas (Ghozali,
2013:108). Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam uji
autokorelasi:
H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)
Ha : ada autokorelasi (r 0)
Uji Durbin-Watson memperhatikan besarnya nilai Durbin-
Watson pada tabel model summary yang tertera pada ouput SPSS.
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat
dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.5
Pengambilan Keputusan Durbin Watson
Hipotesis nol Keputusan Jika
tidak ada autokorelasi positif tolak 0< d < dl
tidak ada autokorelasi positif no desicion dl ≤ d ≤ du
tidak ada korelasi negatif tolak 4-dl < d <4
tidak ada korelasi negatif no desicion 4-du ≤ d ≤ 4-dl
tidak ada autokorelasi, positif atau negatif tidak ditolak du < d < 4-du
Sumber: Ghozali (2013:111)
72
2. Uji Analisis Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2009:275) regresi linier berganda digunakan
untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Berikut
persamaan regresi dalam penelitian ini:
a) Rumus regresi pertama
Y1 = μ
b) Rumus regresi kedua
Y2 = + μ
Keterangan:
Y1 = Nilai perusahaan
Y2 = Cumulative abnormal return
β0 = Konstanta
β1 , β2, β3= Koefisien regresi berganda
X1 = Variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)
X2 = Variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)
μ = Variabel pengganggu
73
3. Uji F
Ghozali (2013:171) menyatakan uji statistik F bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel bebas secara simultan memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen. Kriteria penilaiannya yaitu saat probabilitas
lebih kecil dari α (0,05) maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi pengaruh bersama-sama variabel bebas terhadap variabel
terikat.
4. Uji t-test
Uji signifikansi parameter individu (uji statistik t) berarti
melakukan pengujian koefisien regresi secara individual untuk
mengetahui signifikansi peran secara parsial antara variabel independen
dalam mempengaruhi variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa
variabel independen lain dianggap konstan dengan menggunakan derajat
kepercayaan 5% (Ghozali, 2013:97).
Keputusan signifikansi menurut Ghozali (2013:99) adalah:
1) Apabila probabilitas signifikansi > 0,05 , maka tidak signifikan.
2) Apabila probabilitas signifikansi < 0,05 , maka signifikan.
Keputusan menerima atau menolak Ho adalah sebagai berikut:
1) Apabila t hitung > t tabel, maka menolak Ho dan menerima Ha.
2) Apabila t hitung < t tabel, maka menerima Ho dan menolak Ha.
74
5. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau
persentasi dari variasi total pada variabel dependen yang dijelaskan oleh
model regresi (Gujarati dan Porter, 2013:97). Menurut Ghozali
(2013:95) Koefisien determinasi menunjukkan seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi berkisar antara 0 hingga 1. Nilai koefisien
determinasi (R2) yang rendah bermakna kemapuan variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat terbatas, namun ketika nilai koefisien
determinasi mendekati 1 bermakna variabel bebas memberikan semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
75
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Deskriptif Penelitian
Dalam bab ini akan disajikan hasil dari analisa data berdasarkan
pengamatan sejumlah variabel yang dipakai dalam model regresi.
Sebagaimana diuraikan pada bab sebelumnya, penelitian ini melibatkan
dua variabel bebas yaitu nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan
rating obligasi syariah (sukuk) serta satu variabel terikat yaitu
cumulative abnormal return dengan variabel intervening berupa nilai
perusahaan.
Populasi dalam penelitian yaitu perusahaan yang telah
menerbitkan saham di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2016
sejumlah 555 perusahaan. Penentuan sampel menggunakan metode
purposive sampling. Kriteria penentuan sampelnya adalah perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 – 2016,
menerbitkan obligasi syariah (sukuk) periode 2007 – 2016 dan memiliki
data yang dibutuhkan dalam penelitian. Berdasarkan kriteria - kriteria
tersebut, maka diperoleh sampel sebanyak 12 perusahaan untuk periode
76
2007 – 2016 dengan jumlah penerbitan obligasi syariah (sukuk)
sebanyak 37.
2. Deskriptif Statistik
Deskriptif statistik berguna untuk menggambarkan variabel
(bebas dan terikat) dalam tahun penelitian. Upaya penyajian ini
dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi penting yang terdapat
dalam data ke dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana yang
pada akhirnya mengarah kepada keperluan adanya penjelasan dan
penafsiran. Statistik deskriptif dalam pebelitian ini menguraikan nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi
dari 37 data yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Tabel 4.1
Deskriptif Statistik
Nilai
penerbitan
obligasi
syariah
(sukuk)
Rating
obligasi
syariah
(sukuk)
Nilai
perusahaan
Cumulative
abnormal
return
Jumlah
sampel
37 37 37 37
Nilai
Minimum .001 1.000 .186 -.123
Nilai
Maksimum .284 3.840 2.664 .179
Nilai Rata-rata .04860 3.21554 1.67341 -.00416
Standar
Deviasi .074812 .861666 .646741 .085142
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
77
Dari tabel 4.1 dapat diperoleh keterangan bahwa variabel nilai
penerbitan obligasi syariah (sukuk) (X1) memiliki nilai minimum =
0.001 dan nilai maksimumnya = .284. Untuk variabel rating obligasi
syariah (sukuk) (X2) memiliki nilai minimum = 1.000 dan nilai
maksimumnya = 3.840. Variabel nilai perusahaan (intervening)
memiliki nilai minimum = .186 dan nilai maksimumnya = 2.664.
Variabel cumulative abnormal return (Y) memiliki nilai minimum =
-.123 dan nilai maksimumnya = .179.
B. Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu berdistribusi normal atau
tidak. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
memiliki distribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis
grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013:27).
Pada analisis grafik, pada prinsipnya normalitas dapat
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan
P-Plot gambar 4.1 dan gambar 4.2 terlihat bahwa data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
78
histograf menuju pola distribusi normal sehingga dapat
dikatakan bahwa variabel nilai perusahaan dan variabel
cumulative abnormal return memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: Peneliti
Gambar 4.1 Uji Normalitas Model 1
79
Sumber: Peneliti
Gambar 4.2 Uji Normalitas Model 2
Untuk memastikan data terdistribusi normal dilakukan
pengujian kedua dengan uji statistik dengan Kolmogorov-
Smirnov. Hasil output dari pengujian normalitas dengan
Kolmogorov-Smirnov disajikan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
80
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Regresi 1 Regresi 2
Kolmogorov-Smirnov Z .535 .599
Asymp. Sig. (2-tailed) .937 .866
a. Test distribution is
Normal.
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Nilai Asymp. Sig (2-tailed) pada tabel 4.2 untuk regresi
1 adalah 0.937 sedangkan untuk regresi 2 adalah 0.866 ini
menunjukan bahwa residual pada regresi 1 dan regresi 2
terdistribusi normal.
b) Uji Multikolonearitas
Menurut Ghozali (2013:103) uji multikolinieritas
bermaksud guna menguji apakah dalam model regresi
ditemukan korelasi antar variabel bebas. Model regresi dapat
dikatakan baik, ketika tidak terjadi korelasi di antara variabel
independen. Apabila dalam model terdapat multikolinieritas
maka model tersebut memiliki kesalahan standar yang tinggi,
sehingga ketepatan pengujian rendah.
Salah satu cara untuk menguji multikolinieritas adalah
memperhatikan nilai tolerance dan nilai Variance Inflation
Factor (VIF) pada model summary yang tertera pada output
SPSS. Kriteria penilaian yang digunakan adalah suatu data
tidak mengandung multikolinieritas ketika nilai tolerance > 0,1
dan nilai VIF < 10. Suatu data mengandung multikolinieritas
81
saat nilai tolerance ≤ 0,1 dan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,
2013:104). Dari uji multikolinearitas dengan menggunakan
SPSS diperoleh output seperti tampak pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonearitas
Regresi 1 Regresi 2
Tolerance VIF Tolerance VIF
Nilai
penerbitan
obligasi
syariah
(sukuk)
.813 1.230
Nilai
penerbitan
obligasi
syariah
(sukuk)
.676 1.479
a. Dependent
Variable:
Nilai
perusahaan
Rating
obligasi
syariah
(sukuk)
.804 1.244
Nilai
perusahaan .760 1.316
a. Dependent
Variable:
cumulative
abnormal
return
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Tabel 4.3 menunjukan hasil perhitungan nilai tolerance
tidak ada variabel bebas yang menunjukkan nilai tolerance ≥
0,10, begitu juga dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas
antar variabel bebas untuk variabel terikat nilai perusahaan
maupun untuk variabel terikat cumulative abnormal return.
82
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji
apakah dalam model regeresi terjadi ketidaksamaan variance
dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2013:134). Ketika terdapat perbedaan antara residual
satu pengamatan ke pengamatan lain, maka terjadi
heteroskedastisitas. Jika tetap maka terjadi homokedastisitas.
Suatu model regresi yang baik adalah terjadi homokedastisitas,
dan tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati grafik
scatterplot dengan pola titik-titik yang menyebar di atas dan di
bawah sumbu Y. Hasil uji heterokedastisitas dapat dilihat pada
gambar 4.3 dan gambar 4.4.
83
Sumber: Peneliti
Gambar 4.3 Grafik Scatterplot model 1
Sumber: Peneliti
Gambar 4.4 Grafik Scatterplot model 2
84
Gambar 4.3 dan gambar 4.4 menunjukan pada grafik
scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu
Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa untuk variabel terikat nilai
perusahaan dan variabel terikat cumulative abnormal return
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi ini.
Selain mengamati grafik scatterplot uji
heteroskedastisitas juga dapat dilakukan dengan uji glejser. Uji
glejser yaitu pengujian dengan meregresikan nilai absolute
residual terhadap variabel bebas. Output dari uji glejser dapat
dilihat pada tabel 4.4 dantabel 4.5.
Tabel 4.4
Hasil Uji Glejser Model 1
t Sig.
Nilai penerbitan
obligasi syariah
(sukuk)
-.529 .600
a. Dependent Variable:
Abs_res
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Tabel 4.5
Hasil Uji Glejser Model 2
85
t Sig.
Nilai penerbitan
obligasi syariah
(sukuk)
.847 .403
Rating obligasi
syariah (sukuk) -.603 .550
Nilai perusahaan -1.723 .094 a. Dependent Variable: Abs_res2
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Tabel 4.4 dan tabel 4.5 menunjukan hasil tampilan
output SPSS dengan jelas menunjukan semua variabel bebas
mempunyai nilai sig. ≥ 0,05. Jadi tidak ada variabel bebas
yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
d) Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2013:107) uji autokorelasi digunakan
untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
periode t-1 (sebelumnya). Contohnya: pada analisis regresi
yang ingin mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan
variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi antara observasi
dengan data observasi sebelumnya. Jika ada korelasi, maka
terdapat problem autokorelasi. Untuk mendiagnosis adanya
86
korelasi dalam suatu model regresi dilakukan pengujian
terhadap uji DW dengan ketentuan sebagai berikut yang
disajikan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Pengukuran Uji Durbin Watson
Jika Kesimpulan
< 1.324 tidak ada autokorelasi positif
1.324 – 1.433 tidak ada autokorelasi positif
2.676 – 4 tidak ada korelasi negatif
2.567 – 2.676 tidak ada korelasi negatif
1.433 – 2.567 tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Sumber: Ghozali, 2013:451
Berdasarkan hasil uji autokorelasi dengan
menggunakan SPSS diperoleh hasil seperti tampak pada tabel
4.7 dan tabel 4.8. Pada tabel 4.7 menunjukan nilai Durbin
Watson sebesar 2.171, sedangkan pada tabel 4.8 nilai Durbin
Watson sebesar 1.755.
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui pada penelitian
ini tidak terjadi gejala autokorelasi karena DW berada antara
1.433 – 2.567.
Tabel 4.7
Hasil Uji Durbin Watson model 1
Model Summaryb
87
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .490a .240 .196 .580068 2.171
a. Predictors: (Constant), X1
b. Dependent Variable: Y1
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Tabel 4.8
Hasil Uji Durbin Watson model 2
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .471a .222 .151 .078463 1.755
a. Predictors: (Constant), Y1, X2, X1
b. Dependent Variable: Y2
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
2. Uji Analisis Regresi Berganda
a) Analisis Regresi Tahap 1
Analisis regresi tahap satu mengkaji pengaruh nilai
penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan rating obligasi syariah
(sukuk) terhadap nilai perusahaan, pengujian yang dilakukan
melalui uji t dan uji R. Ringkasan hasil analisis regresi tahap 1
dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Hasil Regresi Berganda Tahap 1
88
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
1) Persamaan Regresi 1
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh persamaan regresi
berganda sebagai berikut: Y1 = 1.603 + (-3.764) X1 + e.
Persamaan regresi tersebut mempunyai makna jika variabel
nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) mengalami kenaikan
sebesar satu poin, maka nilai perusahaan menurun sebesar
3.764.
2) Uji t-test
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara
individu (parsial) variabel bebas mempengaruhi variabel
terikat secara signifikan atau tidak.
Hipotesis :
Ho : Variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak
berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 1.603 .445 3.600 .001
Nilai
penerbitan
obligasi
syariah
(sukuk)
-3.764 1.433 -.435 -2.626 .013
R2 .240
Adjusted R2 .195
89
Ha : Variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)
berpengaruh terhadap variabel nilai perusahaan.
Kriteria pengambilan keputusan :
Dengan tingkat signifikansi 0,05. Derajat kebebasan (df) = n –
k – 1 = 37 – 1 – 1 = 35, serta pengujian dua sisi diperoleh dari
nilai ttabel = 2.030.
Ho diterima apabila thitung < ttabel dan sig ≥ 5%
Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sig < 5%
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh keterangan untuk
variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) diperoleh
nilai thitung = -2.626 dengan sig 0.013 < 0,050 jadi Ho diterima
dengan kata lain nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak
berpengaruh dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
3) Koefisien Determinasi Ganda (R2)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dapat dilihat pada nilai adjusted r
square, dari tabel 4.9 diperoleh nilai adjusted R2
= 0.195 =
19.5% ini menunjukan besarnya pengaruh nilai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) terhadap nilai perusahaan adalah
19.5% sedangkan sisanya 80.5% dijelaskan oleh faktor lain di
luar model penelitian.
90
b) Analisis Regresi Tahap 2
Analisis regresi tahap dua mengkaji pengaruh nilai
penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah
(sukuk) dan nilai perusahaan terhadap cumulative abnormal
return. Pengujian dilakukan melalui uji F, uji t dan uji R.
Ringkasan dari output pengaruh nilai penerbitan obligasi
syariah (sukuk), rating obligasi syariah (sukuk) dan nilai
perusahaan terhadap cumulative abnormal return dapat dilihat
pada tabel 4.10.
Tabel 4.10
Hasil Regresi Berganda Tahap 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std.
Error Beta
1
(Constant) .048 .071 .684 .499
Nilai
penerbitan
obligasi
syariah
(sukuk)
-.028 .213 -.025 -.132 .896
91
Rating
obligasi
syariah
(sukuk)
.018 .017 .185 1.078 .289
Nilai
perusahaan -.066 .023 -.499 1.831 .008
Uji F Fhitung 3.130
Sig .039a
R2 .222
Adjusted R2 .151
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
1) Persamaan Regresi 2
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh persamaan regresi
berganda sebagai berikut: Y2 = 0.048 + (-0.028) X1 + (0.018)
X2 + (-0.066) X3. Persamaan regresi tersebut mempunyai
makna sebagai berikut:
(1) Jika variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk)
mengalami kenaikan sebesar satu poin, maka tingkat
cumulative abnormal return menurun sebesar 0.028.
(2) Jika variabel rating obligasi syariah (sukuk) mengalami
kenaikan sebesar satu poin, maka tingkat cumulative
abnormal return meningkat sebesar 0.018.
(3) Jika variabel nilai perusahaan mengalami kenaikan
sebesar satu poin, maka tingkat cumulative abnormal
return menurun sebesar 0.066.
92
2) Uji F (Pengujian Hipotesis secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat keberartian pengaruh
variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat atau
sering disebut uji kelinieran persamaan regresi.
Hipotesis:
Ho : Variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh
terhadap variabel terikat
Ha : Variabel bebas secara simultan berpengaruh terhadap
variabel terikat
Pengambilan keputusan:
Ho diterima jika Fhitung < Ftabel atau sig ≥ 5%.
Ha diterima jika Fhitung > Ftabel dan sig < 5%.
Dengan n = 37 k = 3 diperoleh Ftabel = 2.892
Pada tabel 4.10 diperoleh nilai Fhitung = 3.130 dan sig =
0.039 < 5% ini berarti nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk), rating obligasi syariah (sukuk) dan nilai perusahaan
secara simultan benar - benar berpengaruh positif signifikan
terhadap cumulative abnormal return. Dengan kata lain nilai
penerbitan obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah
93
(sukuk) dan nilai perusahaan mampu menjelaskan besarnya
variabel cumulative abnormal return.
3) Uji t-test
Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara individu
(parsial) variabel bebas mempengaruhi variabel terikat secara
signifikan atau tidak.
Hipotesis :
Ho : Variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel
terikat
Ha : Variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat
Kriteria pengambilan keputusan :
Dengan tingkat signifikansi 0,05. Derajat kebebasan (df) = n –
k – 1 = 37 – 3 – 1 = 33, serta pengujian dua sisi diperoleh dari
nilai ttabel = 2.035.
Ho diterima apabila thitung < ttabel dan sig ≥ 5%
Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sig < 5%
Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh keterangan untuk
variabel nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) diperoleh
nilai thitung = -0.132 dengan sig 0.896 > 0,05 jadi Ho diterima
dengan kata lain nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak
94
berpengaruh terhadap cumulative abnormal return. Untuk
variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) diperoleh
nilai thitung = 2.078 dengan sig 0.289 < 0,05 jadi Ho ditolak
dengan kata lain rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)
berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap cumulative
abnormal return. Untuk variabel nilai perusahaan diperoleh
nilai thitung = 2.831 dengan sig 0.008 < 0,05 jadi Ho ditolak
dengan kata lain nilai perusahaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap cumulative abnormal return.
4) Koefisien Determinasi Ganda (R2)
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat dapat dilihat pada nilai adjusted r
square, dari tabel 4.10 diperoleh nilai adjusted R2
= 0.151 =
15.1% ini menunjukan besarnya pengaruh nilai penerbitan
obligasi syariah (sukuk), rating obligasi syariah (sukuk) dan
nilai perusahaan terhadap cumulative abnormal return adalah
15.1% sedangkan sisanya 84.9% dijelaskan oleh faktor lain di
luar model penelitian.
c) Pembentukan Model Analisis Path
Dari analisis regresi 1 dan analisis regresi 2 diperoleh
model analasis path seperti pada gambar 4.5.
-0.025
95
Sumber: Peneliti
Gambar 4.5 Pembentukan Model Analisis Path
Dari gambar 4.5 diperoleh keterangan besarnya pengaruh
langsung nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) dan rating
obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative abnormal return
melalui nilai perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Besaran Pengaruh Langsung dan Tak Langsung
Pengaruh langsung Pengaruh tidak
langsung
Nilai penerbitan
obligasi syariah
(sukuk)
-0.025 -0.435 x -0.499 =
0.217
Rating obligasi
syariah (sukuk)
0.185
Sumber: Data sekunder yang diolah, 2017
Dari tabel 4.11 dapat dijelaskan bahwa:
Nilai penerbitan
obligasi syariah
(sukuk) (X1)
Rating obligasi
syariah (sukuk)
(X2)
Cumulative abnormal
return (Y2)
Nilai
perusahaan
(Y1)
-0.435 -0.499
0.185
96
1) Pada hasil regresi model 2, nilai koefisien variabel
nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar -
0.025 dengan signifikansi sebesar 0.896. Maka dapat
disimpulkan bahwa, variabel nilai penerbitan obligasi
syariah (sukuk) mempengaruhi secara langsung
terhadap variabel cumulative abnormal return
sebesar -0.025 dan tidak signifikan.
2) Pada hasil regresi model 2, nilai koefisien variabel
rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar
0.185 dengan signifikansi sebesar 0.289. Maka dapat
disimpulkan bahwa, variabel rating penerbitan
obligasi syariah (sukuk) mempengaruhi secara
langsung terhadap variabel cumulative abnormal
return sebesar 0.185 dan tidak signifikan.
3) Pada hasil regresi model 1, nilai koefisien variabel
nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar -
0.435 dengan signifikansi sebesar 0.013 dan pada
hasil regresi model 2 nilai koefisien variabel nilai
perusahaan sebesar -0.499 dengan signifikansi
sebesar 0.008. Maka besarnya pengaruh tidak
langsung variabel nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) terhadap cumulative abnormal return melalui
variabel nilai perusahaan adalah dengan mengalikan -
97
0.435 dan -0.499. Sehingga besarnya pengaruh tidak
langsung adalah 0.217.
3. Pembahasan
a) Pengaruh Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)
Terhadap Cumulative Abnormal Return
Pengujian terhadap variabel nilai penerbitan obligasi
syariah (sukuk) menunjukan nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) tidak berpengaruh terhadap cumulative abnormal
return saham, hal ini dibuktikan oleh nilai nilai thitung = -0.132
dengan sig 0.896 > 0,05. Berdasarkan hal ini, maka hipotesis
pertama ditolak atau dapat dinyatakan bahwa variabel nilai
penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
cumulative abnormal return saham perusahaan. Dilihat dari
hasil perhitungan koefisien determinasi diperoleh nilai
adjusted R2 = 0.151 = 15.1% ini menunjukan besarnya
pengaruh nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) sebesar
15.1% sedangkan sisanya 84.9% dijelaskan oleh faktor lain di
luar model penelitian.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mujahid dan Fitijanti (2010) serta penelitian
oleh Pratama (2013) yang menyimpulkan bahwa nilai
98
penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
cumulative abnormal return saham. Untuk kasus penelitian
yang dilakukan peneliti saat ini, arah hubungan negatif antara
nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) terhadap cumulative
abnormal return saham perusahaan sebagai hasil penelitian ini
dapat terjadi karena harga saham perusahaan yang mengalami
penurunan cumulative abnormal return tersebut mendominasi
perusahaan lainnya. Oleh karena itu, secara agregat
pengaruhnya akan negatif.
b) Pengaruh Nilai Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk)
Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh bahwa variabel
nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 4.9 yang menunjukkan bahwa variabel nilai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) mempunyai nilai thitung = -2.626
dengan nilai signifikansi 0.013, dengan demikian hipotesis
kedua ditolak.
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa nilai penerbitan
obligasi syariah (sukuk) berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ini bisa saja diakibatkan karena kurang tepatnya
99
keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan –
perusahaan tersebut. Artinya keputusan investasi yang
dilakukan oleh perusahaan belum mampu untuk meningkatkan
harga saham perusahaan sebagai alat ukur kemajuan nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Prihapsari (2015) dan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006)
bahwa nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
c) Pengaruh Nilai Perusahaan Terhadap Cumulative
Abnormal Return
Dari hasil pengujian nilai perusahaan terhadap
cumulative abnormal return menunjukkan bahwa nilai
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
cumulative abnormal return. Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung
= 2.831 dengan sig 0.008 < 0,05 jadi nilai perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap cumulative
abnormal return, sehingga hipotesis ketiga diterima.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian oleh
Fidhayatin dan Dewi (2012) serta penelitian Sutrisno (2009)
yang menyatakan bahwa market to book value ratio
memberikan informasi seberapa besar masyarakat menghargai
suatu perusahaan dalam menilai saham suatu perusahaan.
Apabila market to book value ratio semakin tinggi maka
100
semakin tinggi pula keuntungan suatu perusahaan. Maka,
hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.
d) Pengaruh Rating Perusahaan Terhadap Cumulative
Abnormal Return
Pengujian terhadap variabel rating penerbitan obligasi
syariah (sukuk) menunjukan rating penerbitan obligasi syariah
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap cumulative
abnormal return. Hal ini dibuktikan oleh nilai thitung = 2.078
dengan sig 0.289 < 0,05. Berdasarkan hal ini, maka hipotesis
keempat diterima atau dapat dinyatakan bahwa variabel rating
penerbitan obligasi syariah (sukuk) perusahaan mempunyai
pengaruh namun tidak signifikan terhadap variabel cumulative
abnormal return saham perusahaan.
Hasil ini didukung oleh Septianingtyas (2012) dan
Arifina (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara variabel rating penerbitan obligasi syariah (sukuk)
terhadap variabel return saham. Informasi rating obligasi
syariah (sukuk) perusahaan memberikan informasi terhadap
keputusan yang akan diambil oleh investor. Semakin baik
rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka return saham
akan semakin tinggi, karena rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) bisa menunjukkan tingkat likuiditas dan solvabilitas
101
perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang
bisa berguna bagi investor.
Ringkasan hasil penelitian tersaji dalam tabel 4.12.
Tabel 4.12
Hasil Penelitian
Hipotesis Uraian Hasil
H1 Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) maka cumulative abnormal return juga
semakin tinggi
Ditolak
H2 Semakin tinggi nilai penerbitan obligasi syariah
(sukuk) maka nilai perusahaan juga semakin tinggi
Ditolak
H3 Semakin tinggi nilai perusahaan maka cumulative
abnormal return juga semakin tinggi
Diterima
H4 Semakin tinggi rating penerbitan obligasi syariah
(sukuk) maka cumulative abnormal return juga
semakin tinggi
Diterima
Sumber: Peneliti
102
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh terhadap
cumulative abnormal return.
2. Nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
3. Nilai perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
cumulative abnormal return. Semakin tinggi nilai perusahaan maka
cumulative abnormal return juga semakin tinggi.
4. Rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap cumulative abnormal return. Semakin tinggi
rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) maka cumulative
abnormal return juga semakin tinggi.
B. Saran
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi investor dalam
mengambil keputusan untuk melakukan investasi dengan melihat kegunaan atas
suatu
103
informasi keuangan yaitu nilai dan rating penerbitan obligasi syariah (sukuk) dari
suatu perusahaan. Bagi investor yang akan berinvestasi di pasar modal dan
memiliki
orientasi jangka pendek, faktor yang mempengaruhi harga saham tidak hanya
dipengaruhi oleh kondisi keuangan global. Oleh karena itu, dalam mengambil
keputusan investasi seorang investor harus juga peka terhadap informasi-
informasi yang berkaitan dengan kondisi keuangan yang berhubungan dengan
perusahaan atau industri tersebut. Untuk perusahaan penerbit obligasi syariah
(sukuk) sebaiknya tidak menerbitkan obligasi syariah (sukuk) dengan nilai yang
besar, karena besar kecilnya nilai penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak
mempengaruhi return saham. Mungkin lebih baik dana yang dimiliki perusahaan
diinvestasikan melalui instrumen lain yang lebih prospek.
Saran untuk peneliti-peneliti selanjutnya antara lain menambah sampel
yang digunakan dan memperpanjang periode waktu penelitian, variabel yang
digunakan dalam penelitian akan datang diharapkan lebih lengkap dan bervariasi
dengan menambah variabel bebas lain di luar variabel yang digunakan peneliti
saat ini,
104
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Barlinti, Yeni Salma. 2010. Kedudukan Fatwa Dewan Syariah Nasional Dalam
Sistem Hukum Nasional Di Indonesia. Jakarta: Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama.
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan
Soal Jawab. Bandung: Alfabeta.
Ferdinand, Agusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Pustaka
Kunci.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar N dan Dawn C. Proter . 2013. Dasar-Dasar Ekonometrika
“Original Book” Edisi Kelima. Jakarta: Salemba Empat.
Gujarati. 2003. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Empat.
Hartono, Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta:
CV Andi Offset.
2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi Keenam.
Yogyakarta: BPFE UGM.
Huda, Nurul dan Mustofa Edwin Nasution. 2007. Investasi pada Pasar Modal
Syariah. Jakarta: Kencana.
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan
Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UMP AMP AKP.
Murhadi, Dr. Werner. 2009. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta:
PT Indeks.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharsimi, Arikunto. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
106
2011. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: Unit
Percetakan BPFE.
Sutedi, Adrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Jakarta: Sinar Grafika.
Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi. Yogyakata: Kanisius.
Referensi Jurnal, Tesis dan Skripsi
Ansori, Mokhamat dan Denica H. N. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan
pada Perusahaan yang Tergabung dalam Jakarta Islamic Index Studi pada
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Analisis Manajemen. 4(2): 153-175.
Arifina, Aulia Nur. 2016. Nilai dan Rating Penerbitan Sukuk Terhadap Return
Saham (Studi Kasus pada Perusahaan yang Listing di Bursaa Efek Indonesia).
Skripsi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Christina dan Andreani Caroline Barus. 2014. Pengaruh Reaksi Pasar Terhadap
Harga Saham Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Wira Ekonomi Mikroskil. 4(1): 41-50.
Fenandar, Gany Ibrahim dan Surya Raharja. 2012. Pengaruh Keputusan Investasi,
Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan.
Diponegoro Journal Of Accounting. 1(2): 1-10.
Fidhayatin, S. K., & N. H. Uswati Dewi. 2012. Analisis Nilai Perusahaan, Kinerja
Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh Perusahaan Terhadap Return Saham
pada Perusahaan Manufaktur yang Listing Di BEI. The Indonesian
Accounting Review, 2(2): 203-214.
Hapsari, Ratih A. 2000. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan,
dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
Jurnal Riset Akuntansi. 7(2): 13-25.
Kosasih, Titah Lestari. 2010. Pengumuman Penerbitan Obligasi Syariah
Dampaknya Terhadap Return Saham (Studi Peristiwa pada Emiten yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang Menerbitkan Obligasi Syariah
Periode 2005-2009). Skripsi. Jakarta: Universitas Komputer Indonesia.
Kusumawati, Ariani. 2014. Analisis Pengaruh Pengumuman Perubahan Bond
Rating Terhadap Return Saham. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Savitri, Enni. 2015. Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah (Sukuk) Terhadap
Reaksi Pasar Modal Indonesia Tahun 2009-2013. Jurnal Aplikasi
Manajemen. 13(4): 689-696.
107
Sumardi, Lucy. 2007. Analisis Pengaruh Penerbitan Obligasi Terhadap Abnormal
Return Saham di Bursa Efek Jakarta: Periode 2000-2006. Tesis. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Sunarsih. 2008. Potensi Obligasi Syariah Sebagai Sumber Pendanaan Jangka
Menengah dan Panjang Bagi Perusahaan di Indonesia. Jurnal Asy-Syir’ah.
42(1): 56-83.
Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. Implikasi Struktur
Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Keputusan Keuangan
Sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9. 1-25.
Widyantoro, Setyawan. 1995. Analisis Beberapa Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Kebijakan pada Badan Usaha Milik Negara Bentuk Persero. Tesis.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Referensi Dokumen Resmi
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah Mudharabah.
Fatwa Dewan Syariah Nasional NO.41/DSN-MUI/IX/2004 tentang Obligasi
Syariah Ijarah.
Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Peraturan Bapepam-LK Nomor KEP-334/BL/2007 tentang Perizinan Perusahaan
Efek.
LAMPIRAN
NILAI PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) PERUSAHAAN
SER (Sukuk Equity Ratio)
NO KODE
NILAI
PENERBITAN
TOTAL
EKUITAS SER
1 ISAT IIIA 2015 65.000.000.000 13.263.840.000.000 0,004901
2 ISAT IIIB 2015 41.000.000.000 13.263.840.000.000 0,003091
3 EXCL IB 2015 258.000.000.000 14.091.635.000.000 0,018309
4 EXCL IC 2015 323.000.000.000 14.091.635.000.000 0,022921
5 EXCL ID 2015 425.000.000.000 14.091.635.000.000 0,030160
6 ISAT IIB 2015 76.000.000.000 13.263.840.000.000 0,005730
7 ISAT IIC 2015 67.000.000.000 13.263.840.000.000 0,005051
8 ISAT IID 2015 43.000.000.000 13.263.840.000.000 0,003242
9 ISAT IIE 2015 175.000.000.000 13.263.840.000.000 0,013194
10 SMRA III 2015 150.000.000.000 14.426.781.680.000 0,010397
11 ISAT IA 2014 64.000.000.000 14.195.964.000.000 0,004508
12 ISAT IB 2014 16.000.000.000 14.195.964.000.000 0,001127
13 ISAT IC 2014 110.000.000.000 14.195.964.000.000 0,007749
14 ADMF IIB 2014 45.000.000.000 4.067.569.000.000 0,011063
15 SMRA II 2014 300.000.000.000 5.992.636.444.000 0,050061
16 SMRA I 2013 150.000.000.000 4.657.666.667.000 0,032205
17 BNII I 2014 300.000.000.000 811.683.000.000 0,369602
18 AISA I 2013 300.000.000.000 2.356.773.000.000 0,127293
19 ABMM I 2012 200.000.000.000 3.346.400.432.080 0,059766
20 ADHI II 2013 125.000.000.000 1.548.462.792.571 0,080725
21 ADHI I 2012 125.000.000.000 1.180.918.969.692 0,105850
22 ISAT V 2012 300.000.000.000 19.395.384.000.000 0,015468
23 MYOR II 2012 250.000.000.000 3.067.850.327.238 0,081490
24 BLTA IIA 2009 45.000.000.000 5.897.488.000.000 0,007630
25 BLTA IIB 2009 55.000.000.000 5.897.488.000.000 0,009326
26 MPPA IIB 2009 136.000.000.000 3.467.098.000.000 0,039226
27 MTDL I 2008 90.000.000.000 317.150.812.121 0,283777
28 BLTA 2007 200.000.000.000 3.315.581.000.000 0,060321
29 ADMF IB 2015 59.000.000.000 4.360.789.000.000 0,013530
30 AISA II 2016 1.200.000.000.000 4.264.400.000.000 0,281399
31 ADMF IIA 2016 30.000.000.000 4.977.199.000.000 0,006027
32 ADMF IIB 2016 42.000.000.000 4.977.199.000.000 0,008438
33 ADMF IIC 2016 14.000.000.000 4.977.199.000.000 0,002813
34 ISAT IVA 2016 163.000.000.000 14.177.119.000.000 0,011497
35 ISAT IVB 2016 61.000.000.000 14.177.119.000.000 0,004303
36 ISAT IVC 2016 10.000.000.000 14.177.119.000.000 0,000705
37 ISAT IVD 2016 54.000.000.000 14.177.119.000.000 0,003809
NILAI PERUSAHAAN
NO KODE HARGA
SAHAM
TOTAL
EKUITAS
SAHAM
BEREDAR
NILAI
BUKU
PER
LEMBAR
SAHAM
PRICE
TO
BOOK
VALUE
1 ISAT IIIA 2015 5.475,00 13.263.840.000.000 5.433.933.500 2440,93 2,243
2 ISAT IIIB 2015 5.475,00 13.263.840.000.000 5.433.933.500 2440,93 2,243
3 EXCL IB 2015 4.335,00 14.091.635.000.000 8.541.381.670 1649,81 2,628
4 EXCL IC 2015 4.335,00 14.091.635.000.000 8.541.381.670 1649,81 2,628
5 EXCL ID 2015 4.335,00 14.091.635.000.000 8.541.381.670 1649,81 2,628
6 ISAT IIB 2015 3.555,00 13.263.840.000.000 5.433.933.500 2440,93 1,456
7 ISAT IIC 2015 3.555,00 13.263.840.000.000 5.433.933.500 2440,93 1,456
8 ISAT IID 2015 3.555,00 13.263.840.000.000 5.433.933.500 2440,93 1,456
9 ISAT IIE 2015 3.555,00 13.263.840.000.000 5.433.933.500 2440,93 1,456
10 SMRA III 2015 1.920,00 14.426.781.680.000 14.426.781.680 1000,00 1,920
11 ISAT IA 2014 4.190,00 14.195.964.000.000 5.433.933.500 2612,47 1,604
12 ISAT IB 2014 4.190,00 14.195.964.000.000 5.433.933.500 2612,47 1,604
13 ISAT IC 2014 4.295,00 14.195.964.000.000 5.433.933.500 2612,47 1,644
14 ADMF IIB 2014 8.100,00 4.067.569.000.000 1.000.000.000 4067,57 1,991
15 SMRA II 2014 1.160,00 5.992.636.444.000 14.426.781.680 415,38 2,793
16 SMRA I 2013 860,00 4.657.666.667.000 14.426.781.680 322,85 2,664
17 BNII I 2014 287,00 811.683.000.000 67.068.027.368 12,10 23,714
18 AISA I 2013 1.250,00 2.356.773.000.000 2.926.000.000 805,46 1,552
19 ABMM I 2012 3.025,00 3.346.400.432.080 2.753.165.000 1215,47 2,489
20 ADHI II 2013 2.800,00 1.548.462.792.571 1.801.320.000 859,63 3,257
21 ADHI I 2012 1.020,00 1.180.918.969.692 1.801.320.000 655,59 1,556
22 ISAT V 2012 4.300,00 19.395.384.000.000 5.433.933.500 3569,31 1,205
23 MYOR II 2012 745,00 3.067.850.327.238 766.584.000 4001,98 0,186
24 BLTA IIA 2009 576,00 5.897.488.000.000 5.569.240.235 1058,94 0,544
25 BLTA IIB 2009 576,00 5.897.488.000.000 5.569.240.235 1058,94 0,544
26 MPPA IIB 2009 530,00 3.467.098.000.000 4.721.073.575 734,39 0,722
27 MTDL I 2008 136,00 317.150.812.121 2.041.925.923 155,32 0,876
28 BLTA 2007 1.421,00 3.315.581.000.000 4.159.010.436 797,20 1,782
29 ADMF IB 2015 4.750,00 4.360.789.000.000 1.000.000.000 4360,79 1,089
30 AISA II 2016 2.100,00 4.264.400.000.000 3.218.600.000 1324,92 1,585
31 ADMF IIA 2016 4.800,00 4.977.199.000.000 1.000.000.000 4977,20 0,964
32 ADMF IIB 2016 4.800,00 4.977.199.000.000 1.000.000.000 4977,20 0,964
33 ADMF IIC 2016 4.800,00 4.977.199.000.000 1.000.000.000 4977,20 0,964
34 ISAT IVA 2016 5.775,00 14.177.119.000.000 5.433.933.500 2609,00 2,213
35 ISAT IVB 2016 5.775,00 14.177.119.000.000 5.433.933.500 2609,00 2,213
36 ISAT IVC 2016 5.775,00 14.177.119.000.000 5.433.933.500 2609,00 2,213
37 ISAT IVD 2016 5.775,00 14.177.119.000.000 5.433.933.500 2609,00 2,213
RATING OBLIGASI SYARIAH (SUKUK)
NO NAMA PERUSAHAAN RATING ANGKA
ORDINAL
1 PT Indosat Tbk AAA 19
2 PT Indosat Tbk AAA 19
3 PT XL Axiata Tbk AAA 19
4 PT XL Axiata Tbk AAA 19
5 PT XL Axiata Tbk AAA 19
6 PT Indosat Tbk AAA 19
7 PT Indosat Tbk AAA 19
8 PT Indosat Tbk AAA 19
9 PT Indosat Tbk AAA 19
10 PT Summarecon Agung Tbk A+ 14
11 PT Indosat Tbk AAA 19
12 PT Indosat Tbk AAA 19
13 PT Indosat Tbk AAA 19
14 PT Adira Dinamika Multifinance Tbk AAA 19
15 PT Summarecon Agung Tbk AAA 19
16 PT Summarecon Agung Tbk A+ 14
17 PT Bank Maybank Indonesia Tbk AAA 19
18 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk A 13
19 PT Sumberdaya Sewatama BB+ 8
20 PT Adhi Karya (Persero) Tbk A- 12
21 PT Adhi Karya (Persero) Tbk A- 12
22 PT Indosat Tbk AAA 19
23 PT Mayora Indah Tbk AA- 15
24 PT Berlian Laju Tanker Tbk A- 12
25 PT Berlian Laju Tanker Tbk A- 12
26 PT Matahari Putra Prima Tbk AA- 15
27 PT Metrodata Electronics Tbk AAA 19
28 PT Berlian Laju Tanker Tbk A- 12
29 PT Adira Dinamika Multifinance Tbk AAA 19
30 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk A 13
31 PT Adira Dinamika Multifinance Tbk AAA 19
32 PT Adira Dinamika Multifinance Tbk AAA 19
33 PT Adira Dinamika Multifinance Tbk AAA 19
34 PT Indosat Tbk AAA 19
35 PT Indosat Tbk AAA 19
36 PT Indosat Tbk AAA 19
37 PT Indosat Tbk AAA 19
HARGA SAHAM HARIAN
NO KODE H-4 H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3
1 ISAT IIIA 2015 5.200,00 5.400,00 5.500,00 5.200,00 5.475,00 5.300,00 5.200,00 5.050,00
2 ISAT IIIB 2015 5.200,00 5.400,00 5.500,00 5.200,00 5.475,00 5.300,00 5.200,00 5.050,00
3 EXCL IB 2015 4.232,00 4.389,00 4.316,00 4.365,00 4.335,00 3.926,00 3.827,00 3.748,00
4 EXCL IC 2015 4.232,00 4.389,00 4.316,00 4.365,00 4.335,00 3.926,00 3.827,00 3.748,00
5 EXCL ID 2015 4.232,00 4.389,00 4.316,00 4.365,00 4.335,00 3.926,00 3.827,00 3.748,00
6 ISAT IIB 2015 3.740,00 3.725,00 3.610,00 3.610,00 3.555,00 3.560,00 3.630,00 3.680,00
7 ISAT IIC 2015 3.740,00 3.725,00 3.610,00 3.610,00 3.555,00 3.560,00 3.630,00 3.680,00
8 ISAT IID 2015 3.740,00 3.725,00 3.610,00 3.610,00 3.555,00 3.560,00 3.630,00 3.680,00
9 ISAT IIE 2015 3.740,00 3.725,00 3.610,00 3.610,00 3.555,00 3.560,00 3.630,00 3.680,00
10 SMRA III 2015 1.830,00 1.865,00 1.880,00 1.900,00 1.920,00 1.930,00 1.895,00 1.840,00
11 ISAT IA 2014 4.120,00 4.080,00 4.185,00 4.185,00 4.190,00 4.190,00 4.080,00 4.165,00
12 ISAT IB 2014 4.120,00 4.080,00 4.185,00 4.185,00 4.190,00 4.190,00 4.080,00 4.165,00
13 ISAT IC 2014 3.950,00 4.080,00 4.185,00 4.185,00 4.190,00 4.190,00 4.080,00 4.165,00
14 ADMF IIB 2014 10.975,00 11.000,00 11.450,00 9.175,00 8.100,00 8.100,00 7.650,00 7.450,00
15 SMRA II 2014 1.155,00 1.140,00 1.165,00 1.165,00 1.160,00 1.180,00 1.190,00 1.205,00
16 SMRA I 2013 890,00 870,00 880,00 860,00 860,00 820,00 790,00 810,00
17 BNII I 2014 286,00 286,00 285,00 288,00 287,00 287,00 287,00 287,00
18 AISA I 2013 1.360,00 1.360,00 1.330,00 1.330,00 1.250,00 1.250,00 1.180,00 1.270,00
19 ABMM I 2012 3.050,00 2.925,00 2.900,00 2.900,00 3.025,00 3.050,00 3.050,00 3.025,00
20 ADHI II 2013 2.700,00 2.775,00 2.775,00 2.825,00 2.800,00 2.975,00 2.975,00 3.025,00
21 ADHI I 2012 960,00 990,00 1.020,00 1.030,00 1.020,00 1.020,00 980,00 980,00
22 ISAT V 2012 3.775,00 3.725,00 3.850,00 4.100,00 4.300,00 4.325,00 4.250,00 4.300,00
23 MYOR II 2012 719,00 723,00 754,00 754,00 745,00 740,00 730,00 730,00
24 BLTA IIA 2009 618,00 576,00 569,00 569,00 576,00 611,00 583,00 590,00
25 BLTA IIB 2009 618,00 576,00 569,00 569,00 576,00 611,00 583,00 590,00
26 MPPA IIB 2009 530,00 365,00 358,00 351,00 340,00 340,00 347,00 347,00
27 MTDL I 2008 143,00 142,00 142,00 141,00 136,00 131,00 131,00 128,00
28 BLTA 2007 1.404,00 1.421,00 1.439,00 1.421,00 1.421,00 1.421,00 1.404,00 1.404,00
29 ADMF IB 2015 4.925,00 4.900,00 4.900,00 4.900,00 4.750,00 4.800,00 4.800,00 4.725,00
30 AISA II 2016 1.920,00 1.960,00 1.990,00 2.000,00 2.100,00 2.100,00 2.100,00 1.990,00
31 ADMF IIA 2016 4.800,00 4.790,00 4.790,00 4.790,00 4.800,00 4.810,00 5.275,00 5.700,00
32 ADMF IIB 2016 4.800,00 4.790,00 4.790,00 4.790,00 4.800,00 4.810,00 5.275,00 5.700,00
33 ADMF IIC 2016 4.800,00 4.790,00 4.790,00 4.790,00 4.800,00 4.810,00 5.275,00 5.700,00
34 ISAT IVA 2016 6.000,00 6.200,00 6.025,00 5.800,00 5.775,00 5.575,00 5.500,00 5.300,00
35 ISAT IVB 2016 6.000,00 6.200,00 6.025,00 5.800,00 5.775,00 5.575,00 5.500,00 5.300,00
36 ISAT IVC 2016 6.000,00 6.200,00 6.025,00 5.800,00 5.775,00 5.575,00 5.500,00 5.300,00
37 ISAT IVD 2016 6.000,00 6.200,00 6.025,00 5.800,00 5.775,00 5.575,00 5.500,00 5.300,00
RETURN SESUNGGUHNYA
NO KODE H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3
1 ISAT IIIA 2015 0,04 0,02 -0,05 0,05 -0,03 -0,02 -0,03
2 ISAT IIIB 2015 0,04 0,02 -0,05 0,05 -0,03 -0,02 -0,03
3 EXCL IB 2015 0,04 -0,02 0,01 -0,01 -0,09 -0,03 -0,02
4 EXCL IC 2015 0,04 -0,02 0,01 -0,01 -0,09 -0,03 -0,02
5 EXCL ID 2015 0,04 -0,02 0,01 -0,01 -0,09 -0,03 -0,02
6 ISAT IIB 2015 0,00 -0,03 0,00 -0,02 0,00 0,02 0,01
7 ISAT IIC 2015 0,00 -0,03 0,00 -0,02 0,00 0,02 0,01
8 ISAT IID 2015 0,00 -0,03 0,00 -0,02 0,00 0,02 0,01
9 ISAT IIE 2015 0,00 -0,03 0,00 -0,02 0,00 0,02 0,01
10 SMRA III 2015 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 -0,02 -0,03
11 ISAT IA 2014 -0,01 0,03 0,00 0,00 0,00 -0,03 0,02
12 ISAT IB 2014 -0,01 0,03 0,00 0,00 0,00 -0,03 0,02
13 ISAT IC 2014 0,03 0,03 0,00 0,00 0,00 -0,03 0,02
14 ADMF IIB 2014 0,00 0,04 -0,20 -0,12 0,00 -0,06 -0,03
15 SMRA II 2014 -0,01 0,02 0,00 0,00 0,02 0,01 0,01
16 SMRA I 2013 -0,02 0,01 -0,02 0,00 -0,05 -0,04 0,03
17 BNII I 2014 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00
18 AISA I 2013 0,00 -0,02 0,00 -0,06 0,00 -0,06 0,08
19 ABMM I 2012 -0,04 -0,01 0,00 0,04 0,01 0,00 -0,01
20 ADHI II 2013 0,03 0,00 0,02 -0,01 0,06 0,00 0,02
21 ADHI I 2012 0,03 0,03 0,01 -0,01 0,00 -0,04 0,00
22 ISAT V 2012 -0,01 0,03 0,06 0,05 0,01 -0,02 0,01
23 MYOR II 2012 0,01 0,04 0,00 -0,01 -0,01 -0,01 0,00
24 BLTA IIA 2009 -0,07 -0,01 0,00 0,01 0,06 -0,05 0,01
25 BLTA IIB 2009 -0,07 -0,01 0,00 0,01 0,06 -0,05 0,01
26 MPPA IIB 2009 -0,31 -0,02 -0,02 -0,03 0,00 0,02 0,00
27 MTDL I 2008 -0,01 0,00 -0,01 -0,04 -0,04 0,00 -0,02
28 BLTA 2007 0,01 0,01 -0,01 0,00 0,00 -0,01 0,00
29 ADMF IB 2015 -0,01 0,00 0,00 -0,03 0,01 0,00 -0,02
30 AISA II 2016 0,02 0,02 0,01 0,05 0,00 0,00 -0,05
31 ADMF IIA 2016 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,10 0,08
32 ADMF IIB 2016 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,10 0,08
33 ADMF IIC 2016 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,10 0,08
34 ISAT IVA 2016 0,03 -0,03 -0,04 0,00 -0,03 -0,01 -0,04
35 ISAT IVB 2016 0,03 -0,03 -0,04 0,00 -0,03 -0,01 -0,04
36 ISAT IVC 2016 0,03 -0,03 -0,04 0,00 -0,03 -0,01 -0,04
37 ISAT IVD 2016 0,03 -0,03 -0,04 0,00 -0,03 -0,01 -0,04
IHSG
NO KODE H-4 H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3
1 ISAT IIIA 2015 4.537,38 4.508,45 4.521,39 4.464,18 4.466,21 4.393,52 4.374,19 4.409,17
2 ISAT IIIB 2015 4.537,38 4.508,45 4.521,39 4.464,18 4.466,21 4.393,52 4.374,19 4.409,17
3 EXCL IB 2015 5.216,38 5.213,82 5.130,50 5.095,82 5.100,57 5.014,99 4.899,88 4.933,56
4 EXCL IC 2015 5.216,38 5.213,82 5.130,50 5.095,82 5.100,57 5.014,99 4.899,88 4.933,56
5 EXCL ID 2015 5.216,38 5.213,82 5.130,50 5.095,82 5.100,57 5.014,99 4.899,88 4.933,56
6 ISAT IIB 2015 5.216,38 5.213,82 5.130,50 5.095,82 5.100,57 5.014,99 4.899,88 4.933,56
7 ISAT IIC 2015 5.216,38 5.213,82 5.130,50 5.095,82 5.100,57 5.014,99 4.899,88 4.933,56
8 ISAT IID 2015 5.216,38 5.213,82 5.130,50 5.095,82 5.100,57 5.014,99 4.899,88 4.933,56
9 ISAT IIE 2015 5.216,38 5.213,82 5.130,50 5.095,82 5.100,57 5.014,99 4.899,88 4.933,56
10 SMRA III 2015 5.410,64 5.400,80 5.460,57 5.437,12 5.436,21 5.435,35 5.245,45 5.242,16
11 ISAT IA 2014 5.122,31 5.165,41 5.152,69 5.160,43 5.160,43 5.026,03 5.035,65 5.113,35
12 ISAT IB 2014 5.122,31 5.165,41 5.152,69 5.160,43 5.160,43 5.026,03 5.035,65 5.113,35
13 ISAT IC 2014 5.122,31 5.165,41 5.152,69 5.160,43 5.108,43 5.026,03 5.035,65 5.113,35
14 ADMF IIB 2014 4.987,42 4.965,39 5.032,28 5.048,84 5.048,67 5.048,67 5.053,94 5.102,47
15 SMRA II 2014 5.032,84 4.958,52 4.993,88 4.962,96 4.913,05 4.922,58 4.962,94 4.951,61
16 SMRA I 2013 4.180,79 4.214,34 4.275,68 4.271,74 4.212,22 4.174,83 4.125,96 4.182,35
17 BNII I 2014 4.905,83 4.989,03 5.024,71 5.024,71 5.098,01 5.032,60 5.032,60 5.021,06
18 AISA I 2013 4.957,25 4.981,47 4.922,61 4.922,61 4.922,61 4.922,61 4.877,48 4.924,26
19 ABMM I 2012 4.337,51 4.304,82 4.319,09 4.276,14 4.302,44 4.269,65 4.286,84 4.292,60
20 ADHI II 2013 4.854,31 4.835,44 4.786,37 4.819,32 4.802,83 4.822,63 4.831,50 4.831,50
21 ADHI I 2012 3.887,57 3.955,58 3.991,54 4.049,89 4.075,92 4.069,84 4.055,20 3.985,04
22 ISAT V 2012 3.889,52 3.857,59 3.881,40 3.934,87 3.887,57 3.955,58 3.991,54 4.049,89
23 MYOR II 2012 4.216,68 4.158,86 4.181,07 4.129,06 4.133,63 4.114,14 4.053,07 4.045,64
24 BLTA IIA 2009 1.890,97 1.857,59 1.892,84 1.902,88 1.916,83 1.998,58 1.998,64 2.010,91
25 BLTA IIB 2009 1.890,97 1.857,59 1.892,84 1.902,88 1.916,83 1.998,58 1.998,64 2.010,91
26 MPPA IIB 2009 1.295,87 1.300,11 1.290,32 1.285,48 1.256,11 1.264,82 1.289,38 1.288,07
27 MTDL I 2008 2.371,78 2.362,74 2.365,38 2.341,36 2.350,89 2.332,11 2.349,10 2.378,81
28 BLTA 2007 2.167,82 2.189,12 2.196,10 2.220,93 2.227,05 2.271,34 2.282,38 2.273,42
29 ADMF IB 2015 4.920,04 4.923,00 4.882,58 4.910,66 4.904,06 4.944,78 4.982,91 4.916,74
30 AISA II 2016 5.083,54 5.110,18 5.127,50 5.172,83 5.242,82 5.216,97 5.216,97 5.220,80
31 ADMF IIA 2016 5.216,97 5.197,25 5.220,80 5.224,40 5.274,36 5.299,21 5.215,99 5.215,99
32 ADMF IIB 2016 5.216,97 5.197,25 5.220,80 5.224,40 5.274,36 5.299,21 5.215,99 5.215,99
33 ADMF IIC 2016 5.216,97 5.197,25 5.220,80 5.224,40 5.274,36 5.299,21 5.215,99 5.215,99
34 ISAT IVA 2016 5.362,32 5.386,08 5.334,55 5.353,46 5.356,95 5.372,10 5.381,35 5.371,08
35 ISAT IVB 2016 5.362,32 5.386,08 5.334,55 5.353,46 5.356,95 5.372,10 5.381,35 5.371,08
36 ISAT IVC 2016 5.362,32 5.386,08 5.334,55 5.353,46 5.356,95 5.372,10 5.381,35 5.371,08
37 ISAT IVD 2016 5.362,32 5.386,08 5.334,55 5.353,46 5.356,95 5.372,10 5.381,35 5.371,08
EXPECTED RETURN
NO KODE H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3
1 ISAT IIIA 2015 -0,01 0,003 -0,013 0,000 -0,016 -0,004 0,008
2 ISAT IIIB 2015 -0,01 0,003 -0,013 0,000 -0,016 -0,004 0,008
3 EXCL IB 2015 0,00 -0,016 -0,007 0,001 -0,017 -0,023 0,007
4 EXCL IC 2015 0,00 -0,016 -0,007 0,001 -0,017 -0,023 0,007
5 EXCL ID 2015 0,00 -0,016 -0,007 0,001 -0,017 -0,023 0,007
6 ISAT IIB 2015 0,00 -0,016 -0,007 0,001 -0,017 -0,023 0,007
7 ISAT IIC 2015 0,00 -0,016 -0,007 0,001 -0,017 -0,023 0,007
8 ISAT IID 2015 0,00 -0,016 -0,007 0,001 -0,017 -0,023 0,007
9 ISAT IIE 2015 0,00 -0,016 -0,007 0,001 -0,017 -0,023 0,007
10 SMRA III 2015 0,00 0,011 -0,004 0,000 0,000 -0,035 -0,001
11 ISAT IA 2014 0,01 -0,002 0,002 0,000 -0,026 0,002 0,015
12 ISAT IB 2014 0,01 -0,002 0,002 0,000 -0,026 0,002 0,015
13 ISAT IC 2014 0,01 -0,002 0,002 -0,010 -0,016 0,002 0,015
14 ADMF IIB 2014 0,00 0,013 0,003 0,000 0,000 0,001 0,010
15 SMRA II 2014 -0,01 0,007 -0,006 -0,010 0,002 0,008 -0,002
16 SMRA I 2013 0,01 0,015 -0,001 -0,014 -0,009 -0,012 0,014
17 BNII I 2014 0,02 0,007 0,000 0,015 -0,013 0,000 -0,002
18 AISA I 2013 0,00 -0,012 0,000 0,000 0,000 -0,009 0,010
19 ABMM I 2012 -0,01 0,003 -0,010 0,006 -0,008 0,004 0,001
20 ADHI II 2013 0,00 -0,010 0,007 -0,003 0,004 0,002 0,000
21 ADHI I 2012 0,02 0,009 0,015 0,006 -0,001 -0,004 -0,017
22 ISAT V 2012 -0,01 0,006 0,014 -0,012 0,017 0,009 0,015
23 MYOR II 2012 -0,01 0,005 -0,012 0,001 -0,005 -0,015 -0,002
24 BLTA IIA 2009 -0,02 0,019 0,005 0,007 0,043 0,000 0,006
25 BLTA IIB 2009 -0,02 0,019 0,005 0,007 0,043 0,000 0,006
26 MPPA IIB 2009 0,00 -0,008 -0,004 -0,023 0,007 0,019 -0,001
27 MTDL I 2008 0,00 0,001 -0,010 0,004 -0,008 0,007 0,013
28 BLTA 2007 0,01 0,003 0,011 0,003 0,020 0,005 -0,004
29 ADMF IB 2015 0,00 -0,008 0,006 -0,001 0,008 0,008 -0,013
30 AISA II 2016 0,01 0,003 0,009 0,014 -0,005 0,000 0,001
31 ADMF IIA 2016 0,00 0,005 0,001 0,010 0,005 -0,016 0,000
32 ADMF IIB 2016 0,00 0,005 0,001 0,010 0,005 -0,016 0,000
33 ADMF IIC 2016 0,00 0,005 0,001 0,010 0,005 -0,016 0,000
34 ISAT IVA 2016 0,00 -0,010 0,004 0,001 0,003 0,002 -0,002
35 ISAT IVB 2016 0,00 -0,010 0,004 0,001 0,003 0,002 -0,002
36 ISAT IVC 2016 0,00 -0,010 0,004 0,001 0,003 0,002 -0,002
37 ISAT IVD 2016 0,00 -0,010 0,004 0,001 0,003 0,002 -0,002
ABNORMAL RETURN
NO KODE H-3 H-2 H-1 H H+1 H+2 H+3 CAR
1 ISAT IIIA 2015 0,045 0,016 -0,042 0,052 -0,016 -0,014 -0,037 0,004
2 ISAT IIIB 2015 0,045 0,016 -0,042 0,052 -0,016 -0,014 -0,037 0,004
3 EXCL IB 2015 0,038 -0,001 0,018 -0,008 -0,078 -0,002 -0,028 -0,060
4 EXCL IC 2015 0,038 -0,001 0,018 -0,008 -0,078 -0,002 -0,028 -0,060
5 EXCL ID 2015 0,038 -0,001 0,018 -0,008 -0,078 -0,002 -0,028 -0,060
6 ISAT IIB 2015 -0,004 -0,015 0,007 -0,016 0,018 0,043 0,007 0,040
7 ISAT IIC 2015 -0,004 -0,015 0,007 -0,016 0,018 0,043 0,007 0,040
8 ISAT IID 2015 -0,004 -0,015 0,007 -0,016 0,018 0,043 0,007 0,040
9 ISAT IIE 2015 -0,004 -0,015 0,007 -0,016 0,018 0,043 0,007 0,040
10 SMRA III 2015 0,021 -0,003 0,015 0,011 0,005 0,017 -0,028 0,037
11 ISAT IA 2014 -0,018 0,028 -0,002 0,001 0,026 -0,028 0,005 0,013
12 ISAT IB 2014 -0,018 0,028 -0,002 0,001 0,026 -0,028 0,005 0,013
13 ISAT IC 2014 0,024 0,028 -0,002 0,011 0,016 -0,028 0,005 0,056
14 ADMF IIB 2014 0,007 0,027 -0,202 -0,117 0,000 -0,057 -0,036 -0,377
15 SMRA II 2014 0,002 0,015 0,006 0,006 0,015 0,000 0,015 0,059
16 SMRA I 2013 -0,030 -0,003 -0,022 0,014 -0,038 -0,025 0,012 -0,092
17 BNII I 2014 -0,017 -0,011 0,011 -0,018 0,013 0,000 0,002 -0,020
18 AISA I 2013 -0,005 -0,010 0,000 -0,060 0,000 -0,047 0,067 -0,055
19 ABMM I 2012 -0,033 -0,012 0,010 0,037 0,016 -0,004 -0,010 0,004
20 ADHI II 2013 0,032 0,010 0,011 -0,005 0,058 -0,002 0,017 0,121
21 ADHI I 2012 0,014 0,021 -0,005 -0,016 0,001 -0,036 0,017 -0,003
22 ISAT V 2012 -0,005 0,027 0,051 0,061 -0,012 -0,026 -0,003 0,093
23 MYOR II 2012 0,019 0,038 0,012 -0,013 -0,002 0,001 0,002 0,057
24 BLTA IIA 2009 -0,050 -0,031 -0,005 0,005 0,018 -0,046 0,006 -0,104
25 BLTA IIB 2009 -0,050 -0,031 -0,005 0,005 0,018 -0,046 0,006 -0,104
26 MPPA IIB 2009 -0,315 -0,012 -0,016 -0,008 -0,007 0,001 0,001 -0,355
27 MTDL I 2008 -0,003 -0,001 0,003 -0,040 -0,029 -0,007 -0,036 -0,112
28 BLTA 2007 0,002 0,009 -0,024 -0,003 -0,020 -0,017 0,004 -0,048
29 ADMF IB 2015 -0,006 0,008 -0,006 -0,029 0,002 -0,008 -0,002 -0,040
30 AISA II 2016 0,016 0,012 -0,004 0,036 0,005 0,000 -0,053 0,012
31 ADMF IIA 2016 0,002 -0,005 -0,001 -0,007 -0,003 0,112 0,081 0,179
32 ADMF IIB 2016 0,002 -0,005 -0,001 -0,007 -0,003 0,112 0,081 0,179
33 ADMF IIC 2016 0,002 -0,005 -0,001 -0,007 -0,003 0,112 0,081 0,179
34 ISAT IVA 2016 0,029 -0,019 -0,041 -0,005 -0,037 -0,015 -0,034 -0,123
35 ISAT IVB 2016 0,029 -0,019 -0,041 -0,005 -0,037 -0,015 -0,034 -0,123
36 ISAT IVC 2016 0,029 -0,019 -0,041 -0,005 -0,037 -0,015 -0,034 -0,123
37 ISAT IVD 2016 0,029 -0,019 -0,041 -0,005 -0,037 -0,015 -0,034 -0,123