Post on 13-Feb-2018
ANALISIS KESESUAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DENGAN
KOMPETENSI PEGAWAI PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
NASKAH PUBLIKASI
OLEH
FATMAWATI
NamaPembimbing 1 : WahjoePangestoeti, M.Si
NamaPembimbing 2 : Dian Prima Safitri, M.AP
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2016
SURAT PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah Dosen Pembimbing Skripsi mahasiswa yang
dibawah ini :
Nama : Fatmawati
NIM : 110563201090
Jurusan /Prodi : Ilmu Administrasi Negara
Alamat : Kav. Sambau Blok H No. 206. Kec. Nongsa Kota Batam
No.Telp : 085765382493
Email : Fatmawati101@gmail.com
Judul Naskah : Analisis Kesesuaian Tugas Pokok Dan Fungsi Dengan
Kompetensi Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau
Menyatakan bahwa judul tersebut sudah sesuai dengan aturan tata tulis naskah ilmiah
dan dapat diterbitkan
Tanjungpinang, Agustus 2015
Yang Menyatakan,
DosenPembimbing I DosenPembimbing II
(WahjoePangestoeti, M.Si) (Dian Prima Safitri, M.AP)
NIDN. 0713097001 NIDN.198506012012122001
ANALISIS KESESUAIAN KOMPETENSI PEGAWAI DENGAN TUGAS
POKOK DAN FUNGSI PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Fatmawati Fatmawati101@gmail.com
Wahjoe Pangestoeti, M.Si
Dian Prima Safitri, M.AP
ABSTRAK
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
atau tugas yang dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan yang didukung oleh sikap
kerja. Selama ini masih banyak instansi pemerintah yang belum mempunyai pegawai
dengan kompetensi memadai, ini dibuktikan dengan rendahnya produktivitas pegawai
dan sulitnya mengukur kinerja pegawai (Sriwidodo dan Budhi, 2010:173). Dinas
Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau merupakan dinas yang
memberikan tugas kepada pegawai masih belum sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki dan kurangnya pelatihan dalam mendukung tugas yang diberikan. Kompetensi
sangat diperlukan dalam mendukung kemampuan kerja yang dihasilkan pegawai.
Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah
Kesesuaian Kompetensi Pegawai dengan tugas pokok dan fungsi yang dimiliki Pada
Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau dengan tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui kesesuaian tugas pokok dan fungsi dengan
kompetensi yang dimiliki pegawai. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif
kualitatif. Lokasi penelitian yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi
Kepulauan Riau. Adapun pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori Spencer and Spencer dalam Yuniarsih
dan Suwatno (2011:23) dengan lima dimensi yaitu keterampilan, pengetahuan, konsep
diri, motif dan sifat/ciri bawaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih adanya ketidak sesuaian tugas
pokok dan fungsi dengan kompetensi yang dimiliki oleh pegawai, hal ini dapat kita
lihat melalui dimensi keterampilan, pengetahuan bahwa masih ada beberapa pegawai
yang kurang memahami tugasnya dan kurang mendapatkan pelatihan-pelatihan dalam
menunjang tugasnya. Sedangkan dimensi konsep diri, motif dan sifat atau ciri bawaan
bahwa pegawai selalu memberikan ide atau masukan ketika rapat namun kurang
memahami waktu penyelesaian tugas yang harus dikerjakan. Oleh karena itu
diperlukan perhatian lebih dalam menempatkan tugas dengan latar belakang
pendidikan pegawai, pelatihan yang meningkatkan kemampuan pegawai serta
pemahaman pegawai dalam menyelesaikan tugas yang harus dikerjakan.
Kata Kunci : Kompetensi, Pegawai
ANALISIS KESESUAIAN KOMPETENSI PEGAWAI DENGAN TUGAS
POKOK DAN FUNGSI PADA DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU
Fatmawati Fatmawati101@gmail.com
Wahjoe Pangestoeti, M.Si
Dian Prima Safitri, M.AP
A B S T R A C T
Competency is a capability for doing a work or task of based skill and
knowledge the support by work of attitude. This during still a lot of government
institute don‟t yet have employee with adequate of competency. It was evidence with
employee has low productivity and difficult for measure of employee performance
(Sriwidodo and Budhi, 2010:173). The Departement of Industry and Trade of Riau
Islands Province, is the departement who given the task to employee still hasn‟t yet
compatible with the comptency it and lack of getting exercises for supporting his work.
Competency very needs for supporting work ability who resultant that.
The formulation of problems that brought up in this research is How is the
Compatibility of employee competency with basic tasks and functions be owned in The
Departement of Industry and Trade of Riau Islands Province, the purpose of this
research is to know compatibility of basic tasks and functions with employee
competency be owned in The Department of Industry and Trade of Riau Islands
Province. This research uses a qualitative research approach, the type of applicants is
descriptive. The location is in The Department of Industry and Trade of Riau Islands
Province. This research was used interview and documentation as data collection.
This research used Spencer and Spencer teory in Yuniarsih and Suwatno(2011:23)
with five dimension that is skill, knowledge, self concept, motive and traits.
The result study in reality showed that haven‟t done as it should be it means
has still misscompatibillity of basic tasks and functions with employee competency it
seems by dimension skill and knowledge that there are some employee lack of
understanding his tasks and lack of getting exercises for supporting his
work. Another dimension self concept, motive and trait that employee always
gave idea or input while meeting and lack of understanding time of completion have to
do it. That‟s why suggestion according of researcher needs more attention for put of
task with educational background of employee, the exercises for support the ability of
employee and also understands to completion his tasks.
Key Word: Competency, Employe
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia menjadi
bagian yang terpenting di dalam
lingkungan suatu instansi yang
mempunyai peranan dalam
melaksanakan program yang telah
ditentukan sesuai tujuan yang telah
disepakati. Memiliki sumber daya
manusia yang berkompeten adalah
keharusan bagi suatu instansi karena
sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi diyakini bisa lebih
menjamin keberhasilan mencapai
tujuan. Sebagian besar instansi
menggunakan kompetensi sebagai
dasar dalam memilih pegawai,
mengelola kinerja, pelatihan dan
pengembangan karir serta dalam
pemberian kompensasi.
Menurut Sedarmayanti (2011:126)
bahwa kompetensi pada umumnya
diartikan sebagai kecakapan,
keterampilan, kemampuan. Kata
dasarnya adalah kompeten berarti
cakap, mampu atau terampil. Pada
konteks manajemen sumber daya
manusia istilah kompetensi mengacu
kepada atribut/karakteristik seseorang
yang membuatnya berhasil dalam
pekerjaan.
Pegawai memegang peran utama
dalam setiap kegiatan organisasi.
Banyaknya sarana dan prasarana serta
sumber day yang lain, tanpa dukungan
pegawai yang handal, kegiatan
organisasi atau instansi tidak akan
berjalan dengan baik. Dengan demikian,
Pegawai yang berkompeten merupakan
salah satu kunci pokok yang menentukan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan,
begitu pula pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau
(DisperindagProv. Kepri) dalam
mencapai tujuan organisasi, dibutuhkan
kompetensi pegawai yang memadai
dalam menyelenggarakan tugas
pemerintah serta meningkatkan sektor
industri dan perdangangan dalam
memajukan perekonomian di Kepulauan
Riau,untuk mewujudkan hal tersebut
perlu didukung oleh sumber daya
manusia yang handal, professional dan
bekerja dengan motivasi yang tinggi.
Selain itu, perlu juga didukung oleh
kompetensi yang menjadi dasar pegawai
dalam melaksanakan tugas yang harus
2
dikerjakan. Disperindag Prov.Kepri
memiliki tugas dalam melaksanakan
sebagian kewenangan desentralisasi dan
tugas pembantuan yang artinya
pemberian tugas dari pusat kepada
daerah di bidang perindustrian dan
perdagangan sesuai dengan lingkup
tugasnya, tentu ini membutuhkan
pegawai-pegawai yang berkompeten
dalam bidangnya.
Berdasarkan pengamatan sementara
yang peneliti lakukan ada beberapa
gejala atau permasalahan yang terjadi
pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau
yaitu :
1. Tugas pokok dan fungsi yang
diberikan kepada pegawai masih
belum sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki
2. Masih kurangnya pelatihan-
pelatihan dalam mendukung tugas
pokok dan fungsi yang diberikan
3. Masih kurangnya pengetahuan dan
keahlian pegawai dalam
melaksanakan tugas pokok dan
fungsi yang diberikan secara
maksimal
Bukan hanya pengetahuan pegawai
yang turut menentukan berhasil
tidaknya pelaksanaan tugas yang
dibebankan tetapi pelatihan teknis juga.
Pegawai yang mempunyai kompetensi
yang baik akan meningkatkan
efektifitas dan efisiensi dalam
bekerja.Peningkatan kompetensi
pegawai sangat diperlukan dalam
mendukung kemampuan kerja
sekaligus menentukan tingkat kinerja
yang dihasilkan pegawai. Semakin
tinggi kompetensi maka kinerja
pegawai akan semakin optimal.
Menurut Trotter dalamSaifuddin
(2004:90) mendefinisikan bahwa
seorang yang berkompeten adalah
orang yang dengan keterampilannya
mengerjakan pekerjaan dengan mudah,
cepat, intuitif dan sangat jarang atau
tidak pernah membuat kesalahan.
Berdasarkan gejala atau
permasalahan tersebut, maka peneliti
tertarik ingin melakukan suatu
penelitian pada Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi dengan
judul“Analisis Kesesuaian Tugas
Pokok dan Fungsi dengan
Kompetensi Pegawai Pada Dinas
3
Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Kepulauan Riau”
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah
Bagaimanakah kesesuaian kompetensi
pegawai pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau
dengan tugas pokok dan fungsi yang
dimiliki?
C. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang
dilakukan ini adalah :
1. Untuk mengetahui kompetensi
pegawai pada Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi
Kepulauan Riau
2. Untuk mengetahui kesesuaian
tugas pokok dan fungsi dengan
kompetensi yang dimiliki oleh
pegawai
Adapun kegunaan dari penelitian
yang dilakukan ini adalah :
1. Bagi penulis dan publik hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat
menambah wawasan, pengetahuan
dan pengalaman bagi penulis dan
publik tentang pentingnya
kompetensi yang harus dimiliki
pegawai
2. Sebagai bahan informasi dan
referensi bagi penelitian lain yang
ingin meneliti pada bidang yang
sama
3. Sebagai bahan masukan bagi Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Kepulauan Riau dalam
menyesuaikan tugas pokok dan
fungsi dengan kompetensi yang
dimiliki pegawainya.
4. Sebagai sumbangan pemikiran
terhadap perkembangan Ilmu
Administrasi Negara terutama
pada ilmu Manajemen Sumber
Daya Manusia
D. Konsep Teori
Menurut Watson Wyatt dalam
Noor Fuad (2009:124),mendefinisikan
kompetensi sebagai kombinasi dari
keterampilan (skill), pengetahuan
(knowledge) dan perilaku (attitude).
Keterampilan, pengetahuan dan
perilaku itu dapat diamati dan
diterapkan secara kritis untuk
suksesnya sebuah organisasi dan
prestasi kerja serta kontribusi pribadi
pegawai terhadap organisasinya.
4
Berdasarkan pendapat tersebut
dapat dijelaskan bahwa kompetensi
yang dimiliki seorang pegawai berupa
keterampilan, pengetahuan dan
perilaku yang dimiliki harus dikelola
dengan baik agar bisa
berkesinambungan dengan jabatannya
dan dapat menghasilkan prestasi kerja
yang baik untuk dirinya maupun
organisasi atau instansinya.
Spencer and Spencer dalam
Yuniarsih dan Suwatno (2011:23)
menyatakan bahwa ada lima dimensi
kompetensi yaitu sebagai berikut :
1. Keterampilan (skill) yaitu
kemampuan untuk mampu
melaksanakan tugas-tugas secara
fisik dan mental. Contohnya seorang
dokter gigi memiliki kemampuan
menambal dan mencabut gigi tanpa
merusak syaraf atau seorang guru
memiliki keterampilan dalam
mengajar berbagai bahasa kepada
muridnya.
2. Pengetahuan (knowledge) yaitu
suatu informasi yang dimiliki
seseorang khususnya pada bidang
spesifik. Pengetahuan merupakan
kompetensi yang kompleks.
Contohnya seorang mahasiswa
memiliki pengetahuan yang luas
mengenai ilmu geographic
3. Konsep diri (self concept) yaitu
sikap, nilai atau self image dari
orang-orang. Konsep diri yaitu
semua ide, pikiran, kepercayaan dan
pendirian yang diketahui individu
tentang dirinya, komitmen terhadap
suatu hal dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan dengan
orang lain.
4. Motif (motive) yaitu apa yang secara
konsisten di pikirkan atau
keinginan-keinginan yang
menyebabkan melakukan tindakan.
Apa yang mendorong perilaku yang
mengarah dan memilih terhadap
kegiatan tersebut atau tujuan
tertentu.
5. Sifat/ciri bawaan (trait) yaitu reaksi-
reaksi yang dilakukan terhadap
situasi atau informasi yang
didapatkan.
Gordon dalam Sutrisno (2015:204)
menjelaskan beberapa aspek yang
terkandung dalam konsep kompetensi
sebagai berikut:
5
1. Pengetahuan (knowledge) yaitu
kesadaran dalam bidang kognitif.
Misalnya, seorang karyawan
mengetahui cara melakukan
identifikasi belajar dan bagaimana
melakukan pembelajaran yang baik
sesuai dengan kebutuhan yang ada
di perusahaan.
2. Pemahaman (understanding) yaitu
kedalam kognitif dan afektif yang
dimiliki individu. Misalnya, seorang
karyawan dalam melaksanakan
pembelajaran harus mempunyai
pemahaman yang baik tentang
karakteristik dan kondisi secara
efektif dan efesien.
3. Kemampuan/ketrampilan (skill)
adalah sesuatu yang dimiliki oleh
individu yang melaksanakan tugas
atau pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Misalnya, kemampuan
karyawan dalam memilih metode
kerja yang dianggap lebih efektif
dan efisien.
4. Nilai (value) adalah suatu standar
perilaku yang telah diyakini dan
secara psikologis telah menyatu
dalam diri seseorang. Misalnya,
standar perilaku para karyawan
dalam melaksanakan tugas
(kejujuran, keterbukaan, demokratis,
dan lain-lain.
5. Sikap (attitude) yaitu perasaan
(senang-tidak senang, suka-tidak
suka) atau reaksi terhadap suatu
rangsangan yang datang dari luar.
Misalnya, reaksi terhadap krisis
ekonomi, perasaan terhadap
kenaikan gaji, dan sebagainya.
6. Minat (interest) adalah
kecendurungan seseorang untuk
melakukan suatu perbuatan.
Misalnya, melakukan sesuatu
aktivitas tugas.
Menurut Widjaja (2006:113)
bahwa Pegawai adalah orang-orang
yang dikerjakan dalam suatu badan
tertentu, baik di lembaga-lembaga
pemerintah maupun dalam badan-
badan usaha. Pegawai yang telah
memberikan tenaga maupun
pikirannya dalam melaksanakan tugas
ataupun pekerjaan, baik itu organisasi
pemerintah maupun organisasi swasta
akan mendapat imbalan sebagai balas
jasa atas pekerjaan yang telah
dikerjakan. Pegawai merupakan
orang-orang yang melakukan
pekerjaan dengan mendapat imbalan
6
jasa berupa gaji dan tunjangan dari
pemerintah atau badan swasta.
Berdasarkan pendapat diatas dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa
pegawai sebagai tenaga kerja atau yang
menyelenggarakan pekerjaan perlu
digerakkan sehingga mereka
mempunyai keterampilan dan
kemampuan dalam bekerja yang pada
akhirnya akan dapat menghasilkan
karya-karya yang bermanfaat untuk
tercapainya tujuan organisasi. Karena
tanpa kemampuan dan keterampilan
pegawai tidak akan mampu
menjalankan bidang yang ia jalankan
secara efektif.
Menurut Soewarno (2003:147)
Pegawai negeri adalah mereka yang
telah memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam sesuatu jabatan negeri atau
diserahi tugas negara lainnya yang
ditetapkan berdasarkan sesuatu
peraturan perundang-undangan dan
digaji menurut peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
E. Konsep Operasional
Kompetensi merupakan
kemampuan dasar yang dimiliki
seseorang dalam menjalankan perintah
yang telah diberikan kepadanya
sehingga ia dapat menjalankan perintah
tersebut dengan efektif dan efisien.
Dalam penulisan ini indikator yang
digunakan penulis dalam konsep
operasional adalah Spencer and
Spencer dalam Yuniarsih dan Suwatno
(2011:23) menyatakan bahwa ada lima
dimensi kompetensi yaitu sebagai
berikut :
1. Keterampilan (skill) yaitu
kemampuan untuk mampu
melaksanakan tugas-tugas secara
fisik maupun mental. Dengan
indikatornya sebagai berikut :
a. Pendidikan
b. Pelatihan
2. Pengetahuan (knowledge) yaitu
suatu informasi yang dimiliki
seseorang khususnya pada bidang
spesifik. Pengetahuan merupakan
kompetensi yang kompleks. Dengan
indikatornya sebagai berikut :
a. Pengalaman kerja
b. Pemahaman
7
3. Konsep diri (self concept) yaitu
sikap, nilai atau self image dari
orang-orang. Konsep diri yaitu
semua ide, pikiran, kepercayaan
dan pendirian yang diketahui
individu tentang dirinya serta
komitmennya dalam melakukan
sesuatu dan mempengaruhi
individu dalam berhubungan
dengan orang lain. Dengan
indikatornya sebagai berikut :
a. Pemberian Ide/Masukan
b. Tanggung jawab
4. Motif (motive) yaitu apa yang
secara konsisten di pikirkan atau
keinginan-keinginan yang
menyebabkan melakukan tindakan.
Apa yang mendorong perilaku
yang mengarah dan memilih
terhadap kegiatan tersebut atau
tujuan tertentu.Dengan
indikatornya sebagai berikut :
a. Motivasi kerja
b. Waktu penyelesaian
5. Sifat/ciri bawaan (trait) yaitureaksi-
reaksi yang dilakukan terhadap
situasi atau informasi yang
didapatkan. Dengan indikatornya
sebagai berikut :
a. Kemampuan mengambil
keputusan
b. Kemampuan bekerja sama
F. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis
adalah penelitian yang bersifat
deskriptif kualitatif. Penelitian
deskriptif mencoba untuk
mendiskripsikan atau menjelaskan
sesuatu hal serta mengkaji hal tersebut
secara mendalam.
Menurut Sugiyono (2005:11)
penelitian deskriptif adalah penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui
variabel mandiri, baik satu variabel
atau lebih tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan
antara satu variabel dengan variabel
yang lain.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau
(Disperindag Prov. Kepri). Alasan
penulis memilih lokasi penelitian
tersebut karena Disperindag Prov.
Kepri memiliki Tugas Pokok dan
8
Fungsi yang penting dalam
meningkatkan perekonomian di Kepri
dan sebelumnya belum ada yang
melakukan penelitian di Disperindag.
3. Sumber data
a. Data Primer
Menurut Arikuntoro (2010:22) data
primer adalah data dalam bentuk verbal
atau kata–kata yang diucapkan secara
lisan, gerak-gerik atau perilaku yang
dilakukan oleh subjek yang dapat
dipercaya. Dalam hal ini adalah subjek
penelitian (informan) yang berkenaan
dengan variabel yang diteliti.
b. Data Sekunder
Menurut Arikunto (2010:22)
data sekunder adalah data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen
grafis, foto-foto, film, rekaman video,
benda-benda dan lain-lain yang dapat
memperkaya data primer. Pengambilan
data sekunder melalui data yang
diperoleh dari bahan pustaka antara
lain berasal dari dokumen atau data
mengenai peraturan perundang–
undangan, jurnal, internet, buku-buku,
literatur dan sumber terpercaya yang
berkaitan dengan penelitian ini.
4. Informan
Menurut Sugiyono (2011:215)
Sampel dalam penelitian kualitatif
disebut dengan informan, narasumber
atau partisipan. Menurut Moleong
(2002:90), “informan adalah orang
yang dimanfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi
latar penelitian secara faktual”. Dalam
menentukan informan yang pertama
dilakukan adalah menjabarkan ciri-ciri
atau karakteristik dari subjek, yang
dipilih adalah informan yang
mengetahui dengan jelas dan sesuai
dengan tujuan dari permasalahan.
Penelitian ini menggunakan metode
purposive samplingdalam menentukan
informan. Menurut Sugiyono (2013:96)
“ purposive sampling adalah dimana
sampel diambil dengan pertimbangan
tertentu.” Dengan mempertimbangkan
bahwa orang yang diambil sebagai
informan merupakan orang–orang yang
memahami mengenai penelitian ini,
sehingga memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian.
5. Teknik dan Alat pengumpulan data
Dalam penelitian deskriptif
kualitatif untuk memperoleh data, fakta
9
dan informasi dengan menggunakan
teknik dan alat data sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara yaitu teknik
pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara melakukan tanya jawab
secara langsung dengan informan yang
berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Penulis menggunakan
wawancara terstruktur dengan alat
pengumpulan data yaitu pedoman
wawancara, kertas, pena dan phone
recorder
b. Dokumentasi
Menurut Arikunto ( 2010:274)
dokumentasi yaitu mencari data
mengenai hal–hal yang berkaitan
dengan variabel yang berupa catatan,
file, transkip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya. Alat pengumpulan
data yang digunakan oleh penulis
dalam penelitian ini berupa kamera
handphone untuk foto-foto yang
berkaitan dengan penelitian.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini bersifat deskriptif
kualitatif yaitu upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-
milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mencari dan menemukan
pola, menemukan apa yang penting dan
apa yang dipelajari dan memutuskan
apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain, (Moleong, 2002:248). Miles
dan Huberman dalam Sugiyono
(2011:246) mengemukakan bahwa
aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan
berlangsung terus menerus sampai
tuntas sehingga datanya jenuh.
Aktivitas analisis data dalam penelitian
ini yaitu
1. Reduksi Data (data reduction)
Seluruh data diperoleh dari
lapangan dicatat dan dirinci,
selanjutnya dilakukan analisis data
melalui reduksi data dengan
merangkum, memilah hal-hal yang
sesuai dengan penelitian, memfokuskan
kepada hal yang penting dan
membentuk pola dari situasi sosial.
2. Penyajian Data (data display)
Penyajian data dalam penelitian
kualitatif dilakukan dalam bentuk
uraian singkat seperti teks yang bersifat
naratif, bagan, flowchartdan sejenisnya.
10
3. Penarikan Kesimpulan
(takeconclusion)
Langkah ketiga dalam analisis data
kualitatif yaitu melakukan penarikan
kesimpulan sehingga dapat menjawab
rumusan masalah yang ditetapkan.
ANALISIS KESESUAIAN TUGAS
POKOK DAN FUNGSI DENGAN
KOMPETENSI PEGAWAI PADA
DINAS PERINDUSTRIAN DAN
PERDAGANGAN PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
A. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini
berjumlah 10 orang dengan 1 orang key
informan yaitu 1 Sekretaris Dinas
Perindustrian dan Perdagangan
Provinsi Kepulauan Riau (Disperindag
Prov. Kepri), 1 Kasubbag Umum dan
Kepegawaian Disperindag Kepri, 1
Kasubbag Perencanaan dan Evaluasi
Disperindag Kepri, 1 Kepala Seksi
Industri Pangan Disperindag Prov.
Kepri, 1 Kepala Seksi Industri
Manufaktur Disperindag Prov. Kepri, 1
Kepala Seksi Kerjasama Perdagangan
Internasional Disperindag Prov. Kepri,
1 Staf Bidang Industri Agro dan
Manufaktur Disperindag Prov. Kepri, 3
Pegawai Tidak Tetap (PTT) Sekretariat
Disperindag Prov. Kepri, 1 PTT
Bidang Perdagangan Luar Negeri
Disperindag Prov. Kepri.
Untuk mengetahui atau
menelaah bagaimana kesesuaian
kompetensi pegawai dengan tugas
pokok dan fungsi pada dinas
perindustrian dan perdagangan provinsi
kepulauan riau. Maka dapat dilihat dari
beberapa indikator yaitu :
a. Keterampilan (Skill)
Keterampilan merupakan sebuah
kemampuan diri dalam menjalankan
suatu pekerjaan secara lebih mudah dan
tepat. Keterampilan tersebut
11
dikembangkan melalui pengetahuan
yang didapatkan melalui training dan
pengalaman dengan melakukan
beberapa tugas. Contohnya seorang
pegawai memiliki keterampilan dalam
mengoperasikan program komputer
yaitu adobe photoshop tahun 2010.
Sehingga untuk menjadi seorang
pegawai yang terampil yang memiliki
keahlian khusus dibutuhkan berbagai
pendidikan dan pelatihan supaya dapat
menguasai bidang tertentu dan dapat
mengaplikasikannya secara benar.
Bagaimana keterampilan
seorang pegawai dapat kita lihat dari
segi latar belakang pendidikan yang
dimiliki dan pelatihan yang pernah
diikuti.
1. Pendidikan
Pendidikan yaitu suatu proses yang
dilakukan dalam meningkatkan kualitas
diri pribadi melalui pembelajaran-
pembelajaran tertentu dan
memudahkan pekerjaan dimasa yang
akan datang. Untuk mengetahui
bagaimana latar belakang pendidikan
pegawai Dinas Perindustrian dan
Perdagangan dengan tugas pokok dan
fungsi pada bidangnya, maka dapat kita
lihat dari hasil wawancara yang telah
peneliti lakukan.
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
latar belakang pendidikan yang dimiliki
oleh pegawai Disperindag Prov.Kepri
bahwa telah sesuai latar belakang
pendidikan yang dimiliki pegawai
dengan tugas pokok dan fungsi yang
diberikan pada bidangnya masing-
masing namun masih terdapat beberapa
pegawai yang tidak sesuai antara latar
belakang pendidikan dengan tugas
yang diberikan pada bidangnya
12
masing-masing. Hal ini dapat kita lihat
dari pernyataan informan I bahwa
pegawai tersebut memiliki latar
belakang pendidikan dengan jurusan
Admininistrasi Negara namun
ditempatkan di bidang industri dan
manufaktur. Begitu pula dengan
pernyataan informan V yang memiliki
latar belakang pendidikan lulusan SMA
paket C yang memiliki tugas di bagian
kesekretariatan dan pernyataan dari
informan VIII yang menyatakan tidak
sesuai latar belakang pendidikan
dengan bidangnya, pegawai tersebut
adalah lulusan jurusan teknologi
pangan namun ditempatkan pada tugas-
tugas mengenai keuangan.
Ketidaksesuaian ini dapat terjadi
karena kurangnya pegawai dalam
bidang tertentu maupun karena adanya
tuntutan pekerjaan dan perpindahan
pegawai setiap tahun sehingga pegawai
tidak akan berada pada bidang yang
sama dari tahun ke tahun.
2. Pelatihan
Pelatihan bagi pegawai
merupakan suatu usaha terencana yang
dilakukan oleh atasan ataupun badan
tertentu dalam memfasilitasi
pembelajaran tentang pekerjaan yang
berkaitan dengan pengetahuan,
keahlian dan perilaku para pegawai.
Pelatihan yang dimaksudkan disini
adalah pelatihan formal yang
direncanakan secara matang dan
mempunyai suatu format pelatihan
yang terstruktur (Robbins, 2001:282).
Berdasarkan hasil wawancara
dengan informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
masih kurangnya pelatihan yang
diberikan sebelum atau setelah
menempatkan pegawai dengan tugas
yang diberikan. Pelatihan yang
13
diberikan barulah hanya sebatas
pelatihan prajabatan dan tidak semua
pegawai mendapatkan pelatihan
tersebut karena beberapa faktor yaitu
keterbatasan anggaran, keterbatasan
instruktur, ketersediaan pelatihan dan
kesibukan yang dimiliki oleh pegawai.
Pelatihan yang diberikan belumlah
mencakup pelatihan teknis yang dapat
menunjang keahlian pegawai dalam
melaksanakan tugas yang diamanahkan
kepadanya, sehingga apabila ada
pegawai yang memiliki latar belakang
pendidikan tidak sesuai dengan
tugasnya dan tidak mendapatkan
pelatihan teknis yang sangat
mendukung pekerjaannya maka ia akan
mendapatkan kesulitan dan harus
benar-benar memulai sesuatunya dari
awal.
b. Pengetahuan
Pengetahuan dalam penelitian
ini berkenaan dengan ilmu yang
didapatkan pegawai dari apa yang ia
tidak tahu sebelumnya menjadi tahu,
ilmu tersebut bisa ia dapatkan dari hasil
pengalaman kerjanya maupun dari cara
ia memahami suatu tugas. Pengetahuan
bertujuanuntuk menambah kemampuan
pegawai dalam melaksanakan suatu
pekerjaan agar nantinya dapat
menjadikan sebagai sumber tenaga
profesional. Dengan pengetahuan
pegawai diharapkan dapat menunjang
kerja yang lebih baik, Untuk
mengetahui bagaimana pengetahuan
pegawai terhadap bidangnya masing-
masing dapat dilihat dari beberapa
indikator dibawah ini yaitu
14
1. Pengalaman Kerja
Pengalaman kerja merupakan
suatu bentuk pengalaman pegawai
dalam melaksanakan tugas-tugas
tertentu terdahulunya. Pengalaman
kerja akan memunculkan potensi
seseorang untuk lebih memperhatikan
apa yang ia kerjakan. Pegawai yang
berpengalaman dalam bekerja memiliki
kemampuan kerja yang lebih baik
dalam dari orang yang baru saja
memasuki dunia kerja.
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pengalaman kerja pegawai sangat
penting sebelum menempatkan
pegawai dengan tugas pokok dan
fungsi pada bidangnya, dengan
pengalaman kerja yang ada pegawai
dapat belajar dari pengalaman
sebelumnya sehingga meminimalisir
kesalahan yang terjadi di masa yang
akan datang dan dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik. Pengalaman
kerja pegawai dapat kita lihat dari
pekerjaan yang dilakukan dan lamanya
dalam melakukan pekerjaan tersebut.
pengalaman kerja perlu mendapat
pertimbangan karena semakin lama
bekerja semakin banyak pengalaman
kerja yang ia dapatkan dan sebaliknya
semakin singkat masa kerja semakin
sedikit pengalaman yang diperoleh.
Namun untuk status bagi Pegawai
Negeri Sipil, pengalaman kerja bukan
merupakan suatu kewajiban yang harus
dimiliki sehingga seorang pegawai bisa
saja berada di suatu jabatan atau di
bidang manapun tanpa memiliki
pengalaman kerja sebelumnya di
bidang tersebut.
15
2. Pemahaman
Pemahaman yang dimaksudkan
dalam penelitian ini yaitu pemahaman
pegawai dalam mengerjakan tugas
pokok dan fungsi pada bidang yang
diberikan kepadanya. Tanpa
pemahaman yang baik maka pegawai
akan mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tugasnya, terlebih jika
tugas tersebut harus segera dikerjakan,
tentu pegawai harus mengerti pula cara
menyelesaikan pekerjaannya tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pegawai cukup baik dalam memahami
tugas pokok dan fungsi yang harus ia
kerjakan sesuai dengan bidangnya
masing-masing maupun yang
diperintahkan oleh atasan. Pemahaman
pegawai akan tugas dan tanggung
jawabnya merupakan suatu cara yang
dapat mendorong perilaku seseorang
dalam bidang tertentu. Dengan
pemahaman pegawai terhadap tugas
dan pekerjaannya hendaknya
mencerminkan keseimbangan antara
tingkat kemampuan pegawai dengan
beban kerja, latar belakang pendidikan
dengan jenis pekerjaan. Ada beberapa
alasan mengapa pegawai Disperindag
Prov.Kepri kurang memahami tugas
pokok dan fungsi pada bidangnya yaitu
pegawai tersebut berstatus pegawai
baru yang berada pada suatu bidang
maupun pegawai lama namun
dipindahkan ke bidang yang
lain.Dengan adanya pemahaman
terhadap tugas pokok dan fungsinya,
diharapkan pekerjaan yang
dilaksanakan akan mudah dijalani
tanpa keraguan.
16
c. Konsep Diri
Konsep diri merupakan suatu
sikap, nilai atau self imagedari orang-
orang. Konsep diri yang dimiliki
berupa ide, masukan, pikiran,
kemampuan dalam berkomunikasi,
kepercayaan dan pendirian yang
diketahui pegawai tentang dirinya,
komitmennya terhadap sesuatu hal dan
mempengaruhi pegawai dalam
berhubungan dengan orang lain.
1. Pemberian Ide/Masukan
Pemberian ide-ide atau
masukan dari pegawai demi kemajuan
suatu instansi merupakan suatu hal
yang penting. Dengan adanya ide-ide
baru akan dapat diketahui apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus
dihindari.
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pegawai bersikap baik dan selalu
memberikan ide-ide atau masukan
kepada atasan dan pegawai bebas
dalam berpendapat terutama ketika
rapat sedang berlangsung dan
berkomitmen dengan baik dalam
bekerja. Komitmen pegawai
Disperindag Prov.Kepri ditunjukkan
salah satunya dengan cara tetap
mengerjakan tugas yang diberikan
kepada atasan walau tugas tersebut
diserahkannya tidak tepat waktu
Dengan adanya komitmen dalam
bekerja diharapkan pegawai bisa
bertanggung jawab disetiap
pelaksanaan tugas yang diberikan
kepadanya dan apapun yang ditugaskan
kepada pegawai mereka harus
mengerjakan tanpa memilih-milih
apakah tugas atau pekerjaan tersebut
sesuai dengannya.
17
2. Tanggung Jawab
Tanggung jawab yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah
tanggung jawab pegawai dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya. Apabila pegawai tidak
merasa memiliki kewajiban dalam
menyelesaikan tugasnya maka akan
menimbulkan pekerjaan-pekerjaan
yang tidak akan pernah selesai. Dengan
adanya tanggung jawab yang kuat oleh
pegawai maka diharapkan apapun tugas
yang diberikan kepadanya dapat
dikerjakan semaksimal mungkin.
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
tanggung jawab merupakan salah satu
hal yang penting bagi seorang pegawai.
Pegawai tersebut harus menyelesaikan
tugas yang diberikan kepadanya.
Pegawai di Disperindag Prov.Kepri
bertanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan kepadanya walau tidak
semua pegawai dapat dengan tepat
waktu menyelesaikan tanggung jawab
yang diberikan kepadanya. Pegawai
yang tidak bertanggung jawab
disebabkan karena lama atau mengulur-
ngulur waktu dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya, beberapa kendala
seperti listrik yang ketika itu sering
mati-mati, keterbatasan kemampuan
pegawai dalam menyelesaikan tugas
dan tugas yang terlampau banyak yang
diberikan kepada pegawai itu sendiri.
d. Motif
Motifyaitu apa yang secara
konsisten dipikirkan atau keinginan-
keinginan yang menyebabkan
melakukan tindakan. Apa yang
mendorong perilaku mengarah dan
memilih terhadap kegiatan atau tujuan
tertentu.
18
1. Motivasi Kerja
Menurut Mangkunegara
(2009:93) bahwa motivasi adalah
kondisi yang menggerakkan pegawai
agar mampu mencapai tujuan dari
motifnya. Berdasarkan dari pendapat
tersebut bahwa motivasi merupakan hal
yang penting bagi seseorang dalam
melakukan sesuatu hal, motif tersebut
menciptakan upaya dalam mencapai
sesuatu yang harus diraih.
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pegawai memiliki masing-masing
motivasi yang membuatnya bergairah
dalam mengerjakan tugasnya dan
motivasi yang paling banyak dimiliki
pegawai yaitu untuk menunjukkan apa
yang ia kerjakan ialah pemberian hasil
terbaik dari tanggungjawab yang harus
ia kerjakan, semampu dan sebaik
mungkin berusaha mengerjakannya
menjadi suatu hal yang sangat berguna
sehingga pekerjaan tersebut menjadi
tidak sia-sia
2. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian dalam penelitian
ini maksudnya adalah adanya batas
waktu yang ditentukan dalam
menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan oleh atasan kepada pegawai
bawahannya. Apabila pegawai belum
memahami kapan waktu penyelesaian
tugas tersebut maka akan menimbulkan
ketidakefektivan dalam
bekerja.Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
ada target waktu yang diberikan oleh
atasan kepada pegawai dalam
menyelesaikan tugas, namun masih ada
beberapa pegawai yang kurang
memahami waktu penyelesaian dalam
19
menyelesaikan tugas yang harus ia
kerjakan. Kurangnya pemahaman
pegawai mengenai kapan tugas tersebut
diselesaikan menimbulkan hal-hal yang
tidak diinginkan yaitu telat atau lambat
dalam menyerahkan hasil tugas sesuai
waktu yang ditentukan. Salah satu
penyebab mengapa waktu penyelesaian
tugas yang diberikan kepada pegawai
tidak sesuai yang diharapkan yaitu
karena pegawai memiliki persepsi
masing-masing terhadap suatu tugas,
bahwa ada batas/tidak ada batas dalam
penyelesaian tugas dan biasanya dari
atasan jarang memberitahu kapan tugas
tersebut harus sudah terselesaikan,
dilihat dari beban kerja yang diberikan
banyak atau tidak dan seberapa penting
tugas tersebut harus segera
diselesaikan. Apabila tugas tersebeut
tidak sesuai dengan waktu yang
ditentukan maka pegawai akan
mendapatkan sanksi berupa sanksi
lisan. Waktu penyelesaian harus benar-
benar dipahami oleh pegawai dalam
menyelesaikan tugasnya, jangan
sampai penyelesaian pekerjaan yang
kurang tepat waktu menyebabkan kerja
yang buruk baik bagi pribadi maupun
satu team pekerjaan. Pegawai perlu
mencari tahu dengan cara bertanya
setiap pekerjaan yang diberikan
kepadanya. Dengan begitu ia bisa
menentukan kapan waktu penyelesaian
tersebut. Waktu penyelesaian ini
merujuk pada kedisiplinan pegawai
dalam bekerja.
e. Sifat/Ciri Bawaan
Sifat atau ciri bawaan
merupakan reaksi-reaksi yang
dilakukan seseorang terhadap situasi
atau informasi yang ia dapatkan.
Dengan adanya reaksi ini kita dapat
mengetahui bagaimana seseorang
20
mengambil keputusan ketika
mendapatkan suatu masalah maupun
bagaimana ia bekerja sama dengan
yang lainnya.
1. Kemampuan Mengambil
Keputusan
Kemampuan mengambil
keputusan dalam penelitian ini
maksudnya adalah apa yang dilakukan
pegawai ketika ia mendapatkan suatu
permasalahan dalam pekerjaannya.
Apakah pegawai akan memutuskan
sendiri dalam penyelesaiannya atau
akan membicarakan terlebih dahulu
kepada atasan lalu mengambil
keputusan bersama.
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
kemampuan pegawai dibatasi dalam
mengambil keputusan saat terjadi
permasalahan dalam pekerjaan.
Pegawai harus terlebih dahulu
melaporkan kepada atasan
permasalahan apa yang sedang terjadi
sehingga baru bisa diputuskan solusi
yang terbaik agar hasil akhir dari
permasalahan tersebut tidak
menyebabkan efek untuk selanjutnya.
2. Kemampuan Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama
merupakan suatu bentuk interaksi yang
dilakukan oleh pegawai satu dengan
yang lainnya. Kerja sama yang
dimaksud dalam penelitian ini berupa
kerja sama dalam mencapai tugas-tugas
pada Disperindag Prov.Kepri melalui
kegiatan-kegiatan atau program kerja
yang harus dilakukan. Dengan adanya
kerja sama yang baik akan tercipta
kondisi yang kondusif dilingkungan
kerja.
21
Berdasarkan hasil wawancara
kepada informan dan key informan
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
pegawai memiliki kemampuan yang
baik dalam bekerjasama antara pegawai
satu dengan lainnya, ini dapat dilihat
dari kemampuan mereka bekerja secara
team work, membantu teman satu
bidang dalam menyelesaikan tugas.
Dengan adanya kemampuan
bekerjasama yang baik diharapkan
pegawai dapat menolong pegawai
lainnya ketika pegawai tersebut
mengalami suatu masalah jadi tidak
bekerja secara sendiri-sendiri sehingga
dapat menciptakan good team work .
Secara etimologi kerjasama berasal dari
bahas inggris “cooperation”yang
memiliki arti yang sama yaitu
kerjasama. Kerjasama merupakan
kegiatan bersama antara dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan yang
sama. Berdasarkan pendapat tersebut
dapat dijelaskan bahwa tindakan yang
dilakukan bersama bisa berupa
pemberian bantuan barang maupun
jasa, perseorangan maupun kepada
kelompok tertentu. Kerjasama juga
memiliki batas waktu tertentu sesuai
dengan kesepakatan yang disepakati.
Namun dalam hal ini kerjasama yang
dilakukan oleh pegawai Disperindag
Prov.Kepri merupakan kerjasama yang
tidak ada batasnya karena kerjasama
yang dilakukan untuk mencapai
program kegiatan bersama.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan yang telah penulis
uraikan sebelumnya mengenai analisis
kesesuaian tugas pokok dan fungsi
(Tupoksi) dengan kompetensi pegawai
22
pada Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan
Riaudapat disimpulkan bahwa pegawai
memiliki Tupoksi yang sesuai dengan
kompetensinya, namun tidak semuanya
karena disebabkan beberapa kendala
untuk mewujudkan kesesuaian tersebut.
maka peneliti membuat kesimpulan
dalam penelitian untuk melihat
berbagai kendala yang ada dari hasil
penelitian.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data
yang diperoleh berkaitan dengan
Analisis Kesesuaian Tugas Pokok dan
Fungsi dengan Kompetensi Pegawai
Pada Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau,
maka dapat disimpulkan dari lima
dimensi Spencer and Spencer dalam
Yuniarsih dan Suwatno (20011:23)
diperoleh hasil bahwa :
1. Pada dimensi Keterampilan yang
diperoleh dari indikator pendidikan
dan pelatihan bahwa telah sesuai
latar belakang pendidikan yang
dimiliki pegawai dengan tugas
pokok dan fungsi yang diberikan
walaupun masih terdapat beberapa
pegawai yang tidak sesuai, hal ini
disebabkan karena kurangnya
pegawai dalam bidang tersebut dan
adanya perpindahan pegawai ke
bidang yang lainnya. Begitu pula
dengan pelatihan yang diberikan
yang tidak semua pegawai
mendapatkannya karena
keterbatasan anggaran, instruktur,
ketersediaan pelatihan dan
kesibukan yang dimiliki oleh
beberapa pegawai
23
2. Pada dimensi Pengetahuan yang
diperoleh dari indikator
pengalaman kerja dan pemahaman
bahwa pengalaman kerja
merupakan hal yang penting
sebelum menempatkan seorang
pegawai dengan tugas pokok dan
fungsinya, hal ini dilakukan karena
dengan adanya pengalaman seorang
pegawai dapat belajar atau
meminimalisir kesalahan yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
Sehingga tugas pokok dan fungsi
yang diberikan kepadanya dapat ia
jalankan secara maksimal. Begitu
pula dengan pemahaman pegawai
bahwa pegawai cukup baik dalam
memahami tugas pokok dan fungsi
yang harus ia kerjakan sesuai
dengan bidangnya masing-masing
maupun yang diperintahkan oleh
atasan. Dengan pemahaman
pegawai tersebut diharapkan
pekerjaan yang dilaksanakan akan
mudah dijalani untuk diselesaikan.
3. Pada dimensi Konsep Diri yang
diperoleh dari indikator pemberian
ide/Masukan dan tanggung jawab
bahwa pegawai selalu memberikan
ide-ide maupun masukan kepada
atasan ketika berlangsungnya suatu
rapat dan memiliki komitmen
dalam bekerja, dengan adanya
keaktifan dari pegawai dalam
memberikan ide atau masukan
tersebut diharapkan timbulnya
kontribusi yang baik dalam
melaksanakan misi atau tujuan
Disperindag. Begitu pula dengan
tanggung jawab yang dilakukan
oleh pegawai dengan menunjukkan
hasil kerjanya semaksimal yang
bisa ia lakukan terhadap tugasnya.
24
4. Pada dimensi Motif yang diperoleh
dari indikator motivasi kerja dan
waktupenyelesaian bahwa pegawai
memiliki masing-masing motivasi
dalam mengerjakan tugas pokok
dan fungsinya dan motivasi yang
paling banyak dimiliki pegawai
yaitu untuk menunjukkan apa yang
ia kerjakan ialah pemberian hasil
terbaik dari tanggungjawab yang
harus ia kerjakan namun masih ada
beberapa pegawai yang kurang
memahami mengenai waktu dalam
penyelesaian tugas sehingga
menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan yaitu telat atau lambat
dalam menyerahkan hasil tugas
5. Pada dimensi Sifat/Ciri Bawaan
yang diperoleh dari indikator
kemampuan mengambil keputusan
dan kemampuan bekerja sama
bahwa kemampuan pegawai
dibatasi dalam mengambil
keputusan saat terjadi permasalahan
dalam pekerjaan. Hal ini dapat
terjadi karena pegawai harus
terlebih dahulu melaporkan kepada
atasan mengenai permasalahan apa
yang sedang terjadi sehingga bisa
diputuskan solusi yang terbaik agar
hasil akhir dari permasalahan
tersebut tidak menyebabkan efek
untuk selanjutnya. Pegawai juga
memiliki kemampuan yang baik
dalam bekerjasama antara pegawai
satu dengan lainnya, ini dapat
dilihat dari kemampuan mereka
bekerja secara teamwork,
membantu teman satu bidang
ataupun bidang lainnya dalam
menyelesaikan tugas.
B. Saran-Saran
Adapun saran-saran yang dapat
disampaikan dari hasil penelitian ini
25
mengenai Analisis Kesesuaian Tugas
Pokok Dan Fungsi Dengan Kompetensi
Pegawai Pada Dinas Perindustrian Dan
Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau.
1. sLatar belakang pendidikan yang
dimiliki oleh pegawai dalam
menempatkan tugas pokok dan
fungsi pada bidangnya masing-
masing seharusnya lebih
diperhatikan kembali. Latar
belakang pendidikan harus
disesuaikan dari awal sebelum
menempatkan pegawai dengan tugas
pokok dan fungsi pada bidangnya
masing-masing. Contohnya seorang
sarjana lulusan teknik industri
ditempatkan dibidang industri dan
manufaktur. Begitu pula dengan
pelatihan yang seharusnya diberikan
kepada pegawai dalam upaya
menunjang keterampilan pegawai.
Pelatihan-pelatihan yang diberikan
kepada pegawai seharusnya
pelatihan yang berkesinambungan.
Contohnya bidang perdagangan luar
negeri mendapatkan pelatihan
bahasa inggris dan pelatihan
kerjasama perdagangan antar
negara, lalu pelatihan ekspor impor
barang & jasa.
2. Pegawai merupakan aset yang
dibutuhkan dalam suatu instansi.
Dengan adanya pengalaman kerja
yang dimiliki pegawai tentu
memudahkan pegawai tersebut
dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Contoh
pengalaman kerjanya yaitu pernah
kerja dibagian industri. Begitu pula
dengan bentuk pemahaman
pegawai seharusnya lebih
diperhatikan karena pegawai yang
kurang memahami tugasnya dapat
menyebabkan lamanya pengerjaan
26
tugas. Contohnya setiap masing-
masing kepala bidang memberikan
arahan kepada masing-masing
bawahannya sebelum memberikan
tugas kepada pegawai,
menjelaskan cara kerja disetiap
kegiatan yang harus diselesaikan.
3. Pemberian ide-ide atau masukan
yang diberikan oleh pegawai
Disperindag Prov.Kepri seharusnya
semakin ditingkatkan agar pekerjaan
yang dilakukan dapat
terimplementasi dengan baik. Ide-
ide yang diberikan tidak hanya saat
jam-jam rapat melainkan juga ketika
dalam mengerjakan tugas atau
ketika di tempatkan untuk dinas
luar. Sedangkan dari segi
tanggungjawab, setiap pegawai
harus benar-benar menyadari bahwa
tugas yang diberikan kepadanya
merupakan suatu tanggungjawab
yang besar karena jika
tanggungjawab tersebut lalai untuk
dilakukan maka akan terjadi
penumpukan-penumpukan tugas
untuk berikutnya. Tanggung jawab
pegawai harus ditingkatkan.
Contohnya penyelesaian tugas yang
tepat waktu, tidak menunda-nunda
pekerjaan, dapat menjelaskan hasil
laporan dengan baik.
4. Banyaknya pegawai yang memiliki
motivasi bahwa tugas yang
diberikan kepadanya merupakan
suatu kewajiban dari pekerjaan yang
harus ia kerjakan. Motivasi tersebut
adalah motivasi internal dari
pegawai, ada baiknya jika atasan
turut memberikan beberapa motivasi
kepada pegawai. Motivasi-motivasi
yang memberikan rasa semangat
kepada pegawai rutin setiap
minggunya seperti pemberian
27
motivasi. Contohnya bahwa
pegawai harus “Harishul „ala
waqtihi” yaitu selalu memanfaatkan
waktu dengan sebaik-baiknya. Itu
artinya pegawai tidak boleh lalai
dengan waktu yang diberikan
kepadanya. Pegawai pun perlu
memahami dengan baik waktu atau
kapan penyerahan tugas yang harus
ia berikan kepada atasan atau bagian
keuangan. Maka atasan harus
memberikan arahan kapan tugas
tersebut harus diselesaikan, semakin
cepat dikerjakan tentu akan semakin
mempermudah pekerjaan lainnya
5. Kemampuan pegawai dalam
mengambil keputusan saat
menghadapi permasalahan juga perlu
diperhatikan oleh atasan.
Permasalahan-permasalahan kecil
yang tidak harus diputuskan oleh
atasan dapat dilakukan oleh pegawai,
biarkan pegawai menunjukkan
kemampuannya. Contohnya pegawai
menjadi representatif dalam acara
pameran industri di jogja, biarkan
pegawai mengambil keputusan
sendiri ketika menghadapi
permasalahan selama pameran. Hal
ini dilakukan karena pegawai yang
menjadi representatif itulah yang
mengetahui keadaannya. Sedangkan
kerjasama pegawai perlu ditingkatkan
kembali, bukan hanya kepada
pegawai tetapi juga kepada
masyarakat. Contohnya membantu
masyarakat kecil dalam memasarkan
produk home industry ke luar daerah.
Memberi bekal pengetahuan dalam
memanfaatkan sumber daya alam
yang baik
28
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Arikunto, Suharsimi, 2010, “Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik”,
Jakarta:Rineka Cipta. Cetakan ke-14
Hutapea, P. dan N.Toha, 2008, “Kompetensi Plus Teori, Desain, dan Penerapan untuk
HR dan Organisasi yang Dinamis”, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama
Idris, Sahara, 2004, “Dasar-Dasar Pendidikan”, Bandung: Angkasa Raya.
Kusdyah, Ike, 2010, “ManajemenSumber Daya Manusia.” Yogyakarta: CV. Andi
Offset
Mangkunegara, A.A, 2009, “ManajemenSumber Daya Manusia Perusahaan.”
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moeheriono, 2009,“Pengukuran kinerja berbasis kompetensi”, Bogor: Ghalia
Indonesia
Moekijat, 2001, “Latihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.”Bandung: CV.
Mandar Maju.
Mulyasa, 2001,“Kompetensi, konsep, karakteristik dan implementasi,”, Bandung:
Remaja Rosdakarya. cetakan ke-3
Palan, R.,2003, “Competency Management” , Jakarta: PPM.
Robbins, Stephen P., 2001, “Organizational Behaviour, New Jersey: Prentice Hall,
Inc.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani, 2009, “Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan”, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Rucky, Ahmad, 2003, “Sumber daya manusia berkualitas”, Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sedarmayanti, 2007,“Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bandung : Refika
Aditama Hal: 76.
29
-----------------, 2010, “Pengembangan Kepribadian Pegawai”, Bandung: Cv. Mandar
Maju. Cetakan kedua.
-----------------, 2011, “Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi &
Manajemen PNS”, Bandung: PT. Refika Aditama. Cetakan kelima
Soewarno, Handayaningrat, 2003,“Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan
Nasional”, Jakarta: Gunung Agung Hal.147.
Sudarmanto, 2009,“Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM”. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
Sugiyono, 2011, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D”, Bandung:
Alfabeta
Sutrisno, edy, 2009,“Manajemen sumber daya manusia”, Jakarta: Kencana. Cetakan
pertama
-----------------, 2010, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta: Kencana.
Cetakan kedua
----------------, 2011, “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Jakarta: Kencana. Cetakan
ketujuh
Triton, 2010, “Manajemen Sumber Daya Manusi: Perspektif Partnership dan
Kolektivitas.” Yogyakarta: Oryza. Cetakan kesatu
Wibowo, 2007, “Manajemen Kinerja”, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
-----------, 2012,“Manajemen Kinerja”, Rajawali Pers, Divisi Buku Perguruan Tinggi,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Edisi Ketiga
Widjaja, A.W, 2006, “Administrasi Kepegawaian”, Jakarta: Rajawali Hal.113.
Yuniarsih, Tjuju dan Suwatno, 2011,“Manajemen Sumber Daya Manusia”, Bandung:
Cv. Alfabeta
B. Dokumen dan Jurnal
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan Pegawai Negeri
Sipil (PNS)
Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau Nomor 04 Tahun 2011 tentang Tugas
Pokok dan Fungsi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepri
30
Undang-undang Pokok Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil. 2011, Bandung:
Fokusmedia
Nurmashita, Faiza., Dkk, 2013, “Pengaruh kompetensi pegawai dan lingkungan kerja
Terhadap kualitas pelayanan (studi pada dinas kependudukan dan
pencatatan sipil kabupaten sidoarjo)”, Jurnal Administrasi Publik (JAP),
Volume.1 No. 6 1220-1228 (diakses 24 Desember 2014, 10:15:45 Wib)
Parman, M.Rusdy, 2014, “Analisis kompetensi dan kompensasi serta pengaruhnya
terhadap kinerja pegawai perwakilan BPKP Provinsi Lampung”, Jurnal
Ilmu Administrasi Negara. Digilib.unila.ac.id (diakses 07 Agustus 2015,
08:30:24 Wib)
Wahyudi, firman. dkk, 2014, “ Peran Kompetensi Dalam Meningkatkan Kinerja
Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur”,
eJournal administrative reform, ISSN 2338-7637 Volume.2 No.1 1047-
1060 (diakses 02 Februari 2015, 19:30:35 Wib)
Murbijanto, Reinhard, 2013, “analisis pengaruh kompetensi kerjaDan lingkungan
kerja fisikTerhadap kinerja pegawai”. (eprints.undip.ac.id, diakses 08
Desember 2014)