Post on 22-Jul-2015
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 1
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 2
Syarifudin
PAGELARAN SENDRA TARI KOLOSAL KONTEMPORER
SENI BUDAYA ISLAM
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 3
Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2002 Tentang hak Cipta Lingkup Hak
Cipta.
Pasal 2;
1. Hak cipta merupakan hak ekslusif bagi pencipta dan pemegang hak
cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang
timbul secara otomatis adalah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Ketentuan Pidana.
Pasal 72;
1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1)
dan ayat (2) dipinana dengan pidana penjara masing-masing paling
singkat 1 (satu) bulan dan/ataudenda paling sedikit 1000.000 (satujuta
rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 5000.000. (limajuta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengajamenyiarkan, memamerkan, dan
mengedarkanatau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang
hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksudkan
pada ayat 1 (satu) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000. (limaratus juta
rupiah)
Perpustakaan Nasional: Katalog dalam terbitan
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 4
PAGELARAN SENDRA TARI KOLOSAL KONTEMPORER
SENI BUDAYA ISLAM
Syarifudin dan Arman Man Arfa
Vii + 133 hlm, 14 X 21
Pangantar
Dedi Mulyana
Editor;
Syarifudin, Arman Man Arfa.
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
All rights reserved
Cetakan. Pertama
Desain Cover dan Layout
Tim Kreatif Al-Mulk Publishing
ISBN: 1973-123-179789
Isi diluar Tanggung Jawab Percetakan
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 5
PAGELARAN SENDRA TARI KOLOSAL KONTEMPORER
SENI BUDAYA ISLAM MENCINTAI RASULULLA
MENCINTAI RASULULLAH SAW MELALUI
PERINGATAN MAULID MELALUI PAGELARAN SENI BUDAYA
Oleh: Pembina Sanggar Sari el-MULUK
Ny. Hj. Retty Assagaf Ketua Hamza Silawane, S.Hi
Sekretaris Ibnu Jarir, S.Ag
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 6
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan
kekuatan, kesempatan, dan waktu sehingga pagelaran
sendra tari kolosal dengan tema; “Pembawa Rahmat Bagi
Seluruh Alam” dapat berjalan sesuai rencana. Tak lupa saya
sebagai ketua sanggar Sari el-MULUK mengucapkan terima
kasih kepada Pembina Sanggar Ibu Ny. Hj. Retty Assagaf
dan Bapak Ir. H. Said Assagaf sebagai penasehat sanggar el-
Muluk yang memiliki kepedulian tinggi untuk memajukan
serta membangkitkan seni budaya di Maluku. Begitupula
pendukung acara, pelatih sanggar moga kegiatan ini menjadi
amal ibadah disisi Allah swt. Perayaan maulid Nabi
Muhammad saw yang melibatkan 350 pendukung acara
adalah tradisi baru dalam panggung seni budaya Islam di
Maluku. Ide besar ini adalah gagasan dari pembina sanggar
Sari el-MULUK Ny. Hj. Retty Assagaf untuk menggairahkan
potensi-potensi kaula muda dan masyarakat Maluku yang
cinta pada seni budaya sebagai kekuatan destinasi wisata di
Indonesia Timur.
Selain itu tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada
pengurus sanggae el-Muluk sehingga pagelaran seni budaya
Islam terbesar di Maluku dapat terlaksana dengan baik.
Begitupula tim sanggar Sari el-MULUK yang memiliki
kepedulian tinggi sehingga acara perayaan maulid yang
dikemas dalam pagelaran sendratari bisa berjalan dengan
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 7
baik. Tak lupa juga bagi semua Kepala Sekolah SMU 11,SMU
13 SMK Muhammadiyah, Madrasah Aliyah Negri 1,
Madrasah Aliyah Al-Fatah,SMU Muhammadiyah, SMU
Alwatan ,Serta Ibu Guru yang sudi mendampingi siswanya
sehingga pagelaran kontemporer ini dapat berjalan dengan
baik. Moga nasehat Bapak Ir. Said Assagaf tetap lestari di
dada kami untuk menggerakan seni budaya Islam di Maluku
sebagai salah satu kekayaan peradaban yang memiliki nilai
etika dan estetika yang tinggi.
Ketua Sanggar Sari el-MULUK Provinsi Maluku Hamzah Silawane, SH.I
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 8
PRAKATA
Jeziratul Muluk adalah kota seni dan kota para raja-
raja karena ia memiliki artefak seni budaya dan spirit
kesenian dalam ekspresi masyarakat Maluku. Hal ini
tergambar dalam eksotisme geografis yang berjejer serta
bergandeng mesra seakan-akan ia bertasbih melalui tangga
nada adat, tarian sawat, hadrat, dan warna sastra.
Determinasi seni budaya ini menciptakan semesta
kedamaian dan kasih sayang dari sosok pemimpin yang
cinta pada seni budaya agar negeri ini didesain oleh setuhan
dan kelembutan seorang pemimpin yang dapat diterima
oleh semua warna, semua golongan, dan semua
kecenderungan. Anak bangsa yang lahir dari rahim sejarah
kemerdekaan adalah pemimpin yang peduli terhadap
perkembangan seni budaya di Maluku.
Al-Muluk memiliki banyak tafsiran dan salah satu
maknanya adalah gelaran para raja yang cinta pada seni
budaya. Gagasan ini pernah keluar dari mulut pahlawan
Pattimura yang ditulis oleh Des Alwi bahwa Pattimuran
artinya Raja yang murah hatinya. Senada dengan pandangan
Prof. Dr. Aholiab Watloly mengungkapkan dalam bukunya
yang berjudul “Maluku Baru” bahwa al-Muluk itu adalah
gelaran raja-raja yang memiliki kelembutan dalam menata
pola kehidupan rakyatnya yang penuh dengan nilai-nilai
etika dan estetika. Dari pandangan inilah sehingga
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 9
menebarkan kelembutan dalam bertindak serta suka berbagi
kebahagiaan, peduli sama kaum lemah, santun dalam
berkata, dan tegas dalam menegakkan kebenaran. Hemat
saya inilah spirit kenabian yang perlu di ikrarkan kembali
melalui momentum perayaan maulid Nabi Muhammad saw
yang dikemas dalam pagelaran sendra tari kolosal di
Provinsi Maluku.
Pembina Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku, Ny. Hj. Reti Assagaf
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 10
Prakata
Pakaian adalah akhlaq, pakaian adalah sesuatu yang menjadikan manusia bukan hewan, kalau tidak percaya berdirilah didepan pasar dan copotlah pakaianmu maka engkau kehilangan segala macam harkatmu sebagai manusia. Pakaianlah yang membuat manusia mulia, pakaian adalah pegangan nilai, landasan moral, dan sistem nilai. Sistem nilai itulah yang harus kita cuci dengan pedoman lima pedoman yakni pancasila.
Satu tembang tidak selesai ditafsirkan dengan 1000 jilid buku, Satu lantunan syair tidak selesai dengan waktu1000 bulan dan 1000 orang yang mengkajinya. Syair dan petuah bijak orang Maluku memiliki makna dan filosofis yang dalam dan ini hanya bisa dikembangkan oleh pemimpin yang cinta pada seni dan budaya Agar kita mengerti dengan hati dan pikiran ketulusan kita, apa muatan kalbu spirit kecintaan kita pada keteladanan Nabi tetap menjadi spirit bagi pengembangan seni di budaya di Maluku. Dan kita tanamkan dalam diri kita bahwa dengan menyatukan semua warna, semua keragaman itu kita susun menjadi sebuah tangga nada yang dapat melahirkan bunyi-bunyi kedamaian, keteraturan, di kota Basudara dengan suara yang indah untuk mencapai puncak kemerdekaan melalui kelembutan dan kasih sayang sesama umat manusia.
Penasehat Sanggar LASQI Sari el-MULUK Provinsi Maluku, Ir. H. Said Assagaf
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 11
Executive Summary
Tradisi lisan masyarakat Maluku mengandung nilai-
nilai luhur yang menunjang terciptanya keharmonisan hidup
sesama umat manusia yang berbeda-beda dari berbagai
aspek budaya dan bahasa. Nilai-nilai tersebut membimbing
setiap individu untuk memiliki prinsip hidup yang kuat,
perilaku yang bermartabat dan bertanggung jawab. Tradisi
lisan yang berupa petuah bijak, puisi dan peribahasa sebagai
warisan budaya bangsa Indonesia juga sejalan dengan nilai
agama dan keagamaan. Namun sangat disayangkan karena
serbuan budaya dari luar membuat tradisi tersebut sudah
banyak ditinggalkan dan diucapkan dalam keseharian
masyarakat (sekolah, rumah, dan masyarakat). Keadaan
seperti itu antara lain menimbulkan keresahan dan
kerusuhan sosial yang marak di tengah masyarakat.
Karena itu, dibutuhkan upaya pelestarian petuah
bijak sebagai penguatan nilai keagamaan bagi masyarakat
yang dutanamkan dalam keluarga, sekolah dan
lingkungan masyarakat di Maluku. Jika petuah-petuah
bijak ini dapat dimaksimalkan maka dapat menunjang
arah dan kebijakan pembangunan di Maluku di bidang
agama seperti tercantum dalam rancangan Rencana
Program Jangka panjang dan Menengah Nasional
(RPJMN) Kementerian Agama 2010-2014, utamanya
perwujudan kehidupan sosial yang harmonis, rukun, dan
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 12
damai di kalangan umat beragama. Berdasarkan penelitian
Syarifudin Dosen IAIN Ambon yang mengangkat
permasalahan: Bagaimana nilai-nilai agama dan
keagamaan yang terkandung dalam petuah bijak, puisi
dan peribahasa Maluku? Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif deskriptif yang dilakukan di Maluku.
Petuah bijak, puisi dan peribahasa dalam upacara
penganugrahan gelar adat pulanga di Gorontalo,
ditekankan pentingnya seorang pemimpin untuk
memiliki akhlak yang mulia. Hal ini diungkap dari tujua’i
atau puisi adat yang berbunyi; Huta,huta lo ito Eeya;
taluhu-taluhu lo ito Eeya; dupoto-dupoto lo ito Eeya; tulu-tulu
lo ito Eeya; tawu-tawu lo ito Eeya; bo ito Eya dila poluli
hilawo. Artinya; tanah adalah milik Yang Mulia, air dalam
kekuasaan Yang Mulia, angin pun dalam kewenangan
Yang Mulia, api dalam genggaman Yang Mulia, manusia
dalam kekuasaan Yang Mulia, tetapi Yang Mulia jangan
berbuat sewenang-wenang. Kemudian diakhiri dengan
kata wallaahi atau billahi.
Nilai persatuan dan persaudaraan yang sejalan
dengan nilai keagamaan ditemukan dalam puisi lagu dan
peribahasa daerah Kaili di Sulawesi Tengah ; Seperti
terdapat dalam puisi Palu Ngataku (palu negeriku),
Posisani (berkenalan), dan peribahasa Maroso Marisi
Marasa, Mosarara Mosabatutu. Bersatu Teguh Kita
Sejahtera, Bersaudara Kita Bersatu. Bahwa persaudaraan.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 13
Hal ini juga berlaku bagi masyarakat Ambon di Maluku.
Seperti tergambar dalam kuru siwa rima e. Tutu ya hei lete
hei lete oo, Hei lete Nunusaku o, Nunusaku o; Nunusaku karu
pela, karu pela o, Nunusaku sama pela, sama pela o;
pandanglah ke sana, mereka datang turun dari darat.
Datang dari kawasan Nunusaku, Nunusaku. Nunusaku
mewariskan kita pela, ikatan persaudaraan. Nunusaku
membawa serta pula ikatan kekeluargaan. Falsafah
serupa juga lahir dalam sengo-sengo di Mambi Sulawesi
Barat; mesa kada dipatua, pantang kada dipomate, artinya
satu kata teguh kita sejahtera, bersaudara kita bersatu.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 14
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................... i
Selayang Pandang Pembina LASQI Provinsi Maluku .............ii
Pengantar dari Ketua LASQI Provinsi Maluku ...................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................... 1
B. Rumusan Pagelaran .......................................... 3
BAB II LANDASAN FILOSOFIS SANGGAR Sari el-
MULUK 12
A. Makna Filosofis Sanggar Sari el-Muluk ...... 13
B. Jejak Historis Sanggar Sari el-Muluk ........... 14
C. Paradigma Sanggar Sari el-Muluk ................ 15
D. Konsep Pengembangan Seni Budaya .......... 18
BAB III KONSEP PAGELARAN SENI BUDAYA ....... 20
A. Brainstorming .................................................. 22
B. Membuat Konsep ............................................ 25
C. Debat Konsep ................................................... 27
BAB IV PENUTUP ............................................................... 32
Lampiran Foto Latihan ..............................................
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konsep pengembangan Ny. Hj. Retty Assagaf sebagai
pembina sanggar sari el-Muluk di Provinsi Maluku terdiri
dari dua nilai yakni etika dan estetika. Nilai ini memiliki
substansi seni budaya yang dilandasi oleh kecerdasan
spiritual, intelektual, dan sosial. Kekuatan inilah sebagai
modal dasar untuk menggerakkan seni budaya yang selama
ini belum dikemas dengan kreasi yang lebih inovatif. Selain
itu keprihatinannya Ny. Hj. Retty Assagaf terhadap
pengembangan seni budaya mulai punah akibat dominasi
impreaslime budaya global yang tak terkendali.
Keprihatinan ini juga pernah diungkapkan oleh WS Renra
dan Emha Ainun Najib bahwa seni budaya di Indonesia
perlu dilindungi dari dominasi budaya global karena dapat
menghilangkan semangat spiritualitasnya.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 16
Keprihatinan inilah sehingga Ny. Hj. Retty Assagaf
menggalang praktisi seni budaya di Maluku yang
berkecimpung di dunia seni untuk mencintai seni
budayanya sendiri. Gagasan ini akan dikembangkan di
komunitas Kristen dan komunitas Muslim agar warisan dari
para leluhur itu tetap terjaga dan terpelihara sebagai satu
kekayaan peradaban masyarakat Maluku di Indonesia.
Menjaga warisan seni budaya dari para leluhur adalah
prilaku bijak dan harus menjadi karakter masyarakat
Maluku kata Ir. H. Said Assagaf saat memberikan
pencerahan pada praktisi seniman yang tergabung dalam
Sanggar Sari el-Muluk. Ia mengungkapkan bahwa seni
budaya adalah cerminan kearifan lokal orang Maluku dalam
menjaga kekayaan khazanah kebudayaan di Indonesia.
Gagasan Ir. H. Said Assagaf tentang Seni budaya di
Maluku relevan dengan pandangan Emha Ainun Najib yang
mengungkapkan bahwa dengan kebudayaan manusia dapat
bergerak menuju kelembutan hati dan sebagai wujud dari
dialektika kemanusiaan yang hakiki. Hal ini juga di
ungkapkan oleh Mustopa Bisri bahwa dengan seni budaya
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 17
manusia akan lebih arif dan bijaksana dalam menata emosi
dan kecerdasan spiritual. Atas dasar inilah sehingga sanggar
LASQI Sari el-Muluk perlu digerakkan agar ia menjadi satu
kekuatan dan inovasi, kreasi, dan pergerakan etika dan
estetika masyarakat Maluku untuk mampu tampil
mempublikasikan kekayaan seni budayanya di dunia
internasional.
Aspirasi ini dapat menjadi angin segar bagi praktisi
budaya dan para ilmuan eksplorasi seni budaya di Maluku
yang nantinya menjadi salah satu destinasi wisata seni
budaya di Indonesia. Pentingnya pemeliharaan, perawatan,
dan pelestarian seni budaya inilah sehingga Ny. Hj. Retty
Assagaf sebagai motor dan motivator seni budaya agar
kreativitas praktisi seni budaya di Maluku dapat
berkembang dan menjadi pertahanan untuk mengantisipasi
pergerakan budaya global yang selama ini lebih banyak
merusak tatanan budaya di Indonesia.
Strategi Ny. Hj. Retty Assagaf sebagai Pembina Sanggar
Sari el-MULUK sesuai pandangan sastrawan Nyoman Kutha
Ratna bahwa pemeliharaan seni budaya adalah usaha untuk
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 18
mempertahankan identitas masyarakat Indonesia dari
penjajahan budaya global. Karena urgensinya eksplorasi seni
budaya sehingga Ny. Hj. Retty Assagaf menjadikan
momentun maulid Nabi Besar Muhammad saw sebagai
pintu masuk untuk menggelar pagelaran kolosal sendra tari
yang akan disuguhkan pada saat peringatan hari kelahiran
Rasulullah saw sebagai tanda kecintaan pada Nabi
Muhammad saw sebagai pemimpin rahmatallil’alamin.
Karena luasnya seni budaya Islam di Maluku maka
gagasan Ny. Hj. Retty Assagaf di mulai mengembangkan
ide seninya di komunitas Muslim dan tidak menutup
kemungkinan akan menggerakkan seni budaya di komunitas
basudara Kristen karena basudara Kristen ini juga banyak
khazanah seni budaya yang perlu di eksplorasi sebagai
kekuatan menggerakkan Provinsi Maluku di arena
percaturan budaya global. Dengan demikian sehingga
gagasan Ny. Hj. Retty Assagaf sebagai pemerhati seni
budaya menjadikan mulai menggagas seni budaya Islam
dengan membentuk sanggar sari el-Muluk sebagai pintu
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 19
masuk untuk mengekplorasi kekayaan seni budaya di
Maluku.
B. Rumusan Pagelaran
Ny. Hj. Retty Assagaf menyadari bahwa seni budaya
memiliki kajian yang sangat luas sehingga buku ini lebih
fokus pada momentum Maulid Nabi Muhammad saw
sebagai pemimpin alam semesta. Karena keyakinannya pada
sosok Rasulullah saw sebagai pemimpin suci telah terbukti
mendamaikan dunia maka pagelaran seni budaya lebih
banyak di rumuskan pada tema besar tersebut. Dari tema
inilah dirumuskannya “Pagelaran sendra tari dengan mengemas
histografi (sejarah) kelahiran Rasulullah saw sampai beliau
meninggal dunia yang dikemas dalam opera sendra tari kolosal
yang akan melibatkan 350 pendukung acara”. Tema pagelaran
inilah yang akan digambarkan dalam buku juknis pagelaran
seni budaya di Maluku khususnya seni budaya Islami.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 20
BAB II
LANDASAN FILOSOFIS SANGGAR LASQI el-MULUK
A. Profil Seni di Kota Ambon
Maluku dikenal di dunia Internasional dengan nama
Moluccas (Seribu Pulau) atau Jaziratul Muluk(tanah raja-raja).1
Setiap kepulauan di Maluku memiliki keragaman seni
budaya budaya, kekayaan budaya ini menunjukkan adanya
dinamika sosial yang terpancar dari ekspresi seni budaya
Islam yang tampak pada di tengah masyarakat. Pelataran
Maluku sejak masa lampau telah banyak bangsa dari
berbagai negara dari Timur Tengah, Eropa, dan yang
bercocok tanam kebudayaan dari berbagai negara sehingga
banyak dialektika seni budaya Islam dan peristiwa sejarah
kemanusian dalam bidang seni budaya Islam. Buah pikiran
bangsa-bangsa dari berbagai negara tersebut dipentaskan di
atas permadani tanah, laut, Maluku sebagai pusat rempah-
rempah dunia pada masa itu. Para pedagang dari Arab,
1M. Shaleh Jamal (84 Tahun) Mantan Raja Larike di Kecamatan
Leihitu Barat Wawacara tanggal 5 Januari 2012.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 21
Cina, Portugis, Inggris, India, Belanda, dan Jepang.2 Semua
bangsa-bangsa ini bermukim dihampir keseluruh pelosok
Maluku yang juga turut mewarnai sejarah seni budaya
termasuk seni budaya Islam di Maluku.3 Hal inilah yang
akan menjadi kajian sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku
untuk merekam pertumbuhan, perkembangan, dan
keruntuhan seni budaya Islam di Maluku.
Secara historis masa budaya kolonialisme
meninggalkan artefak sejarah sebagai salah satu bentuk seni
budaya. Kota Ambon sebagai tempat berdirinya LASQI telah
berdiri pada tahun 1500-1600 setelah benteng Nossa Seinhora
da Annuciada didirikan oleh penjajahan bangsa Belanda
artefak benteng tersebut dirubah pada tahun 1602 menjadi
Benteng Kastel Victoria.4 Karena banyaknya artefak sejarah
seni budaya Islam yang tersebar secara verbal di kalangan
umat Islam di Maluku maka kami dari sanggar Sari el-
Muluk berusaha mendokumentasikan semua artefak seni
2Des Alwi, Sejarah Banda Neira; edisi Revisi (Cet. II; Jakarta: Pustaka
Al-Bayan, 2010), h.vii. 3Nur Tawainellah, wawancara dirumahnya 17 Oktober 2012. 4Des Alwi, Sejarah Banda Neira; edisi Revisi (Cet. II; Jakarta: Pustaka
Al-Bayan, 2010), h.11.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 22
budaya Islam di Maluku yang telah berproses panjang di
atas panggung peradaban sejarah kemanusiaan.
B. Makna Filosofis Sanggar LASQI el-MULUK.
Pengertian Sanggar Sari el-Muluk dari aspek etimologi
terdiri dari kata “sari”, “el”, dan Muluk. Kata “SARI” dapat
dimaknai bahwa seni itu lahir dan hadir dari budi dan daya.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia yang diterbitkan
oleh Balai bahasa bahwa kata BUDI itu adalah; membalas
jasa, berbuat kebaikan untuk tanda terima kasih atas
kebaikan yang lahir dari sari patih nurani yang suci. yang
bersumber dari sukma yang murni dan mencerahkan. "el”
dapat diartikan dalam filosofinya adalah spirit kecerdasan
spiritual, kecerdasan intelektual, dan kecerdasan sosial.
Ketiga kekuatan inilah yang menjadi spirit memperjuangan
dalam melayani dan memperjuangkan hak-hak orang lain
melalui pendekatan dan pelayanan seni budaya di Maluku.
Sementara makna “MULUK” dalam literasi Arab
dimulai dari huruf “M”yang bermakna sesuatu tumpuan,
dalam bahasa Inggris disebut something artinya sesuatu yang
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 23
penting. Tetapi jika disambung bermakna Kerajaan. Tepi
spirit Muluk ini yang menarik dimulai dari huruf “M” dalam
huruf hijaiyyah “Mim” yang memiliki makna sesuatu dalam
sesuatu. Secara terminologi adalah “MULUKU” seseorang
yang memiliki kemampuan dan akan menjadi tumpuan
umat manusia, karena spirit perjuangannya lahir dari
keyakinan sugesti kemuliaan dan mampu menjadi payung
keselamatan pada sesama umat manusia.
Dari pergertian terminologi di atas dapat difahami
bahwa Sari el-Muluk adalah; Organisasi Seni Budaya yang
memiliki spirit perjuangan yang memiliki kepedulian tinggi
untuk merawat, menjaga, mencerahkan, dan memelihara
kekayaan peradaban seni budaya di Provinsi Maluku.
Argumentasi dari makna etimologi Sari el-Muluk tersebut
sehingga secara terminologi Sari el-Muluk adalah kreativitas
yang lahir dari pikiran yang jernih (saripatih madu)
sehingga menghasilkan produk seni budaya yang lahir dari
jiwa yang bersih, memiliki berbudi pekerti yang dapat
membuahkan karya seni yang memiliki nilai-nilai etika dan
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 24
estetika serta bermanfaat bagi pengembangan khazanah seni
budaya di Maluku.
Selain makna itu juga spirit kata sari el-Muluk lahir dari
dua tokoh besar yang cinta pada seni budaya di Maluku
yaitu; Ir. Said dan Retty dari nama ini muncullah kata
“SARI” sementara kata Al-Muluku itu Mereka berdua
tinggal lama berkelana dengan dunia seni sehingga dalam
kondisi apapun kedua tokoh ini sangat peduli terhadap
pengembangan seni budaya di Maluku.
Dari nilai-nilai etika dan estetika tersebut di atas
sehingga dapat di makna secara filosofis bahwa “saripatih
seni budaya” adalah spirit yang lahir dari akar budaya yang
universal yang lahir dari rahim kebudayaan masyarakat
Maluku sebagai kekayaan peradaban di Indonesia.
Khazanah kekayaan seni budaya inilah sebagai salah satu
pilar kekuatan menggerakkan dan menjadikan Maluku
sebagai destinasi wisata seni budaya di bagian timur
Indonesia. Hal ini sesuai tertuang dalam perjuangan sanggar
LASQI Sari el-Muluk di bawah pimpinan Ny. Hj. Retty
Assagaf sebagai salah satu destinasi wisata spiritual,
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 25
intelektual, dan sosial, bagi dunia internasional dalam
menggerakkan seni budaya di Maluku sebagai salah satu
kekayaan peradaban seni budaya di Indonesia.
C. Jejak Historis Ide dan Gagasan
LASQI Provinsi di bawah Pimpinan Ny. Hj. Retty
Assagaf sebagai salah satu destinasi wisata spiritual,
intelektual, dan sosial. Hal ini tampak dari pikiran-
pikirannya dalam dunia seni budaya dalam menggerakan
seni budaya khususnya seni budaya Islami pada tanggal 4
Mei 2012. Materi rapat itu membahas tentang pemanfaatan
kreativitas pemuda yang tergabung dalam sanggar Sari el-
Muluk dalam mengisi acara di MTQ ke-24 tingkat Nasional
di kota Ambon. Hasil rapat tersebut melahirkan program
sanggar Sari el-Muluk untuk mengisi acara ramah tamah dan
pawai ta’ruf pada pembukaan MTQ Nasional di Provisi
Maluku.
Pada tanggal 10 Mei 2012 di rumah kediaman Ketua
LASQI Provinsi Maluku Ny. Hj. Retty Assagaf menyepakati
untuk dibentuk Sanggar yang diberi nama “Sari el-Muluk” .
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 26
Kata Sari adalah akronim dari nama tokoh besar di Maluku
sejak kecil bergelut dengan seni budaya dan ide-ide
pikirannya dan petuah-petuah bijaknya selalu memiliki
filosofi yang lahir dari kapata-kapata dari warisan para
leluhur yang memiliki kedalaman spiritual seni yang sangat
tinggi. Kesibukan yang padat tetapi pendekatan kearifan
seni budaya lewat sentuhan pikiran yang indah di tengah
derasnya persoalan sehingga ia digelar sebagai seniman
Maluku.5 Di sebut seniman Maluku berdasarkan dilektika
kesenian dalam menata pikirannya dalam melayani sesama
umat manusia. Setiap pikirannya berakar dari mata air seni
budaya Maluku, Pikiran-pikiran yang eksotik itu sehingga
direkam oleh Ny. Retty Assagaf bahwa nama Sangga
tersebut adalah Sanggar Sari el-Muluk.
Sanggar Sari el-Muluk ini lahir pada tanggal 19 Mei
2012 di rumah kediaman Wakil Gubernur Provinsi Maluku
Ir. Said Assagaf. Karena kepedulian yang tinggi pada seni
dan budaya maka para praktisi semiman di Maluku
bersepakat memilih Ny. Hj. Retty Assagaf sebagai ketua
5 Ir. Said Assagaf dan Ny. Hj. Retty Assagaf
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 27
sanggar Sari el-Muluk di Provinsi Maluku. Pada hari itu juga
praktisi semiman Maluku yang telah lama bergelut di dunia
seni Qasidah bernama Hamja Silawane ditunjuk langsung
oleh Ny. Hj. Retty Assagaf sebagai ketua Sanggar dan Ibnu
Jarir sebagai sekretaris sanggar. Setelah terbentuknya
sanggar tersebut maka ketua dan sekretaris yang telah
ditunjuk segera membuat program untuk mengisi acara di
MTQ ke-24 di Kota Ambon.
D. Konsep Pengembangan Seni Budaya
Jeziratul Muluk adalah kota seni karena memiliki
artefak budaya dan spirit yang tampak dalam ekspresi
masyarakat Maluku. Secara geografis Provinsi ini berjejer
teratur panorama alamnya oleh pulau-pulau kecil, yang
memiliki berbagai macam bunyi, tangga nada, tarian sawat,
hadrat, dan berbagai macam tarian yang memiliki ekspresi
seni yang cukup tinggi. Dikatakan memiliki ekspresi seni
yang cukup tinggi karena banyak nilai yang berlapis-lapis
dialektika ekspresi seni yang membutuhkan penjelajahan
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 28
untuk mengeja dan memberi nama, pengertian, dan definisi
yang tampak dalam lakon seni budaya Islam.
Menurut Hamja Silawane sebagai praktisi seni budaya
Islam di Maluku mengungkapkan bahwa jika kita ingin
membuat database seni budaya Islam maka kita akan
mendapatkan 500 jenis bunyi musik yang ada di Maluku
yang bertebaran diberbagai pulau-pulau kecil di Maluku.6
Jumlah ini cukup besar dan akan memberikan banyak
paradigma seni budaya Islam bila didokumentasikan secara
rapi dan sistematis. Pernyataan Silawane ini jika dilihat dari
aspek historisnya maka sangat memungkinkan karena
Jeziratul Muluk pernah ditempati oleh berbagai ekspresi
budaya dari berbagai negara. Hal inilah yang menjadi
asumsi bahwa kekayaan seni budaya Islam di Maluku
diwarnai dari berbagai warna negara yang pernah bercocok
tanam seni budaya sehingga Jeziratul Muluk kaya dengan
paradigma dialetika khazanah eksotis dan resonansi budaya.
6Hamja Silawane Praktisi Seni Lagu, wawancara oleh penulis di café
Lela di Kota Ambon 20 Januari 2013.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 29
Kekayaan itu bisa musnah jika tidak ada kepedulian
dari masyarakat, dan pemerintah untuk mengumpulkan dan
mendokumentasikan melalui riset ilmiah secara maksimal.
Kondisi ini yang memacu motivasi pengurus sanggar sari el-
Muluk Provinsi Maluku. Ide ini lahir dari pertemuan Café
Lela pada tanggal 19 Januari saat melakukan diskusi untuk
membicarakan konser pagelaran seni budaya Islam, untuk
perayaan maulid Nabi Muhammad saw. Dalam diskusi
tersebut hadir pengurus sanggar sari el-Muluk Provinsi
Maluku antara lain saudara Ibnu Jarir, Hamja Silawane, Aji,
Hasan Karim, Gatot, Manan Kiat, Endang Gimin, Gatot,
Salem Risa Hondua, dan Dr. Syarifudin.
Diskusi tersebut menarik untuk mencermati dalam
meningkatkan khazanah seni budaya Islam di Maluku dan
di Indonesia pada umumnya. Ekspresi seni budaya Islam
sebagai kekayaan peradaban umat Islam di Maluku sebagai
bentuk karunia Tuhan yang perlu di dokumentasikan lewat
diskusi ilmiah untuk memberikan pelajaran hikmah pada
umat manusia melalui pendekatan seni budaya. Semua
kearifan yang Tuhan anugrahkan kepada manusia melalui
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 30
ekspresi seni budaya di Maluku sampai saat ini belum
dikemas secara baik sehingga destinasi budaya di Maluku
masih perlu dikembangkan.
Pengembangan seni budaya di Maluku menurut Ny.
Hj. Retty Assagaf sebagai pembina mengungkapkan bahwa
jika kearifan lokal seni budaya ini tidak dihiraukan dan tidak
direkam dalam sebuah tulisan maka karunia Tuhan yang
besar itu akan punah. Kerpihatinan inilah sehingga pemuda
yang cinta pada seni budaya mulai digerekkan sehingga
lahirlah sanggar Sari el-Muluk di Provinsi Maluku. Melalui
sanggar Sari el-Muluk inilah kita memiliki kesadaran dan
kepekaan seni budaya dengan merekam kembali jejak-jejak
seni budaya Islam di Maluku.
Sampai saat ini, entah kapan peradaban moderen
menyudahi gerakannya di dunia ketiga termasuk Maluku
memporak-porandakan struktur kearifan lokal seni budaya
Islam di Indonesia termasuk seni budaya Islam di Maluku
tujuannya para kapitalis dan imprealisme untuk merusak
struktur sosial di tengah masyarakat. Maluku yang berjejer
pulau-pula kecil yang bergandeng mesra laksana taman
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 31
sorga sampai saat ini belum di data, ditata, dan belum ada
penggalian ekspresi seni budaya Islam secara maksimal.
Kota Ambon tempat sanggar Sari el-Muluk
menggerakkan seni budaya Islami yang berada di tengah
kota sepanjang pesisir dan dalam teluk Ambon, dan luas
teluk Baguala yang luasnya 277 km2 ini merupakan ibu
Provinsi Kepulauan Maluku. Maluku di dunia Internasional
dikenal dengan nama Moluccas (Seribu Pulau) atau Jaziratul
Mulk(tanah raja-raja).7 Setiap kepulauan di Maluku memiliki
keragaman seni budaya budaya, kekayaan budaya ini
menunjukkan adanya dinamika sosial yang terpancar dari
ekspresi seni budaya Islam yang tampak pada di tengah
masyarakat.
Maluku pada masa lalu telah banyak bangsa dari
berbagai negara baik dari Timur Tengah, Eropa, dan yang
bercocok tanam kebudayaan dari berbagai negara sehingga
banyak dialektika seni budaya Islam dan peristiwa sejarah
kemanusian dalam bidang seni budaya Islam.
7M. Shaleh Jamal (84 Tahun) Mantan Raja Larike di Kecamatan
Leihitu Barat Wawacara tanggal 5 Januari 2012.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 32
Buah pikiran bangsa-bangsa dari berbagai negara
tersebut pentas sejarah di Maluku sebagai pusat rempah-
rempah dunia pada masa itu para pedagang dari Arab, Cina,
Portugis, Inggris, India, Belanda, dan Jepang.8 Semua
bangsa-bangsa ini bermukim dihampir seluruh pelosok
Maluku yang juga turut mewarnai sejarah seni budaya Islam
di Maluku.9 Hal inilah yang akan menjadi kajian sanggar
Sari el-Muluk Provinsi Maluku untuk merekam
pertumbuhan, perkembangan, dan keruntuhan seni budaya
Islam di Maluku.
Secara historis masa budaya kolonialisme
meninggalkan artefak sejarah sebagai salah satu bentuk seni
budaya. Kota Ambon sebagai tempat berdirinya sanggar Sari
el-Muluk telah berdiri pada tahun 1500-1600 setelah benteng
Nossa Seinhora dan Annuciada didirikan oleh penjajahan
bangsa Belanda. Artefak benteng tersebut dirubah pada
8Des Alwi, Sejarah Banda Neira; edisi Revisi (Cet. II; Jakarta: Pustaka
Al-Bayan, 2010), h.vii. 9Abdullah Lausepa Mantan Raja Larike periode 1960-1998,
wawancara dirumahnya 17 Oktober 2011.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 33
tahun 1602 menjadi Benteng Kastel Victoria.10 Semua bentuk
arkeologi ini merupakan artefak sejarah seni budaya Islam
yang tersebar secara non verbal dan verbal di tengah umat
Islam di Maluku. Kekayaan inilah yang akan dijadikan
sumber energi untuk menggerakkan sanggar Sari el-Muluk
serta berusaha untuk mendokumentasikan semua artefak
seni budaya di Maluku. Peradaban seni budaya ini jika di
mulai pada tahun 1500 maka karya-karya seni budaya yang
telah berproses panjang berumur 153 tahun, telah berkipra di
atas panggung peradaban sejarah kemanusiaan di Maluku,
tetapi sampai saat ini belum digali dan dikemas menjadi
kekayaan seni budaya dan khazanah intelektual bagi
kemaslahan umat manusia.
10Des Alwi, Sejarah Banda Neira; edisi Revisi (Cet. II; Jakarta: Pustaka
Al-Bayan, 2010), h.11.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 34
BAB III
KONSEP PAGELARAN SENI BUDAYA
A. Brainstorming
Sanggar Sari el-Muluk binaan Ny. Retty Assagaf ini
pertama kali dibahas konsepnya pada tanggal 29 Desember
2012. Pengurus setelah mendapat ide-ide brilian dari Ny.
Retty Assagaf sebagai pembina sanggar Sari el-Muluk para
pengurus sanggar melakukan brainstorming untuk
mencurahkan pemikiran yang cemerlang dari para anggota
sanggar yang telah memiliki pengalaman dalam membuat
pagelaran seni. Model diskusi yang dilakukan cukup tertib
karena ada penetuan tema/topik oleh H. Muhammad yang
sering akrab dipanggil Aji ini cerdas menata diskusi
sehingga setiap tema-tema pembahasan mendapatkan
kesimpulan yang berisi, padat, dan terukur dalam memaknai
ide dan gagasan Ny. Retty Assagaf dalam mengembangkan
seni budaya Maluku dalam sebuah pentas seni.
Selain itu juga gagasan-gagasan yang dilontarkan oleh
Saudara Aji, Ibnu Jarir, Hasan karim, Endang Gimin, Hamja
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 35
Silawane, dan Nan kiat. Praktisi seni ini banyak
pengalamannya dalam membuat pagelaran sehingga semua
ide itu disaring dan didebat sehingga mendapatkan konsep
pagelaran yang maksimal. Walaupun memang tidak mudah
menterjemahkan pemikiran dan keinginan Ibu Retty Assagaf
dalam mewujudkan sebuah pagelaran yang indah ditonton
dan masyarakat mendapat pencerahan untuk selalu
menjadikan Rasulullah saw sebagai panutan dalam
mendesain pola hidup yang damai serta mengedepankan
sifat akhlaqkul qarimah.
Para anggota sanggar Sari el-Muluk ini pertama kali
melakukan diskusi penguatan program di rumah café
kampung Raja kopi Doloe yang berlokasi di Jl. A.M. Sangaji.
Ditempat inilah para pengurus sanggar yang juga sebagian
besar adalah praktisi seni budaya Islam masing-masing
mencurahkan idenya dan pemikiran untuk mendapatkan
konsep yang terbaik tentang bagaimana cara mengemas
kelahiran Rasulullah saw sampai Nabi meninggal dunia.
Mendesain satu pegelaran akbar memang
membutuhkan konsep pagelaran seni budaya yang dapat
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 36
memanjakan mata, telinga, dan perasaan para penontong
untuk mengingatkan kembali rasa cintanya pada Rasulullah
saw sebagai suri tauladan dalam memimpin alam semesta
sehingga menguasai 1/5 isi permukaan bumi dalam jangka
waktu 23 tahun. Menurut Ny. Retty Assagaf bahwa inspirasi
spirit ketauladan-Nya Rasulullah saw adalah kekuatan
untuk membangun bangsa jika kita mampu menggali
sebagian spirit akhlak Rasulullah dalam memimpin maka
masyarakat semua pasti terlindungi hak-haknya sebagai
umat manusia. Dari gagasan Ny. Retty Assagaf inilah
sehingga pagelaran sendratari dapat dikemas dalam retorika
pagelaran kolosal.
No Materi
Diskusi Kesepakatan Langkah yang
dilakukan Durasi waktu
1 Penentuan tema/topik diskusi
Pegelaran sendratari yang menceritakan kelahiran Rasulullah saw sampai beliau meninggal dunia.
Semua pemikiran dan argumentasi tidak keluar dari tema yang sudah ditentukan
5 Menit
2 Menentukan target pencapaian
Acaranya harus besar dan meriah serta mampu memikat tamu yang menyaksikan pagelaran dakwah melalui peringatan Maulid Nabi besar Muhammad saw. Targetnya
Semua anggota sanggar Sari el-Muluk berhak mengeluarkan ide agar untuk tercapainya acara pagelaran
7 Menit
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 37
mendramatisir keadaan sejarah Nabi untuk membangkitkan rasa cinta masyarakat pada Nabinya yang telah memberi suritauladan kepemimpinan yang mengayomi semua warna, suku, agama, dan golongan.
sendratari maulid Nabi Muhammad saw.
3 Penentuan pendukung acara pagelaran
Disepakati pendukung acara sendratari kolosal sebanyak 350 pendukung acara yang diambil sekolah SMU dengan kerjasama dengan guru yang menjadi pendamping siswa saat melakukan latihan.
Membuat surat ke sekolah-sekolah untuk diadakan seleksi peserta pendukung acara sendra tari. 1 hari mengantar surat, dan hari ke 3 datang seleksi
3 Hari
5 Diskusi mencari pendukung acara.
SMU, SMK Muhammadiyah, SMK Al-Wathan, Madrasah Aliyah Wara (Kembang Buton), SMU Al-Fatah, SMU 13, SMU 11, dan SMU Muhammadiyah.
Datang kesekolah dengan melakukan pendekatan komunikasi empati yang dipimpin oleh Hamja Silawane sebagai ketua Sanggar Sari el-Muluk.
3 Hari
6 Mengelompokkan pendukung acara sesuai bakatnya masing-masing
Menyerahkan pada pelatih masing-masing agar dapat mengajar, mengkoordir pasukannya masing-masing dalam mendukung acara.
Memilih pendukung acara yang tipe penari, penyanyi, dan tipe pembaca puisi sesuai kebutuhan acara yang dibuat dan target pencapaian yang akan di jangkau sesuai kompetensi siswa yang ada.
1 Jam
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 38
7 Penentuan uang transport, dan jadwal latihan.
Memaksimalkan penggunaan dana transportasi dengan baik agar efisiensi dan efektifitas dana bisa mendukung acara lebih maksimal
Membuat daftar hadir agar uang transportasi bisa maksimal berfungsi dengan baik.
15 Menit
8 Gladi kotor Semua pendukung acara tampil maksimal untuk mendukung acara pagelaran sendra tari yang baik
Melakukan korodinasi sesuai tanggung jawab-masing-masing
9 Pentas Sendratari
Membangkitkan semangat cinta rasulullah saw
Tampil maksimal dengan adanya percaya diri
selesai
Dari ide-ide segar dari berbagai anggota sanggar
sehingga langkah-langka program untuk menyukseskan
acara tersebut dengan jadwal latihan sebagai berikut:
No Materi Latihan Penanggung Jawab Tempat Latihan
1 Musik Salim Riza Hondua Islamic
Center
2 Tari Endang Gimin, Hasan
Karim
Islamic
Center
3 Pengarah
latihan
Hamza Silawane Islamic
Center
4 Koordinator Ibnu Jarir Islamic
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 39
Latihan Center
5 Pembuat
Naskah Latihan
Fahrurazi, Syarifuddin Islamic
Center
6 Penata Rabbana Nan Kiat Islamic
Center
7 Analisis Konsep Abd. Muhammad (Aji) Islamic
Center
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 40
BAB IV PENUTUP
Pagelaran sendra tari dengan mengemas histografi (sejarah)
kelahiran Rasulullah saw sampai beliau meninggal dunia yang
dikemas dalam opera sendra tari kolosal yang akan melibatkan 350
pendukung acara”. Acara ini memberikan inspirasi, inovasi
kepada masyarakat Maluku untuk kembali anak-anak
remaja dan kaum muslimin untuk menanamkan rasa cinta
pada Rasulullah saw melalui pendekatan seni budaya Islam
khas Maluku.
Gagasan yang akan diusung dalam pagelaran seni
budaya Islam ini akan mengeksplorasi kearifan lokal budaya
Maluku yang akan dijadikan sebagai muatan lokal disekolah
untuk melestarikan dan mempertahankan kreatifitas budaya
yang selama ini kurang dimaksimalkan. Melalui wadah
sanggar sari el-Muluk yang digagas oleh Ny.Retty Assagaf
untuk membangkitkan semangat seniman Maluku untuk
menuangkan kreativitas khzanah seni budaya dalam bentuk
tarian sendra tari kolosal yang dirangkaian dengan
peringatan maulid Nabi besar Muhammad saw untuk
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 41
menumbuhkan rasa cinta pada Rasulullah saw sebagai
pembawa Rahmat bagi seluruh alam semesta.
Rekomendasi
1. Memasukkan Bahasa Daerah (petuah bijak, puisi dan peribahasa) sebagai mutan lokal dalam pendidikan sekolah dasar sampai menengah, khususnya bagi daerah yang belum merealisasikan.
2. Diknas dan lembaga yang terkait hendaknya dilakukan pendidikan dan pelatihan pembuatan kurikulum penyusunan bahasa daerah dan memasukkan pembahasan sastra lisan didalamnya (petuah bijak, puisi dan peribahasa).
3. Hendaknya kementrian agama, Pemprov, dan pemkab menabah atau mengadakan kouta pengankatan guru bahasa daerah pada tingkat provinsi atau kabupaten di wilayah KTI.
4. Guru mata pelajaran muatan lokal dapat diperhitungkan sebagai kewajiban jam mata pelajaran di sekolah-sekolah (sertifikasi).
5. Mengadakan diklat bagi guru bahasa Indonesia untuk mengintegrasikan petuah bijak, puisi dan peribahasa daerah dalam materi pelajaran.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 42
6. Melaksanakan program “ Gerakan Sehari Berbahasa Daerah” pada sekolah dan intansi-instansi pemerintah.
7. Menggunakan petuah bijak, puisi dan peribahasa daerah dalam pidato atau sambutan-sambutan pada acara pemerintahan.
8. Menggunakan bahasa daerah pada papan inforamasi di tempat-tempat strategis
9. Mengadakan lomba karya tulis ilmiah dengan tema petuah bijak, puisi dan peribahasa daerah.
10. Seyogyanya dilakukan penelitian lanjutan tentang sastra lisan yang mendalam dan lebih spesifik pada satu tema.
11. Kepada Lembaga Sekolah. Menggalakkan kegiatan perlombaan degan tema petuah bijak, puisi, pantun dan peribahasa bagi anak-anak sekolah.
12. Perlu ada Peraturan Daerah tentang pemeliharaan petuah bijak, puisi dan peribahasa daerah.
Pagelaran Seni Budaya Islam Kreasi Sanggar Sari el-Muluk Provinsi Maluku 43