Post on 18-Jul-2016
description
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM
ALAT PERAGA
Nama : DHEA VIVIN. KNIM : F05112088
REG A KELAS B
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
A. Pendahuluan1. Latar Belakang
Pada suatu pembelajaran, ada kegiatan atau konsep yang sulit dijelaskan dengan kata-kata verbal. Kondisi ini tentu akan menjadi kendala dalam pemahaman konsep. Maka dari itu untuk konsep tertentu perlu dijelaskan dengan bantuan alat peraga. Alat peraga ini ada yang dua dimensi maupun yang tiga dimensi dan berbentuk model, spesimen dan charta. Pembelajaran menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indera mahasiswa untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, dan meraba, serta menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Praktikum ini dilakukan dengan harapan praktikan dapat mengenal jenis-jenis alat peraga, mengetahui fungsi dan pembagian-pembagiannya, dan dapat membedakannya. Sehingga alat-alat peraga tersebut dapat digunakan pada konsep yang sesuai dengan efektif dan efesien.
2. Dasar TeoriThe world of education is closely related to the props. Almost all
fields of study require props that are used to describe the details of a theory, anatomy, etc.. Especially for props anatomy was deliberately made in such a way similar to the original anatomy. As for the field of study of physics props are usually created with the objective of a theory can be clearly received by the students (Johnson, 2009).
Alat peraga diartikan sebagai alat (benda) yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip, atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkrit. Secara umum pengertian alat peraga didefinisikan sebagai benda atau alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Jika benda atau alat tersebut digunakan untuk pembelajaran IPA, benda atau alat itu disebut alat peraga IPA (Anonim A, 2010).
Tujuan penggunaan alat peraga adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi : memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton membumbui pembelajaran dengan humor untuk memperkuat minat
siswa belajar. menghibur siswa agar pembelajaran tidak membosankan. memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit. melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman
nyata.
Penggunaan alat peraga menunjang prinsip pembelajaran yang efektif yang terkait pada upaya :1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang
tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan.2. Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat
menggunakan peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas.
3. Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran.
4. Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
5. Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan.
6. Alat peraga membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta.
7. Alat peraga lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi belajar dapat berkembang dinamis.
8. Dengan bantuan alat peraga dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati (Anonim B, 2009).
Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 1991).
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat Bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai cara atau tehnik untuk mengantarkan sebagai bahan pelajaran agar sampai tujuan.
Prinsip-prinsip penggunaan alat peraga ialah sebagai berkut:1. Menentukan alat peraga dngan tepat2. Menetapkan /memperhitungkan subjek dengan tepat.3. Menyajikan alat peraga dengan tepat.4. Menempatkan atau memperlihatkan alat peraga tepat waktu, tempat dan situasi yang tepat.
Kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga
Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan alat peraga dalam pengajaran yaitu:
Kelebihan penggunaan alat peraga yaitu: Menumbuhkan minat belajar siswa karena pelajaran menjadi lebih
menarik. Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah
memahaminya. Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak akan mudah
bosan. Membuat lebih aktif melakukan kegiatan belajar seperti :mengamati,
melakukan dan mendemonstrasikan dan sebagainya.
Kekurangan alat peraga yaitu: Mengajar dengan memakai alat peraga lebih banyak menuntuk guru. Banyak waktu yang diperlukan untuk persiapan. Perlu kesediaan berkorban secara materiil
Alat peraga yang di gunakan harus memiliki sifat sebagai berikut:1. Tahan lama (terbuat dari bahan yang cukup kuat).2. Bentuk dan warnanya menarik.3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.5. Dapat mengajikan konsep matematika (tidak mempersulit pemahaman).6. Sesuai dengan konsep pembelajaran.7. Dapat memperjelas konsep (tidak mempersulit pemahaman).8. Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir yang
abstrak bagi siswa.9. Bila kita mengharap siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok) alat
peraga itu supaya dapat dimanipulasikan, yaitu: dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot, (diambil dari susunannya) dan lain-lain.
10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah lipat (banyak)(Soeharto, 2003).
Alat peraga terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Alat peraga dua dimensi dapat dibagi lagi menjadi kelompok yang lebih kecil, yaitu alat peraga dua dimensi pada bidang tidak transparan dan alat peraga pada bidang tidak transparan.
Alat peraga tiga dimensi mempunyai kelebihan dibandingkan alat peraga dua dimensi (charta misalnya), yaitu selain dapat dilihat (dengan
mata) dan didengar (dengan telinga), juga dapat diraba (dengan kulit). Kelebihan yang lain adalah membantu siswa untuk memformalisasi suatu konsep lebih jelas tentang suatu benda (Adijuwana, 1992).
Media asli atau specimen merupakan objek sebenarnya yang digunakan sebagai alat bantu pembelajaran. Cakupan media asli dalam pembelajaran biologi sangat luas, mulai dari bagian kecil dari suatu objek sampai ke objek utuh lengkap dengan habitatnya . berdasarkan ukurannya mulai dari objek yang besar sampai dengan objek mikroskopis yang hanya bisa dilihat dengan bantuan mikroskop. Media asli juga disebut sebagai realita karena media tersebut adalah objek nyata (real), dalam kaitan materi biologi adalah makhluk hidup utuh atau bagian-bagiannya (Gillespie dan Spirt, 1973).
Media asli dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, misalnya dari ukurannya, keutuhannya, kondisinya, dan sebagainya. Berdasarkan ukurannya, media asli dapat dikelompokkan menjadi media makroskopis dan mikroskopis. Apabila pengelompokkan tersebut didasarkan pada keutuhannya, media asli dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu media dengan menampilkan bagian dari tubuh individu terebut dan media dengan menampilkan satu atau sekelompok individu utuh. Sedangkan apabila didasarkan pada kondisinya, media asli dapat dikelompokkan menjadi media segar dan media awetan (Arsyad, 1997).
Model merupakan media tiga dimensi yang dapat dilihat, diraba, dan mungkin dimanipulasi. Media model dibuat dalam usaha membantu mewujudkan realitas. Hal ini dimaksudkan untuk mensiasati kelemahan dari media asli yang tidak mungkin dijadikan alat pembelajaran di kelas yang disebabkna oleh berbagai alasan (Roy, 1998).
Pada kegiatan belajar mengajar IPA Biologi di kenal ada berbagai macam alat peraga, misalnya spesimen, model torso, carta, dan lain-lain. Model Torso sebagai alat peraga dalam penyajian materi biologi karena karakteristik yang dimilikinya. Model Torso adalah alat peraga yang berbentuk model. Model adalah benda-beda pengganti yang menggantikan benda sebenarnya dalam bentuk sederhana, menghilangkan bagain yang kurang perlu serta menonjolkan bagai yang perlu saja. Model are scaled representations of thing. Besarnya dapat sama, lebih kecil atau lebih besar, tapi bentuknya biasanya selalu sama seperti benda yang asli (Hamalik, 1994).
Model torso adalah alat peraga yang didesain sebagai pengganti tubuh atau jasad manusia tanpa lengan dan kaki dan lebih menonjolkan penampakkan organ-organ dalam seperti jandung, paru-paru, hati, lambung, usus halus, usus besar, ginjal dan penampakan berbagai organel lain yang mendukung gambaran lengkap dari fungsi dan proses-proses yang terjadi mendukung gambaran lengkap dari segi pandang Model Torso mempunyai
tiga permukaan yaitu panjang, lebar dan tinggi. Oleh sebab itu Model Torso termasuk kategori alat peraga tiga dimensi. Alat peraga dengan bentuk tiga dimensi akan banyak mengandung pemahaman dibandingkan dengan yang lain serta memberi pengalaman yang lengkap dan mendalam (Hamalik, 1994).
B. TujuanPraktikum yang berjudul “Alat Peraga” ini bertujuan untuk mengetahui
dan mengenal alat-alat peraga dalam laboratorium biologi, mengetahui pembagian-pembagian dan fungi alat peraga, membedakan jenis-jenis alat peraga dalam laboratorium biologi serta mengetahui perbedaan alat peraga 2 dimensi dan tiga dimensi.
C. MetodologiDalam praktikum “Alat Peraga” ini menggunakan alat-alat peraga seperti
awetan kering capung (Castoraeschna dearvata), awetan basah Padina australis, model DNA, preparat sel saraf, model jaringan kulit, model Rana sp., herbarium Crotalaria striata, charta sendi, model belahan bunga, model rangka manusia, dan piramida makanan. Untuk alat, kami tidak menggunakannya karena praktikum ini hanya membahas tentang alat peraga. Dan untuk cara kerjanya yang pertama beberapa alat peraga ditunjukkan dan disebutkan namanya oleh asisten, kemudian kategori, fungsi, konsep yang sesuai, kemenarikan, durability, dan kisaran harga dari alat-alat peraga tersebut disebutkan oleh praktikan dibantu oleh asisten. Setelah itu kategori, fungsi, konsep yang sesuai, kemenarikan, durability, dan kisaran harga dari alat-alat peraga tersebut dituliskan oleh praktikan beserta nama alatnya di tabel pengamatan.
D. Hasil Pengamatan
No. Nama Alat Kategori FungsiSesuai dgn
konsepMenarik Durability Harga
1.
Awetan
kering
capung
3
Dimensi
Mengetahu
i morfologi
capung
Morfologi
&
Taksonomi
Hewan
√
Tidak
tahan
lama
Murah
2.
Awetan
basah Padina
australis
3
Dimensi
Mengetahu
i morfologi
Morfologi
&
Taksonomi
Tumbuhan
√
Tidak
tahan
lama
Murah
3. Model DNA3
Dimensi
Mengetahu
i struktur
DNA
Genetika √
Tidak
tahan
lama
Murah
4.Preparat sel
saraf
2
Dimensi
Mengamati
struktur
anatomi sel
saraf
Anatomi &
Jaringan
Hewan
√Tahan
lamaMahal
5.Model
jaringan kulit
3
Dimensi
Mengetahu
i struktur
jaringan
kulit
Sistem
Ekskresi√
Tahan
lamaMahal
6.
Model
anatomi Rana
sp.
3
Dimensi
Mengetahu
i anatomi
Rana sp.
Anatomi
Hewan√
Tahan
lamaMahal
7.
Herbarium
Crotalaria
striata
3
Dimensi
Mengetahu
i morfologi
&
klasifikasi
tumbuhan
Morfologi
&
Klasifikasi
Tumbuhan
√
Tidak
tahan
lama
Murah
8.Charta
persendian
2
Dimensi
Mengetahu
i jenis-jenis
sendi
manusia
Sistem
Gerak√
Tidak
tahan
lama
Murah
9.
Model
belahan
bunga
3
Dimensi
Mengetahu
i morfologi
bunga
Reproduksi
Bunga√
Tahan
lamaMahal
10. Kerangka
manusia
3
Dimensi
Mengetahu
i kerangka
Sistem
Gerak
√ Tahan
lama
Mahal
manusia
11.Piramida
makanan
3
Dimensi
Mengetahu
i tingkat
trofik
makanan
Ekosistem √
Tidak
tahan
lama
Murah
E. PembahasanPraktikum yang berjudul “Alat Peraga” dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui dan mengenal alat-alat peraga dalam laboratorium biologi, mengetahui pembagian-pembagian dan fungi alat peraga, membedakan jenis-jenis alat peraga dalam laboratorium biologi serta mengetahui perbedaan alat peraga 2 dimensi dan tiga dimensi.
Alat peraga adalah suatu set alat yang membantu memudahkan dalam memahami sutu konsep secara tidak langsung. Pada prakyikum ini dilakukan analisis terhadap 11 alat peraga, yaitu awetan kering capung, awetan basah Padina australis, model DNA, preparat sel saraf, model jaringan kulit, model Rana sp., herbarium Crotalaria striata, charta sendi, model belahan bunga, model rangka manusia, dan model piramida makanan.
Alat peraga terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu dua dimensi dan tiga dimensi. Alat peraga dua dimensi dapat dibagi lagi menjadi alat peraga dua dimensi pada bidang transparan dan alat peraga pada bidang tidak transparan.
Alat peraga tiga dimensi mempunyai kelebihan dibandingkan alat peraga dua dimensi (charta misalnya), yaitu selain dapat dilihat (dengan mata) dan didengar (dengan telinga), juga dapat diraba (dengan kulit). Kelebihan yang lain adalah membantu siswa untuk memformalisasi suatu konsep lebih jelas tentang suatu benda (Adijuwana, 1992).
Alat peraga dua dimensi hanya dapat dilihat dari tampilan depan, berbeda dengan alat peraga tiga dimensi yang dapat diamati dari segala arah, bahkan dapat diraba dan dimanipulasi. Alat peraga tiga dimensi memang lebih efektif dalam menjelaskan suatu konsep, namun alat peraga tiga dimensi pada umumnya lebih sulit dibawa-bawa dan harganya cenderung lebih mahal daripada alat peraga dua dimensi.
Pada praktikum yang termasuk alat peraga dua dimensi adalah preparat el sarf, dan charta sendi. Sedangka yang termasuk alat peraga riga dimensi adalah awetan kering capung, awetan basah Padina australis, model DNA, model jaringan kulit, model Rana sp., herbarium Crotalaria striata, model belahan bunga, model rangka manusia, dan model piramida makanan.
Alat peraga yang telah dipraktikumkan dikategorikan juga dalam bentuk model, spesimen dan charta.
Model adalah alat peraga 3 dimensi yang dapat dilihat, diraba, dan dimanipulasi. Untuk alat peraga jenis ini umumnya harganya mahal dan cukup tahan lama. Kelebihan alat peraga ini umumnya bentuknya hampir menyerupai bentuk asli dengan materi yang akan disampaikan, sebagai contoh rangka manusia, praktikan akan lebih mudah mengetahui nama tulang-tulang, jenis dan bentuk tulang. Alat-alat peraga yang terrmasuk kategori model adalah DNA manusia, jaringan kulit manusia, Rana sp., belahan bunga, rangka manusia, dan piramida makanan.
Spesimen adalah awetan, biasanya berupa binatang ataupun tumbuh-tumbuhan. Spesimen biasanya bisa dibuat sendiri karena itu biaya yang dikelurkan juga cukup murah. Dengan spesimen praktikan akan lebih tahu bentuk asli hewan maupun tumbuhan. Spesimen biasanya berupa awetan keringmaupun basah dan herbarium. Alat-alat peraga yang tergolong kategori spesimen adalah awetan kering capung, awetan basah Padina australis, preaparat sel saraf, dan herbarium Crotalaria striata.
Charta merupakan alat peraga 2 dimensi berupa lembaran berisi gambar materi yang akan dijelaskan. Charta dapat dibuat sendiri sehingga cenderung lebih murah. Kelemahan charta adalah tidak dapat menampilkan bentuk asli hanya berupa gambaran saja.
Semua alat peraga menarik. Alat peraga pembelajaran sederhana dapat dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti karton, kardu, stryrofoam, dan juag bisa memanfaatkan software-software komputer. Durability dan harga suatu alat peraga tergantung pada bahan pembuatnya dan cara pembuatannya. Alat peraga yang terbuat dari kertas karton umumnya murah dan tidak tahan lama. Cara memperpanjang durability alat peraga dari karton, misalnya charta, dapat dilakukan dengan menyampulnya dengan plastik. Sedangkan untuk alat peraga yang terbuat dari bahan alami yang diawetkan atau dari plastik umumnya lebih tahan lama. Bahan alami yang diawetkan harganya pun cenderung murah karena dapat langsung ditemukan di alam.
Berikut penjelasan lebih rinci untuk masing-masing alat peraga:1. Awetan kering capung (Castoraeschna dearvata)
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori spesimen. Fungsinya untuk mengetahui morfologi capung. Sesuai dengan konsep “Morfologi dan Klasifikasi Hewan”, sifatnya menarik, tidak tahan lama, dan kisaran harganya murah.
2. Awetan basah Padina australis
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori spesimen. Fungsinya untuk mengetahui morfologi. Sesuai dengan konsep “Morfologi dan Klasifikasi Tumbuhan”, sifatnya menarik, tidak tahan lama, dan kisaran harganya murah.
3. DNA
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termauk ke dalam kategori model. Funginya untuk mengetahui struktur DNA. Sesuai dengan konsep “Genetika”, sifatnya menarik, tidak tahan lama, dan kisaran harganya murah.
4. Preparat sel saraf
Alat peraga ini merupakan alat peraga 2 dimensi yang termasuk ke dalam kategori spesimen. Fungsinya untuk mengamati struktur anatomi sel saraf. Sesuai dengan konsep “Anatomi dan Jaringan Hewan”, sifatnya menarik, tahan lama, dan kisaran harganya mahal.
5. Jaringan kulit
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori model. Fungsinya untuk mengetahui anatomi atau struktur jaringan kulit. Sesuai dengan konsep “Sistem Ekskresi”, sifatnya menarik, tahan lama, dan kisaran harganya mahal.
6. Rana sp.
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori model. Fungsinya untuk mengetahui anatomi Rana sp. Sesuai dengan konsep “Anatomi Hewan”, sifatnya menarik, tahan lama, dan kisaran harganya mahal.
7. Herbarium Crotalaria striata
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori spesimen. Fungsinya untuk mengetahui morfologi dan klasifikasi tumbuhan. Sesuai dengan konsep “Morfologi dan Klasifikasi Tumbuhan”, sifatnya menarik, tidak tahan lama, dan kisaran harganya murah.
8. Sendi
Alat peraga ini merupakan alat peraga 2 dimensi yang termasuk ke dalam kategori charta. Fungsinya untuk mengetahui jenis-jenis sendi yang ada pada manusia. Sesuai dengan konsep “Sistem Gerak”, sifatnya menarik, tidak tahan lama, dan kisaran harganya murah.
9. Belahan bunga
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori model. Fungsinya untuk mengetahui morfologi bunga. Sesuai dengan konsep “Reproduksi Tumbuhan (Bunga)”, sifatnya menarik, tahan lama, dan kisaran harganya mahal.
10. Rangka manusia
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori model. Fungsinya untuk mengetahui kerangka manusia. Sesuai dengan konsep “Sistem Gerak”, sifatnya menarik, tahan lama, dan kisaran harganya mahal.
11. Piramida makanan
Alat peraga ini merupakan alat peraga 3 dimensi yang termasuk ke dalam kategori model. Fungsinya untuk mengetahui tingkat trofik rantai makanan. Sesuai dengan konsep “Ekosistem”, sifatnya menarik, tidak tahan lama, dan kisaran harganya murah.
F. KesimpulanDari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa alat peraga merupakan alat yang membantu menjelaskan konsep/materi agar lebih jelas dan mudah dipahami. Alat peraga tersebut terbagi menjadi 2 jenis, yaitu alat peraga 2 dimensi dan alat peraga 3 dimensi. Alat peraga 2 dimensi terbagi lagi menjadi alat peraga 2 dimensi pada bidang transparan, contohnya preparat, dan alat peraga 2 dimensi pada bidang tidak transparan, contohnya charta. Alat peraga 3 dimensi memiliki kelebihan lebih tahan lama, dapat dilihat, diraba, dimanipulasi. Kelemahannya harga cenderung lebih mahal. Alat peraga 2 dimensi hanya dapat dilihat dan diamati, untuk itu charta harus dibuat semenarik mungkin dan penuh warna.
Alat peraga 2 dimensi dan 3 dimensi terdiri dari bentuk model, charta dan spesimen. Model dan spesimen termasuk alat peraga 3 dimensi, sedangkan charta termasuk alat peraga 2 dimensi. Semua alat peraga menarik. Masing-
masing alat peraga tersebut penggunaannya harus disesuaikan dengan konsep yang cocok. Durability dan harga alat peraga tergantung dari bahan pembuatnya dan cara pembuatannya. Untuk memperpanjang durability charta dapat disampul dengan plastik.
DAFTAR PUSTAKAAdijuwana, H. 1992. Manajemen Laboratorium. Bogor : IPB.Anonim A. 2010. Alat Peraga Praktik IPA. (online).
http://118.96216-sg/mediapembelajaran.pdf). diunduh tanggal 19 April 2013.
Anonim B. 2009. Alat Peraga Pembelajaran. (online). http://gurupembaharu.com). diakses tanggal 19 April 2013.
Arsyad, Azhar. 1997. Alat Peraga. Jakarta : Rineka Cipta.Gillespie dan Spirt. 1973. Teaching Aids. Bandung : ITB Press.Hamalik. 1994. ALAT PERAGA. Jakarta : Erlangga.Johnson. 2009. General laboratory techniques. Vol 2. 11-12.Roy, Killen. 1998. Media Pembelajaran. Bogor : IPB Press.Soeharto, Karti. 2003. Jurnal Teknologi Pembelajaran. Vol 8. 23-25.Sudjana, Nana dan Rivai Ahmad. 1991. Media Pengajaran. Bandung : Sinar
Baru Algensindo.