AKTOR SISTEM HUKUM - Indonesia Anti-Corruption...

Post on 06-May-2019

220 views 0 download

Transcript of AKTOR SISTEM HUKUM - Indonesia Anti-Corruption...

AKTOR SISTEM PEMILIHAN

MANAJEMEN PENEGAKAN HUKUM

Prinsip Pemilu yang mesti dipenuhiAsas Pemilu Asas Penyelenggara Pemilu Asas Good Governance

1. Langsung2. Umum3. Bebas 4. Rahasia5. Jujur6. Adil

1. Mandiri2. Jujur3. Adil4. Kepastian hukum5. Tertib6. Kepentingan umum7. Keterbukaan8. Proporsionalitas9. Akuntabilitas10. Efisiensi11. efektivitas

1. Kepastian hukum2. Tertib penyelenggaraan3. Kepentingan umum4. Keterbukaan5. Proporsionalitas6. Profesionalitas7. Akuntabilitas

Peringkat

Dimensi Penyelenggaraan

Skor Penyelenggaraan

Variabel Integritas

Penyelenggara Profesionalitas Penyelenggara

Kekerasan Terhadap

Penyelenggara

1Papua Barat 4.00 3.80 2.33 3.378

2Aceh 3.00 3.80 3.00 3.267

3Banten 3.00 3.40 3.00 3.133

4Sulawesi Barat 2.00 3.00 1.67 2.556

5Kep. Bangka Belitung 2.00 2.20 1.67 1.956

6DKI Jakarta 2.00 1.80 1.67 1.822

7Gorontalo 2.00 1.00 1.67 1.556

• Efisiensi anggaran.

• Efektivitas penyelenggaran pilkada yang selama ini menyulitkanpenyelenggara pemilu.

• Menciptakan pemilu konkuren antara pemilu nasional dengan pemilulokal dengan tujuan efektivitas penyelenggaran pemerintahan lokaldibawah kerangka sistem pemerintahan presidensialisme.

• Proses pemilu (tahapan penyelenggaran pilkada).

• Hasil pemilu (pemerintahan lokal yang terbentuk).

• Aspek Penyelenggaraan: Dualisme kepengurusan partai politik (meyulitkan verifikasi peserta pilkada); Ketersedian anggaran penyelenggaraan pilkada (NPHD); Sengketa pencalonan yang berkepanjangan sampai menjelang hari pemungutan suara;

• Konflik di beberapa daerah (kematangan calon dan parpol);• Praktek illegal politik uang: vote buying, candidacy buying (mahar politik), menyuap

penyelenggara, & netralitas ASN).• Relasi pemilih dan pasangan calon masih sebatas penerima paparan visi, misi, program paslon,

belum terjadi proses deliberative, tawar menawar (transaksi) visi, misi, program, jadwal.• Aturan yang masih tidak bersahabat dengan gerakan pemberantasan korupsi (Kabupaten

Minahasa Utara dan Kabupaten Solok) dan perlindungan HAM Warga Negara.

Mendorong Pengaturan Rekapitulasi Elektronik

• Dasar hukum e-Recap harus diatur eksplisit dalam Undang-Undang, mengingat dampak e-Recap akan berpengaruh pada legitimasi, anggaran, dan juga penyelenggaraan pilkada.

• Teknis pengelolaan e-Recap sebaiknya melalui PKPU, karena perkembangan teknologi sangat tinggi. Sedangkan UU hanya mengatur legalitas sistem e-Recap, demi menjaga kelestarian hukum.

• Perlu mempertimbangkan apakah e-Recap dapat menjadi penentu hasil atau hanya sekedar alat bantu (hasil berdasarkan keputusan KPU RI).

• Mekanisme E-Recap harus mampu mengeliminasi proses di Kecamatan, Kabupaten/Kota atau Provinsi (Pemilu), perjalanan data semestinya dari TPS langsung ke KPU terkait.

• E-Recap tidak eksklusif, dimana salah satu sistemnya tidak dipahami publik dan penguasaannya hanya diserahkan kepada segelintir ahli.