Post on 14-Jan-2017
ABSTRAK
BULKIS VERA ANITA, 2016, NIM. 826223456, Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 2 di SDN Ciracas 01 Jakarta Timur.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 2 di SDN Ciracas 01 Jakarta Timur. Bentuk penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terbagi dalam dua siklus. Setiap siklus teridiri dari empat tahapan yaitu : 1) rencana perbaikan, 2) pelaksanaan perbaikan, 3) observasi, dan 4) refleksi. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas II SDN Ciracas 01 dengan jumlah 32 peserta didik. Pada evaluasi awal hasil belajar siswa sangat tidak memuaskan yaitu terdapat 53 % siswa yang nilainya masih dibawah KKM (71). Berdasarkan hasil evaluasi dan pembahasan dalam tindakan perbaikan pembelajaran sangat memuaskan. Pada siklus 1 hasil evaluasi belajar siswa meningkat dimana 78% siswa telah mencapai KKM. Terakhir pada siklus II 100% siswa telah mencapai KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran IPS dengan metode mind mapping dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik kelas II SDN Ciracas 01 Jakarta Timur.
Kata kunci : Metode mind mapping, pemebelajaran IPS, dan hasil belajar.
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang
Jika kita lihat dari segi peserta didik, mereka memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Adapun gaya belajar peserta didik antara lain; 1) visual yaitu menitik
beratkan pada ketajaman penglihatan; 2) auditori yaitu mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan
mengingatnya; dan 3) kinestetik yaitu mengharuskan individu
yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi
tertentu agar ia bisa mengingatnya. Sehingga kita tidak bisa mengatakan ketidaksuksesan hasil belajar anak hanya dari faktor peserta didik semata. Bisa saja metode pembelajaran guru yang kurang variatif membuat peserta
1
didik tertentu lambat dan hingga tidak bisa menerima pengjaran dari guru dengan baik.
Ketercapaian hasil belajar siswa salah satunya dapat dilihat dari
hasil evaluasi siswa. Standar penentuan lulus dan tidak lulusnya dapat
dilihat berdasarkan Ketentuan Kelulusan Minimal (KKM) yang ditetapkan
oleh sekolah masing-masing. Dalam hal ini SDN Ciracas 01 menetapakan
KKM untuk pelajaran IPS; 71. Sehingga siswa yang mendapatkan nilai
kurang dari 71 dianggap tidak lulus.
Identifikasi permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS di
SDN Ciracas 01 sebagai berikut:
1) Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi
2) Peserta didik pasif sehingga pembelajaran terpusat pada guru
3) Dampaknya prestasi belajar peserta didik belum memuaskan bahkan
masih banyak peserta didik yang nilainya dibawah KKM (71).
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka analisis masalah
dari penelitian ini adalah:
1) Apakah dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dapat
menghilangkan image buruk siswa terhadap pembelajaran IPS yang
terkesan membosankan?
2) Apakah adanya kemungkinan keberhasilan dalam pembelajaran
dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang digunakan oleh guru?
3) Apakah metode mind mapping dapat membantu guru untuk
menigkatkan hasil belajar peserta didik?
Berdasarkan permasalahan diatas, salah satu alternatif dan prioritas pemecahan masalah yang dapat diterapkan yaitu dengan menggunakan metode mind mapping, dimana peserta didik diarahkan agar aktif dan kreatif. Materi dapat diperoleh dari berbagai sudut pandang sehingga pengetahuan siswa lebih luas, mudah
2
dipahami dan diingat. Sehingga akhirnya dapat membantu peserta didik agar memperoleh hasil yang lebih baik.
B. Rumusan MasalahBerdasarkan permasalahan yang sudah dipaparkan di atas maka
dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Apakah melalui metode mind mapping dapat meningkatkan
partisipasi dan pemahaman materi pembelajaran IPS di kelas 2 SDN
Ciracas 01?
2. Bagaimanakah peranan metode mind mapping dalam pembelajaran
IPS dikelas 2 SDN Ciracas 01?
C. Tujuan PerbaikanBerdasarkan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui peranan metode mind mapping dalam
pembelajaran IPS pada peserta didik kelas 2 SDN Ciracas 01.
2. Untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman materi
pembelajaran IPS melalui metode mind mapping pada peserta didik
kelas 2 SDN Ciracas 01.
D. Manfaat PerbaikanMelalui penelitian ini diharapkan dapat menemukan fakta-fakta
tentang kontribusi metode mind mapping terhadap peningkatan prestasi
belajar IPS, sehingga hasilnya dapat memberikan manfaat seluas-luasnya
bagi berbagai pihak baik secara teoritis maupun praktis, secara rinci
manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan dan
memperluas kontribusi metode mind mapping terhadap peningkatan
prestasi belajar IPS peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik: Untuk mendapatkan pengalaman belajar yang
mendalam dengan menggali, mengidentifikasi, menemukan
konsep dan memproduksi materi pelajaran melalui metode mind
mapping yang lebih jauh diharapkan dapat membantu
meningkatkan prestasi belajar IPS.
b. Bagi guru: Untuk mempraktikkan berbagai metode inovasi dalam
belajar seperti mind mapping, sehingga dapat mengatasi masalah-
masalah yang dijumpai dalam proses belajar mengajar, serta
dapat memberikan pengalaman belajar pada peserta didik dengan
kegiatan pembelajaran yang aktif, interaktif, kreatif,efektif dan
menyenangkan.
c. Bagi Sekolah: Dapat memotivasi guru untuk melakukan kegiatan
pengembangan profesi, yang hasilnya dapat digunakan untuk
perbaikan proses belajar mengajar dan dapat dijadikan dasar
dalam pengambilan kebijakan sekolah, yang pada akhirnya
bermanfaat pada peningkatan mutu sekolah.
II. KAJIAN PUSTAKAMind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang
Psikolog dari Inggris. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti
teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian. Mind maping dapat diartikan
sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep
permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi
konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di
atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh
pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran
langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak. Mind maping
4
adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap
berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind maping mengembangkan cara
berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut
dengan peta konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat
yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan ,
2008:4).
Bidang studi IPS yang masuk ke Indonesia adalah berasal dari
Amerika Serikat, yang di negara asalnya disebut Social Studies. Pertama kali
Social Studies dimasukkan dalam kurikulum sekolah adalah di Rugby
(Inggris) pada tahun 1827, atau sekitar setengah abad setelah Revolusi Industri
(abad 18), yang ditandai dengan perubahan penggunaan tenaga manusia
menjadi tenaga mesin.
Latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum
sekolah di Indonesia sangat berbeda dengan di Inggris dan Amerika Serikat.
Pertumbuhan IPS di Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau, termasuk
dalam bidang pendidikan, sebagai akibat pemberontakan G30S/PKI, yang
akhirnya dapat ditumpas oleh Pemerintahan Orde Baru. Setelah keadaan
tenang pemerintah melancarkan Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita). Pada masa Repelita I (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang
pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan.
Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah adalah agar siswa dapat: 1) mensistematisasikan bahan, informasi,
dan atau kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungannya
menjadi lebih bermakna; 2) lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah
sosial secara rasional dan bertanggung jawab: 3) mempertinggi rasa toleransi
dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar manusia.
5
Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 42-44), anak
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek
dari dunia sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap
kejadian-kejadian-peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka
memiliki minat yang laus dan tersebar di sekitar lingkungnnya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk
menyelidiki dan menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu,
mereka ingin aktif, belajar, dan berbuat
4. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau
terperinci yang seringkali kurang penting/bermakna
Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam
pengalaman-pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS
sehingga dapat memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat
dikembangkan dengan merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARANA. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa Sekolah Dasar
kelas dua. Jumlah peserta didik dalam penelitian ini adalah 32 peserta
didik yang terdiri dari 17 peserta didik laki-laki dan 15 peserta didik
perempuan.
Penelitian ini dilakukan di SDN Ciracas 01 Jakarta Timur
tepatnya pada siswa kelas II Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.
Sekolah ini beralamatkan di Jalan Raya Bogor Km 25 Rt. 05 Rw. 01
Kelurahan Ciracas, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun
ajaran 2015/2016 tepatnya dari bulan Februari 2016 s/d Maret 2016.
6
Penelitian ini dapat terlaksanan dengan baik tentunya dengan
bantuan dari berbagai pihak antara lain: kepala sekolah, teman sejawat
dan pilak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang dilaksanakan dikelas peneliti untuk meningkatkan hasil belajar
siswa. Penelitian tindakan kelas adalah kajian yang sistematik dari upaya
yang mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.
(Ebbut,2008:12). Penelitian Tindakan (Action research) merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau bersama-sama dengan
orang lain (kolaborasi) yang bertujuan untuk memperbaiki peningkatan
mutu proses pembelajaran di kelasnya. (Kunandar, 2009:21)
Kemmis & Taggrat dalam Kasbolah (1998:13) menyatakan
bahwa Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk penelitian
yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat
sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya. Proses penelitian
ini menggunakan model siklus ( spiral ). Modelnya mengacu pada PTK
Kemmis S dan Mc. Taggart, dengan melalui beberapa siklus. Siklus ini
tergantung pada tingkat keberhasilan belajar siswa, apabila sampai
siklus II ternyata hasilnya bagus (signifikan) maka tidak perlu melalui
siklus ke III namun bila ternyata hasil pada siklus ke II hasil belajarnya
masih rendah maka di perlukan siklus III, IV dan seterusnya sampai
mendapatkan hasil yang bagus (signifikan), yang terpenting adalah hasil
yang dicapai lebih bagus dibandingkan sebelumnya. Dengan kata lain
semakin bagus hasil yang dipakai semakin berkualitas pula
pembelajarannya.
Prosedur penelitian pada setiap putaran meliputi perencanaan,
pemberian tindakan, dan refleksi. Penelitian tindakan kelas dilakukan
7
selama 2 siklus. Kehadiran Supervisor 1 dan 2 dalam setiap siklus sangat
penting. Semua kegiatan tercatat dalam Jurnal Pembimbingan
Supervisor 1 dan 2.
Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui beberapa
cara, yaitu:
1) Evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
2) Observasi untuk pengambilan data proses adalah pengumpulan data
melalui pengamatan yang akan diteliti, kemudian dibuat catatan.
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi langsung.
3) Dokumentasi adalah foto-foto yang diambil saat pelaksanaan
penelitian dilaksanakan.
4) Catatan lapangan yaitu catatan peneliti selama pelaksanaan
penelitian berupa kekurangan atau yang perlu diperbaiki.
5) Dokumen
C. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini melalui : pengumpulan data,
paparan data dan peyimpulan hasil analisis. Untuk menghitung
prosentase hasil belajar siswa peneliti menggunakan patokan. “ Jumlah
skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali dengan 100”.
Jumlah Skor PerolehanNA = X 100
Skor Maksimal
Data kuantitatif dianalisis dengan statistik deskriptif untuk
menentukan prosentase, dan nilai rata-rata. Penyajian hasil analisis
dibuat dalam bentuk tabel distribusi atau grafik. Semua data yang
terkumpul merupakan hasil belajar dari peserta didik kelas II (dua) SDN
Ciracas 01 dari akhir siklus 1 dan siklus 2.
8
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Fokus penelitian ini adalah bagaimana peranan metode mind mapping
untuk meningkatkan pemahaman materi pembelajaran IPS khususnya di
kelas 2 SD. Hasil ulangan harian sebelumnya (pra siklus) yang dilakukan
setelah proses pembelajaran ternyata tidak sesuai harapan apabila
dibandingkan dengan nilai batas minimal (KKM yaitu 71), sehingga perlu
diadakan tindakan kelas.
Berdasarkan data hasil belajar masih terdapat siswa yang nilainya
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Persentase ketuntasan hasil
belajar siswa tersebut dapat dilihat pada table di bawah ini:
Table 4.2
Persentase Hasil Pretest Siswa
Pelaksanaan tindakan siklus I membutuhkan waktu 3 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan.
Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 23 Februari
2016 sampai hari Kamis, 25 Februari 2016. Dilanjutkan dengan siklus II
yang dimulai dari Selasa 1 Maret 2016 hingga Rabu 2 Maret 2016 atau 2
kali pertemuan.
Setelah proses pembelajaran siklus I pertemuan 4 selesai, peneliti
bersama dengan observer melakukan refleksi untuk mencocokkan data
yang diperoleh di lapangan. Dari hasil catatan peneliti dan catatan observer
9
No. Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase
1 Tuntas 15 46,88 %
2 Tidak Tuntas 17 53,12 %
dan tes hasil belajar siswa ternyata belum mencapai ketentuan. Adapun
hasil tes belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4Hasil Evaluasi Siklus 1 Siswa
No. Nama Siswa Siklus I Keterangan
1 Abdillah Rakaidar 80 Tuntas
2 Achwada 50 Tidak Tuntas
3 Ari Aulia Ramadhani 100 Tuntas
4 Awlia Siti Asyirani 88 Tuntas
5 Chelsi Olivia M S 72 Tuntas
6 Defina 68 Tidak Tuntas
7 Dita Ramdhan 93 Tuntas
8 Elizabhet Margareth 50 Tidak Tuntas
9 Jasmine Natalie P M 88 Tuntas
10 Kenny Aulia M 90 Tuntas
11 Lando Andreas N L 68 Tidak Tuntas
12 M. Hafiz Husain S 88 Tuntas
13 M. Naufal Rozan 68 Tidak Tuntas
14 M. Rasyah Aditya 93 Tuntas
15 Mustofa Hadi 93 Tuntas
16 Nadya Mutiara Sani 100 Tuntas
17 Nur Cahyani 88 TuntasNo. Nama Siswa Siklus I Keterangan
18 Pandu Nugraha 87 Tuntas
19 Praga Permana L 83 Tuntas
20 Rafif Akmal R 80 Tuntas
21 Rahmat Fathi Razzaq 100 Tuntas
10
22 Raisya Syarani 100 Tuntas
23 Ramadhan Excel P P 60 Tidak Tuntas
24 Raras Fitriyana 80 Tuntas
25 Rehan Fauzi Anwar 93 Tuntas
26 Rifqi Yudha Fadillah 100 Tuntas
27 Risma Nurmala Sari 45 Tidak Tuntas
28 Shello Agustaf B 80 Tuntas
29 Syahrul Ramadhan 70 Tidak Tuntas
30 Tazkiya Aqilla Putri 70 Tidak Tuntas
31 Yuri Pebiyanti 50 Tidak Tuntas
32 Maulana Ahfadz S 90 Tuntas
Setelah proses pembelajaran siklus II pertemuan 2 selesai,
peneliti bersama dengan observer melakukan refleksi untuk
mencocokkan data yang diperoleh di lapangan. Dari hasil catatan
peneliti dan catatan observer dan tes hasil belajar siswa ternyata
belum mencapai ketentuan. Adapun hasil tes belajar siswa pada
siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6Hasil Evaluasi Siklus II Siswa
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Abdillah Rakaidar 80 Tuntas
2 Achwada 72 Tuntas
3 Ari Aulia Ramadhani 98 Tuntas
4 Awlia Siti Asyirani 88 Tuntas
5 Chelsi Olivia M S 75 Tuntas
6 Defina 75 Tuntas
7 Dita Ramdhan 93 Tuntas
8 Elizabhet Margareth 72 Tuntas
11
9 Jasmine Natalie P M 88 Tuntas
10 Kenny Aulia M 92 Tuntas
11 Lando Andreas N L 73 Tuntas
12 M. Hafiz Husain S 88 Tuntas
13 M. Naufal Rozan 80 Tuntas
14 M. Rasyah Aditya 93 Tuntas
15 Mustofa Hadi 93 Tuntas
16 Nadya Mutiara Sani 100 Tuntas
17 Nur Cahyani 88 Tuntas
18 Pandu Nugraha 76 Tuntas
19 Praga Permana L 83 Tuntas
20 Rafif Akmal R 82 Tuntas
21 Rahmat Fathi Razzaq 100 Tuntas
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
22 Raisya Syarani 100 Tuntas
23 Ramadhan Excel P P 75 Tuntas
24 Raras Fitriyana 75 Tuntas
25 Rehan Fauzi Anwar 93 Tuntas
26 Rifqi Yudha Fadillah 100 Tuntas
27 Risma Nurmala Sari 72 Tuntas
28 Shello Agustaf B 80 Tuntas
29 Syahrul Ramadhan 76 Tuntas
30 Tazkiya Aqilla Putri 75 Tuntas
31 Yuri Pebiyanti 72 Tuntas
32 Maulana Ahfadz S 90 Tuntas
Setelah melakukan tindakan dan evaluasi hasil belajar selama 2
siklus, dengan bantuan dan bimbingan dari supervisor 2 atau observer peneliti
memperoleh data hasil belajar siswa dari setiap tahapan sebagai berikut:
Tabel 4.7
12
Hasil Evaluasi Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
No. Nama Siswa Pretest Siklus I Siklus II
1 Abdillah Rakaidar 67 80 80
2 Achwada 40 50 72
3 Ari Aulia Ramadhani 73 100 98
4 Awlia Siti Asyirani 38 88 88
5 Chelsi Olivia M S 68 72 75
6 Defina 53 68 75
7 Dita Ramdhan 97 93 93
8 Elizabhet Margareth 40 50 72
9 Jasmine Natalie P M 83 88 88
10 Kenny Aulia M 90 90 92
No. Nama Siswa Pretest Siklus I Siklus II
11 Lando Andreas N L 60 68 73
12 M. Hafiz Husain S 77 88 88
13 M. Naufal Rozan 57 68 80
14 M. Rasyah Aditya 70 93 93
15 Mustofa Hadi 80 93 93
16 Nadya Mutiara Sani 93 100 100
17 Nur Cahyani 70 88 88
18 Pandu Nugraha 73 73 76
19 Praga Permana L 67 83 83
20 Rafif Akmal R 53 80 82
21 Rahmat Fathi R 93 100 100
22 Raisya Syarani 93 100 100
23 Ramadhan Excel P P 55 60 75
24 Raras Fitriyana 65 65 75
25 Rehan Fauzi Anwar 77 93 93
26 Rifqi Yudha Fadillah 93 100 100
13
27 Risma Nurmala Sari 68 45 72
28 Shello Agustaf B 80 80 80
29 Syahrul Ramadhan 60 70 76
30 Tazkiya Aqilla Putri 68 50 75
31 Yuri Pebiyanti 40 50 72
32 Maulana Ahfadz S 70 90 90
Berdasarkan analisis data pada siklus II terdapat peningkatan yang
maksimal. Hal tersebut tentu didukung dengan kegiatan belajar yang
kondusif. Seluruh siswa telah membawa perlengkapan masing-masing.
Sehingga perhatian mereka ke pembelajaran lebih maksimal. Hal inipun
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dimana 100% hasil
evaluasi siswa mencapai nilai KKM.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan metode mind mapping sebagai metode belajar ternyata
dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS di kelas 2 SDN Ciracas
01 Pagi Jakarta Timur. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran karena metode mind mapping adalah metode yang tepat
digunakan dalam proses pembelajaran IPS sehingga menjadi lebih menarik
dan mudah diingat.
Berdasarkan hasil penelitian perolehan hasil belajar siswa selama
proses pembelajaran berlangsung, terdapat peningkatan yang sangat
signifikan. Pada siklus I dari 17 siswa atau 53,12% yang nilainya dibawah
KKM berkurang menjadi 7 siswa atau 21,88% yang nilainya dibawah KKM.
Selanjutnya, pada proses pembelajaran siklus II dari 7 siswa atau 21,88% yang
nilainya dibawah KKM berkurang dan semua siswa atau 100% nilainya
mencapai diatas KKM.
14
Peningkatan hasil belajar tersebut menjadi pembuktian bahwa metode
mind mapping sangat cocok sehingga dapat dijadikan salah satu metode
pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil yang diperoleh setiap siklus dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil pelajaran IPS
kelas 2 SDN Ciracas 01 dengan menggunakan metode mind mapping.
B. Saran Tindak Lanjut
Perolehan hasil belajar yang signifikan menunjukkan bahwa Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) sangat penting diterapkan dan dilanjutkan agar dapat
diperoleh peningkatan hasil belajar setiap mata pelajaran di setiap institusi
pendidikan. Untuk itu peneliti mengajukan bebarapa saran antar lain:
1. Para pendidik (guru) IPS diharapkan selalu menambah pengetahuan
tentang pentingnya metode pembelajaran yang efektif dan teknik
pembelajaran yang menarik agar siswa tertarik dan menyukai pelajaran
IPS.
2. Bagi guru bidang studi dan guru kelas harus benar-benar menuntaskan
pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan meningkat
signifikan tentunya dengan motivasi dan metode pembelajaran yang
bervariasi dari guru.
DAFTAR PUSTAKA
Buzan, Tony. (2011) Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Buzan, Tony.(2008) Buku Pintar Mind Map. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hamalik, Oemar. (2003) Pengembangan Mutu Pendidikan, Jakarta: Balai Pustaka.
Hamalik, Oemar. (1992) Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
15
Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Suharsimi Arikunto. (2002) Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
_____________Tips mudah membuat mind map http://bacakilat.com/tips-mudah-membuat-mind-map/ 12 maret 2014
____________Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003; Sistem Pendidikan Nasional
Sumantri, Mulyani. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.
16