Post on 11-Dec-2014
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi Puskesmas
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /
kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
2.2. Azas Puskesmas
Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan Puskesmas secara
terpadu. Azas penyelenggaraan Puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga
fungsi dari setiap fungsi Puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya
Puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas Penanggungjawab Wilayah
Azas penyelenggara Puskasmas yang pertama adalah pertanggungjawaban
wilayah. Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat harus melaksanakan berbagai kegiatan.
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
Azas penyelenggaraan Puskesmas yang kedua adalah pemberdayaan
masyarakat. Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga
dan masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP).
4
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil yang
optimal, penyelenggaraaan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
4. Azas Rujukan
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :
a. Rujukan Upaya Kesehatan Perorangan
b. Rujukan Upaya Kesehatan Masyarakat
2.3. Manajemen Puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu
ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran
Puskesmas yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang
dilaksanakan oleh Puskesmas membentuk fungsi-fungsi manajeman. Ada tiga
fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni Perencanaan, Pelaksanaan dan
Pengendalian tersebut harus dilaksanakan secara terkait dan berkesinambungan.
2.3.1. Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan
Puskesmas dibedakan atas dua macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan
wajib. Kedua, rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan.
1. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Jenis upaya kesehatan wajib adalah sama untuk setiap Puskesmas yakni
Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak termasuk
Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan dan Pemberantasan
5
Penyakit Menular serta Pengobatan. Langkah-langkah perencanaan yang harus
dilakukan Puskesmas adalah :
a. Menyusun usulan kegiatan
b. Mengajukan usulan kegiatan
c. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
2. Perencanaan Upaya Kesehatan Pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
Puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri.
Langkah-langkah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan
oleh Puskesmas mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
b. Menyusun usulan kegiatan
c. Mengajukan usulan kegiatan
d. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
2.3.2. Pelaksanaan dan Pengendalian
Pelaksanaan dan Pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan
Puskesmas, baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana tahunan
upaya kesehatan pengembangan, dalam mengatasi masalah kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas.
Langkah-langkah pelaksanaan dan pengendalian adalah sebagai berikut
A. Pengorganisasian
Untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas perlu dilakukan
pengorganisasian. Ada dua macam pengorganisasian yang harus dilakukan.
Pertama, pengorganisasian berupa penentuan para penanggungjawab dan para
pelaksana untuk setiap kegiatan serta untuk setiap satuan wilayah kerja dan
6
seluruh wilayah kerja kepada seluruh petugas Puskesmas dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya. Penetuan para
penanggungjawab ini dilakukan melalui pertemuan penggalangan tim pada awal
tahun kegiatan.
Kedua, pengorganisasian berupa penggalangan kerjasama tim secara lintas
sektoral. Ada dua bentuk penggalangan kerjasama yang dapat dilakukan yaitu
penggalangan kerjasama bentuk dua pihak yakni antara dua sektor terkait,
misalnyaantara puskesmas dengan sektor tenaga kerja pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan kerja dan penggalangan kerjasama bentuk
banyak pihak yakni antar berbagai sektor terkait, misalnya antara Puskesmas
dengan sektor pendidikan, serta agama, sektor kecamatan pada waktu
menyelenggarakan upaya kesehatan sekolah. Penggalangan kerjasama lintas
sektor ini dapat dilakukan secara langsung yakni antar sektor-sektor terkait dan
secara tidak langsung yakni dengan memanfaatkan pertemuan koordinasi
kecamatan.
B. Penyelenggaraan
Setelah pengorganisasian selesai dilakukan, kegiatan selanjutnya adalah
menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, dalam arti para
penanggungjawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada
pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakan kegiatan Puskesmas sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk dapat diselenggarakannya rencana
tersebut perlu dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Mengkaji ulang rencana pelaksanan yang telah disusun terutama yang
menyangkut jadwal pelaksanaan, target pencapaian, lokasi wilayah kerja dan
rincian tugas para penanggungjawab dan pelaksanaan.
2. Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana
pelaksanaan yang telah disusun. Beban kegiatan Puskesmas harus terbagi habis
dan merata kepda seluruh petugas.
3. Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Kendali mutu dan kendali biaya merupakan 2 hal penting dalam penyelenggaraan
7
Puskesmas. Kendali mutu adalah upaya yang dilaksanakan secara
berkesinambungan, sistematis, obyektif dan terpadu dalam menetapkan masalah
yang menyebabkan masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, menerapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang tersedia serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun
saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. Sedangkan kendali
biaya adalah upaya yang dilaksanakan secara berkesinambungan, sistematis,
objektif dan terpadu dalam menetapkan kebijakan dan tatacara penyelenggaraan
upaya kesehatan termasuk pembiayaannya, serta memantau pelaksanaannya
sehingga terjangkau oleh masyarakat.
C. Penilaian
Kegiatan penilaiaan dilakukan pada akhir tahun anggaran. Kegiatan yang
dilakukan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang
dicapai, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan Sumber data yang
dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber data lain yang
terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun Kedua, sumber data
sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan.
2. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan
pencapaian serta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun
berikutnya.
2.3.3. Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh
kepastian atas kesesuaian penyelengaraan dan pencapaian tujuan Puskesmas
terhadap rencana dan peraturan perundang-undangan serta berbagai kewajiban
yang berlaku. Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggungjawaban
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
8
1. Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dua macam yakni pengawasan internal dan
eksternal. Pengawasan internal dilakukan secara melekat oleh atasan langsung.
Pengawasan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinas kesehatan kabupaten/kota
serta berbagai institusi pemerintah terkait. Pengawasan mencakup aspek
adminstratif, keuangan dan teknis pelayanan. Apabila pada pengawasan
ditemukan adanya penyimpangan, baik terhadap rencana, standar, peraturan
perundangudangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku, perlu dilakukan
pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Pertanggungjawaban
Pada setiap akhir tahun anggaran, Kepala Puskesmas harus membuat
laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta
perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan
tersebut disampaikan kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota serta pihak-pihak
terkait lainnya, termasuk masyarakat melalui Badan Penyantun Puskesmas.
Apabila terjadi penggantian Kepala Puskesmas, maka Kepala Puskesmas yang
lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban masa jabatannya.
2.4. Kedudukan Puskesmas
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah :
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggungjawab
menyelenggaraan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya.
9
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Pemerintah Daerah adalah sebagai
unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit
struktural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat
kecamatan.
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Di wilayah kerja Puskesmas terdapat berbagai organisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan swasta
seperti prakterk dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan, poliklinik dan balai
kesehatan masyarakat.
Kedudukan Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan
strata pertama ini adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula
berbagai bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti
Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan Puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dana bersumberdaya
masyarakat adalah sebagai pembina.
2.5. Organisasi
Struktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi Puskesmas di satu
Kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan Peraturan Daerah.
10
Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi Puskesmas
sebagai berikut :
a. Kepala Puskesmas.
Kepala Puskesmas adalah penanggungjawab pembangunan kesehatan di
tingkat Kecamatan. Sesuai dengan tanggungjawab tersebut dan besarnya peran
Kepala Puskesmas dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di tingkat
kecamatan maka jabatan Kepala Puskesmas setingkat dengan eselon III-B.4
Pada keadaan tidak tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat
jabatan eselon III-B, ditunjuk pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria
kepala Puskesmas yakni seorang sajana di bidang kesehatan yang kurikulum
pendidikannya mencakup bidang kesehatan masyarakat, dengan kewenangan yang
setara dengan pejabat tetap.
b. Unit Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan data dan Informasi, perancanaan dan penilaian, keuangan, umum dan
Kepegawaian.
c. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas adalah upaya kesehatan
masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM dan upaya kesehatan
perorangan
d. Jaringan Pelayanan Puskesmas seperti unit Puskesmas pembantu, unit
Puskesmas keliling dan unit bidang di desa/komunitas.
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas disesuaikan
dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing unit Puskesmas. Khusus untuk
Kepala Puskesmas kriteria tersebut dipersyaratkan harus seorang sarjana di bidang
kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup kesehatan masyarakat.
11
2.6. Tata Kerja
2.6.1. Koordinasi dengan Kantor Kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, Puskesmas berkoordinasi dengan kantor
Kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi tersebut mencakup perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta penilaian. Dalam hal
pelaksanaan fungsi penggalian sumberdaya masyarakat oleh Puskesmas,
Koordinasi dengan kantor Kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitas.
2.6.2. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota.
Dengan demikian secara teknis dan adminstratif. Puskesmas bertanggungjawab
kepada Dinas kesehatan kabupaten/kota. Sebaliknya Dinas kesehatan
kabupaten/kota bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan
adminstratif dan teknis kepada Puskesmas.
2.6.3.Koordinasi dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata
Pertama
Sebagai mitra pelayanan kesehatan strata pertama yang dikelola oleh
lembaga masyarakat dan swasta, Puskesmas menjalin kerjasama termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan yang diselenggarakan.
Sedangkan sebagai pembina upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
2.6.4. Koordinasi dengan Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, Puskesmas menjalin kerjasama yang erat dengan berbagai
palayanan kesehatan rujukan. Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan
kerjasama tersebut diselenggarakan dengam berbagai sarana pelayanan kesehatan
perorangan seperti rumah sakit (Kabupaten/kota), dan berbagai balai kesehatan
12
masyarakat (Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru, Balai Kesehatan Olahraga
Masyarakat, Balai Kesehatan Kerja Masyarakat, Balai Kesehatan Indra
Masyarakat). Sedangkan untuk upaya kesehatan masyarakat, jalinan kerjasama
diselenggarakan dengan berbagai sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan,
seperti Dinas kesehatan kabupaten/kota, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan,
Balai Laboratorium Kesehatan serta berbagai balai kesehatan masyarakat.
Kerjasama tersebut diselenggarakan melalui penerapan konsep rujukan yang
menyeluruh dalam koordinasi Dinas Kesehatan kabupaten/kota.
2.6.5. Koordinasi dengan Lintas Sektor
Tanggungjawab Puskemas sebagai unit pelaksana teknis adalah
menyelenggarakan sebagai tugas pembangunan kesehatan yang disebabkan oleh
Dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk hasil yang optimal, penyelenggaraan
pembangunan kesehatan tersebut harus dapat dikoordinasikan dengan berbagai
lintas sektor terkait yang ada di tingkat kecamatan. Diharapkan di satu pihak,
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di kecamatan tersebut mendapat
dukungan dari berbagai sektor terkait, sedangkan di pihak lain pembangunan yang
diselenggarakan oleh sektor lain di tingkat kecamatan berdampak positif terhadap
kesehatan.
2.6.6. Koordinasi dengan Masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya, Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat
sebagai objek dan subjek pembangunan. Dukungan aktif tersebut diwujudkan
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP), yang menghimpun
berbagai potensi masyarakat, seperti: tokoh masyarakat tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta dunia usaha, BPP tersebut berperan sebagai
mitra Puskesmas dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan.
13
2.6.7. Badan Penyantun Puskesmas (BPP)
Adalah suatu organisasi yang menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli
kesehatan yang berperan sebagai kerja Puskesmas dalam menyelenggarakan
upaya pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Fungsinya antara lain
adalah melayani pemenuhi kebutuhan penyelenggaran pembangunan kesehatan
oleh Puskesmas (to serve), memperjuangkan kepentingan kesehatan dan
keberhasilan pembangunan kesehatan oleh Puskesmas (to advocate) dan
melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan masukan tentang kinerja
Puskesmas.
2.7. Upaya
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni
terwujudnya Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, Puskesmas
bertanggungjawab menyelenggarakan uapay kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan nasional
merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan menjadi dua yakni :
2.7.1. Upaya Kesehatan Wajib
Upaya kesehatan wajib Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib tersebut adalah upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan, upaya kesehatan
ibu dan anak serta keluarga berencana, upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan upaya pengobatan.
2.7.2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok Puskesmas yang telah ada yakni upaya
14
kesehatan sekolah, upaya kesehatan olahraga, upaya perawatan kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut, upaya
kesehatan jiwa, upaya kesehatan mata, upaya kesehatan usia lanjut, upaya
pembinaan pengobatan tradisional.
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta
upaya pencatatan pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya ini
merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya
pengembangan Puskesmas.
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan pelayanan penunjang baik
upaya kesehatan wajib maupun kesehatan pengembangan. Apabila perawatan
kesehatan masyarakat menjadi permasalahan spesifik di daerah tersebut maka
dapat dijadikan sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan.
Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi dalam rangka mempercepat
tercapainya visi Puskesmas. Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini
dilakukan oleh Puskesmas bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan
mempertimbangkan masukan dari BPP yang dilakukan apabila upaya kesehatan
wajib Puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta
peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Apabila Puskesmas belum mampu
menyelenggarakan upaya kesehatan pengembangan padahal telah menjadi
kebutuhan masyarakat, maka Dinas kesehatan kabupaten/kota bertanggungjawab
dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu
dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.
Dalam keadaan tertentu, masyarakat membutuhkan pula pelayanan rawat
inap. Untuk ini di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan rawat inap tersebut,
yang dalam pelaksanaannya harus memperhatikan berbagai persyaratan tenaga,
sarana dan prasarana sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Apabila ada kemampuan, di Puskesmas dapat dikembangkan pelayanan
medik spesialistik tersebut, baik dalam bentuk rawat jalan maupun rawat inap.
Keberadaan pelayanan medik spesialistik di Puskesmas hanya dalam rangka
mendekatkan pelayanan rujukan kepada masyarakat yang membutuhkan. Status
dokter dan atau tenaga spesialis yang bekerja di Puskesmas yang diatur oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat.
15
Perlu diingat meskipun Puskesmas menyelenggarakan pelayanan medik
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi Puskesmas tetap
sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
16