Post on 03-Feb-2016
description
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 0/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DAFTAR ISI
Halaman
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 1/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. SISTEM SUPLAI BATERE DC
Sebelum melakukan start / menghidupkan mesin satuan pembangkit Diesel
(SPD) penting sekali melakukan pemeriksaan dan uji operasi (Pengasutan)
terhadap sistem. Sistem pendukung (alat bantu) SPD, gunanya untuk
memastikan tingkat keberhasilan operasi.
Adapun melakukan pemeriksaan dan uji operasi (pengasutan) terhadap sistem-
sistem pendukung dianjurkan mengikuti prosedur (SOP) dari pabrik / buku
manual.
Dan prosedur tersebut diantaranya kita mengambil contoh mesin SWD, TM 410
PLTD UDIKLAT BOGOR.
1.1. Pengasutan Sistem Elektris
Periksa permukaan ari batere DC, tambah bila kurang.
Hidupkan sakelar catu daya 110V. DC dan 24V. DC. Batere secara
otomatis terisi.
Jika batere telah terisi penuh, hidupkan penyulang keluar 110V DC dan
24V DC ke M.C.B (Mini Circuit Breaker).
Hidupkan 110V DC 24V DC dipanel kontrol.
Periksa dan setel semua alat pengaman.
Periksa dan semua alat kontrol seperti AVR, sinkroncek, penyinkron dan
sebagainya.
Periksa MCB untuk memeriksa ukuran dan sirkuit kontrol di papan hubung
MV (bus bar).
Tutup (masukan) pemutus pembumian netral generator secara manual.
Tutup penyulang (DS) saluran sulang tinggi ke bus bar.
Tutup pemutus arus transformator alat bantu.
Periksa tegangan bus bar 380 V dan setel ulang tap charger beban
transformator alat bantu jika perlu.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 2/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Hidupkan panel distribusi tegangan rendah dan semua penyulang kepanel
kontrol.
Hidupkan saluran penerangan pembangkit.
Hidupkan semua motor starter MCB, setel ulang semua relai termal jika
perlu.
1.2 Sistem Udara Start dan kontrol
Tekanan udara dari kompresor ditampung pada botol angin/ udara V.811.
Tekanan udara dari botol udara V.811 digunakan untuk :
1.2.1 - Untuk memutar fly wheel (turing gear)
- Untuk start mesin (13 – 30 BAR)
- Untuk pengaman mesin 10 BAR
1.2.2. Untuk pengoperasian :
- Separator 6 BAR
- Incinerator 6 BAR
- Pengukuran minyak
- Udara kontrol 6 BAR
- Saringan minyak bahan bakar 6 BAR
- Saringan minyak pelumas 6 BAR
- Radiator 6 BAR
- Pompa minyak kotor P, 121.
1.2.3. Pengasutan udara start :
- hidupkan sakelar kompresor udara asut P.831, setel
pengoperasian secara otomatis.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 3/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
- Setel tekanan udara pada tiap pengoperasian dan terlihat pada
manometer.
- Tekanan botol agar mencapai 30 BAR terlihat pada manometer
pada botol udara.
- Cerat / buang air kondesat pada botol udara melalui katup drain.
- Periksa kebocoran-kebocoran sistem.
- Periksa fungsi alat-alat kontrol dan proteksi (pengaman).
- Atasi bila ada gangguan sistem.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 4/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
P.8
31
- STARTIN
G A
IR C
OM
PRESSO
R
U.8
63
- AIR
TREATM
EN
T 1
2 B
AR
U.8
65 A
-
AIR
TREATM
EN
T 8
,5 B
AR
U.8
65 B
-
AIR
TREATM
EN
T 8
,5 B
AR
Sis
tem
udara
di dala
m P
LT
D
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 5/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KETERANGAN
Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410
1. Kontrol permukaan minyak pelumas kompresor.
2. Kontrol tekanan udara (manometer).
3. Automatik start kompresor.
4. Automatik stop kompresor.
5. Kontrol tekanan udara supply 30 Bar.
6. Kontrol tekanan udara pengaman mesin 10 Bar.
7. Kontrol tekanan udara operasi alat bantu 6 Bar.
8. Kontrol tekanan udara servis 6 Bar.
9. Pompa dengan tekanan udara untuk pembuangan minyak dalam tangki V.121.
A. Saluran ke sistem Incinerator.
B. Saluran ke sistem saringan udara masuk.
C. Saluran ke sistem separator Minyak pelumas dan Bahan bakar.
D. Saluran kehubungan pengukuran bahan bakar.
E. Saluran udara kontrol ke mesin Diesel (K.001).
F. Saluran ke tangki penampungan minyak kotor.
G. Saluran ke Pompa minyak kotor (P. 123).
H. Saluran udara pengaman ke mesin Diesel K. 001.
I. Saluran udara servis Generator.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 6/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Penyalu
ran U
dara
Opera
si d
an P
engatu
ran
KETERAN
GAN
A.
KE IN
CIN
ERATO
R
B.
KE A
IR IN
TAKE F
ILTER S
.011
C.
KE C
EN
TRIF
UG
E M
OD
ULE U
.011
D.
FU
EL M
EAN
SU
REM
EN
T
E.
CO
NTRO
L A
IR T
O D
IAESE
L E
NCIN
E K
. 001
F.
KE S
LU
DG
E P
UM
P P
.121
G.
KE S
LU
DG
E P
UM
P P
.123
H.
SAFETY A
IR T
O D
IESE
L E
NG
ING
E K
.001
G
EN
ERATO
R S
ERVIC
E A
IR
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 7/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KETERANGAN
Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410
1) Kontrol tekanan udara penyaluran 30 Bar
2) Kontrol tekanan udara pengaman mesin 10 Bar
3) Kontrol tekanan udara operasi alat bantu 6 Bar
4) Kontrol tekanan udara servis 6 Bar
5) Pompa dengan tekanan udara (P.121) pembuangan minyak pada tangki V.121
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 8/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KETERAN
GAN
K.0
11 -
DIE
SEL E
NG
INE A
IR V
ESSEL
V.8
11 -
STARTIN
G A
IR B
VESSE
L
V.8
42 -
SAFETY A
IR V
ESSEL
V.8
41 -
KO
NTRO
L A
IR V
ESSEL
1.P
I -
PRESSU
RE IN
DIK
ATO
R
2.P
AL -
PRESSU
RE A
IR L
OW
3.P
AL -
SAFETY A
IR L
OW
PRESSU
RE O
P.1
2 B
AR
4.Z
L -
TARN
ING
GEAR P
OSIT
ION
5.P
I -
SAFETY A
IR E
NG
INE IN
LAT P
RESSU
RE O
P.1
2 B
AR
6.P
I -
TEKAN
AN
UDARA S
TART B
OTO
L A
NG
IN O
PERASI 13 –
30 B
AR
7.P
AL -
TEKAN
AN
UD
ARA M
ASU
K M
ESIN
REN
DAH
8.P
I -
TEKAN
AN
UDARA M
ASU
K M
ESIN
OPERASI 13 -
30 B
AR
CAS -
CO
NTRO
L A
IR S
YSTEM
Sis
tem
Udara
Kontr
ol dan P
engam
an M
esi
n
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 9/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2. Sistem Udara masuk dan Gas buang
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 10/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3. SISTEM PENDINGIN
3.1. SISTEM PENDINGIN JACKET
3.1.1. Fungsi Pendinginan
Untuk memperpanjang umur daya tahan bagian mesin terutama karena
pengaruh terhadap suhu yang tinggi akibat dari panas pembakaran bahan
bakar di dalam silinder dan gesekan pada bagian-bagian mesin yang
bergerak dan saling bersinggungan
Sistem air pendingin atau pendinginan adalah berguna untuk mengambil
sebagian panas dari bagian-bagian tertentu di mesin. Panas yang
menyebabkan temperatur oleh pembakaran bahan bakar diruang bakar.
Untuk menjaga agar pada bagian-bagian tadi tidak beban panas berlebihan
dan beban mekanik berlebih mengakibatkan toleransi serta pelumasan tidak
berfungsi seperti seharusnya.
Maka diperlukan pendinginan pada bagian mesin seperti :
1.2. Bagian diperlukan pendinginan pada bagian mesin seperti :
1.3. Cylinder liner
1.4. Cylinder block
1.5. Dan lain-lain
3.1.2. Sifat Air Pendingin
1. Rumus persenyawaan H2O.
2. Tidak bewarna, tidak berbau, dan tidak berasa (tawar).
3. Air murni sukar dipertahankan kemurniannya, karena air mudah
mengikat gas-gas, mudah melarut bahan-bahan kimia lainnya.
4. Air mudah : 1. Mengikat H.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 11/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
2. Ikut proses oksidasi dan reduksi.
Contoh : H2O + H ----> H3O
2H2O + 2Na ----> 2NaOH + H2 (oksidasi)
2Fe + 2H2O ----> 4HF + O2 (reduksi)
3.1.3. Proses Pelunakan Air
Di dalam tanah terdapat banyak gugusan-gugusan mineral di antaranya dari
bahan baku :
CO2,H2O, CaCO3, CaSO4, CaCI2, MgCI2, dan lain-lain.
Sehingga air tahan banyak mengadung bahan-bahan kimia tersebut.
1. Air sadah (keras) air yang banyak mengadung Ca (Mg) (HCO3/2),
Mg(Ca)SO4.
2. Air lunak air yang sedikit (tidak) mengadung bahan-bahan di atas, mudah
membusahkan sabun.
Air keras mengandung garam-garam.
Ca, Mg, SO4, CI2 < 120 ppm.
Air sedang : 60 – 120 ppm.
Air lunak : < 60 ppm,
Air sanat lunak : < 15 ppm.
KESADARAN SEMENTARA
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 12/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Bila dipanaskan akan hilang (direbus) :
Di dalam air tanah terdapat H2O + CaCO3, CO2.
CaCO3 + H2O + CO3 – Ca(HCO3) 2 + Q - CaCO3 + H2O + CO2.
MgCO3 + H2O + CO2 – Mg(HCO3) 2 + Q - MgCO3 + H2O + CO2.
Dipanasi akan terurai kembali menjadi :
(Mg)CaCI3, H2O, CO2.
(Mg)CaCO3 dalam bentuk endapan yang bisa mengeras, CO2 sebagian gas
akan keluar.
2. Bila ditambah kapur.
Ca(Mg) (HCO3/2 + Ca(OH)) 2 – Ca(Mg) CO3 + HO2
batu kapur air
KESADARAN TETAP
Kesadaran tetap tidak bisa hilang oleh pemanasan, jadi harus lewat proses-
proses lainnya.
Kesadaran total : Kesadaran tetap + kesadaran sementara.
Ca(Mg)SO2 = Calsium (Manesium) Sulfat.
Ca (Mg)CI2 = Calsium (Magnesium) Clorida.
Menghilangkan kesadaran = melunakkan air.
1. Dipanasi (menghilangkan kesadaran sementara).
2. Lewat proses kapur (menghilangkan kesadaran sementara).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 13/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3. Lewat proses soda (menghilangkan kesadaran tetap).
Proses soda
Ca (Mg)SO4 + Na2CO3) – (Mg)CacO3 + NaSO4.
(soda cuci) (kerak) (Cairan)
4. Lewat proses amoniak (NH4OH).
Ca (Mg)( NCO3/2 ) + NH4OH - (Mg)CaCO3 + (NH4)CO3 + Na2CI.
Ca (Mg)SO4 + (NH4)2CO3 - Mg (Ca) CO3 + (NH4) 2SO4.
5. Dicampur dengan boraks (Na2B4O7).
ion-ion Mg, Ca mengendap dalam bentuk Ca3(Mg)(BO2) 2.
endapan
6. Dengan penyulingan air, diperoleh uap air murni dan dicairkan kembali.
7. Dengan cara-cara lain.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 14/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3.1. 4. Pemeriksaan Air Pendingin
Pemeriksaan air pendingin diukur dari beberapa alat ukur :
1. Turbidity system.
Alat ini untuk mengukur derajat kekeruhan air satuannya NTU tau FTU.
Kita pakai satuan NTU.
Air bersih antara 5 – 10 NTU ----> dilihat jernih. Untuk air pendingin
lebih rendah dari 5 – 10 NTU bila lebih 4 NTU akan menimbulkan kerak.
2. a. Mengukur dengan PH Meter.
PH = Potensial Hidrogen.
PH air pendingin antara 8 – 9.5.
Air netral (air murni) PH = 7
Air bersifat basa PH > 7
Air bersifat asam PH < 7
b. Mengukur dengan kertas lakmus.
Celupkan ke dalam air bersifat basa, berwarna merah.
Celupkan ke dalam air bersifat asam bewarna biru.
Campurkan air dengan bahan aluminium sulfat (A12SO4) bila air bersifat
basa sedikit demi sedikit sampai lakmus berwarna pada PH yang
dikehendaki ----> 8 – 9.5.
Campurkan air dengan bahan costik soda (NaOH) bila air bersifat asam
sampai lakmus bewarna pada PH sesuai yang dikehendaki.
3. Tes kadar oksigen.
Kadar oksigen standard = 0 Mg/1.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 15/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Kadar normal = 0.1 Mg/1.
Bila kadar oksigen terlalu tinggi dalam air pendingin akan menimbulkan
korosi.
Ppm = part per million.
1 ppm = 1
= Kg/1 = Mg/1.
1.000.000
4. Mengukur dengan TDS meter.
TDS = Total Dissolved Solid.
Yang diukur di sini cation, Ca+, Mg+, K1, Na+.
TDS tidak dapat mengendap bila dibiarkan.
a. Tanda-tanda air sifat basa.
- Rasa sepet.
- Lakmus berwarna biru.
- COH-7CH+.
- Penyebab reaksi alkali, Na Ca, Mg, dan penyebab timbunan garam-
garam kerak.
b. Tanda-tanda air sifat asam.
- Rasa asam.
- Lakmus berwarna merah.
- CH-7COH-.
- Penyebab korosi.
3.1.5. Syarat Air Pendinginan
Merupakan syarat yang perlu adanya analisa dari air pendingin mengenai
kesadahan (kekerasan), nilai-nilai PH, kadar-kadar chlorides air, dan lain-lain.
Kadar-kadar tersebut, dalam ukuran lebih dari syarat-syarat air pendingin mesin
menyebabkan adanya gejala korosi dan lain-lain.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 16/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Kekerasan-kekerasan sementara maupun tetap merupakan faktor yang
terpenting dan menyebabkan timbulnya kerak-kerak batu ketel pada dinding-
dinding pendingin.
Nilai-nilai PH menyebabkan adanya reaksi-reaksi kimiawi yang disebut korosi.
Jadi syarat air pendingin, pada umumnya air yang sudah dilunakkan dan bebas
dari deposit (endapan) dan material pembentuk kerak-kerak batu, bersih
alkaline, dan diberi bahan anti karat dan korosi.
- PH antara 8 – 9.5, kesadaran rendah.
- Turbidity air < 4 NTU.
- Kadar oksigen normal 0.1 Mg/1.
- Tidak mengandung mineral pembentuk kerak (batu hetel)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 17/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
BAHAN ADDITIVE
Bahan-bahan additive untuk melunakkan air calsium (Ca), Magnesium (Mg),
NaCI (garam).
a. Na2CO3 (soda cuci).
Ca (Mg)SO4 + Na2CO3 ----> MgCaCO3 + Na3SO4.
Soda cuci kerak Cairan
b. NH4OH (amoniak)
Ca(Mg)(HCO3) 2 NH4 ----> (Mg)CaCO3 + NH4) 2CO3 + N32O.
c. NaOA12O3 SIO2(nH2)O = Bahan zeolit.
Disingkat Na2ZI (Natrium, Aluminium, Sulfat).
d. Na2B4O2 = boraks.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 18/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SIS
TEM
PEN
DIN
GIN
TERT
UT
UP
Jacket
Cooling W
ate
r Syst
em
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 19/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KETERANGAN
Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410
K.001 DIESEL ENGINE
E.021 - CHARGE AIR COOLER HIGH
P.511 - JACKET C.W. PUMP
E.511A - JACKET COOLING WATER RADIATOR
E.511B - JACKET COOLING WATER HEAT TEMPERATUR
V.511 - JACKET COOLING WATER EXPATION TANK
V.512 - JACKET COOLING WATER INHIBITOR DOSING VESSEL
1. PI = JCW Engine Inlet Pressure
2. TI = JCW Engine Inlet Temperature
3. FAL = JCW Engine Outlet
4. FAL = JCW Flow Safety Deviation Activatet
5. TAH = JCW Engine Outlet High Temperature
6. TAH = JCW Engine Outlet High Temperature Trip
7. FAL = JCW Engine Outlet Flow Low
8. FI = Treated Water for Tubine Indicator
9. TI = JCW Engine Outlet
10. TI = JCW Engine Outlet
11. LIS = JCW Expantion Tank V511 Indicator
12. TS = Radiator Ambient Temperature Low
13. FAL = Radiator Ambient Temperature Low
14. TCV = Thermostat 3 Valve
15. TI = JCW Heat Exchanger E.511 B in
16. TI = JCW Heat Exchanger E.511 B out
17. TI = JCW Radiator E.511 A out
18. TI = JCW Pump P.511 Discharge Temperature
19. PI = JCW Pump P.511 Discharge Pressure
20. PI = JCW Pump P.511 Suction Pressure
21. TI = JCW Inlet
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 20/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PRINSIP KERJA
- Pada saat mesin dijalankan thermostat masih tertutup.
- Sirkulasi air pendingin menjadi dari :
- Mesin – water – manifold – thermostat – radiator – oil cooler – water pump – mesin.
- Setelah temperature air pendingin naik (pada suhu tertentu) thermostat mulai membuka.
- Sirkulasi air pendingin dari mesin – water – manifold by
pass – tube – water pump – mesin.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 21/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
- Air pendingin mesin (soft : water) bersikulasi dari :
Mesin – cooler – water pump – mesin.
- Pendingin air pendingin mesin (raw water) bersirkulasi dari :
Cooler – radiator – water – pump – cooler.
PRINSIP KERJA
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 22/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
SIS
TEM
PR
IMER
Jacket
Cooling W
ate
r
Mela
kukan
pem
indah
panas
(Heat
Exharg
er
E
511B)
dan
Radia
tor
E,
511A.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 23/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sistem ini dipasang untuk mesin SWD GTM 410 untuk mendinginkan pendingin
mesin. Dalam operasinya menggunakan sutu Heat Exchartger atau Radiator.
Dengan sistem tidak memganggu Satu Heat Excanger atau Radiator. Dengan
sistem ini tidak mengganggu operasi msin bila mesin bila ada salah satu alat.
Pendingin tersebut.
KETERANGAN:
Diagram Sistem Udara mesin SWD 6 TM 410
1. FAL = JCW Flow Outlet Alarm Low 80%
2. FAL = JCW Flow Trip 70%
3. TAH = JCW Outlet High Temperature 98%
4. TBH = JCW Diesel Generator Trip
5. PAL = JCW Flow Outlet Low
6. FI = Treated Water for Turbin Flushing 0.4 – M3/h
7. TI = JCW Engine Outlet Thermositch 0 – 120oC (95 o C)
8. TI = JCW Engine Outlet Thermositch 0 – 120oC
9. TI = JCW Engine Outlet Thermositch 0 – 100oC (95 o C)
10. TI = JCW Engine Intlet Thermometer 0 – 100oC
11. PI = JCW Engine Intlet Manometer 0 – 10 Bar
12. LIS = JCW Expantion Tank Indicator 0 – 100%
13. TAL = Radiator Ambient Temperature Low
14. TI = JCW Radiator E 511 A Inlet Thermometer 0 – 100oC (95oC)
15. TI = JCW Heat Exch. E 511 A Inlet Termometer 0 – 120oC (95oC)
16. TCV = JCW Termostatic 3 Way Valve 76/98oC
17. TI = JCW Heat Exch. E 511 B Inlet Thermometer 0 – 100oC (76oC)
18. TI = JCW Radiator E 511 A Outlet Thermometer 0 – 100oC (76oC)
19. TI = JCW Discharge Thermometer 0 – 100oC (76oC)
20. PI = JCW Pump P 511 Discharge Manometer 0 – Bar ( 4 Bar )
21. P 511 = JCW Pump
22. E 511 = Radiator
23. K 001 = Engine
24. E 021 = Charge Air Cooler High Temperature
25. V 511 = JCW Expantion Tank
26. V 512 = JCW Chemical Dossing
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 24/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
27. S 512 = JCW De Aerator
Perbedaan Sistem Pendinginan
Terbuka dan Sistem Pendinginan Tertutup
Sistem Pendingin Terbuka
Menggunakan Satu Jenis Media Pendingin
- A i r
atau
- U d a r a
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 25/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sistem Pendingin Tertutup
Menggunakan Dua Jenis atau Lebih Media Pendingin
- Dua macam air (Raw Water dan Soft Water
Atau
- Air dan udara
Apakah ada perbedaan-perbedaan pada
Sistim Pendingin Terbuka dan Sistim
Pendingin-Pendingin Tertutup
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 26/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sistim Terbuka
- Air pendingin yang masuk kemesin selalu baru.
- Faktor pendinginan lebih sempurna
- Konstruksi lebih sederhana
Sistim Tertutup
- Dapat dipakai pada daerah-daerah yang kurang sumber air pendinginnya.
- Tidak memerlukan Pemanas air (sebelum masuk ke
mesin).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 27/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3.1.6 Komponen
Pipa-pipa pendinginan
(Diagram Cooling Water Piping)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 28/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Nama Bagian Cooling Water Piping
1. Main Engine
2. Cooling Water Pump
3. Automatic De Aerator
4. Screw Down Valve
5. Thermostatic 3 Way Valve
6. Water Cooler
7. Automatic De Aerator
8. Flexible Pipe Connection
9. Flexible Pipe Connection
10. Screw Down Valve
11. Cock (Filling and Drain)
12. Thermometer
13. Pressure Gauge
14. Cooling Water Consuruption Tank
15. Thermometer
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 29/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
POMPA AIR (WATER PUMP)
Centrifugal Water pump.
Fungsi Pompa Air adalah Untuk
memompakan air pendingin mesin
ke bagian-bagian yang
memerlukan pendingin.
Bentuk dari bagian-bagian
WATER PUMP.
Lihat Gambar
Cara kerja Pompa air pendingin Jenis
CENTRIFUGAL
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 30/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pelampung
OUT IN
Klep
Baut pembuang
(Drain)
Pompa air bekerja berputar, air pendingin di isap
melalui lubang pemasukan dan di pompakan lewat
lubang keluar menuju bagian-bagian yang
memerlukan pendinginan.
Untuk mengeluarkan udara yang terdapat pada
Sistem pendinginan mesin.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 31/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
K A T U P (VALVE)
Konstruksi dari “check Valve” katup
kupu-kupu
Konstruksi
Bill Check Valve
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 32/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bentuk-bentuk
Konstruksi Thermostatic Valve
Lihat Gambar Pada Halaman Berikut
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 33/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1
Penggunaan Thermostatic Valve sebagai
pengatur jumlah aliran (minyak pelumas air
pendingin)
1. Tempat masuk air kotor 2. Tempat keluar air kotor 3. Sensor suhu (peraba suhu)
4. Alat pengatur
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 34/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Torak II
Torak 1
Aliran
Fluida
valve
Zat yang mudah
Memuai.
Cara kerja
Thermostatic Valve yang digunakan pada
Sistem Hidraulic Control
Cara kerja :
- Sewaktu fluida masih dalam keadaan dingin, valve masih menutup fluida akan mengalir saluran B.
- Setelah fluida panas, zat memuai mendorong torak I diteruskan ke torak II sehingga klep (valve) membuka saluran C dan saluran
B tertutup, fluida akan mengalir saluran C.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 35/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
THERMOSTAT
Fungsi dari THERMOSTAT
Sutu “Heat Control Valve” yang
dipergunakan pada sistem
pendinginan untuk mengatur aliran
air pendingin terhadap perubahan
termperatur
Ada beberapa macam jenis
THERMOSTAT
- Jenis Embusan - Jenis lilin
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 36/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
T H E R M O S T A T
( b ) Termostat terbuka
( a ) Termostat tertutup
THERMOSTAT JENIS EMBUSAN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 37/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Batang
Batang
Bak lilin
Aliran
Melalui
katup
Lilin Bak lilin
( b ) Termostat ( d ) Termostat tertutup
( g ) Termostat terbuka
Jenis lilin
THERMOSTAT JENIS LILIN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 38/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Prinsip kerja dari thermostatic
Swich dengan cairan
1. Tombol pengatur 2. Pegas flexible 3. Magnit 4. Pipa 5. Sonde 6. Kapsul dipromable 7. Pegas
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 39/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3.2. SISTEM PENDINGINAN UDARA
1. Periksa level (permukaan/air dalam tangki penambahan (V.531) tambah bila
kurang dengan menghidupkan pompa air penambah P.343 pada posisi
manual atau otomatis.
2. Periksa / atur katup-katup pada posisi operasi.
3. Hidupkan heater (pemanas) air pendingin injector 4,5 kW (F.532 B) dan 15
kW (F.532 A).
4. Berikan fungsi alat-alat dan pengaman
Temperatur on – off = 93/91 oC
Temperatur tinggi = 100 oC
3.3. SISTEM PENDINGINAN INJEKTOR
1. Periksa level (permukaan/air dalam tangki penambahan (V.531) tambah
bila kurang dengan menghidupkan pompa air penambah P.343 pada
posisi manual atau otomatis.
2. Periksa / atur katup-katup pada posisi operasi.
3. Hidupkan pompa air pendingin injektor (P.531) periksa kebocoran sistem.
4. Hidupkan heater (pemanas) air pendingin injector 4,5 kW (F.532 B) dan 15
kW (F.532 A)
5. Berikan fungsi alat-alat kontrol dan pengaman.
Temperatur on – off = 93/910C.
Temperatur tinggi = 000C
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 40/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sis
tem
Air
Pendin
gin
(Inje
cto
r W
ate
r Syst
em
KETERAN
GAN
:
K.0
01 -
D
IESEL E
NG
INE
F.5
32
- IN
JECTO
R C
.W.
HEATER
P.5
31
- IN
JECTO
R C
.W.
PU
MP
V.5
31
- IN
JECTO
R C
.W.
OBSERVATIO
N T
AN
K
S.5
52
- IN
JECTO
R C
.W.
DE A
ERATO
R
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 41/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Keterangan
1. TS - JWC Heater F. 532 control ON – OFF 93/91 oC.
2. TL - Heater 4,5 KW.
3. TI - ICW Engine outlet temperature.
4. TAH - ICW Engine outlet high temperature 100 oC.
5. PI - ICW Engine inlet pressure.
6. TI - ICW Heater F.532 max. temperature.
7. TS - ICW Heater F.532 max. temperature 115 oC.
8. TAH - ICW Heater F.532 control max. temperature.
9. TS - ICW Heater F.532 control ON – OFF 90 oC.
10. TC - ICW Heater F.532 control ON – OFF.
11. TL - ICW Heater F.532 15 KW.
12. TI - ICW Heater F.532 inlet.
13. LS - ICW Expantion tank V.532 level low indicator.
14. PI - ICW Pump P.531 suctin press.
15. PI - ICW Pump P.531 Discharge press.
16. XG - Obeservation lihgt.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 42/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4. SISTEM PELUMASAN
4.1. SISTEM PELUMASAN MESIN
4.1.1. Fungsi Minyak Pelumas
1. Melumasi bagian-bagian yang bergerak agar gesekan terjadi sekecil
mungkin.
2. Melumasi bagian-bagian yang bergerak agar kerugian daya sekecil
mungkin yang diakibatkan oleh gesekan.
3. sebagai media pendingin, yaitu dengan menyerap panas dari bagian-
bagian yang mendapat pelumasan dan membawa serta
memindahkannya pada sistem pendingin.
4. Meredam goncangan di antara bantalan dan bagian-bagian lainya
kemudian mengurangi kebisingan yang terjadi.
5. Mencegah terjadinya kebocoran gas hasil pembakaran ke dalam
karter.
6. membawa gram-gram atau kotoran yang mungkin terjadi pada bagian-
bagian yang dilumasi ke dalam karter.
7. Mencegah keausan yang mungkin timbul sekecil mungkin.
8. Menjaga bagian-bagian mesin yang perlu dilumasi dalam keadaan
bersih.
4.2. Sifat Utama Minyak Pelumas
4.2.1Warna
- Kuning
- Merah
- Biru
Warna minyak pelumas menunjukan jenis minyaknya. Warna dalam
praktek untuk membandingkan minyak pelumas baru dan minyak
pelumas.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 43/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4.2.2. Oksidasi
Suatu reaksi kimia yang terjadi antara oksidasi dari udara dengan
hidrokarbon dari minyak pelumas.
Peristiwa oksidasi pada pelumas akan merugikan :
Oksidasi : Tidak dapat larut akan berupa lumpur akan
merusak/menyumbat
saluran sistem pelumas :
Oksidasi : Yang larut akan bersifat asam dan dapat membuat
korosi apa bila pada suhu tinggi. Permukaan bantalan
timbul lubang-lubang atau timbul deposit seperti lem.
4.2.3. Keasaman
Keasaman selalu ada pada minyak pelumas walaupun sedikit, yang
disebut asam intrinsik. Asam ini berperan penting dalam kontaminasi
dari luar ataupun hasil oksidasi.
4.2.4. Korosititas
Minyak pelumas yang baik harus bebas dari sulpur. Yang terkandung
pada minyak pelumas akan mempunyai sifat korosi.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 44/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4.2.5. Emulsifikasi
Apabila minyak mineral tercampur air di dalam waktu yang singkat
dengan jelas terjadi pemisahan. Dan apabila terkontaminasi (terkotori)
kekuatan pemisahnya akan menurun, di samping itu terjadi emulsi.
Selain itu endapatn berupa lumpur akan terbentuk kemudian dapat
menyumbat saluran pelumas.
4.2.6. Titik nyala
Titik nyala adalah suhu minyak terbakar apabila dipanasi dengan
peralatan sederhana. Titik nyala dicari untuk mengetahui bahaya
terbakarnya minyak. Selain itu mengetahui kondisi maksimum yang
dapat dihadapi minyak pelumas.
4.2.7. Titik tuang dan titik kabut
Titik tuang : suhu dimana masih dapat dituang di bawah kondisi
tersebut.
Tititk kabut : suhu dimana kristalisasi mulai terbentuk dengan mula-
mula timbul kabut
4.2.8. Kandungan air dan sedimen
a. Pada dasarnya air sangat sedikit dapat melarutkan
dalam minyak pelumas (N 0.004%).
b. Sedimen normalnya tidak terkandung dalam minyak
pelumas, tetapi dapat masuk pada saat transprtasi dan
kontaminasi dari tangki, saluran pembagi dan lain-lain.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 45/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4.2.9. Kerapatan dan Grafitasi Spesifik
a. Kerapatan adalah massa perunit volume pada suhu dan
tekanan tertentu.
b. Grafitasi spesifik adalah sutau kuantitas dimesin yang
dinyatakan dalam perbandingan kerapatan dari minyak pelumas
dan kerapatan air pada suhu yang ditentukan.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 46/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4.2.10. Panas Jenis dan Konduktivitas Panas
Diketahui panas jenis dan konduktivitas panas diperlukan dalam
penggunaan di mana minyak bekerja sebagai pendinginan dan media
perambat panas di samping sebagai pelumas. Pada suhu 600F (600C)
hampir semua jenis minyak mineral ( relatif terhadap panas jenis air) di
antara 0.44 sampai 0.84. dan konduktiviatas panasnya sekitar 3 x 10-
kl/cm.soc.
Kedua ini tidaklah terlalu peka terhadap perubahan suhu dan untuk
penggunaan praktis tertentu biasanya konstan. Tetapi tidaklah
demikian pada penggunaan minyak sebagai media perambat panas
pada sistem tertutup. Panas jenis dan konduktivitas panas haruslah
benar-benar diperhitungkan.
4.3. Jenis Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem pada mesin diesel yang
berguna untuk memelihara penyaluran minyak agar sampai kepada
bagian-bagian yang memerlukan pelumasan.
Adapun jenis Sistem Pelumas ada dua macam :
1. Sistem pelumas basah
2. Sistem pelumas kering
4.4. Rangkaian
Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan dapat dikelompokan menjadi 2 macam :
a. Sistem Pelumasan Basah
Sistem pelumasn basah bak penampung pelumas berada di dalam
karter mesin itu sendiri. Perhatikan dari beberapa contoh dari sistem
pelumasan basah pada halaman berikut.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 47/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
b. Sistem Pelumasan Kering.
Pada sistem pelumasan kering bak penampung pelumas berada di luar
mesin atau pada tangki. Untuk memperjelas perhatikan gambar
berikutnya.
Apakah Perbedaan antara sistem pelumas
Basah dengan sistem pelumasan kering
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 48/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sistem Pelumas Basah
(Wet System)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 49/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Sistem Pelumas Kering
(dry system)
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 50/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4.5. Komponen Sistem Pelumas
1. Pompa Pelumas
2. Pemipaan
3. Relief Valve
4. Oil cooler
5. Thermostart
6. Radiator/cooling tower
7. Filter
8. Karter minyak pelumas
9. Stick minyak pelumas
10. Separator
11. Secondary lubricating
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 51/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Pompa Pelumas
Fungsi : untuk memompakan pelumas dengan bertekanan ke bagian-bagian yang
hendak dilumasi. Jenis Pompa : Pompa Roda gigi.
Bila popa diputar seperti petunjuk arah panah, pelumas akan terbawa
pada sela-sela sehingga pelumas akan berpindah dari sisi Inlet (isap) ke
Discharge (buang).
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 52/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
1. Pemipaan
Fungsi : Pemipaan berfungsi untuk menyalurkan minyak pelumas dari suatu
komponen ke komponen lainnya.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 53/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Fungsi : Untuk menjaga agar tekanan pelumas tidak melebihi batas
maksimum yang diijinkan
Bila tekanan minyak pelumas lebih besar dari yang ditentukan, katup pengatur No. 2,
akan terangkat dan pelumas mengalir ke saluran tekanan lebih lanjut ke Carter. Bila
tekanan normal kembali, katup ke kedudukan semula.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 54/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4. Oil Cooler
Fungsi : Oil cooler (pendingin minyak pelumas), alat ini dipergunakan
menjaga temperatur (suhu minyak pelumas pada suhu yang
ditentukan agar kekentalnnya tidak banyak berubah.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 55/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4. Thermostat
Fungsi : Untuk membuka katup yang bekerja berdasarkan sensor panas dari
elemen thermostart.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 56/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
6a. Radiator
Konstruksi oil cooler dengan
Pendingin udara
Fungsi : Untuk mesin kecil radiator dapat berfungsi ganda yaitu mendinginkan
sampai temperatur tertentu dari air pendingin dan oli mesin.
Sedangkan pada mesin yang besar umumnya dipisahkan oli mesin
satu radiator dan air pendingin (soft water) catu radiator, seperti
gambar di atas.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 57/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
6b. Cooling tower
MOTOR DRIVEN
BAFFLES
SPRAT NOZZLES
MOTOR
DRIVEN
FAN
MECHANICAL DRAFT FORCED DRAFT MECANICAL
DRAF USING INDUCED DRAF
( a ) ( b )
Mechanical – draft cooling tower
Gbr. 02. 2– 6
Fungsi : Cooling tower untuk mendinginkan air pendingin/raw water dengan cara
disemprotkan
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 58/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DISTRIBUTER
SPRAY
LOUVRES
DECK
HEAT EXCHANGER
ATMOSPHERIC USING DECK ATMOSPHERIC
USING SPAY WOZZLE
( a ) ( b )
Atmospheric Cooling Towers
Gbr. 02. -7
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 59/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
7a. Filter
Fungsi : Oli strainer, filter atau saringan minyak pelumas berguna untuk
menjaga agar supaya kotoran atau gram-gram masuk ke dalam
mesin, sehingga mutu minyak dapat selalu terjaga.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 60/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
7b. Autonatic filter
Gbr. 02. 5 5 - 9
Fungsi : Untuk menyaring kotoran-kotoran atau gram-gram yang terbawa
minyak pelumas yang akan masuk mesin yang bekerja secara
otomatis
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 61/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
7c. Macam-macam filter dengan berbagai ukuran
8b. Tangki minyak pelumas
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 62/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Fungsi : Tangki digunakan untuk menampung minyak pelumas mesin dan
sekaligus tempat mengendapnya kotoran-kotoran yang terbawa oleh
pelumas
c. separator
Separator berguna untuk :
1. Berguna untuk membersihkan minyak pelumas dan partikel-pertikel yang
keras yang dapat merusak. (lumpur, pasir, kotoran-kotoran lainnya).
2. Berguna untuk memisahkan bermacam-macam cairan (tempat air dari minyak
pelumas) berdasarkan perbedaan berat jenis.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 63/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Fungsi : sebagai pelumas bantu untuk melumasi bagian-bagian yang bergerak di
antaranya rocker arm, katup-katup liner.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 64/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4.2. SISTEM PELUMAS SILINDER
4.2.1. Alat Pengaman
Periksa level minyak pelumas pada tangki penambah V.711 dengan
menghidupkan pompa penambah P.732
Hidupkan pompa pelumasan silinder M.2042 dan pompa pelumasan valve
gear
Sistem Pelumasan Silinder dan Katup-katup
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 65/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Keterangan :
Diagram of cylinder, valve seat, valve steam and buffer oil (lubricating) system
A. Cylinder lub. Oil tank
B. Filter (5 )
C. Electrically driven inpulse pump
D. Limit Valve
E. Pressure gauge
F. Pressure switch
G. Oil distirbutor on cylinder head
H. Exhaust valve stem and housting
J. Inlet valve guide
K. Oil distributor on inlet rocker arm
L. Oil distributor on exhaust rocker arm
M. Rocker arm push rod
N. Rocker arm adjusting bolt
O. Accumulator
P. Fuel injection pump
Q. Electrically driven cylinder lub. Oil pump
R. Over flow 50 bar
S. Oil distributor for inlet valves seats
U. Cylinder liner
W. Pressure reducer from 40 bar to 15 bar (only applicable when running heavi oil)
Z. Lub. Oil inlet fuel injection pump
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 66/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lub O
il S
yst
em
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 67/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Lub O
il S
yst
em
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 68/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
5. SISTEM BAHAN BAKAR
5.1. Fungsi Bahan Bakar
a. Bahan Bakar
b. Zat asam
c. Panas
Jadi fungsi bahan bakar untuk mendapatkan pembakaran setelah
direaksikan dengan zat asam panas. Hasil pembakaran akan menimbulkan
tenaga. Pada motor diesel prosesnya sebagai berikut :
1. Bahan bakar dikabutkan ke dalam ruang bakar menjadi gas, sehingga
mudah terbakar.
2. Zat asam
Didapatkan dari udara dimana udara terdiri dari :
- Zat asam/oxigen (o2) 21%
- Nitrogen (N2) 79%
3. Panas
Didapatkan dari kompresi yang tinggi di dalam ruang bakar oleh piston
5.2. Sifat Bahan Bakar
Bahan bakar motor diesel adalah hasil pengolahan secara dirtilasi atau
non dirtilasi dari minyak mentah (crude oil). Jadi bahan bakar ini termasuk
bahan bakar cair dengan sifat-sitat sebagai berikut.
1. Berat jenis 0.8 s.d 0.9
2. Angka mutu (cetaan number) 30 s.d 70
3. Kekentalan/Viscosits 16 s.d 5.8 cs/1000F
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 69/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
4. Titik beku 10 s.d 650F
5. Titik Nyala 1500F
6. Nilai Kalori Bahan Bakar 10000 s.d 18000 BTU/Ib
7. Kadar arang 0.1 s.d 10% Berat
8. Kadar air 0.05 s.d 0.75% vol
9. Kadar sulfur 0.5 s.d 3.5% Berat
10 Endapan 0.01 s.d 0.15% Berat
11. Angka netralisasi 0.6 s.d 10% Berat
5.3. Jenis Bahan Bakar
Jenis bahan bakar yang digunakan pada motor diesel adalah sebagai
berikut :
1. HSD/minyak solar
2. IDO/mfo minyak diesel
3. Residu/minyak bakar
1. HSD
Umunya digunakan pada mesin putaran tinggi, tapi juga bisa digunakan
pada putaran sedang dan putaran lambat.
2. IDO/MFO
Umumnya digunakan pada mesin putaran tinggi, tapi juga bisa
digunakan pada putatan sedang dan putaran lambat.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 70/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
3. RESIDU
Umumnya juga digunakan pada mesin putaran sedang dan putaran
lambat.
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 71/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 72/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 73/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 74/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan Hal - 75/75
PT PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Fuel O
il B
oost
er
Syst
em
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan
0