Post on 05-Mar-2021
Course Title
Lecturer
:
:
Desentralisasi FiskalDr. Tb. Ace Hasan Syadzily M.Si
ace.hasan@gmail.com: Facebook: acehasansyadzily
Twitter: acehasan76
DESENTRALISASI FISKAL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN – JAKARTA
2020
2
Hubungan KeuanganPusat - Daerah
Menyangkut pembagian:▲ Tanggung jawab▲ Sumber penerimaan▲ Kekuasaan
3
Desentralisasi membawa perubahan drastis dlm hubungan antar pemerintahan, terutama hubungan Propinsi-Kab/Kota
▲ Otda Kab/Kota yang tinggi dibarengi peluang partisipasi politik yang tinggi.
* Bupati/Walikota dipilih secara mandiri oleh DPRD
* Ada BPD – demokrasi desa▲ Kewenangan daerah otonom yang luas▲ Definisi “kewenangan lain” juga luas. Aplikasinya
tergantung kapasitas pol-ek pusat
§Peningkatan posisi politik daerah otonom (kab/kota)
§Potensi pendapatan daerah yang kaya SDA meningkat
§Bagaimana dengan daerah yang miskin SDA?§ Peluang pemerataan antar daerah karena ada dana
perimbangan§ Ada kewajiban Pemerintah Pusat memberikan
DAU minimal 25% dari penerimaan dalam negeri
4
5
KERANGKA HUBUNGAN PUSAT-DAERAH
Beban APBN
DEKONSENTRASI
Beban APBD
PAD:Pajak Daerah, RetribusiDaerah, Hasil BUMD,
dll. penerimaan yg sah
DANA BAGI HASIL:PBB, PPH
BPHATB, PKB & BBN-KBBagi hasil SDA
DANA ALOKASI UMUMDANA ALOKASI KHUSUS
PINJAMAN DAERAH:LN & DN
Jangka pendek & panjang
HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH
DESENTRALISASI
BEBAN PEMERINTAHYANG MENUGASKAN
TUGAS PERBANTUAN
HUBUNGAN FUNGSIPUSAT-DAERAH
6
HUBUNGAN APBN DAN APBDI. PENERIMAAN DALAM NEGERI
A. Penerimaan Perpajakan1. Pajak Dalam Negeri
a. Pajak Penghasilan (PPh)- Migas- Non Migas
b. Pajak Pertambahan Nilai (PPn)c. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)d. Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB)e. Cukaif. Pajak Lainnya
2. Pajak Perdagangan Internasionala. Bea Masukb. Pajak/Pungutan Ekspor
B. Penerimaan Negara Bukan Pajak1. Sumber Daya Alam
a. Minyak Bumib. Gas Alamc. Pertambangan Umumd. Kehutanan
- IHPH- PSDH- Dana Reboisasi
e. Perikanan2. Bag. Pem. Atas Laba BUMN3. PNBP Lainnya4. Laba Bersih Minyak
7
II. DANA PERIMBANGANA. Dana Bagian Daerah
1. PPh Perorangan2. PBB3. BPHTB4. Minyak Bumi5. Gas Alam6. Pertambangan Umum7. Kehutanan8. Perikanan
B. Dana Alokasi UmumC. Dana Alokasi Khusus
20%95,7%100%15%30%50%80%90%25%
40% Diantaranya Dana Reboisasi
APBDAP
BN
8
Landasan Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah Dalam Penyelenggaraan Daerah
Sumber: Kemendagri (2014)
POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT-DAERAH
9Sumber: Kemendagri (2014)
10Sumber: Kemenkeu (2012)
11Sumber: Kemenkeu (2014)
No Jenis PajakPemerintah Pusat Pemerintah Propinsi Pemerintah Kabupaten/Kota
Pangsa (%) Basis Pajak Pangsa (%) Basis Pajak Pangsa (%) Basis Pajak
1 Pajak Penghasilan 100 Besar - - - -
2 Pajak Pertambahan Nilai 100 Besar - - - -
3 Pajak Ekspor 100 Bervariasi - - - -
4 Potongan Impor 100 Besar - - - -
5 Kendaraan bermotor - - 100 Besar - -
6 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor - - 100 Besar - -
7 Pajak Bahan Bakar10 Besar 45 Besar
8 Pajak Bumi & Bangunan 10 Besar 16 Sedang 64 Besar
9 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 20 16 - 64 Sedang
10 Hotel dan Restoran - - - - 100 Bervariasi, Sedang
11 Penerangan Jalan - - - - 100 Sedang
12 Iklan - - - - 100 Sedang
13 Bahan bangunan - - - - 100 Kecil
14 Air Minum - - - - 100 Kecil
15 Hiburan - - - - 100 Kecil
12Sumber: Brodjonegoro & Asanuma (2003); Widjaja (2002)
SIKLUS PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARANJanuari - April Mei - Agustus September - Oktober
DewanPerwakilanRakyat
Presiden danSidang Kabinet
DepartemenKeuanganBappenas
DepartemenTeknis/Lembaga
PemerintahDaerah
DewanPerwakilanRakyat Daerah
Dokumen yangdihasilkan
▲ Prioritas Nasional▲ Perkiraan Sumber Daya▲ Pagu Anggaran Sementara Dept/Lemb▲ Indikasi Dana Perimbangan▲ Rencana Kerja dan Anggaran Sementara Dept/Lemb▲ Rencana Kerja dan Anggaran Sementara Daerah
▲ Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal dan Kerangka Eko. Makro (15 Mei)
▲ RAPBN dan Nota Keuangan (15 Agustus)▲ Pagu Anggaran Program▲ Dana Perimbangan▲ Rencana Kerja dan Anggaran Dept/Lemb▲ Rencana Kerja dan Anggaran Daerah
▲ Pengesahan UU APBN (31 Oktober)▲ Keppres Alokasi Anggaran▲ Dokumen Anggaran Dept/Lemb▲ Pengesahan APBD▲ Dokumen Anggaran Daerah
13
Rencana Pemb. Jangka
Menengah Sasaran Makro dan Fiskal, Prioritas
dan Pagu Sementara
Proyeksi Sumber
Daya
Indikasi Pagu Anggaran Prog.
Panja Anggaran
Kebijakan dan Anggaran
KomisiSektoral
PembahasanRAPBN
Undang-UndangAPBN
Rencana Strategis Dept/Lemb
Rencana Tahunan Dept/Lemb
Rencana Strategis Daerah
Rencana Tahunan Daerah
Kerangka Makro dan Fiskal Statement
Pagu Anggaran Program
RAPBN
Draft Rencana Kerja
Pemerintah
Rencana Kerja dan Anggaran Nasional
Rencana Kerja Kementrian Lembaga
Rencana Kerja dan Anggaran Dept/Lemb
Rencana Kerja dan Anggaran Sementara Daerah
Rencana Kerja dan Anggaran Daerah
Keppres ttg Alokasi
Anggaran
Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Dokumen Anggaran
Pembahasan RAPBD APBD
14
15Sumber: Kemenkeu (2014)
16
SISTEM HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAERAH
Prinsip-prinsip pengaturan hubungan keuanganpusat-daerah :1. Dekonsentrasi urusan pusat dibiayai dari dan
atas beban APBN2. Desentralisasi urusan daerah dibiayai dari dan
atas beban APBD3. Urusan pusat / daerah oleh pusat atas beban
APBD4. Bila sumber penerimaan daerah tidak mencukupi
maka pusat memberikan sejumlah sumbangan
17
HUBUNGAN KEUANGAN ANTAR PEMERINTAH
Ø 3 MACAM TRANSFER:1. Bagi hasil: Revenue Sharing2. Dana Alokasi Umum (DAU)3. Dana Alokasi Khusus (DAK)
Ø 25% penerimaan dalam negeri pemerintah pusat (APBN)akan didistribusikan kepada Pemda dalam bentuk DAU
Ø 10% DAU akan diberikan kepada provinsi dan 90% kepadakabupaten/kota
Ø Alokasi pemberian DAU didasarkan atas suatu formula
18
KRITERIA FORMULA DAUþ SEDERHANA
þ OBYEKTIF
þ SECARA UMUM DITERAPKAN
þ AKUNTABEL & TRANSPARAN
þ Hubungan antara kebutuhan fiskal dan kapasitas lokalharus jelas
þ Setiap Pemda akan mendapat DAUþ Formula menggunakan variabel sebagaimana ditentukan
oleh UU No.25 & konsep fiscal gapþ Indikator kinerja: Coefficient of Variance and Williamson
Index
PRINSIP DASAR
19
FORMULA DAU
§ DAU = f (Fiscal Need, Fiscal Capacity)
UU menggariskan bahwa:§ Fiscal Capacity = (Regional GDP, Human Resources,
Industry, Natural Resources)
§ Fiscal Needs = (Population, Area, GeographicalCondition, and Level Income with poverty alleviation)
20
FORMULA DAUImplementasi :
FISCAL CAPACITYw Local Own Revenue Potential = f (GRDP for Industry and
Services)w Property Tax Sharing = f (Industry Potential)w Personal Income Tax Sharing = f (Human resources)w Natural Resources Revenue Sharing = f(Natural
Resources )w Fiscal Capacity = Local Own Revenue Potential + Property
Tax Sharing + Private Income Tax Sharing + NaturalResources Sharing
21Sumber: DJPK (2014)
SKEMA DAU
22
SKEMA DAU
DAU 2002
FORMULA
MenurutUU 25 /1999
KAPASITAS FISKAL§ Industry§ Natural Resources§ Human Resources§ GRDP
KEBUTUHAN FISKAL§ Population§ Area§ Geography § Income (Poor)
VARIABEL FISKAL§ GRDP of Industry
and Services§ Property Tax Sharing§ Natural Recources
Tax Sharing§ Income Tax Sharing
VARIABEL KEBUTUHAN§ Population§ Area§ Construction Index§ Poverty Gap
23
PROSES FORMULA
FISCAL CAPACITY FISCAL NEEDS
FISCAL GAP
Fiscal Needs – Fiscal Capacity
BOBOT DAU LOKALLocal Fiscal Gap
National Fiscal Gap
PROVINSI10% x 25% x National Revenue x Weight
KABUPATEN/KOTA90% x 25% x National Revenue x Weight
• PENDAPATAN ASLI DAERAH• Hasil Pajak Daerah• Hasil Retribusi Daerah• Hasil BUMD & Pengelolaan SDA• dll, termasuk penjualan aset daerah & jasa giro
• DANA PERIMBANGAN• Bagian Daerah (Dana Bagi Hasil)
• PBB• Bea Perolehan Hak atas Tanah & Bangunan• Penerimaan dari SDA
• Dana Alokasi UMUM• Dana Alokasi KHUSUS
• PINJAMAN DAERAH• Pinjaman dalam negeri & luar negeri • Pinjaman jangka pendek & jangka panjang
• LAIN-LAIN PENERIMAAN YANG SAH (a.l. hibah, penerimaan dari Propinsi atau Daerah Kab/Kota lainnya)
24
No. Jenis Penerimaan Undang – UndangOtonomi Khusus
NAD Papua
1. PBB 90 90
2. BPHTB 80 80
3. IHH 80 80
4. Provisi Sumber Daya Hutan 80 80
5. Iuran Eksplorasi dan EkploitasiPertambangan
80 80
6. Land Rent Pertambangan 70 70
7. Royalti Minyak 70 70
8. Royalti Gas 40 40
9. Perikanan 20 20
25Sumber: Sidik (2003)
Kriteria Penjelasan
Umum 1. Diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memiliki kemampuan fiskal rendah atau di bawah rata-rata.2. Perhitungan kemampuan fiskal daerah didasarkan pada Indeks dari selisih realisasi penerimaan Daerah tidak termasuk Sisa Anggaran Lebih (ASL)
dengan belanja pegawai negeri sipil daerah (fiskal netto) pada APBD Tahun Anggaran 2001.
Khusus Pengalokasian DAK diprioritaskan untuk daerah-daerah :1. Daerah-daerah di wilayah Propinsi Papua2. Daerah -daerah di wilayah Propinsi NAD3. Daerah-daerah pemekaran tahun 2001 sebanyak 12 kabupaten/kota4. Daerah -daerah pemekaran tahun 2002 sebanyak 22 kabupaten/kota5. Daerah-daerah induk tahun 2002 sebanyak 18 kabupaten / kota untuk bidang infrastruktur.
6. Daerah-daerah Ketahanan Pangan untuk bidang infastruktur.
Teknis 1. Kriteria teknis kegiatan DAK untuk bidang pendidikan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Nasional, bidang kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, bidang infrastruktur jalan dan irigasi ditetapkan oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah dan bidang prasarana pemerintahan oleh Menteri Dalam Negeri bersama dengan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah.
2. Kriteria teknis ditetapkan oleh masing-masing Menteri yang bersangkutan setelah berkonsultasi dengan DPOD.3. Kriteria teknis kegiatan bidang pendidikan dengan mempertimbangkan :
a. Indeks Kerusakan Bangunan SD / MIb. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
4. Kriteria teknis kegiatan bidang kesehatan dengan mempertimbangkan :a. Human Poverty Index ( Indeks kemiskinan masyarakat yang terdiri dari persentasi penduduk dengan angka harapan hidup sampai dengan
40 tahun, persentase penduduk tanpa jangkauan air bersih, persentase penduduk tanpa jangkauan fasilitas kesehatan, dan persentase balita dengan gizi buruk)
b. Indeks jumlah Puskesmas, Puskesmas Keliling, dan Puskesmas Pembantuc. Indeks Ketahanan Konstruksi
5. Kriteria teknis kegiatan bidang infrastruktur meliputi :a. Kriteria teknis untuk prasarana jalan.b. Kriteria teknis untuk prasarana irigasi
6. Kriteria Teknis untuk prasarana jalan dengan mempertimbangkan bidang infrastruktur meliputi:a. Kondisi mantap jalan Provinsi, Kabupaten/Kotab. Pelayanan jalan terhadap wilayahc. Bobot beban lalu lintasd. Indeks Kemahalan Konstruksi
1. Kriteria Teknis untuk prasarana irigasi dengan mempertimbangkan:a. Rata-rata produksi padi sawah (ton/ha)b. Kerapatan Daerah irigasi terhadap wilayah (km2/ha)
c. Kondisi prasarana irigasid. Indeks Kemahalan Konstruksi1. Kriteria teknis kegiatan bidang prasarana pemerintahan dengan mempertimbangkan kebutuhan minimum prasarana dan sarana fisik untuk
mendukung kegiatan aparatur pemerintah daerah pemekaran. 26Sumber: Sidik (2003)
§Lebih mampu memenuhi kebutuhan lokal
§Lebih memberi peluang kaum miskin untuk terlibat dalam penentuan kebijakan
§Meningkatkan akses masy pd pemerintah
§Mengurangi resistensi thd pembangunan
§Mengurangi kemacetan administrasi
§Lebih efektif memobilisasi sumberdaya lokal
§Lebih mudah membangun koordinasi
27
§ PP 105 à Keuda àAnggaran Kinerja
§ PP 108 à Pertanggungjawaban Kepala Derah à Kinerja
§ Keterlambatan Implementasi menyebabkan perhatian pada pelayanan publik bagi kaum miskin terbengkalai.
28
29
Dana AlokasiKhusus
Pembiayaan kegiatan rutin dan pembangunan di Daerah
Bagi hasil penerimaan dgn Daerah
Dana AlokasiUmum
Dana Darurat
Pendapatan Asli Daerah
Pinjaman Daerah
Dana Perimbangan
Sumber-Sumber Penerimaan Daerah di Masa Mendatang
APBN
Pemerintah Daerah & DPRD
30
▲Fokus Analisis : Tanggapan Kebijakan Daerah
▲Bagaimana Proses Kebijakan?
UU22/99UU25/99
Proses:Perda &
Implementasi
Poor UsersOf Public Services- Health- Education- Land Adm
SME:- Farmers- Traders- SSE