Post on 06-Mar-2019
63
4 BAB 4
ANALISIS SISTEM BERJALAN DAN USULAN SISTEM
4.1 Profil Perusahaan
Dalam melakukan perencanaan strategi sistem/teknologi informasi pada Perum
BULOG sangatlah penting untuk mengetahui atau mengenali profil dari Perum BULOG
itu sendiri. Dan pada sub bab ini akan dibahas mengenai profil Perum BULOG.
4.1.1 Latar Belakang dan Sejarah Perusahaan
Perum BULOG dimulai dengan dibentuknya BULOG pada tanggal 10 Mei 1967
berdasarkan keputusan presidium kabinet No.114/U/Kep/5/1967, dengan tujuan pokok
untuk mengamankan penyediaan pangan dalam rangka menegakkan eksistensi
Pemerintahan baru. Kemudian tugas pokok tersebut selanjutnya direvisi melalui Keppres
No. 39 tahun 1969 tanggal 21 Januari 1969 dengan tugas pokok melakukan stabilisasi
harga beras, dan kemudian direvisi kembali melalui Keppres No 39 tahun 1987, yang
dimaksudkan untuk menyongsong tugas BULOG dalam rangka mendukung
pembangunan komoditas pangan yang multi komoditas. Perubahan selanjutnya
dilakukan melalui Keppres No. 103 tahun 1993 yang memperluas tanggung jawab
BULOG mencakup koordinasi pembangunan pangan dan meningkatkan mutu gizi
pangan, yaitu ketika Kepala BULOG dirangkap oleh Menteri Negara Urusan Pangan.
Pada tahun 1995, keluar Keppres No 50, untuk menyempurnakan struktur
organisasi BULOG yang pada dasarnya bertujuan untuk lebih mempertajam tugas
pokok, fungsi serta peran BULOG. Oleh karena itulah, tanggung jawab BULOG lebih
difokuskan pada peningkatan stabilisasi dan pengelolaan persediaan bahan pokokba dan
64
pangan. Tugas pokok BULOG sesuai Keppres tersebut adalah mengendalikan harga dan
mengelola persediaan beras, gula, gandum, terigu, kedelai, pakan dan bahan pangan
lainnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam rangka menjaga kestabilan
harga bahan pangan bagi produsen dan konsumen serta memenuhi kebutuhan pangan
berdasarkan kebijaksanaan umum Pemerintah.
Namun tugas tersebut berubah dengan keluarnya Keppres No. 45 tahun 1997, di
mana komoditas yang dikelola BULOG dikurangi dan tinggal beras dan gula. Kemudian
melalui Keppres No 19 tahun 1998 tanggal 21 Januari 1998, Pemerintah mengembalikan
tugas BULOG seperti Keppres No 39 tahun 1968.
Selanjutnya melalu Keppres No 19 tahun 1998, ruang lingkup komoditas yang
ditangani BULOG kembali dipersempit seiring dengan kesepakatan yang diambil oleh
Pemerintah dengan pihak IMF (International Monetery Fund) yang tertuang dalam
Letter of Intent (LoI). Dalam Keppres tersebut, tugas pokok BULOG dibatasi hanya
untuk menangani komoditas beras. Sedangkan komoditas lain yang dikelola selama ini
dilepaskan ke mekanisme pasar.
Usaha Pemerintah untuk mendorong BULOG menuju suatu bentuk badan usaha
mulai terlihat dengan terbitnya Keppres No. 29 tahun 2000, di mana didalamnya tersirat
BULOG sebagai organisasi transisi (tahun 2003) menuju organisasi yang bergerak di
bidang jasa logistik di samping masih menangani tugas tradisionalnya. Pada Keppres
No. 29 tahun 2000 tersebut, tugas pokok BULOG adalah melaksanakan tugas
Pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan
pengendalian harga beras (mempertahankan Harga Pembelian Pemerintah – HPP), serta
usaha jasa logistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
65
Arah perubahan tesebut semakin kuat dengan keluarnya Keppres No 166 tahun
2000, yang selanjutnya diubah menjadi Keppres No. 103/2000. Kemudian diubah lagi
dengan Keppres No. 03 tahun 2002 tanggal 7 Januari 2002 di mana tugas pokok
BULOG masih sama dengan ketentuan dalam Keppers No 29 tahun 2000, tetapi dengan
nomenklatur yang berbeda dan memberi waktu masa transisi sampai dengan tahun 2003.
Akhirnya dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI no. 7 tahun 2003 BULOG
resmi beralih status menjadi Perusahaan Umum (Perum) BULOG.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendirian Perum BULOG
dilatarbelakangi oleh beberapa faktor.
Pertama, perubahan kebijakan pangan Pemerintah dan pemangkasan tugas dan
fungsi BULOG sehingga hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, serta
penghapusan monopoli impor seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres dan SK
Menperindag sejak tahun 1998. Keppres RI terakhir tentang BULOG, yakni Keppres RI
No. 103 tahun 2001 menegaskan bahwa BULOG harus beralih status menjadi BUMN
selambat-lambatnya Mei 2003.
Kedua, berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 tahun 1999 tentang
larangan praktek monopoli dan UU No 22 tahun 2000 tentang otonomi daerah yang
membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan dihapusnya instansi vertikal.
Ketiga, masyarakat luas menghendaki agar BULOG terbebas dari unsur-unsur
yang bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas KKN dan bebas dari pengaruh
partai politik tertentu, sehingga BULOG mampu menjadi lembaga yang efisien, efektif,
transparan dan mampu melayani kepentingan publik secara memuaskan.
Keempat, perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar,
khususnya dengan adanya WTO yang mengharuskan penghapusan non-tarif barrier
66
seperti monopoli menjadi tarif barrier serta pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI
yang ditandatangani oleh Pemerintah Indonesia dan IMF pada tahun 1998, secara khusus
ditekankan perlunya perubahan status hukum BULOG agar menjadi lembaga yang lebih
efisien, transparan dan akuntabel.
4.1.2 Lokasi Perusahaan
Lokasi Perum BULOG Kantor Pusat berada di Jalan Gatot Subroto No. 49 Jakarta,
dan mempunyai divisi regional di setiap provinsi.
4.1.3 Produk
Perum BULOG mempunyai dua kegiatan yaitu kegiatan pelayanan dan kegiatan
usaha komersial. Namun dalam pelaksanaannya hampir 90 persen kegiatan perusahaan
adalah kegiatan pelayanan (Public Service Obligation) yang merupakan penugasan dari
pemerintah. Kegiatan pelayanan terdiri dari kegiatan pengadaan komoditi beras dan
pendistribusian komoditi beras pada program RASKIN (pemberantasan kemiskinan)
yang bekerja sama dengan pemerintah. Pendistribusian beras untuk keluarga miskin
melalui program RASKIN. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan kemudahan
kepada masyarakat miskin dalam memperoleh kebutuhan pokok beras dengan harga
yang murah dan dengan jumlah yang cukup dan salah satu upaya tidak langsung
Pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga beras mengingat jumlah alokasi per
bulan yang disalurkan kepada masyarakat miskin cukup besar. Program RASKIN pada
awalnya merupakan salah satu program Pemerintah dalam “social safety net” yang
diluncurkan pada tahun 1998 untuk melindungi masyarakat terutama masyarakat miskin
dalam memperoleh pangan pokok (beras) sebagai dampak dari krisis moneter yang
67
terjadi pada waktu itu. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan dari beberapa hasil
evaluasi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian lainnya,
program RASKIN dianggap cukup efektif dalam pemberian “targeted subsidy” oleh
Pemerintah.
Selain kegiatan pelayanan publik seperti diatas, Perum BULOG juga mempunyai
kegiatan usaha komersial yaitu:
1. Melakukan sinergi dan optimalisasi aset yang dimiliki (gudang, jaringan
kantor/perwakilan, sistem informasi, SDM dan lain-lain).
2. Melakukan implementasi usaha bisnis jangka pendek, dengan mengutamakan
pada kegiatan perdagangan, dengan fokus utama perolehan cash flow
Perusahaan. Kegiatan perdagangan yang dilakukan meliputi antara lain gula,
kakao, CPO, cangkang, dan kopra.
3. Perintisan usaha bisnis jangka panjang, khususnya dalam bidang industri
manufacture pangan, optimalisasi asset dan lainnya, dengan sasaran
pengembangan Perum BULOG sebagai logistic service company. Program
ini direalisasikan antara lain dengan pembentukan proyek bisnis (Probis) di
bidang industri dan jasa.
4. Penyiapan infrastruktur termasuk implementasi kebijakan, mekanisme, Standard
Operating Procedure (SOP) baru, serta proses bisnis.
4.2 Komponen Perencanaan Bisnis Perusahaan
Perencanaan sistem informasi pada perusahaan sudah barang tentu tidak bisa lepas
dari perencanaan bisnis perusahaan. Perencanaan sistem informasi perusahaan harus
68
selaras atau sesuai dengan perencanaan Bisnis Perusahaan agar strategi yang dibangun
sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dengan demikian hasil yang akan dicapai dengan
pembangunan sistem informasi juga akan sejalan dengan kebutuhan bisnis perusahaan.
Beberapa komponen dalam perencanaan bisnis Perum BULOG diantaranya adalah:
4.2.1 Visi
Visi dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan Perum BULOG adalah situasi
atau keadaan yang diharapkan dan merupakan cita-cita/idealisme perusahaan terhadap
eksistensi kelembagaannya. Visi haruslah disusun dengan fokus, jelas, kongkrit,
sederhana, inspiratif, memberi motivasi dan memiliki daya ungkit (leverage), maka Visi
Perum BULOG tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
“Pangan Cukup, Aman dan Terjangkau Bagi Rakyat”
Visi tersebut dijabarkan dalam beberapa pengertian dan ruang lingkup sebagai berikut:
1. Pangan yang dimaksud adalah komoditas pangan pokok dan strategis bagi
kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia.
2. Pangan sebagai komoditas strategis bangsa ini harus tersedia dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal setiap rakyat Indonesia.
3. Pangan yang tersedia secara cukup harus memenuhi syarat keamanan sesuai
UU Pangan No 7 tahun 1996 dan tidak bertentangan dengan kaidah/norma
serta etika kebangsaan dan keyakinan masyarakat.
4. Kecukupan dan keamanan pangan harus diimbangi dengan keterjangkauan
akses fisik dan ekonomi oleh seluruh rakyat.
69
Rakyat yang dimaksud adalah lapisan masyarakat terbawah yang memiliki
keterbatasan akses (fisik maupun ekonomi) terhadap pemenuhan kebutuhan pangan
pokoknya.
4.2.2 Misi
Misi merupakan “mengapa” dari visi yang ditetapkan. Misi yang disusun berfokus
pada kompetensi dan tujuan/makna utama (one common purpose) dari keberadaan
Perum BULOG diharapkan dapat mencerminkan keyakinan atau nilai organsiasi serta
memberikan makna kepada setiap karyawan BULOG sehingga mampu menyatukan
organisasi dan membangun komitmen bersama.
Dengan Visi sebagaimana tersebut diatas, maka misi yang dinilai paling tepat
untuk Perum BULOG tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
“Memenuhi Kebutuhan Pangan Pokok Rakyat”
Dalam misi ini terkandung semangat yang diharapkan dapat diinternalisasi oleh seluruh
karyawan dan stakeholder bahwa Perum BULOG bertanggungjawab untuk
mensejahterakan rakyat melalui pemenuhan kebutuhan pangan pokok. Misi ini juga
sekaligus menggambarkan cakupan pangan yang menjadi domain Perum BULOG, yaitu
pangan pokok.
4.2.3 Nilai-nilai Perusahaan
Sebagai BUMN, nilai-nilai perusahaan Perum BULOG disesuaikan dengan prinsip
Good Corporate Governance (GCG) yang meliputi:
70
1. Transparansi (Transparency) yang berarti keterbukaan dalam melaksanakan
proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan
informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Akuntabilitas (Accountability) yang berarti kejelasan fungsi, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif.
3. Pertanggungjawaban (Responsibility) yang berarti kesesuaian di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
4. Kemandirian (Independency) yang berarti suatu keadaan di mana perusahaan
dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.
5. Kewajaran (Fairness) yang berarti keadilan dan kesetaraan di dalam
memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan prinsip tersebut, perusahaan merencanakan nilai-nilai yang harus
dijunjung tinggi oleh segenap jajaran manajemen dan karyawan, sebagai berikut:
1. KUALITAS
Perusahaan dengan seluruh jajaran manajemen dan pegawai sepakat
untuk berorientasi pada kualitas produk dan pelayanan pada rakyat
(konsumen) sesuai dengan visi dan misi.
71
2. INTEGRITAS
Keutuhan pribadi, manajemen dan organisasi yang mencerminkan
konsistensi antara prinsip dengan perilaku.
3. TEAM WORK
Seluruh unit kerja dan karyawan bergerak fokus dan total secara
terintegrasi dalam rangka pencapaian visi dan misi perusahaan.
4. INOVATIF
Kemampuan untuk berpikir dan mengembangkan nilai-nilai kreatifitas
dan inovasi dalam bekerja.
5. RESPONSIF
Kemampuan perusahaan untuk mengambil keputusan dan melakukan
upaya-upaya preventif maupun kuratif dalam menghadapi setiap
perubahan lingkungan strategis. Pada tingkat invidivu, nilai ini
direfleksikan oleh sikap awareness yang tinggi terhadap setiap kebijakan
perusahaan.
4.2.4 Moto Perusahaan
Sebagai identitas perusahaan dan untuk lebih membangun semangat kebersamaan
(esprit d’corps), moto Perum BULOG yang sebelumnya adalah “For A Brighter
Future” atau “Untuk Masa Depan yang Lebih Baik” disepakati untuk diubah menjadi
“Andalan Ketahanan Pangan”.
72
4.2.5 Tujuan/Sasaran
Tujuan Perusahaan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor
7 tahun 2003 tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG adalah turut serta
membangun ekonomi nasional khususnya dalam rangka pelaksanaan program
pembangunan nasional di bidang pangan.
4.2.6 Strategi
Grand strategy merupakan strategi utama perusahaan yang mengintegrasikan
seluruh sistem dan potensi unit kerja dan fokus pada visi dan misi organisasi. Grand
strategy yang telah ditentukan harus mampu menjadi terobosan yang strategis bagi
perusahaan selama lima tahun ke depan, dan mampu memetakan sasaran-sasaran yang
perlu difokuskan oleh seluruh unit kerja guna menjawab tantangan tantangan dan
peluang di masa mendatang. Grand strategy dilengkapi dengan pemetaan sasaran
strategis yang jelas dan terukur untuk menjalankan kinerja dalam organisasi.
4.2.7 Critical Success Factor dan Key Performance Indicator
Ada beberapa kunci keberhasilan Perum BULOG dalam menjalankan bisnisnya
sesuai dengan peraturan pemerintah yang ada, diantaranya adalah:
1. Pengamanan Harga Gabah Produsen. Pengamanan harga gabah di tingkat
produsen adalah salah satu upaya Pemerintah dalam hal ini Perum BULOG
untuk menjaga agar harga gabah hasil produksi petani tidak dibawah Harga
Pembelian Pemerintah (HPP).
2. Pengadaan Gabah/Beras. Kegiatan pengadaan gabah/beras dalam negeri
yang dilakukan oleh Perum BULOG bertujuan untuk mengamankan harga
73
gabah di tingkat produsen/petani sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
Disamping untuk melindungi petani, pengadaan dalam negeri bertujuan
untuk penyediaan / pemupukan stok beras dalam rangka penyaluran beras
kepada rayat miskin melalui program Raskin dan pengelolaan Cadangan
Beras Pemerintah. Kegiatan pengadaan gabah/beras yang dilakukan tidak
hanya melalui dari dalam negeri tetapi juga berasal dari luar negeri yang
hanya dilakukan untuk memenuhi/melengkapi cadangan stok apabila dari
pengadaan dalam negeri tidak mencukupi.
3. Penyaluran beras untuk keluarga miskin melalui program RASKIN.
Kegiatan ini dilakukan untuk: (i) memberikan kemudahan kepada
masyarakat miskin dalam memperoleh kebutuhan pokok beras dengan harga
yang murah dan dengan jumlah yang cukup; dan (ii) salah satu upaya tidak
langsung Pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga beras mengingat
jumlah alokasi per bulan yang disalurkan kepada masyarakat miskin cukup
besar. Program RASKIN pada awalnya merupakan salah satu program
Pemerintah dalam “social safety net” yang diluncurkan pada tahun 1998
untuk melindungi masyarakat terutama masyarakat miskin dalam
memperoleh pangan pokok (beras) sebagai dampak dari krisis moneter yang
terjadi pada waktu itu. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan dari
beberapa hasil evaluasi yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi dan
lembaga penelitian lainnya, program RASKIN dianggap cukup efektif dalam
pemberian “targeted subsidy” oleh Pemerintah.
4. Pengamanan harga di tingkat konsumen dan penyaluran lainnya.
Mengingat besarnya peranan pangan dalam pengeluaran rumah tangga maka
74
ketidakstabilan harga pangan akan berpengaruh terhadap pendapatan riil
masyarakat. Untuk itu, pada saat diperlukan Perum BULOG melakukan
Operasi Pasar (OP) sebagai penugasan Pemerintah dalam rangka
Pengendalian harga. Selain itu tugas penyaluran yang tidak kalah pentingnya
adalah penyaluran kepada Golongan Anggaran, ABRI, Pengelolaan
Cadangan Beras Pemerintah dan penyaluran lainnya cukup membantu dalam
meredam gejolak harga beras.
5. Pengelolaan Stok. Jumlah stok yang dikelola Perum BULOG pada akhir
tahun umumnya rata-rata di atas 1 juta ton setara beras, namun selama
periode tahun 2003-2007, pada tahun 2006 stok akhir yang dikuasai oleh
Perum BULOG sangat rendah yaitu dibawah 1 juta ton setara beras.
Rendahnya stok tersebut disebabkan karena pada tahun 2006 jumlah
pengadaannya terendah selama periode 2003-2007. Pengelolaan stok tidak
tergantung berapa besar pengadaan yang dilakukan tetapi “menyelaraskan”
antara jumlah pengadaan dan jumlah penyaluran setiap bulannya serta
menjaga stok yang optimal untuk menjaga ketahanan pangan yang aman dan
efisien dari sisi ekonomi. Dengan rendahnya stok pada tahun berjalan (2006)
akan berdampak pada stok tahun berikutnya (2007), sehingga untuk tahun
2007 perlu upaya keras dalam mempertahankan kestabilan stok yaitu dengan
memperbanyak/memperbesar jumlah pengadaan gabah/beras pada tahun
tersebut. Dalam rangka pengelolaan stok, Perum BULOG melakukan
penyebaran stok (movement) ke seluruh wilayah Indonesia sesuai jumlah
kebutuhan penyaluran masing-masing wilayah.
75
6. Pengelolaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Sejak tahun 2005,
pengelolaan stok tidak terbatas hanya stok BULOG tetapi juga stok beras
Pemerintah (Cadangan Beras Pemerintah/CBP) yang akan dipergunakan
apabila terjadi keadaan darurat dan stabilisasi harga beras di tingkat
konsumen. Besarnya jumlah CBP tersebut setiap tahunnya didasarkan atas
ketersediaan anggaran Pemerintah. Pengalaman akhir tahun 2006 dan akhir
tahun 2007 dengan stok beras yang dikelola BULOG relatif sedikit
mendorong terjadinya eskalasi kenaikan harga beras di pasaran umum yang
cukup tinggi. Untuk pengendalian harga beras pada musim paceklik akhir
tahun, Pemerintah menugaskan Perum BULOG untuk melakukan Operasi
Pasar Beras dari CBP. CBP disamping untuk pengendalian gejolak harga
beras juga sangat efektif dalam pengendalian bencana alam yang telah terjadi
sebelumnya antara lain tsunami di NAD, gempa bumi di DIY dan Jateng
serta kekeringan dan rawan pangan di NTT
4.2.8 Struktur Organisasi
Perum BULOG mempunyai kantor pusat, divisi regional, sub divisi regional ,
kantor seksi logistik, dan gudang. Berikut struktur organisasi kantor pusat, divisi
regional dan sub divisi regional:
1. Kantor Pusat
2. Divisi Regional
3. Sub Divisi Regional
76
1. Kantor Pusat
Gambar 4-1 Struktur Organisasi Kantor Pusat Perum BULOG
77
4.2.8.1 Struktur Organisasi Kantor Pusat Perum BULOG
Berikut penjelasan struktur organisasi kantor pusat Perum BULOG.
1. Direktorat Pelayanan Publik
a. Divisi Pengadaan mempunyai fungsi :
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyusunan rencana dan program, pengadaan dalam negeri serta
pembinaaan unit pelaksana teknik pengolahan gabah atau beras.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyusunan rencana dan program pengadaan luar negeri.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan penyusunan kemitraan.
b. Divisi Persediaan dan Perawatan mempunyai fungsi :
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
persediaan, penyimpanan serta penyebaran.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
angkutan.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan perawatan dan pengolahan.
c. Divisi Penyaluran mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyaluran kepada kelembagaan Pemerintah dan non
Pemerintah.
78
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyaluran kepada golongan masyarakat tertentu.
d. Divisi Analisa Harga dan Pasar mempunyai fungsi :
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pengamatan dan pelaporan perkembangan harga dan pasar,
pangan pokok beras dan pangan pokok lainnya.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
analisis kebijakan pertanian atau pangan, perkembangan
ekonomi, keuangan dan pelaporan.
2. Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha
a. Divisi Industri mempunyai fungsi :
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
analisis pengembangan produk dan pemasaran hasil industri
perberasan.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
analisis pengembangan produk dan pemasaran hasil industri non
perberasan.
b. Divisi Perdagangan Industri mempunyai fungsi :
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pembelian komoditas dalam negeri dan luar negeri.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pemasaran komoditas dalam negeri dan luar negeri.
79
c. Divisi Jasa mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
usaha jasa aset dan jasa lainnya.
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
usaha logistik, survey, dan pengendalian kualitas.
d. Divisi Research and Development (R&D) mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
perusahaan program perencanaan strategis jangka panjang
perusahaan di bidang pelayanan publik, pengembangan usaha,
keuangan, SDM dan umum.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penilitian dan pengembangan di bidang pelayanan publik,
pengembangan usaha, keuangan SDM dan umum.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan pengelolaan sarana penunjang penelitian dan
pengembangan penyediaan standardisasi mutu produk serta
ketatatusahaan.
3. Direktorat Keuangan
a. Divisi Anggaran mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyediaan dana, pengalokasian, dan pendistribusian anggaran
publik.
80
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyediaan, pengalokasian dan pendistribusian anggaran
pengembangan usaha.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan laporan dan evaluasi konsolidasi anggarana perusahaan.
b. Divisi Perbendaharaan mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
administrasi perpajakan perusahaan.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
verifikasi atas semua transaksi penerimaan dan pengeluaran
pelayanan publik dan pengembangan usaha dan lainnya.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan pengelolaan administrasi keuangan seluruh Divisi
Regional dan Kantor Pusat.
c. Divisi Akuntansi mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
akuntansi Kantor Pusat.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
rekonsiliasi hubungan rekening antar kantor.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan penyusunan dan analisis laporan keuangan serta
pengolahan data dan pembinaan sistem akuntansi perusahaan.
d. Divisi Investasi mempunyai fungsi :
81
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
invetasi dan penempatan dana.akuntansi Kantor Pusat.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pengelolaan manajemen resiko dan kepatuhan.
4. Direktorat SDM dan Umum
a. Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
perencanaan dan pengembangan sumber daya manusia.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pengangkatan, penempatan dan pemberhentian, pemeringatan
dan administrasi PNS serta data dan informasi sumber daya
manusia.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan pelayanan kesejahteraan, hubungan industrial,
kesehatan dan keselamatan kerja sumber daya manusia.
b. Divisi Organisasi dan Tata Laksana mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pelaksanaan pengkajian dan pengembangan organisasi.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pelaksanaan pengkajian dan pengembangan tatalaksana.
c. Divisi Umum mempunyai fungsi :
82
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pembinaan urusan rumah tangga Kantor Pusat.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyediaan dan pemeliharaan sarana regional.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan administrasi inventaris aset di lingkungan perusahaan.
d. Divisi Hukum mempunyai fungsi :
• merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
penyusunan peraturan perusahaan dan perjanjian.
• Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pelayanan bantuan hukum dan pembinaan kelompok jabatan
fungsional legal officer.
• Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan
kegiatan penyelesaian klaim di Kantor Pusat, Divre dan
Subdivre.
5. Sekretaris Perusahaan mempunyai fungsi :
a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan surat dan ekspedisi,
arsip serta perjalanan dinas.
b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan hubungan
kemasyarakatan dan kelembagaan serta pembinaan media elektronik.
c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan penyusunan laporan
perusahaan dan Corporate Governance.
83
d. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kesekretariatan dan
keprotokolan direksi.
6. Satuan Pengawasan Intern (SPI) mempunyai fungsi :
a. Melaksanakan pemeriksaan intern bidang pelayanan publik,
pengembangan usaha, keuangan, SDM dan Umum, kesekretariatan,
pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan serta teknologi
informasi.
b. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan
melaksanakan kegiatan penatausahaan, pelayanan administrasi dan
keuangan serta dokumentasi di lingkungan SPI.
7. Pusat Pendidikan dan Pelatihan mempunyai fungsi :
a. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan
penyusunan dan pengembangan program serta penyelenggaraan
pendidikan dan pelatihan.
b. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan
informasi dan perpustakaan pendidikan dan pelatihan.
c. Merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan
pelayanan teknis administrasi dan keuangan kepada semua satuan
organisasi lingkungan Pusdiklat.
8. Pusat Teknologi Informasi (PUSTI) mempunyai fungsi :
84
a. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi.
b. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
administrasi database dan jaringan, sarana dan pelayanan pengguna.
c. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan
pelayanan teknis administrasi dan keuangan kepada semua satuan
organiasi di lingkungan PUSTI.
85
2. Divisi Regional Tipe A, Tipe B, Tipe C
Gambar 4-1 Struktur Organisasi Divisi Regional Tipe A
86
Gambar 4-2 Struktur Organisasi Divisi Regional Tipe B
87
Gambar 4-3 Struktur Organisasi Divisi Regional Tipe C
88
3. Sub Divisi Regional Tipe A, Tipe B dan Tipe C
Gambar 4-4 Struktur Organisasi Sub Divisi Regional Tipe A dan B
89
Gambar 4-5 Struktur Organisasi Sub Divisi Regional Tipe C
Struktur organisasi Divisi Regional dan Sub Divisi Regional tidak dibahas pada
penelitian ini, dikarenakan penelitian hanya mencakup data-data kantor pusat Perum
BULOG saja.
90
4.3 Identifikasi Masalah
Perum BULOG yang berkantor pusat di Jalan Gatot Subroto No. 49 Jakarta, dan
mempunyai divisi regional di setiap provinsi, memiliki tugas dari pemerintah yang
merupakan pemiliknya untuk melakukan pengadaan dan pendistribusian. Pada dasarnya
bisnis yang dilakukan oleh Perum BULOG adalah sebagai perusahaan pelayan publik
walaupun dalam perjalanan bisnisnya Perum BULOG juga memiliki bisnis komersial.
Untuk mendukung bisnis yang dijalankan oleh Perum BULOG, maka sangat dibutuhkan
manajemen keuangan yang baik. Karena tidaklah mungkin menjalankan bisnis jika
keuangan tidak dikelola dengan baik. Manajemen keuangan tersebut akan sangat efektif
jika didukung oleh sistem dan teknologi informasi yang baik pula.
Penggunaan sistem dan teknologi informasi yang maksimal, akan dapat
memberikan efektivitas dan efesiensi dalam proses bisnis suatu perusahaan/organisasi.
Bahkan sistem dan teknologi informasi dapat memberikan keuntungan kompetitif bagi
perusahaan dalam persaingannya dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Sistem
informasi yang dibangun haruslah sesuai dengan rencana bisnis perusahaan tentunya.
Untuk membuat atau membangun suatu sistem dan teknologi informasi yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan maka sangat dibutuhkan suatu
Perencanaan Strategi sistem informasi. Dengan adanya Perencanaan ini, maka apa yang
dibutuhkan perusahaan untuk mencapai visi atau tujuan bisnis perusahaan dapat
dipetakan dengan baik dan tepat ke dalam sistem dan teknologi informasi yang sesuai.
Demikian halnya dengan Perum BULOG yang memiliki tujuan bisnis untuk melayani
publik haruslah memiliki manajemen keuangan yang baik agar dapat mengambil
keputusan-keputusan strategis yang berkaitan dengan hal tersebut.
91
Saat ini di Perum BULOG belum terdapat suatu sistem dan teknologi informasi
yang mendukung manajemen keuangan. Akibatnya ada beberapa permasalahan dalam
pengelolaan keuangan yang dilakukan secara manual saat ini. Misalnya adanya
perbedaan nomor account ataupun nomor voucher di antara divisi Anggaran dan
Perbendaharaan, padahal keduanya berada pada direktorat yang sama yaitu direktorat
keuangan. Permasalahan lain yang muncul akibat tidak adanya suatu sistem informasi
adalah tidak tercatatnya kelebihan plafond dari setiap divisi di Perum BULOG secara
aktual. Hal ini mengakibatkan tidak diketahuinya kondisi keuangan aktual atau real time
di Perum BULOG dan implikasinya adalah tidak dapat diambil keputusan-keputusan
strategis yang dibutuhkan dalam waktu cepat, misalnya adanya kejadian bencana alam
secara beruntun di beberapa wilayah. Untuk itulah dibutuhkan suatu Perencanaan
Strategi sistem informasi di Perum BULOG untuk menyelesaikan permasalah seperti
yang disebut di atas
4.4 Analisis Internal Perusahaan
Dalam melakukan analisis internal perusahaan diperlukan analisis baik dari sisi
bisnis maupun SI/TI. Hal ini sangat berguna untuk melihat faktor-faktor apa saja yang
bisa mempengaruhi perusahaan dari dalam perusahaan.
4.4.1 Bisnis
Bisnis Perum BULOG dianalisis dengan menggunakan Value Chain dan Balance
Scorecard. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi factor-faktor internal yang
mempengaruhi bisnis Perum BULOG.
92
4.4.1.1 Analisis Value Chain
Analisis ini berguna untuk menganalisis rantai nilai bisnis di Perum BULOG.
Analisis ini terbagi menjadi dua jenis aktivitas yaitu aktivitas utama dan aktivitas bisnis.
Hal-hal yang akan dibahas pada aktivitas utama yaitu
1. Business Acquisition, proses penentuan kebutuhan masyarakat di analisis
oleh dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok, proses ini dilakukan oleh
divisi Analisa Harga dan Pasar (divisi Gasar). Kebutuhan dapat diketahui
berdasarkan data yang diperoleh dari pelanggan dan pasar. Berdasarkan data
tersebut dapat mengetahui perkembangan kebutuhan pelanggan terhadap
pelayanan yang dilaksanakan.
2. Problem Specification, perumusan dan pengkajian masalah yang dihadapi
dilakukan oleh divisi Gasar dan divisi Organisasi dan Tata Laksana (divisi
Ortala) dalam memenuhi kebutuhan pelanggan dan bagaimana tingkat
penyelesaian yang akan dilakukan.
3. Knowledge Application, proses menciptakan pengetahuan atau aplikasi yang
baru untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dilakukan oleh divisi
Research and Development (divisi R&D) dengan cara melakukan penelitian,
kajian dan berdasarkan analisis pakar dan pengalaman. Penelitian yang
dilakukan dapat dibantu oleh pihak luar untuk membuat aplikasi atau
pengetahuan tersebut, seperti tenaga ahli, konsultan atau peniliti.
4. Allocation Resources, proses melakukan analisis terhadap 5M (Man, Money,
Material, Method, Machine) dan informasi merupakan tugas dari beberapa
divisi. divisi-divisi yang melakukan proses tersebut yaitu divisi Sumber Daya
Manusia (divisi SDM), divisi R&D, divisi Ortala, divisi Persediaan dan
93
Perawatan (divisi Diawat) dan divisi Investasi. Divisi SDM melakukan
analisis terhadap alokasi sumber daya manusia, divisi Ortala melakukan
analisis terhadap metode, divisi Diawat melakukan analisis perangkat keras
dan materi dalam pelaksanaan alokasi. Setelah dilakukan analisis dan
mendapatkan hasil, dilakukan analisis lanjutan oleh divisi Investasi terhadap
alokasi sumber daya manusia, materi, metode yang digunakan, perangkat
keras dan uang. Kegiatan ini akan mengalokasikan 5M tersebut seefektif dan
seefisien mungkin, sehingga jika kekurangan sumber daya maka dapat
melakukan sumber yang lain untuk membantu.
5. Marketing the Capability, Dengan konsep Business to Business, Business to
Government dan Business to Customer, divisi Perdagangan dan divisi
Penyaluran melakukan proses promosi dan pendistribusian produk layanan .
6. Configure Solution, divisi R&D dan divisi Ortala melakukan perumusan
solusi baru yang akan dilakukan dan membuat perencanaan dalam
pengerjaan solusi tersebut.
7. Execute Solution, divisi-divisi yang melakukan kegiatan operasional seperti
divisi Pengadaan, divisi Diawat dan divisi Penyaluran menjalankan solusi
bisnis yang baru yang telah dirumuskan pada kegiatan sebelumnya.
.
Untuk aktivitas pendukung akan dibahas hal-hal berikut:
1. Technology, penentuan kebutuhan dan pemanfaatan teknologi yang
digunakan serta perbaikan prosedur merupakan tugas pusat teknologi
informasi (PUSTI) dan divisi RnD (research and development).
94
2. Human Resources, mengelola sumber daya manusia dan menentukan
kualifikasi orang-orang yang dibutuhkan dilakukan oleh divisi SDM , pusat
pendidikan dan pelatihan (PUSDIKLAT) dan divisi organisasi dan
tatalaksana.
3. Infrastructure, manajemen keuangan perusahaan dikelola oleh 4 (empat)
divisi yaitu divisi perbendaharaan, divisi anggaran, divisi investasi dan divisi
akuntansi.
4. Administration, Sekretariat Perusahaan melakukan pelaksanaan proses
admininistrasi yang berkaitan kegiatan internal perusahaan dan kegiatan
eksternal perusahaan yang berkaitan dengan organisasi, lembaga atau
perusahaan lain.
4.4.1.2 Analisis Balance Scorecard
Analisis ini berguna untuk mengukur sejauh mana pencapaian bisnis Perum
BULOG dilihat dari beberapa perspektif beserta Key Performance Indicator (KPI).
1. Perspektif Keuangan, kinerja bisnis Perum BULOG dalam perspektif
keuangan diukur dengan menggunakan KPI:
a. Return on Investment (RoI)
Perum BULOG menargetkan ROI dalam RKAP 2009 10%, pada akhir
2009 terealisasi sebesar 2,44%.
b. Pemanfaatan Aktiva (Asset Turn Over)
Pemanfaatan Aktiva sebesar 66,56% (persen) dikarenakan penggunaan
mesin UPGB belum maksimal.
95
c. Pengurangan biaya
Pengurangan biaya operasional perusahaan belum tercapai, realisasi
nya mencapai angka minus -2,1%.
2. Perspektif Pelanggan, kinerja bisnis Perum BULOG dalam perspektif
pelanggan diukur dengan menggunakan KPI:
a. Jumlah pelanggan baru,
Dengan adanya kegiatan komersial Perum BULOG menargetkan 10%
pangsa pasar masyarakat menengah.
3. Perspektif Bisnis Internal, kinerja bisnis Perum BULOG dalam perspektif
bisnis internal diukur dengan menggunakan KPI:
a. Ketepatan waktu penyaluran
Kegiatan operasional penyaluran mempunyai target penyelesaian
selama 1 hari, tapi ada yang terjadi penyelesaian 2 hari.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, kinerja bisnis Perum BULOG
dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan diukur dengan
menggunakan KPI
a. Tingkat kompetensi
Perum BULOG menargetkan 400 sertifikasi pelatihan pergudangan
kepada semua Kepala Gudang dan 26 sertifikasi sumber daya manusia
(SDM) dan hukum kepada 26 Kepala Seksi Administrasi dan Hukum
96
(Kasi Minku), tetapi pada akhir tahun yang lulus sertifikasi sejumlah
395 sertifikasi pergudangan dan 26 sertifikasi SDM dan hukum
4.4.2 Sistem dan Teknologi Informasi
Sistem dan Teknologi Informasi Perum BULOG dianalisis dari beberapa faktor
yaitu:
4.4.2.1 Visi dan Misi Teknologi Informasi
Visi dan Misi Teknologi Informasi di Perum BULOG belum didefinisikan.
4.4.2.2 Aplikasi
Aplikasi yang ada di Perum BULOG saat ini adalah sebagai berikut:
1. e-Procurement, yaitu sistem yang menangani kegiatan pengadaan bahan
pokok yang akan diolah dan didistribusikan. Sistem ini terdiri dari beberapa
aplikasi atau fungsi yaitu
a. Selection, merupakan aplikasi atau fungsi dari sistem e-procurement
untuk melakukan pemilihan atau penyortiran beberapa pemasok dengan
cara tender.
b. Purchasing, merupakan aplikasi atau fungsi dari sistem e-Procurement
untuk melakukan pemesanan dan pembelian bahan pangan dari
pemasok yang telah dipilih sebelumnya
97
2. Sistem Informasi Logistik (SIL), yaitu sistem yang menangani kegiatan
logistik di Perum BULOG. Sistem ini terdiri dari beberapa aplikasi atau
fungsi yaitu:
a. Good receipt, merupakan fungsi untuk penerimaan barang dan
pemeriksaan kualitas dari pemasok sesuai dengan pembelian yang telah
dilakukan oleh bagian Pengadaan. Di sini juga dilakukan pengecekan
jumlah barang apakah sudah sesuai dengan pesanan atau tidak.
b. Maintenance, merupakan fungsi yang menangani pemeliharaan dan
perawatan bahan pangan selama dalam gudang penyimpanan
c. Delivery Order (DO), merupakan fungsi yang menangani permintaan
akan penyaluran bahan pangan untuk Program RASKIN, cabang atau
gudang lainnya. Di sini juga dilakukan pengecekan bahan pangan yang
akan dikirim dan pembuatan surat jalan.
d. Carry, merupakan fungsi yang menangani penyaluran atau pengiriman
bahan pangan sesuai dengan tempat yang telah ditentukan. Dalam hal
ini bahan pangan akan dikirimkan ke pemerintah yaitu kecamatan atau
kelurahan.
3. Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu sistem yang menangani atau mengelola
sumber daya yang ada di Perum BULOG khususnya pegawai. Adapun
aplikasi ataupun fungsi yang ada pada sistem ini diantaranya:
98
a. Recruitment, merupakan fungsi yang menangani proses perekrutan
pegawai baru, mulai dari pengumuman lowongan, pendaftaran,
pengujian, wawancara, sampai pada pegawai itu diterima untuk bekerja
di Perum BULOG
b. Training, merupakan fungsi yang menangani pelatihan pegawai Perum
BULOG, baik itu pegawai yang baru direkrut maupun pegawai lama
yang membutuhkan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
c. Payroll, merupakan fungsi yang menangani penggajian pegawai Perum
BULOG, baik itu gaji pokok, tunjangan, asuransi, bonus, insentif,
ataupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pembayaran sejumlah
uang yang menjadi hak pegawai dari Perum BULOG
d. Carrer History, merupakan fungsi yang menangani sejarah pekerjaan
dari pegawai Perum BULOG mulai direkrut sampai saat ini. Pada
fungsi ini dapat diketahui informasi mengenai karir semua pegawai,
baik itu promosi, demosi, mutasi dan terminasi.
4. Sistem Akuntasi BULOG (SIAB), yaitu sistem yang menangani pencatatan
aktiva tetap, pemasukan dan pengeluaran, hutang maupun piutang Perum
BULOG termasuk pembuatan laporan pembukuan dan laporan keuangan
berupa neraca, laporan laba rugi yang auditable secara berkala. Adapun
aplikasi yang ada pada divisi ini adalah:
99
a. Account Payable (AP), yaitu aplikasi yang menangani hutang yang
didapat Perum BULOG dari hasil pembelian barang atau bahan pangan
yang dibutuhkan
b. Account Receivable (AR), yaitu aplikasi yang menangani piutang yang
didapat Perum BULOG dari hasil penjualan bahan pangan.
c. General Ledger (GL), yaitu aplikasi yang menangani pembuatan buku
besar yang merupakan gabungan dari hutang dan piutang Perum
BULOG.
d. Laporan keuangan, yaitu aplikasi yang menangani pembuatan laporan
keuangan yang nantinya akan digunakan oleh pihak manajerial untuk
kepentingan pembuatan keputusan ataupun pelaporan keuangan ke
Pemerintah
100
Gambar 4-6 Aplikasi Sistem Informasi di Perum BULOG saat ini
101
4.4.2.3 Infrastruktur
1. Perangkat Keras
Kondisi perangkat keras yang ada di Perum BULOG sekarang ini dapat
dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 4-1 Kondisi Perangkat Keras Perum BULOG Saat ini
NO Perangkat Keras Spesifikasi 1 Personal
Computer/ PC Prosesor : Pentium IV-Core2Duo
2 Router Cisco 3800, Cisco 3600, 3com 3 Switch 3com
Personal Computer yang digunakan oleh Perum BULOG masih belum
seragam, sehingga pemeliharaan yang dibutuhkan akan lebih besar. Contoh
apabila ada kerusakan driver hardware maka pemeliharaan akan lebih rumit.
Server yang digunakan oleh Perum BULOG ada 16 buah dan kesemuanya
sudah digunakan dan penggunaannya sejauh ini sudah optimal. Untuk
melihat kondisi server yang sekarang digunakan oleh Perum BULOG dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4-2 Spesifikasi Detail Server yang Digunakan Perum BULOG
NO TYPE Hardware Detail Operating system
1 DELL Power Edge 6850
CPU Intel Xeon 3.16 Ghz Windows Server 2003 Enterprise
( 2 CPU ) RAM=8GB C=47GB G=1.3TB L=219 GB Q=172GB 2 DELL Power
Edge 6850 CPU Intel Xeon 3.16 Ghz Windows Server 2003 Enterprise
( 2 CPU )
102
NO TYPE Hardware Detail Operating system RAM=8GB C=47GB G=1.3TB L=219 GB Q=172GB 3 DELL Power
Edge 6650 CPU Intel Xeon 2.8 Ghz FreeBSD
( 2 CPU ) C=42Gb (RAID 1) D=250Gb (RAID 5) 4 DELL PE 4600 CPU Intel Xeon 2.8 Ghz Windows Server 2003 Standar ( 2 CPU ) D=21 GB 5 DELL PE 840 CPU Intel Xeon X3210 2.13
Ghz Windows Server 2003 Standar
D=56 GB ( 4 CPU ) 6 DELL PE 2800 CPU Intel Xeon 2.8 Ghz Windows Server 2003 Standar ( 2 CPU ) D=52 GB 7
DELL Power edge 4600
CPU Intel Xeon 2.6 Ghz RAM 2 GB HD : C=13 GB D=23 GB
Windows 2000 Advanced Server
8
DELL Power edge 4600
CPU Intel Xeon 2.8 Ghz RAM 2 GB HD : C=13 GB D=23 GB
Windows Server 2003 standar
9 DELL Power edge 4600
CPU Intel Xeon 2.8 Ghz Windows Server 2003 standar RAM 2 GB HD : C=31 GB D=21 GB E=21GB 10 DELL Power
edge 4600 RAM 2 GB Windows Server 2003 standar
HD : C=13 GB D=23 GB E=47 GB 11 COMPAQ
Proliant ML530 RAM 512 MB Windows Server 2003 standar
HD : C=36 GB D=36 GB 12 HP COMPAQ dx
6100MT RAM 8 GB Windows Server 2003 standar
HD : C=10 GB HD : C=10 GB 13
DELL PE 840
CPU Intel Xeon X3210 2.13 Ghz ( 4 CPU )
Windows Server 2003 R2 Enterprise
RAM 4GB HD : C=12 GB D=60 GB
103
NO TYPE Hardware Detail Operating system 14
IBM eServer X3105
CPU AMD Opteron 1210 1.8 Ghz ( 2 CPU )
Windows Server 2003 standar
RAM 2 GB D=50 GB
15 DELL Power
Edge 2800 CPU Intel Xeon 2.8 Ghz Windows 2000 Advanced server
RAM 2 GB HD : C=20 GB E=146GB 16
DELL Power edge 4600
CPU Intel Xeon 2.8 Ghz RAM 2 GB HD : C=13 GB D=23 GB
Windows Server 2003 standar
2. Kondisi Perangkat LunakPerum BULOG
Kondisi perangkat lunak yang digunakan oleh Perum BULOG sekarang ini
seperti yang terlihat di tabel di bawah ini
Tabel 4-3 Kondisi Perangkat Lunak Perum BULOG Saat ini
NO Software Spesifikasi 1 Sistem Operasi Sistem Operasi Microsoft(Windows XP, Vista, 2000 Server)
2 Aplikasi Perkantoran
Ms Office 2003, Ms Visio, Ms Access
3 Software Pengembang
Power Builder, PHP, Macromedia Dreamweaver. Linux FreeBSD
4 Database SQL Server 2005, My SQL
Platform yang digunakan kebanyakan masih berbasiskan produk-produk
Microsoft. Hal ini akan memberikan beban yang besar terhadap biaya licence
yang harus dibayarkan oleh Perum BULOG kepada Microsoft.
104
3. Kondisi Jaringan Perum BULOG
Kondisi topologi jaringan untuk sistem interkoneksi yang digunakan oleh
Perum BULOG sekarang ini sudah cukup baik dimana interkoneksi di semua
unit sudah terbangun dengan baik. Sehingga pengembangan sistem client
server di Perum BULOG sudah dapat dilakukan.
105
Gambar 4-7 Jaringan di Perum BULOG Saat Ini
106
4.5 Analisis Eksternal Perusahaan
Sama halnya dengan analisis internal perusahaan, maka analisis terhadap eksternal
perusahaan baik itu dari sisi bisnis maupun SI/TI juga perlu dilakukan. Hal ini sangat
berguna untuk melihat faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi perusahaan dari
luar.
4.5.1 Bisnis
Bisnis Perum BULOG dianalisis dengan menggunakan Value Chain dan Balance
Scorecard. Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi factor-faktor internal yang
mempengaruhi bisnis Perum BULOG
4.5.1.1 Analisis Lingkungan Perusahaan (Firm Environment)
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, perusahaan dalam melakukan
kegiatan bisnisnya berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi sumber daya manusia, materi maupun sumber daya informasi. Pada subbab ini
akan dijelaskan secara detail pihak-pihak yang ada di lingkungan perusahaan dan ikut
berinteraksi dengan perusahaan, serta bentuk interaksi yang terjadi.
107
1. Pemasok (suppliers) : Yang menjadi penyedia material yang berupa bahan
pokok yang akan didistribusikan oleh Perum BULOG diantaranya adalah
mitra kerja, petani, dan negara importir beras. Dan untuk pemasok informasi
bagi Perum BULOG adalah Pemerintah selaku pemilik.
2. Konsumen (customers) : Pengguna jasa dari Perum BULOG sudah barang
tentu adalah masyarakat umum atau rakyat sesuai dengan amanat Pemerintah
yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah. Untuk beberapa kondisi
seperti adanya kelebihan pangan di dalam negeri maka akan diekspor ke
negara-negara lain.
3. Serikat Pekerja (labor unions) : Pada umumnya perusahaan-perusahaan
atau organisasi yang besar terutama yang memiliki buruh dalam jumlah besar
akan memiliki perkumpulan baik dari tenaga ahli maupun buruh yang
bernama Sekar BULOG
Pemerintah Indonesia
Komunitas Global
Perum BULOG
Serikat Pekerja
Pemegang Saham/Pemilik
Pesaing
Pemasok
Komunitas Finansial
Masyarakat
Konsumen
Gambar 4-8 Analisis Lingkungan Perusahaan Perum BULOG
108
4. Komunitas Finansial (Financial Community) : Komunitas utama yang
menjadi penyedia dana untuk Perum BULOG adalah Pemerintah. Selain itu
komunitas lainnya adalah Yabinstra (Yayasan Bina Sejahtera), Kopelindo
(Koperasi Pegawai BULOG seluruh indonesia), Bank Bukopin, dan juga
Bank Mandiri.
5. Pemegang Saham atau Pemilik Perusahaan (stakeholders or owners) :
Pemegang saham utama atau pemilik Perum BULOG, dan merupakan satu-
satunya adalah Pemerintah.
6. Pesaing (competitors) : Terdapat beberapa organisasi, perusahaan atau
perorangan yang ikut berkompetisi dalam bidang pendistribusian bahan-
bahan pangan seperti Perum BULOG yang diantaranya adalah para peng-ijon
yang langsung membeli bahan-bahan pangan dari petani,dan juga pedagang-
pedagang pangan lainnya.
7. Pemerintah (government) : Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No.7 Tahun 2003 mengenai Perum BULOG, UU RI No. 7 Tahun
1996 maka yang menjadi Pemerintah adalah Pemerintah RI itu sendiri.
8. Komunitas Global (global community) : Ada beberapa komunitas yang
mencakup area global khususnya di sekitar negara tempat Perum BULOG
beroperasi yaitu FAO, Komunitas Pangan Dunia, dan Komunitas Pertanian.
4.5.1.2 Analisis Five Forces’ Porter
1. Bargaining Power of Buyers. Seperti yang telah disebutkan dan dibahas
sebelumnya, Perum BULOG memiliki beberapa customer. Dimana customer
ini memiliki kemampuan forces (dorongan) seperti tingkat selektifitas
109
customer dalam pemilihan kualitas dan harga pangan yang semakin tinggi.
Hal ini dimungkinkan dengan keinginan customer yang selalu mengharapkan
bahan pangan berkualitas tinggi tetapi dengan harga yang lebih murah.
2. Competitive rivalry. Forces (dorongan) terhadap Perum BULOG dalam
persaingannya dengan beberapa perusahaan yang sudah ada saat ini dan
memiliki interest yang sama adalah Sampoerna Inc, dan perusahaan logistik
bahan pangan lainnya yang mempunyai kualitas baik.
3. Bargaining Power of Suppliers. Kebalikan dari Bargaining Power of
Customer, dari sisi pemasok juga memiliki kekuatan yang dapat
mempengaruhi Perum BULOG. Hal ini dapat disebabkan karena adanya
tingkat selektifitas petani dalam memilih pembeli yang menawarkan harga
lebih menguntungkan. Apakah Perum BULOG menawarkan harga beli yang
lebih tinggi dari pada para pesaingnya atau tidak? Yang pasti para petani atau
produsen bahan-bahan pangan akan menjual bahan-bahan pangan miliknya
kepada yang memberi harga beli tertinggi.
4. Threat of New Entrants. Walaupun Perum BULOG adalah perusahaan
terbesar di Indonesia dalam bidang pendistribusian bahan-bahan pangan,
tetapi juga memiliki ancaman dari para pendatang baru seperti perusahaan
asal Cina dengan teknologi yang tinggi dalam pengolahan gabah beras dan
pengelolaan lahan pertanian menghasilkan kualitas beras yang cukup baik
dan harga yang murah.
5. Threat of Substitute Products or Services. Belakangan ini ada kecenderungan
dari masyarakat yang memiliki pola kehidupan yang serba instant alias cepat
saji. Tidak lagi mau repot dalam mengolah bahan-bahan pangan seperti yang
110
didistribusikan oleh Perum BULOG yaitu beras, gula, dan bahan-bahan
pokok lainnya. Untuk mengakomodir pola hidup seperti itu ada beberapa
perusahaan yang membuat produk instan dapat dikatakan ancaman terhadap
Perum BULOG, salah satunya adalah TARA Nasiku yang merupakan bentuk
instant dari beras
4.5.2 Sistem dan Teknologi Informasi
Dalam analisis sistem dan teknologi informasi di Perum BULOG ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan diantaranya:
1. Perkembangan teknologi khususnya di bidang informatika yang begitu pesat
di mana pesaing-pesaing Perum BULOG juga telah menerapkan SI/TI
terbaru
2. Bukan hanya teknologi saja yang berkembang tetapi sistem informasi
pendukung bisnis perusahaan juga telah berkembang pesat termasuk tenaga-
tenaga ahli seperti konsultan untuk menangani sistem dan teknologi
informasi
4.6 Analisis SWOT
Analisis ini digunakan untuk menilai kekuatan dan kelemahan dari sumber daya
yang dimiliki oleh organisasi/perusahaan dan peluang serta tantangan yang dihadapi dari
eksternal perusahaan.
111
4.6.1 Analisis Lingkungan Internal
Berikut faktor kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan:
1. Perusahaan memiliki jaringan pergudangan, infrastruktur dan Teknologi
Informasi yang luas.
2. Perusahaan memiliki 50.000 titik distribusi.
3. Mempunyai nama besar atau brand yang meng-global.
4. Mendapat dukungan penuh dari pemerintah, karena Perum BULOG milik
pemerintah.
5. Bulog memiliki kemampuan dana dan akses permodalan yang bankable.
6. BULOG masih menjadi satu-satunya lembaga operator yang menangani
ketahanan pangan di bidang perberasan.
7. Bulog telah memiliki sistem dan pengalaman dalam kegiatan pelayanan
publik selama lebih dari 40 tahun..
Faktor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan antara lain:
1. Aset yang dimiliki BULOG belum terorganisir dan terstandarisasi secara
optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis.
2. Perencanaan BULOG belum fleksibel dalam mengakomodir kemungkinan
perubahan kebijakan maupun permintaan masyarakat.
3. Adanya kesenjangan antar generasi yang menyulitkan perencanaan SDM.
4. Kemampuan SDM yang belum memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan
dalam menghadapi perubahan.
5. Belum efektifnya penerapan penilaian kinerja individu, unit kerja dan
penghargaan.
6. Manajemen keuangan yang belum efisien dan efektif.
112
7. Aktivitas dan proses pengambilan keputusan tidak selalu memperhatikan
aspek manajemen risiko.
8. Beban penyusutan aktiva tetap semakin tinggi.
9. Belum maksimalnya pelayanan terhadap keluhan masyarakat.
4.6.2 Analisis Lingkungan Eksternal
Dari sisi eksternal perusahaan dapat dilihat faktor-faktor yang menjadi peluang
bagi perusahaan antara lain:
1. Kebijakan perlindungan pemerintah terhadap petani dan masyarakat miskin
masih besar
2. Kebijakan ekspor dan impor beras hanya dipercayakan kepada Perum
BULOG
3. Permintaan beras masih besar
4. Pengalihan subsidi energi menjadi subsidi pangan
5. BULOG masih dipercaya pemerintah sebagai lembaga pelaksana kehanan
pangan
6. Diversifikasi bahan pangan seperti gula, tepung, dan sagu.
7. Membuka anak perusahaan di bidang pangan.
8. Mempunyai kerjasama bisnis yang baik dengan perusahaan yang lain.
9. Memiliki pemasok yang handal.
Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi perusahaan antara lain:
1. Kemampuan anggaran pemerintah untuk subsidi semakin terbatas
2. Adanya pemberian kesempatan dari pemerintah kepada lembaga lain dalam
menangani masalah pangan.
113
3. Mekanisme penjaminan kredit dari pemerintah seringkali tidak sesuai dengan
target yang diharapkan.
4. Kenaikan harga minyak dunia yang mempengaruhi kenaikan dan struktur
biaya perusahaan.
5. Investor Asal Cina sudah mulai membidik pasar pangan di Indonesia.
6. Petani semakin selektif dalam menjual gabah atau beras.
7. Adanya produk pengganti yang lebih instan dan praktis.
8. Pelanggan mengutamakan kualitas.
9. Bencana alam
10. Serangan hama
Untuk penjabaran strategi SWOT dapat dilihat pada tabel berikut:
114
Tabel 4-4 Penjabaran Strategi SWOT
IFAS EFAS
Kekuatan (S) • Perusahaan memiliki jaringan pergudangan,
infrastruktur dan Teknologi Informasi yang luas.
• Perusahaan memiliki 50.000 titik distribusi. • Mempunyai nama besar atau brand yang
meng-global. • Mendapat dukungan penuh dari pemerintah,
karena Perum BULOG milik pemerintah. • Bulog memiliki kemampuan dana dan akses
permodalan yang bankable. • BULOG masih menjadi satu-satunya
lembaga operator yang menangani ketahanan pangan di bidang perberasan.
• Bulog telah memiliki sistem dan pengalaman dalam kegiatan pelayanan publik selama lebih dari 40 tahun.
Kelemahan (W) • Aset yang dimiliki BULOG belum terorganisir
dan terstandarisasi secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis.
• Perencanaan BULOG belum fleksibel dalam mengakomodir kemungkinan perubahan kebijakan maupun permintaan masyarakat.
• Adanya kesenjangan antar generasi yang menyulitkan perencanaan SDM.
• Kemampuan SDM yang belum memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan dalam menghadapi perubahan.
• Belum efektifnya penerapan penilaian kinerja individu, unit kerja dan penghargaan.
• Manajemen keuangan yang belum efisien dan efektif.
• Aktivitas dan proses pengambilan keputusan tidak selalu memperhatikan aspek manajemen risiko.
• Beban penyusutan aktiva tetap semakin tinggi.
• Belum maksimalnya pelayanan terhadap keluhan masyarakat.
115
Peluang (O) • Kebijakan perlindungan pemerintah
terhadap petani dan masyarakat miskin masih besar
• Kebijakan ekspor dan impor beras hanya dipercayakan kepada Perum BULOG
• Permintaan beras masih besar • Pengalihan subsidi energi menjadi subsidi
pangan • BULOG masih dipercaya pemerintah
sebagai lembaga pelaksana kehanan pangan
• Diversifikasi bahan pangan seperti gula, tepung, dan sagu.
• Membuka anak perusahaan di bidang pangan.
• Mempunyai kerjasama bisnis yang baik dengan perusahaan yang lain.
• Memiliki pemasok yang handal.
STRATEGI SO • Meningkatkan ketersediaan bahan pangan
di semua jaringan pergudangan BULOG • Meningkatkan kualitas beras yang akan
dijual kepada masyarakat. • Meningkatkan promosi kepada masyarakat • Meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat yang merupakan pembeli terbesar buat BULOG
• Meningkatkan kecepatan dan ketepatan data pendukung penyusunan laporan keuangan
• Meningkatkan diversifikasi pembiayaan operasional perusahaan dari sumber dana alternatif yang kompetitif
STRATEGI WO • Mengelola dan membuat standar Aset
dengan maksimal. • Membuat perencanaan secara sistematis
dan fleksibel terhadap kondisi yang terjadi. • Meningkatkan kompetensi SDM dengan
mengadakan restrukturisasi dan regenerasi. • Menerapkan standar kerja dan job desc list
dengan detail di setiap divisi. • Menyempurnakan SOP activity based
costing dengan mengintegrasikan sistem keuangan di divisi yang ada di direktorat keuangan.
• Mengelola penerapan activity based costing dalam kegiatan Pelayanan Publik dan Pengembangan Usaha
• Membuat manajemen resiko setiap aktivitas dan proses yang berjalan.
116
Ancaman (T) • Kemampuan anggaran pemerintah untuk
subsidi semakin terbatas • Adanya pemberian kesempatan dari
pemerintah kepada lembaga lain dalam menangani masalah pangan.
• Mekanisme penjaminan kredit dari pemerintah seringkali tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
• Kenaikan harga minyak dunia yang mempengaruhi kenaikan dan struktur biaya perusahaan.
• Investor Asal Cina sudah mulai membidik pasar pangan di Indonesia.
• Petani semakin selektif dalam menjual gabah atau beras.
• Adanya produk pengganti yang lebih instan dan praktis.
• Pelanggan mengutamakan kualitas. • Bencana alam • Serangan hama.
STRATEGI ST • Mengintegrasikan data di seluruh jaringan
BULOG. • Meningkatkan kerjasama dengan instansi
Pemerintah yang terkait dalam penugasan Pemerintah.
• Memaksimalkan kemampuan/skills pegawai untuk menguasai teknologi.
• Mengembangkan early warning system. • Pengembangan jaringan melalui program
kemitraan dengan petani, termasuk penguatan wadah ekonomi petani.
• Peningkatan penyediaan data dan informasi harga secara lebih dini dan akurat.
• Mempercepat pelunasan subsidi. • Standarisasi mutu, kemasan dan berat pada
saat penyaluran. • Memperluas segmen pasar dan diferensiasi
produk untuk pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri
STRATEGI WT • Memberikan pelatihan kepada karyawan • Meningkatkan tata kelola organisasi. • Memberikan penghargaan kepada karyawan
yang berkinerja baik • Penyempurnaan SOP tentang pembelian
langsung oleh Satgas dan UPT-PGB;. • Penyempurnaan sistem pembayaran
langsung ke pusat melalui online system perbankan
• Memaksimalkan pusat keluhan (SMS Center).
• Meningkatkan kompetensi SDM dengan mengadakan restrukturisasi dan regenerasi.
• Menyempurnakan SOP activity based costing dengan mengintegrasikan sistem keuangan di divisi yang ada di direktorat keuangan.
• Mengelola penerapan activity based costing dalam kegiatan Pelayanan Publik dan Pengembangan Usaha
117
4.6.3 Perhitungan Analisis SWOT
Berdasarkan identifikasi faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan faktor
internal (kekuatan dan kelemahan), dilakukan pengelompokkan serta pembobotan
terhadap faktor-faktor tersebut. Pembobotannya sebagai berikut:
Kekuatan
Tabel 4-5 Perhitungan Faktor Internal (Kekuatan)
No. Faktor Strategis Bobot Urgensi Nilai Terbobot
1 Perusahaan memiliki jaringan pergudangan, infrastruktur dan Teknologi Informasi yang luas. 0.1 2.95 0.295
2 Perusahaan memiliki 50.000 titik distribusi. 0.075 2.75 0.20625
3 Mempunyai nama besar atau brand yang meng-global. 0.03 2.35 0.0705
4 Mendapat dukungan penuh dari pemerintah, karena Perum BULOG milik pemerintah. 0.055 2.7 0.1485
5 Bulog memiliki kemampuan dana dan akses permodalan yang bankable. 0.05 2.65 0.1325
6 BULOG masih menjadi satu-satunya lembaga operator yang menangani ketahanan pangan di bidang perberasan.
0.15 3.2 0.48
7 Bulog telah memiliki sistem dan pengalaman dalam kegiatan pelayanan publik selama lebih dari 40 tahun 0.04 2.5 0.1
Jumlah 0.5 1.43275
Kelemahan
Tabel 4-6 Perhitungan Faktor Internal (Kelemahan)
No. Faktor Strategis Bobot Urgensi Nilai Terbobot
1 Aset yang dimiliki BULOG belum terorganisir dan terstandarisasi secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis.
0.06 3.05 0.183
2 Perencanaan BULOG belum fleksibel dalam mengakomodir kemungkinan perubahan kebijakan maupun permintaan masyarakat.
0.055 2.95 0.16225
3 Adanya kesenjangan antar generasi yang menyulitkan perencanaan SDM. 0.04 2.8 0.112
4 Kemampuan SDM yang belum memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan dalam menghadapi perubahan.
0.05 3.2 0.16
5 Belum efektifnya penerapan penilaian kinerja individu, unit kerja dan penghargaan. 0.03 2.6 0.078
6 Manajemen keuangan yang belum efisien dan efektif. 0.1 3.7 0.37
7 Aktivitas dan proses pengambilan keputusan tidak selalu memperhatikan aspek manajemen risiko. 0.07 3.3 0.231
118
No. Faktor Strategis Bobot Urgensi Nilai Terbobot
8 Beban penyusutan aktiva tetap semakin tinggi. 0.075 3.55 0.26625
9 Belum maksimalnya pelayanan terhadap keluhan masyarakat 0.02 2.4 0.048
Jumlah 0.5 1.6105
Peluang
Tabel 4-7 Perhitungan Faktor Eksternal (Peluang)
No. Faktor Strategis Bobot Urgensi Nilai Terbobot
1 Kebijakan perlindungan pemerintah terhadap petani dan masyarakat miskin masih besar 0.1 3.5 0.35
2 Kebijakan ekspor dan impor beras hanya dipercayakan kepada Perum BULOG 0.03 2.55 0.0765
3 Permintaan beras masih besar 0.07 3.15 0.2205 4 Pengalihan subsidi energi menjadi subsidi pangan 0.075 3.3 0.2475
5 BULOG masih dipercaya pemerintah sebagai lembaga pelaksana kehanan pangan 0.02 2.5 0.05
6 Diversifikasi bahan pangan seperti gula, tepung, dan sagu. 0.055 2.8 0.154
7 Membuka anak perusahaan di bidang pangan. 0.06 3.05 0.183
8 Mempunyai kerjasama bisnis yang baik dengan perusahaan yang lain. 0.05 2.7 0.135
9 Memiliki pemasok yang handal 0.04 2.6 0.104 Jumlah 0.5 1.5205
Ancaman Tabel 4-8 Perhitungan Faktor Eksternal (Ancaman)
No. Faktor Strategis Bobot Urgensi Nilai Terbobot
1 Kemampuan anggaran pemerintah untuk subsidi semakin terbatas 0.08 3.05 0.244
2 Adanya pemberian kesempatan dari pemerintah kepada lembaga lain dalam menangani masalah pangan.
0.0725 2.95 0.213875
3 Mekanisme penjaminan kredit dari pemerintah seringkali tidak sesuai dengan target yang diharapkan.
0.0675 2.8 0.189
4 Kenaikan harga minyak dunia yang mempengaruhi kenaikan dan struktur biaya perusahaan. 0.015 2.1 0.0315
5 Investor Asal Cina sudah mulai membidik pasar pangan di Indonesia. 0.04 2.3 0.092
6 Petani semakin selektif dalam menjual gabah atau beras. 0.065 2.6 0.169
7 Adanya produk pengganti yang lebih instan dan praktis. 0.035 2.25 0.07875
8 Pelanggan mengutamakan kualitas. 0.02 2.2 0.044
119
Peluang
Ancaman
Kelemahan Kekuatan
Kuadran II
Kuadran III Kuadran I
Kuadran IV
No. Faktor Strategis Bobot Urgensi Nilai Terbobot
9 Bencana alam 0.05 2.4 0.12 10 Serangan hama 0.055 2.5 0.1375 Jumlah 0.5 1.319625
Analisis SWOT dilakukan dengan membandingkan nilai terbobot antara peluang
dengan ancaman dan antara kekuatan dan kelemahan. Nilai terbobot diperoleh dari hasil
perkalian bobot dengan nilai.
Perbedaan nilai antara peluang-ancaman menunjukkan angka positif yaitu
0.200875, sedangkan kekuatan-kelemahan pada PSO menunjukkan angka negatif yaitu –
0.17775.
4.6.4 Diagram SWOT
Berdasarkan perhitungan analisis SWOT di atas, maka dapat dikatakan bahwa
posisi Perusahaan saat ini berada pada Kuadran III sebagaimana ditunjukkan dengan
lingkaran pada gambar berikut ini:
Dengan posisi perusahaan pada kuadran III berarti strategi yang dipakai adalah
meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki. Pendekatan yang
Gambar 4.8 Gambar Diagram SWOT
120
dipakai adalah pendekatan pertumbuhan tapi dari yang terlemah. Strategi ini disebut
juga strategi investasi. Dalam hal ini pilihannya yaitu melakukan investasi di program
yang menjadi titik lemah yaitu dengan cara mengubahnya menjadi kuat sehingga
memiliki keunggulan komparatif sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada.
4.7 Identifikasi dan Pengukuran Perencanaan Strategi
4.7.1 Identifikasi Strategi
Berdasarkan perhitungan analisis SWOT yang telah dilakukan maka strategi yang
diambil adalah strategi Weakness-Opportunity (WO). Dimana strategi ini meminimalkan
kelemahan untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki.
• Strategi WO
Analisis SWOT yang dilakukan terhadap kelemahan dan peluang maka
disimpulkan suatu grand strategi WO yaitu Pengelolaan Keuangan dan
Infrastruktur secara Optimal. Berikut tujuan-tujuan yang akan diukur pada
strategi ini yaitu
1. Penyempurnaan SOP activity based costing dengan mengintegrasikan sistem
keuangan di divisi yang ada di direktorat keuangan
2. Membuat perencanaan secara sistematis dan fleksibel terhadap kondisi yang
terjadi.
3. Mengelola penerapan activity based costing dalam kegiatan Pelayanan
Publik dan Pengembangan Usaha
Untuk mendukung grand strategi WO ini diperlukan suatu sistem informasi.
Sistem informasi yang diusulkan untuk dikembangkan yaitu sistem informasi
121
keuangan yang mengintegrasikan sistem keuangan di divisi yang ada di
direktorat keuangan.
4.7.2 Critical Success Factor (CSF)
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab landasan teori, Critical Success Factor
(CSF) merupakan factor-faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan atau keberhasilan.
CSF di sini adalah sebagai penghubung antara strategi bisnis Perum BULOG dengan
strategi sistem informasi seperti yang telah didapatkan di atas. Ada beberapa faktor yang
menjadi
Tabel 4-9 Critical Success Factor
Objectives CSF KPI Meningkatkan kinerja dan kemampuan perusahaan
Sumber Daya Manusia yang berpengalaman di bidangnya masing-masing
Berkurangnya keluhan dari pelanggan
Memudahkan dalam pengambilan keputusan
Data dan informasi yang akurat dan cepat
Pengambilan keputusan yang cepat dan tepat
Meningkatkan ketersediaan bahan pangan di seluruh jaringan pergudangan BULOG
mengoptimalkan pendistribusian di seluruh jaringan BULOG
Bahan pangan tersedia sesuai dengan kebutuhan setiap pergudangan
Meningkatkan kompetensi karyawan
Memberikan pelatihan kepada karyawan sesuai dengan bidang dan keahliannya
Tingkat kompetensi karyawan yang lebih tinggi dari sebelumnya
4.8 Pemetaan Strategi
Dari hasil pengukuran dan pengujian yang dilakukan terhadap perencanaan
strategi-strategi yang telah diidenifikasi, maka diperoleh strategi terbaik yang sesuai
dengan kebutuhan Perum BULOG saat ini adalah strategi WO (Weakness Opportunity)
di mana strategi ini meminimalkan Weakness (Kelemahan) yang ada agar dapat
122
memanfaatkan Opportunity (Peluang) yang ada. Strategi yang telah didapatkan
dipetakan ke dalam tiga aspek bisnis Perum BULOG yaitu:
1. Strategi Bisnis sistem informasi
2. Strategi Manajemen Sistem dan Teknologi Informasi
3. Strategi Teknologi Informasi
4.8.1 Strategi Bisnis Sistem Informasi
Strategi bisnis sistem informasi akan menentukan kemana arah kebijakan Perum
BULOG dibawa. Dengan strategi ini dapat diketehui bagaimana setiap unit atau fungsi
akan mengembangkan SI/TI dalam mencapai tujuan (objektif) bisnisnya.
Dari strategi yang telah diperoleh maka dapat dipetakan ke dalam strategi bisnis sistem
informasi yaitu strategi keefektifan operasional.
Strategi keefektifan operasional dalam perusahaan dapat dilakukan dengan melakukan
kegiatan yaitu:
1. Mengelola dan membuat standar Aset dengan maksimal.
2. Membuat perencanaan secara sistematis dan fleksibel terhadap kondisi yang
terjadi.
3. Menerapkan standar kerja dan job desc list dengan detail di setiap divisi.
4. Membuat manajemen resiko setiap aktivitas dan proses yang berjalan.
Berdasarkan pakar manajemen berpengalaman & eksekutif untuk melakukan strategi
keefektifan operasional, hal-hal yang dapat dilakukan pihak shareholder:
1. Mengatur kegiatan operasional agar fokus terhadap pelaksanaan strategi
kunci terjaga dengan tujuan mencapai sasaran yang lebih cepat dan lebih
efisien
123
2. Mengurangi gangguan-gangguan yang ada dengan cara mengorganisirnya
untuk hasil yang optimal
3. Mengembangkan kemampuan karyawan agar pemilik lebih untuk fokus pada
pengembangan bisnis.
4. Memeriksa dan menetapkan skala pengukuran terkait kinerja yang lebih
efektif sebagai upaya untuk pengelolaan dan pencapaian tujuan strategis ke
arah yang lebih baik.
5. Mengevaluasi proses bisnis yang sedang berjalan sebagai alat untuk
meningkatkan produktivitas
4.8.2 Strategi Manajemen Sistem dan Teknologi Informasi
Strategi manajemen sistem/teknologi informasi didasarkan pada apa-apa saja yang
dibutuhkan oleh pihak manajemen untuk mengelola sistem/teknologi informasi. Ada
beberapa hal yang menjadi perhatian dalam membuat strategi manajemen
sistem/teknologi informasi diantaranya adalah:
1. Didasarkan pada bisnis, apa yang menjadi strategi manajemen
sistem/teknologi informasi di Perum BULOG haruslah didasarkan pada apa
yang menjadi strategi pada bisnis di Perum BULOG. Strategi manajemen
harus mendukung setiap kebijakan dan arah bisnis dari perusahaan agar apa
yang menjadi visi dan misi Perum BULOG yang diaplikasikan ke dalam
strategi bisnis sistem informasi.
2. Orientasi pada kebutuhan, selain harus berdasar atas strategi bisnis sistem
informasi Perum BULOG, strategi manajemen sistem/teknologi informasi
juga harus berorientasi pada kebutuhan dari Perum BULOG itu sendiri. Apa-
124
apa saja yang menjadi kebutuhan perusahaan terutama dalam sistem
informasi.
3. Fokus pada aplikasi, strategi manajemen sistem/teknologi informasi
berbicara mengenai aplikasi apa yang akan digunakan untuk dapat mengatur
sistem/teknologi informasi
Setelah memperoleh beberapa hal yang menjadi bahan perhatian dalam menentukan
strategi manajemen sistem/teknologi informasi yang koheren dan konsisten maka
diperoleh beberapa strategi dipandang dari beberapa area kunci yaitu:
1. Manajemen investasi sistem/teknologi informasi yang bertujuan untuk
memberikan nilai maksimal dalam hal manfaat bagi bisnis. Strategi yang
digunakan untuk manajemen investasi adalah menerapkan SOP activity
based costing. Untuk mendukung strategi ini maka dibutuhkan aplikasi yang
dapat mengelolanya dengan baik yaitu sistem informasi manajemen dan
sistem informasi Keuangan di mana yang menjadi pusat perhatian kali ini
adalah manajemen keuangan.
2. Manajemen data, informasi dan pengetahuan sumber daya organisasi yang
bertujuan untuk memastikan bahwa nilai bisnis sepenuhnya dieksploitasi dan
dilindungi. Strategi yang digunakan untuk mendukung area ini adalah
Pemberian otorisasi atau hak akses sesuai dengan kebutuhan dari pengguna
sistem informasi
3. Manajemen perolehan, penyebaran dan pemanfaatan teknologi informasi
melalui layanan sistem/teknologi informasi yang bertujuan untuk
kepentingan organisasi dan hubungannya dengan pemasok teknologi dan
125
layanannya. Strategi yang digunakan untuk area ini adalah mengelola
sistem/teknologi informasi yang ada dan menjalin hubungan yang baik
dengan pemasok sistem/teknologi informasi
4. Manajemen organisasi sistem/teknologi informasi yang berhubungan dengan
sumber daya, kegiatan yang mereka lakukan dan administrasi
sistem/teknologi informasi baik dalam fungsi-fungsi atau tugas nya secara
khusus maupun dalam hubungannya dengan bagian lain dalam bisnis.
Strategi yang digunakan adalah memonitor dan mengevaluasi kegiatan-
kegiatan di organisasi sistem/teknologi informasi agar sesuai dengan
kebutuhan bisnis. Untuk mendukungnya dapat dilakukan perubahan-
perubahan terhadap manajemen organisasi sistem/teknologi informasi ke
arah yang lebih baik lagi dalam mendukung strategi bisnis system informasi.
Kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam strategi manajemen
1. Kebijakan dan rencana strategi sistem dan teknologi informasi harus
mencerminkan tujuan dan strategi bisnis.
2. Identifikasi dan eksploitasi dari sistem dan teknologi informasi untuk
memastikan keuntungan bisnis yang potensial.
3. Manajemen resiko bisnis yang berguna untuk memastikan strategi yang
diambil sudah layak atau tepat dengan bisnis dan membuat perencanaan jika
terjadi sesuatu yang tidak diharapkan
4. Membuat tingkatan sumber daya yang tepat atau pengaturan prioritas dan
pendamaian setiap pertikaian
5. Menciptakan suatu budaya manajemen sistem informasi yang mencerminkan
budaya perusahaan
126
6. Memantau kemajuan-kemajuan yang penting untuk kegiatan-kegiatan bisnis
sistem informasi
7. Mencapai keseimbangan yang terbaik antara sentralisasi dan pengembangan
pengambilan keputusan sistem informasi
4.8.3 Strategi Teknologi Informasi
Untuk mendukung strategi bisnis sistem informasi dan manajemen
sistem/teknologi informasi maka diperlukan strategi manajemen teknologi dan ahli
sumber daya yang meliputi:
1. Layanan Teknologi Informasi
Mengadopsi orientasi pelayanan maka ketika memberikan solusi dan
pelayanan aplikasi dilakukan pendekatan untuk memungkinkan pengguna
bisnis untuk memperoleh dan memanfaatkan informasi, sistem dan teknologi
untuk memenuhi kebutuhan mereka, ataupun ketika kebutuhan tersebut
muncul.
Fungsi sistem informasi menyediakan berbagai layanan yang telah
disepakati pada Service Level Agreements (SLAs) untuk aspek-aspek
Teknologi Informasi seperti kecepatan jaringan, response time (waktu
tanggap), dan dukungan dari Help Desk
Dengan telah tersedianya infrastruktur jaringan yang baik maka
diusulkan untuk membangun layanan sistem informasi yang online yang
dapat melayani pengguna sistem/teknologi informasi di perusahaan.
127
Perusahaan sangat membutuhkan integrasi dari pengembangan strategi
layanan Teknologi Informasi dengan strategi manajemen aplikasi yang dapat
memberikan kemampuan yang lebih baik bagi perusahaan. Dengan
mengintegrasikan sistem keuangan di divisi yang ada direktorat keuangan
BULOG maka pengguna sistem keuangan akan dapat dilayani sesuai
kebutuhan. Dengan demikian pelaporan keuangan akan dapat dihasilkan
lebih cepat sehingga pihak manajemen dapat melihat kondisi perusahaan
yang terkini dan menentukan kebijakan-kebijakan yang diperlukan dengan
cepat dan tepat.
2. Platform Teknologi Informasi
Platform Teknologi Informasi mengacu kepada sumber daya komputer
baik perangkat keras dan perangkat lunak yang merupakan bagian yang
penting untuk tujuan sistem ataupun hanya untuk pendukung sistem. Berikut
acuan yang diberikan yang berkaitan dengan platform teknologi informasi:
a. Teknologi sistem yang diusulkan
i. 3 Tier Client Server
Konsep 3 tier client server mengaplikasikan pemisahan antara:
• Client, merupakan komputer yang melakukan permintaan
yang dilengkapi dengan antar muka pengguna untuk
keperluan presentasi data
• Aplikasi server, bertugas untuk menyediakan sumber daya
yang dibutuhkan dengan menghubungkan client dengan
data.
128
• Data server, akan menyediakan data yang dibutuhkan oleh
aplikasi. Data terpusat sehingga konsistensi data lebih
mudah untuk diatur.
ii. Interkoneksi Komunikasi Data
Komunikasi data maupun penyajian informasi dapat dilakukan
secara online dengan menggunakan fasilitas Local Area Network
(LAN) yang dimiliki BULOG maupun Wide Area Network (WAN)
untuk pengaksesan dari luar.
b. Sistem Operasi Server dan PC
Biaya license yang akan ditanggung oleh Perum BULOG untuk saat ini
cukup besar mengingat jumlah server dan PC yang digunakan
jumlahnya cukup banyak. Sehingga diusulkan untuk menggunakan
sistem operasi Open Source yang sekarang sudah berkembang pesat.
Sehingga biaya licence dapat diminimalisasi
c. Networking dan Komunikasi
Jaringan yang dapat digunakan di BULOG yaitu dengan memanfaatkan
i. Local Area Network (LAN) menggunakan jaringan LAN Sub
Dolog, Dolog dan Bulog
ii. Wide area network (WAN) menggunakan jaringan WAN Bukopin
iii. Komunikasi menggunakan saluran post switching telephone
network (PSTN) dan integreted system digital network (ISDN).
Topologi jaringan yang sekarang dimiliki oleh Perum BULOG sudah
cukup bagus dan sudah siap untuk interkoneksi komunikasi data.
129
4.9 Future Application Portfolio
Gambar 4-9 Future Application Portfolio
130
Future Application Portfolio merupakan gambaran dari aplikasi-aplikasi yang ada di
dalam Perum BULOG tentunya yang sudah menggunakan sistem/teknologi informasi.
Aplikasi-aplikasi tersebut dicluster berdasarkan divisi-divisi atau proses bisnis yang ada
di Perum BULOG. Future Application Portfolio di atas tentunya adalah cetak biru dari
aplikasi di Perum BULOG di masa mendatang jika menerapkan strategi yang telah
dijelaskan sebelumnya, di mana Future Application Portfolio ini merupakan gabungan
dari Current Application Portfolio dengan aplikasi yang diusulkan sesuai dengan strategi
yang sudah didapat.
Adapun Current Application Portfolio yang ada di Perum BULOG saat ini adalah
sebagai berikut:
1. e-Procurement, yaitu sistem yang menangani kegiatan pengadaan bahan
pokok yang akan diolah dan didistribusikan. Sistem ini terdiri dari beberapa
aplikasi atau fungsi yaitu
a. Selection, merupakan aplikasi atau fungsi dari sistem e-procurement
untuk melakukan pemilihan atau penyortiran beberapa pemasok dengan
cara tender.
b. Purchasing, merupakan aplikasi atau fungsi dari sistem e-Procurement
untuk melakukan pemesanan dan pembelian bahan pangan dari
pemasok yang telah dipilih sebelumnya
2. Sistem Informasi Logistik (SIL), yaitu sistem yang menangani kegiatan
logistik di Perum BULOG. Sistem ini terdiri dari beberapa aplikasi atau
fungsi yaitu:
131
a. Good receipt, merupakan fungsi untuk penerimaan barang dan
pemeriksaan kualitas dari pemasok sesuai dengan pembelian yang telah
dilakukan oleh bagian Pengadaan. Di sini juga dilakukan pengecekan
jumlah barang apakah sudah sesuai dengan pesanan atau tidak.
b. Maintenance, merupakan fungsi yang menangani pemeliharaan dan
perawatan bahan pangan selama dalam gudang penyimpanan
c. Delivery Order (DO), merupakan fungsi yang menangani permintaan
akan penyaluran bahan pangan untuk Program RASKIN, cabang atau
gudang lainnya. Di sini juga dilakukan pengecekan bahan pangan yang
akan dikirim dan pembuatan surat jalan.
d. Carry, merupakan fungsi yang menangani penyaluran atau pengiriman
bahan pangan sesuai dengan tempat yang telah ditentukan. Dalam hal
ini bahan pangan akan dikirimkan ke pemerintah yaitu kecamatan atau
kelurahan.
3. Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu sistem yang menangani atau mengelola
sumber daya yang ada di Perum BULOG khususnya pegawai. Adapun
aplikasi ataupun fungsi yang ada pada sistem ini diantaranya:
a. Recruitment, merupakan fungsi yang menangani proses perekrutan
pegawai baru, mulai dari pengumuman lowongan, pendaftaran,
pengujian, wawancara, sampai pada pegawai itu diterima untuk bekerja
di Perum BULOG
132
b. Training, merupakan fungsi yang menangani pelatihan pegawai Perum
BULOG, baik itu pegawai yang baru direkrut maupun pegawai lama
yang membutuhkan pelatihan-pelatihan sesuai dengan kebutuhan
perusahaan
c. Payroll, merupakan fungsi yang menangani penggajian pegawai Perum
BULOG, baik itu gaji pokok, tunjangan, asuransi, bonus, insentif,
ataupun hal-hal lainnya yang berkaitan dengan pembayaran sejumlah
uang yang menjadi hak pegawai dari Perum BULOG
d. Carrer History, merupakan fungsi yang menangani sejarah pekerjaan
pegawai Perum BULOG mulai di direkrut sampai saat ini. Pada fungsi
ini dapat diketahui informasi mengenai karir semua pegawai, baik itu
promosi, demosi, mutasi, dan terminasi.
4. Sistem Akuntasi BULOG (SIAB), yaitu sistem yang menangani pencatatan
aktiva tetap, pemasukan dan pengeluaran, hutang maupun piutang Perum
BULOG termasuk pembuatan laporan pembukuan dan laporan keuangan
berupa neraca, laporan laba rugi yang auditable secara berkala. Adapun
aplikasi yang ada pada divisi ini adalah:
a. Account Payable (AP), yaitu aplikasi yang menangani hutang yang
didapat Perum BULOG dari hasil pembelian barang atau bahan pangan
yang dibutuhkan
b. Account Receivable (AR), yaitu aplikasi yang menangani piutang yang
didapat Perum BULOG dari hasil penjualan bahan pangan.
133
c. General Ledger (GL), yaitu aplikasi yang menangani pembuatan buku
besar yang merupakan gabungan dari hutang dan piutang Perum
BULOG.
d. Laporan keuangan, yaitu aplikasi yang menangani pembuatan laporan
keuangan yang nantinya akan digunakan oleh pihak manajerial untuk
kepentingan pembuatan keputusan ataupun pelaporan keuangan ke
Pemerintah
Sementara aplikasi yang diusulkan sesuai dengan strategi yang dipilih adalah:
1. Sistem informasi manajerial, yaitu sistem yang menangani segala kegiatan
manajerial di Perum BULOG baik itu memimpin, merencanakan,
mengorganisir, dan mengontrol. Segala kebijakan dan keputusan dalam
perusahaan dibuat dengan dukungan sistem ini di mana segala informasi
yang akurat dan cepat mengenai Perum BULOG dapat diakomodasi oleh
sistem informasi manajerial. Informasi tersebut dimungkinkan dengan
adanya pengelolaan laporan yang berasal dari semua bagian di Perum
BULOG.
2. Sistem informasi keuangan, yaitu sistem yang menangani segala kegiatan
atau alur keuangan di Perum BULOG. Adapun bagian atau divisi yang ada
pada sistem ini (di bawah direktorat keuangan) antara lain:
134
a. Anggaran, yaitu divisi yang mengelola anggaran dari setiap bagian atau
divisi yang ada di Perum BULOG. Aplikasi yang ada pada divisi
anggaran adalah:
i. Verifikasi Nota Verik, yaitu aplikasi yang menangani verifikasi
dari setiap pengajuan atau proposal permintaan dana
ii. Validasi, yaitu aplikasi yang menangani validasi terhadap
permintaan dana
iii. Budget, yaitu aplikasi yang menangani budget dari setiap divisi di
Perum BULOG
iv. Dropping, yaitu aplikasi yang menangani permintaan khusus
pengiriman uang untuk pembelian atau pengadaan bahan pangan
yang akan dijual dan disimpan di Gudang
b. Perbendaharaan, yaitu divisi yang menangani masuk keluarnya uang di
Perum BULOG. Adapun aplikasi yang terdapat di divisi ini adalah:
i. Cek Status, yaitu aplikasi yang melakukan pemeriksaan status
keuangan dalam hal ini kas Perum BULOG, apakah masih
mencukupi untuk mengeluarkan dana yang diminta atau tidak.
ii. Kasir, yaitu aplikasi yang menangani keluar masuknya uang di
Perum BULOG sesuai dengan permintaan baik itu pembelian
atau penjualan yang dilakukan.
iii. Realisasi, yaitu aplikasi yang menangani realisasi dari budget
yang telah ditetapkan di awal tahun. Perhitungan realisasi ini
tentunya didapat dari aktivitas yang dilakukan oleh Perum
BULOG selama tahun berjalan.
135
c. Akuntasi, yaitu divisi yang menangani pencatatan hutang maupun
piutang Perum BULOG termasuk pembuatan Pembukuan dan laporan
keuangan. Adapun aplikasi yang ada pada divisi ini adalah:
i. Account Payable (AP), yaitu aplikasi yang menangani hutang
yang didapat Perum BULOG dari hasil pembelian barang atau
bahan pangan yang dibutuhkan
ii. Account Receivable (AR), yaitu aplikasi yang menangani piutang
yang didapat Perum BULOG dari hasil penjualan bahan pangan.
iii. General Ledger (GL), yaitu aplikasi yang menangani pembuatan
buku besar yang merupakan gabungan dari hutang dan piutang
Perum BULOG.
iv. Laporan keuangan, yaitu aplikasi yang menangani pembuatan
laporan keuangan yang nantinya akan digunakan oleh pihak
manajerial untuk kepentingan pembuatan keputusan ataupun
pelaporan keuangan ke Pemerintah
d. Investasi, yaitu divisi yang menangani investasi yang dilakukan oleh
Perum BULOG dalam mengelola aset-aset yang ada. Adapun aplikasi
yang ada pada divisi ini adalah:
i. Manage Data Idle, yaitu aplikasi yang menangani pengelolaan
data atau dalam hal ini aset yang sifatnya pasif, tidak digunakan
untuk mendukung operasional Perum BULOG.
ii. Investasi, yaitu aplikasi yang menangani investasi yang dilakukan
oleh Perum BULOG dengan aset yang ada.
136
3. Reporting, bukan merupakan divisi melainkan bagian pengelolaan laporan
dari semua divisi yang ada di direktorat keuangan Perum BULOG. Laporan
inilah yang menjadi sumber data dan informasi untuk sistem informasi
manajerial Perum BULOG. Dengan laporan yang akurat dan cepat ini dapat
mendukung manajerial Perum BULOG dalam pengambilan keputusan yang
tepat.
4.10 Pengukuran dan Pengujian Perencanaan Strategi
Untuk memastikan atau menilai strategi yang telah disimpulkan yaitu Pengelolaan
Keuangan dan Infrastruktur secara Optimal dan untuk mendukungnya diusulkan
pengembangan sistem informasi Keuangan yang mengintegrasikan sistem keuangan di
divisi yang ada di direktorat keuangan, maka diperlukan suatu pengukuran dan
pengujian terhadap strategi tersebut. Dalam hal ini direkomendasikan Information
Technology Balance Scorecard (IT BSC) dengan melihat empat perspektif yaitu:
1. Corporate Constribution
2. User Orientation
3. Operational Excellent
4. Future Orientation
Untuk setiap perspektif tersebut ada beberapa indikator atau metric yang ditetapkan
untuk mengukur setiap strategi yang ada. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 4-10 Pengukuran dan Pengujian Perencanaan Strategi
Perspektif Strategi Ukuran Key Performance Indicator(KPI)
Corporate Meningkatkan % ketersediaan Bahan pangan tersedia sesuai
137
Perspektif Strategi Ukuran Key Performance Indicator(KPI)
Contribution ketersediaan bahan pangan di seluruh jaringan pergudangan BULOG
pangan dengan kebutuhan
Meningkatkan kualitas beras yang akan dijual kepada masyarakat
Kualitas beras Kualitas beras yang lebih baik
Meningkatkan diversifikasi pembiayaan operasional perusahaan dari sumber dana alternatif yang kompetitif
Jumlah diversifikasi pembiayaan
Adanya diversifikasi pembiayaan operasional
User Orientation Memudahkan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat
Banyak dan kecepatan pengambilan keputusan
Banyaknya keputusan yang bisa diambil secara cepat dan tepat
Meningkatkan kepuasan pengguna sistem (CSI)
CSI CSI ( Customer Satisfaction Index )
Meminimalisir keluhan pengguna sistem
Banyak keluhan Jumlah keluhan pengguna sistem
Operasional Excelence
Memudahkan tugas manajerial
% Accurate data
Reliable- Integrated- Centralized
Memaksimalkan ketersediaan akses ke sistem
akses 24/7 Available
Membuat dan meningkatkan keamanan data
Otorisasi dan % Kehilangan data
Secure
Future Orientation
Memberikan pelatihan kepada pegawai IT
Rata-rata skor kompetensi
Tingkat kompetensi karyawan
Meneliti pertumbuhan teknologi
%penguasaan teknologi baru
Up to date
Mendorong karyawan untuk merealisasikan Individual Development Plan
% realisasi Individual Development Plan
% Karyawan yang merealisasikan Individual Development Plan