4. pemilihan jodoh dan perkawinan copy

Post on 30-Jun-2015

2.143 views 20 download

description

pemilihan jodah dan perkawinan merupakan dasar keluarga

Transcript of 4. pemilihan jodoh dan perkawinan copy

MATERI KULIAH SOSIOLOGI KELUARGAGANJIL 2013

Pendahuluan Sistem keluarga meliputi: proses pembentukan keluarga (sistem pelamaran dan perkawinan); membina keluarga (hak dan kewajiban suami, istri, dan anak); pendidikan dan pengasuhan anak dan perceraian

Para sosiolog berpendapat bahwa asal-usul pengelompokan keluarga bermula dari peristiwa perjodohan atau perkawinan.

Pengertian Arti kata jodoh: cocok, sesuai, pasangan, sepadan, serasi.

Perjodohan adalah suatu cara untuk mencari pasangan hidup seseorang dengan landasan keserasian antara dua belah pihak.

Perjodohan merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup (sosial biologis, psikologis).

Proses pemilihan jodoh melalui tahapan perkenalan, pacaran (perkencanan) pertunangan dan perkawinan.

Faktor Sosial yg mendorong perjodohan: Faktor ekonomi = meringankan beban

orang tuanya khusus anak . Faktor kemauan sendiri= saling cinta Faktor pendidikan = cepat

menikahkan Faktor keluarga = memilih keluarga

Konsep Sistem Perjodohan (Sudut pandang Sosiologi)

William J Goode (1985): pada dasarnya, proses pemilihan jodoh berlangsung seperti sistem pasar; sistem ini berbeda dari satu masyarakat ke masyarakat lain, tergantung pada siapa yang mengatur transaksinya dan bagaimana peraturan.

Ada proses tawar menawar, jika si gadis kaya, maka keluarganya bergaul dengan keluarga-keluarga kaya lainnya= si gadis menguasai ‘harga’ yang tinggi dalam pasaran perjodohan.

Sistem Perjodohan tergantung sistem keluarganya: 1. Sistem patrilineal=garis

keturunan dari laki-laki= Perjodohan atas dasar Marga

2. Sistem matrilineal=garis perempuan= Perjodohan terbatas, berdasarkan hubungan keluarga

3. Sistem perjodohan parental= garis baik ayah-ibu = perjodohan bebas, berdasarkan silsilah.

Struktur Prinsip Perjodohan:Anak Pada dasarnya, proses percintaan

dalam pemilihan jodoh, mendapat perhatian dan pengawasan dari masyarakat luas= berkaitan dengan jaringan keluarga yang akan dihubungkan.

Sehingga, menjaga keseimbangannya penting, dengan menentukan, siapa dengan siapa yang dijodohkan, bagaimana garis keluarganya dan memandang status sosial atau ekonomis.

Masalah jodoh adalah misteri dan sulit diduga, sulit menentukan jodoh yang ideal, karena kelangsungan sangat ditentukan dalam perjalanan rumahtangga nantinya (Harmonis/tidak harmonis).

Sebuah perjodohan akan menyangkut masalah perwatakan, kepribadian, kultur, dan cara pandang dua insan yang berlainan jenis dan asal-usulnya = masalah perjodohan adalah masalah yang cukup rumit dan pelik.

Pertimbangan pemilihan jodoh “ideal”:1. Kesamaan dalam hal kepercayaan

yang dianutnya (Agama ataupun kultur yang dianutnya).

2. Kematangan diri: pandangan ttg lawan jenis (alasan seseorang memilih calon pendamping).

3. Semangat untuk belajar mandiri dan mencari kehormatan diri = pandangan bahwa keluarga harus bisa menjadi inspirasi dan semangat untuk mencari rejeki.

Proses pemilihan jodoh ini diakhiri dengan perkawinan. Dalam perjodohan orang tua

mempunyai andil dalam menentukan calon menantu yang baik atau suami yang berkualitas untuk anaknya.

Proses pemilihan jodoh ini diakhiri dengan perkawinan = Upacara perkawinan merupakan suatu ritual perpindahan pasangan, seorang memasuki kedudukan kedewasaan dengan hak-hak kewajiban baru dan dianggap akhir dari pencarian orang tua terhadap pasangan yang baik bagi anaknya

Pacaran dan Kencan Pada umumnya mereka yang menikah itu

berdekatan dalam usia. Pada tahun 1959, umur rata-rata pengantin

wanita 19,9 tahun /laki-laki 22,4 tahun : 16%.

Sekarang mengalami pergeseran, usia diatas dianggap telalu muda= kematangan reproduksi berkisar 20 tahun dan 22 tahun.

Landasan cinta: sebuah fakta suatu hubungan yang umum terjadi dalam perjodohan, namun secara sosial dianggap ancaman

Upacara perkawinan merupakan suatu ritual perpindahan bagi setiap pasangan, seorang pemuda dan pemudi dewasa secara ritual memasuki kedudukan kedewasaan dengan hak-hak kewajiban baru.

Cinta dianggap ancaman terhadap sistem stratifikasi pada banyak masyarakat, dan orang tua memperingatkan untuk tidak menggunakan cinta sebagai dasar pemilihan jodoh.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orang Tua dalam Memilih Jodoh Anak : Faktor keturunan, faktor ekonomi, norma tradisional, persetujuan ekonomis dan beberapa persetujuan lainnya.

Walapun proses percintaan pada anak selesai, tetapi dlm pernikahan orang tua diberikan wewenang untuk menentukan.

Kontrol pemilihan jodoh tergantung pola keluarga :

1. Pola patrenalistik dan otoriter : orang tua menentukan terutama kaum bapak dalam proses pemilihan jodoh.

2. Pola demokratis: memilih jodoh itu, bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi juga oleh anak.

3. Pola edukasi dan modern: orang muda (pria dan wanita) mendapatkan kebebasan lebih luas untuk menentukan langkah-langkah hidupnya.

Pemilihan jodoh pada laki-laki dan perempuan berbeda dalam budaya masyarakat. Perempuan pasar jodohnya agak terbatas, tetapi pada laki-laki pilihannya lebih bebas.

Laki-laki akan mudah menentukan pilihan bebas (seleksi calon jodoh), jika:1. Secara fisik ia lebih kuat perkasa2. Secara ekonomis ia lebih mantap3. Dia memiliki pendidikan lebih tinggi 4. Dia menpunyai status sosial dalam

masyarakat yang lebih tinggi, dll

Faktor-faktor wanita memilih calon suami, atas dasar psiko-sosial yakni memilih pria yang intelegennya lebih dari pada diri sendiri dan bertanggung jawab.

Namun tidak dapat dipungkiri, zaman modern pria-wanita cenderung mengejar kemewahan materil, maka status sosial dan kedudukan ekonomi memegan peranang penting dalam proses seleksi jodoh (kawan hidup), untuk menjaga gengsi dan martabat kelas sosial dan tradisi-tradisi keluarga.

Fakta-fakta Perjodohan:

1. Perjodohan cenderung dilakukan strata sosial hampir sama tingkatnya

2. Kalangan kaum wanita cenderung memilih partner pria yang memiliki strata ekonomi lebih tinggidarinya.

3. Kaum pria cenderung berjodoh atau mengawini wanita dari strata intelektual dan ekonomi yang sedikit lebih rendah dari sendiri

Peran Orang Tua Dlm Perjodohan Anak-anak sebelum dapat

bertanggung jawab sendiri, masih sangat menggantukan diri, pada cara bertindak dan cara berpikir orang tuanya.

Secara tidak terencana, orang tua menanamkan nilai-nilai dan standar tertentu pada anaknya mengenai lawan jenisnya, walaupun dalam penentuannya pada anak iru sendiri (Agus Sujanto(2002) dkk)

Bahkan dalam kondisi tertentu, orang tua menjodohkan anaknya untuk kepentingan kekayaan dan kedudukan.

Kritik sastrawan Khalil Gibran, (1999) bahwa : “Anakmu bukan milikmu, mereka adalah putra-putri kerinduan sang hidup. Meskipun beserta tetapi bukan hakmu, karena mereka punya pikiran sendiri. Kau boleh menempatkan badannya tetapi bukan jiwanya”.

Walaupun bebas dalam menentukan jodohnya sendiri, namun biasanya anak mengacu kepada nasehat-nasehat orang tua sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.

Mengenai penentuan jodoh penting, karena anak dan orang tua harus memiliki sinergi sehingga dalam hubungan keluarga nantinya akan tercipta iklim sosial yang harmonis.

Penjelasan tentang Usia Kawin Daya tarik terhadap lawan jenis

tidak dapat ditetapkan karena faktor usia.

Tetapi, suatu perkawinan harus dimasuki dengan suatu persiapan matang serta sejahtera dan abadi.

Perkawinan yang hanya mengandalkan kekuatan cinta tanpa disertai persiapan yg matang akan mengalami banyak kelemahan.

Untuk melangsungkan suatu perkawinan/perlodohan batas umur adalah hal yang sangat penting dengan prinsip bahwa calon suami-istri harus telah masak jiwanya, dicegah adanya perkawinan calon suami yang masih dibawah umur

Undang-undang perkawinan No. 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1 dan 2 menyatakan : pihak pria sudah mencapai umur 19, wanita sudah mencapai 16 tahun.

Penjelasan tentang Pemilihan Jodoh Ditinjau dari Sudut Sosiologi

Cara pemilihan jodoh dapat diketahui melalui cara tawar menawar sebagai berikut:

Perkawinan dimaksudkan untuk mempererat hubungan keluarga, lebih-lebih bagi kedua individu tersebut.

Cara pemilihan jodoh (cara tawar menawar) sebagai berikut: 1. Mempererat hubungan keluarga. 2. Perkawinan memiliki nilai ekonomi,

seperti mahar, harta pusaka, yang merupakan bagian terpenting dalam perjanjian perkawinan.

3. Perkawinan suami atau istri yang sebanding, baik dari segi sosial ekonomi, maupun dari segi lingkungan (Homogami), menjadi ketentuan yang berlaku dalam masyarakat luas.

4. Endogamy yang berarti menikah dengan kelompok yg sama misalnya agama, kasta, golongan dan kerabat yang sama.

5. Eksogami adalah pernikahan yang dilaksanakan oleh suami atau istri diluar kelompok tertentu.

6. Perjodohan berkaitan dengan nama baik itu sebabnya perjodohan atau perkawinan merupakan langkah penting dalam mengangkat suatu keluarga ke jejang sosial yang lebih tinggi

Pembatasan perkawianan dan pemilihan jodoh sebagai berikut: 1.Kawin dengan orang asing 2.Kawin dengan orang yang berlainan Agama 3.Karena cadu atau sumbang (pantang)

Selesai