Post on 20-Feb-2018
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
1/31
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Endometriosis adalah suatu penyakit yang lazim menyerang wanita diusia
reproduksi.1 Penyakit ini merupakan kelainan ginekologis yang menimbulkan
keluhan nyeri haid, nyeri saat senggama, pembesaran ovarium dan infertilitas. 2
Endometriosis terjadi ketika suatu jaringan normal dari lapisan uterus yaitu
endometrium menyerang organ-organ di rongga pelvis dan tumbuh di sana.
aringan endometrium yang salah tempat ini menyebabkan iritasi di rongga
pelvis dan menimbulkan gejala nyeri serta infertilitas.1
aringan endometriosis memiliki gambaran ber!ak ke!il, datar, gelembung
atau flek-flek yang tumbuh di permukaan organ-organ di rongga pelvis. "lek-flek
ini bisa berwarna bening, putih, !oklat, merah, hitam, atau biru. aringan
endometriosis dapat tumbuh di permukaan rongga pelvis, peritoneum, dan
organ-organ di rongga pelvis, yang ke semuanya dapat berkembang membentuk
nodul-nodul. Endometriosis bisa tumbuh di permukaan ovarium atau menyerang
bagian dalam ovarium dan membentuk kista berisi darah yang disebut sebagaikista endometriosis atau kista !oklat. #ista ini disebut kista !oklat karena terdapat
penumpukan darah berwarna merah !oklat hingga gelap. #ista ini bisa berukuran
ke!il seukuran ka!ang dan bias tumbuh lebih besar dari buah anggur.
Endometriosis dapat mengiritasi jaringan di sekitarnya dan dapat menyebabkan
perlekatan $adhesi% akibat jaringan parut yang ditimbulkannya.1
Endometriosis terjadi pada 1&-1'( wanita usia reproduksi dan mengenai
'&-)&( wanita dengan dismenorhea dan 2&-*&( wanita subfertil. +audara
perempuan dan anak perempuan dari wanita yang menderita endometriosis
berisiko )- kali lebih besar untuk berkembang menjadi endometriosis.*
Endometriosis menyebabkan nyeri panggul kronis berkisar &(. isiko untuk
menjadi tumor ovarium adalah 1/-2&(, angka kejadian infertilitas berkisar *&-
'&(, dan risiko berubah menjadi ganas &,-1(. Endometriosis sekalipun sudah
mendapat pengobatan yang optimum memiliki angka kekambuhan sesudah
pengobatan berkisar *&(.2
Penanganan endometriosis baik se!ara medikamentosa maupun operatif
tidak memberikan hasil yang memuaskan disebabkan patogenesis penyakit
1
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
2/31
tersebut belum terungkap se!ara tuntas. #eberhasilan penanganan
endometriosis hanya dapat dievaluasi saat ini dengan mempergunakan
laparoskopi. 0aparoskopi merupakan tindakan yang minimal invasif tetapi
memerlukan keterampilan operator, biaya tinggi dan kemungkinan dapat terjadi
komplikasi dari yang ringan sampai berat. lasan yang dikemukakan tadi
menyebabkan banyak penderita endometriosis yang tidak mau dilakukan
pemeriksaan laparoskopi untuk mengetahui apakah endometriosis sudah
berhasil diobati atau tidak.2
#ista !oklat endometriosis ini dapat menimbulkan masalah besar dalam
kesehatan dan terapi yang paling efektif belum didapatkan, karena sedikit sekali
informasi mengenai etiologi kista !oklat itu sendiri. alam laporan kasus ini akan
dibahas mengenai pasien dengan endometriosis khusus kista !oklat. 3ujuan dari
laporan kasus ini adalah untuk membahas mengenai faktor resiko terjadinya
kista !oklat, !ara penegakan diagnosis, penatalaksanaan dan komplikasi yang
dapat terjadi pada pasien dalam laporan kasus ini. engan harapan laporan
kasus ini dapat menambah informasi dan wawasan mengenai kista !oklat.
1.2 Tujuan3ujuan pembahasan laporan kasus ini adalah 4
1. 5ntuk mengetahui faktor resiko yang diduga berperan dalam terjadinya
kista !oklat pada pasien dalam laporan kasus ini.
2. 5ntuk mengetahui bagaimana mendiagnosis kista !oklat pada pasien
dalam laporan kasus ini.
*. 5ntuk mengetahui penatalaksanaan pada pasien dengan kista !oklat.
'. 5ntuk mengetahui prognosis pada pasien dengan kista !oklat
1.3 Manfaat
Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman dokter muda mengenai kista !oklat dalam hal pelaksanaan
anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakan diagnosis,
penatalaksanaan, komplikasi serta monitoring pada pasien dengan kista !oklat.
2
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
3/31
BAB 2
LAPORAN KASUS
2.1 DENTTAS
2.1.1 Pa!"en
6o. eg. 4 11217888
6ama 4 6y. 60
5mur 4 *) tahun
gama 4 9slam
Pendidikan 4
Pekerjaan 4 9bu rumah tangga
+uku 4 awa
:angsa 4 9ndonesia
lamat 4 #rajan 3 &1;&2 enikah, 1? sejak usia 1) tahun
#ehamilan 4 P1&&1 b1&&
3gl periksa 4
2.1.2 Pa!angan
6ama 4
5mur 4
gama 4 9slam
Pendidikan 4
Pekerjaan 4
2.2 SUB#EKT$
2.2.1 Kelu%an Uta&a
Pasien kontrol ke ++ post operasi laparoskopi kistektomi ;+ atas
indikasi kista !oklat; kista edometriosis
2.2.2 Perjalanan Pen'ak"t Saat n"
3idak ada hipertensi, tidak ada jantung berdebar-debar, dan tidak ada
mual serta muntah.
3
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
4/31
@ari pertama haid terakhir $@P@3% 4 1' anuari 2&1/
>enar!he 4
+iklus 4 27 hari
0amanya haid 4 / - hari
:anyaknya haid 4 +edang, ganti pembalut 2 A *
kali; hari saat haid
6yeri haid 4 ada
"luor lbus 4 tidak ada
2.2.3 R"(a'at Pern"ka%an
1 kali selama 2& tahun
2.2.) R"(a'at Ke%a&"lan *an Per!al"nan
NO.U!"a
Ke%a&"lanBBL
+ara
La%"r
Te&,at
Per!al"nanL-P U&ur H-M
1. 1/ th @
2. - abortus - - >
2.2. R"(a'at K/ntra!e,!"
- Pasien pernah menggunakan #: suntik tiap * bulan selama 2& bulan
dan sudah berhenti selama 1* tahun
- Pasien tidak menggunakan kontrasepsi saat ini
2.2.0 R"(a'at Pen'ak"t Da%ulu
- 3idak ada riwayat penurunan berat badan
- iwayat penyakit seperti hipertensi, >, penyakit jantung, liver, dan
asma disangkal oleh pasien
2.2. R"(a'at Pen'ak"t Keluarga
- iwayat keluarga dengan keganasan disangkal
- iwayat keluarga pasien memiliki penyakit seperti hipertensi, >,
penyakit jantung, liver, dan asma disangkal oleh pasien
2.2. R"(a'at "nek/l/g"
4
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
5/31
- :ulan januari 2&1/ pasien kontrol ke +pB< untuk meren!anakan
program kehamilan dan dilakukan pemeriksaan 5+entis
5
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
6/31
3inggi badan 4
:erat badan 4
3ekanan darah 4 11&;& mm@g
6adi 4 7& 8;menit, reguler
4 2& 8;menit, dyspnea $-%
+uhu 4 *),/oC
#epala dan leher 4 nemis - ; -, ikterik - ; -
pembesaran kelenjar getah bening - ; -
3hora8
antung 4 +1+2 tunggal, murmur $-%
Paru 4 v ; v honki - ; - =heezing - ; -
v ; v - ; - - ; -
v ; v - ; - - ; -
bdomen 4 Flat, soefl, bising usus $D%, bekas luka operasi
$D%, nyeri $-%, shifting dullness $-%
Ekstremitas 4 +imetris, anemis $-%, edema $-%
+tatus P tertutup li!in
C5" $!orpus uteri antefleksi% dalam batas normal
P $adne8a parametrium% ;+ 4 >assa, nyeri $-%
C 4 dalam batas normal
2.3.2 Pe&er"k!aan Penunjang
Laboratorium
$21 anuari 2&1/%
arah lengkap 4 1*; //&; *7,/; *'.&&&
"aal hemostasis 4 1&,7; 2&,2
+
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
7/31
5r;Cr 4 1*,*; &,1
Ca 12/ 4 2),'&
+erum elektrolit 4 1**; *,)&; 112
$* "ebruari 2&1/ 0aboratorium Patologi #linik ++%
5en"! Pe&er"k!aan Ha!"l Satuan
N"la" Rujukan
De(a!a
N/r&al
@ematologi @emoglobin $@C@ 27,& Pg 2-*1
>C@C *',*& g;dl *2-*)
= 11,& ( 11,/-1',/
P= 7,7 f0 -1*
>P 7, f0 ,2-11,1
P-0C 1/, ( 1/,&-2/,&
PC3 &,*) ( &,1/&-&,'&&
@itung enis 4Eosinofil 2,* ( &-'
:asofil &,' ( &-1
6eutrofil /2,2 ( /1-)
0imfosit *7 ( 2/-**
>onosit ),' ( 2-/
0ain-lain - - -
Ultrasonografi (USG) Gynecologi
$2& anuari 2&1/%
esika urinaria terisi !ukup
5terus ukuran ,2 !m 8 ',) !m
P $+% 4 tampak massa kistik ukuran ,' !m 8 ',7 !m, berdinding tebal,
batas tidak jelas, internal e!ho meningkat
3idak tampak papil bersepta
Cairan bebas $-%
Foto Thorax PA
7
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
8/31
$2& anuari 2&1/%
3idak didapatkan proses metastase
Pemeriksaan Doler
$22 anuari 2&1/%
Contour uterus normal. Posisi anteversi
Endometrium normal
3idak tampak mass pada uterus
3ampak small !yst pada adne8a de8tra 4 /* 8 *) mm
dan pada adne8a sinistra 4 ** 8 * mm
"low elo!ity pada dinding !yst G Pi G 1,1 H 9G &,
3idak tampak tanda-tanda neurovaskularisasi
#esan 4 benign ovarial !yst de8t;sin
Pemeriksaan Patologi Anatomi
$2* pril 2&1/ 0aboratorium Patologi natomi ++%
0okalisasi 4 Bvarium $kista kiri%
awaban 4
o iterima potongan jaringan bentuk tak teratur mirip bentukan kista
yang sudah terbuka berukuran *,/81,/8&,*!m ke!il-ke!il putih
keabuan
o Pada pemeriksaan mikroskopik didapatkan4
Potongan2 jaringan fibro!ollagen dengan perdarahan dan
terdapat timbunan pigmen !oklat
3idak tampak sel-sel anaplastik
o #esimpulan4
:agian dari kista !oklat
3idak didapatkan keganasan dalam sediaan ini
Penilaian Skor !eganasan
$1& "ebruari 2&1/%
C 12/ 4 2
8
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
9/31
Penurunan berat badan 4 &
Papil 4 &
s!ites 4 &
9;P9 4 & D
T/tal 6 2
2.) ASSESSMENT
Post operasi laparoskopi kistektomi ;+ atas indikasi kista !oklat; kista
endometriosis
2.) PLANNN
P8. 4 -
P38. 4 injeksi endrolin ) siklus
P>o 4 ital sign dan keluhan subyektif
PEdu 4 #9E $#omunikasi, 9nfomasi, Edukasi% pasien dan keluarga
tentang4
1. #ondisi pasien saat ini
2. Efek samping dan komplikasi dari pengobatan
3. en!ana kontrol kembali
BAB 3
PERMASALAHAN
3.1 $akt/r Re!"k/
9
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
10/31
pa saja faktor resiko kista !okelat; kista edometriosis pada pasien iniI
3.2 D"agn/!"!
:agaimana !ara menegakkan kista !okelat; kista edometriosis pada
pasien iniI
3.3 Tatalak!ana
:agaimana manajemen dan penatalaksanaan kista !oklat; kista
endometriosis pada pasien iniI
3.) Pr/gn/!"!
:agaimana prognosis kista !oklat pada pasien iniI
BAB )
TN5AUAN PUSTAKA
).1 Def"n"!"
10
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
11/31
Endometrioma, atau yang dikenal juga dengan kista !oklat atau kista
endometrium, adalah lokasi dari endometriosis yang biasanya di ovarium.
iagnosis biasanya menggunakan ultrasoundatau 5+< $#urda et al., 2&1/%.
).2 E,"*e&"/l/g"
#ejadian endometriosis terus meningkat selama kurang lebih *& tahun
terakhir ini. Pada semua operasi pelvis, ditemukan angka kejadian / A 1/(.
5niknya, endometriosis lebihsering ditemukan pada wanita yang tidak menikah
pada umur muda dan tidak mempunyai banyak anak $=iknjosastro, 2&&%.
i merika +erikat, endometriosis terjadi pada A 1&( populasi,
terutama pada wanita usia produktif. Prevalensi endometriosis pada wanita
infertil adalah sebesar 2& A /&( dan besarnya 7&( pada wanita dengan nyeri
pelvis. 3erdapatketerkaitan keluarga, dimana resiko meningkat hingga 1& kali
lipat pada wanita dengan riwayat keluarga derajat pertama yang memiliki
penyakit tersebut $#apoor, 2&&%.
).3 Et"/l/g"
3eori tentang terjadinya endometriosis adalah sebagai berikut44.3.1 Teori retrograde menstruasi
3eori pertama yaitu teori retrograde menstruasi, juga dikenal sebagai
teori implantasi jaringan endometrium yangviable$hidup% dari +ampson. 3eori ini
didasari atas * asumsi, yaitu terdapat darah haid berbalik melewati tuba falopii,
sel-sel endometrium yang mengalami refluks tersebut hidup dalam rongga
peritoneum, dan sel-sel endometrium yang mengalami refluks tersebut dapat
menempel ke peritoneumdengan melakukan invasi, implantasi dan proliferasi.
$=ellbery, 2&1/, Bverton 2&&%
3eori di atas berdasarkan penemuan penelitian terkini dengan memakai
laparoskopi saat pasien sedang haid, ditemukan darahhaid berbalik dalam !airan
peritoneum pada /-&( wanita dengan tuba falopii paten. +el-sel endometrium
dari darah haid berbalik tersebut diambil dari !airan peritoneum dandilakukan
kultur sel ternyata ditemukan hidup dan dapat melekat serta menembus
permukaan mesotelial dari peritoneum. Endometriosis lebih sering timbul pada
wanita dengan sumbatan kelainan mulerian daripada perempuan dengan
malformasi yang tidak menyumbat saluran keluar dari darah haid. 9nsiden
11
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
12/31
endometriosis meningkat pada wanita dengan permulaan menars, siklus haid
yang pendek atau menoragia $=ellbery, 2&1/, Bverton 2&&%.
4.3.2 Teori metaplasia soelomik
3eori ini pertama kali diperkenalkan pada abad ke-2& oleh >eyer. 3eori
ini menyatakan bahwa endometriosis berasal dari perubahan metaplasia spontan
dalam sel-sel mesotelial yang berasal dari epitel soelom $terletak dalam
peritoneum dan pleura%. Perubahan metaplasia inidirangsang sebelumnya oleh
beberapa faktor seperti infeksi, hormonal dan rangsangan induksilainnya. 3eori
ini dapat menerangkan endometriosis yang ditemukan pada laki-laki, sebelum
pubertas dan gadis remaja, pada wanita yang tidak pernah menstruasi, serta
yang terdapat ditempat yang tidak biasanya seperti di pelvik, rongga toraks,
saluran ken!ing dan saluran pen!ernaan, kanalis inguinalis, umbilikus, dimana
faktor lain juga berperan seperti transpor vaskular dan limfatik dari sel
endometrium. $=ellbery, 2&1/, Bverton 2&&%
4.3.3 Teori transplantasi langsung
3ransplantasi langsung jaringan endometrium pada saat tindakan yangkurang hati-hatiseperti saat seksio sesaria, operasi bedah lain, atau perbaikan
episiotomi, dapat mengakibatkantimbulnya jaringan endometriosis pada bekas
parut operasi dan pada perineum bekas perbaikan episiotomi tersebut $0ee,
2&&%.
4.3.4 Teori genetik dan imun
+emua teori diatas tidak dapat menjawab kenapa tidak semua wanita
yang mengalami haid menderita endometriosis, kenapa pada wanita tertentu
penyakitnya berat, wanita lain tidak, dan juga tidak dapat menerangkan beberapa
tampilan dari lesi. Penelitian tentang genetik danfungsi imun wanita dengan
endometriosis dan lingkungannya dapat menjawab pertanyaan di atas $=ellbery,
2&1/, Bverton 2&&%.
Endometriosis )- kali lebih sering ditemukan pada hubungan keluarga
ibu dan anak dibandingkan populasi umum, karena endometriosis mempunyai
suatu dasar genetik. >atriks >etalo Proteinase $>>P% merupakan enzim yang
menghan!urkan matriks ekstraseluler dan membantu lepasnya endometrium
12
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
13/31
normal dan pertumbuhan endometrium baru yang dirangsang oleh estrogen.
3ampilan >>P meningkat pada awal siklus haid dan biasanya ditekan oleh
progesteron selama fase sekresi. 3ampilan abnormal dari >>P dikaitkan dengan
penyakit- penyakit invasif dan destruktif. Pada wanita yang menderita
endometriosis, >>P yang disekresi oleh endometri-um luar biasa resisten
$kebal% terhadap penekanan progesteron. 3ampilan >>P yang menetap di dalam
sel-sel endometrium yang terkelupas dapat mengakibatkan suatu potensi invasif
terhadap endometrium yang berbalik arah sehingga menyebabkan invasi dari
permukaan peritoneum dan selanjutnya terjadi proliferasi sel $=ellbery, 2&1/,
Bverton 2&&%.
Pada penderita endometriosis terdapat gangguan respon imun yang
menyebabkan pembuangan debris pada darah haid yang membalik tidak efektif.
>akrofag merupakan bahan kun!i untuk respon imun alami, bagian sistem imun
yang tidak antigen-spesifik dan tidak men!akup memori imunologik. >akrofag
mempertahankan tuan rumah melalui pengenalan, fagositosis, dan
penghan!uran mikroorganisme yang jahat dan juga bertindak sebagai pemakan,
membantu untuk membersihkan sel apoptosis dan sel-sel debris. >akrofag
mensekresi berbagai ma!am sitokin, faktor pertumbuhan, enzim danprostaglandin dan membantu fungsi-fungsi faktor di atas, di samping
merangsang pertumbuhan dan proliferasi tipe sel yang lain. >akrofag terdapat
dalam !airan peritoneum normal dan jumlah serta aktifitasnya meningkat pada
wanita dengan endometriosis. Pada penderita endometriosis, makrofag yang
terdapat di peritoneum dan monosit yang beredar teraktivasi sehingga
penyakitnya berkembang melalui sekresi faktor pertumbuhandan sitokin yang
merangsang proliferasi dari endometrium ektopik dan menghambat fungsi
pemakannya. 6atural killer juga merupakan komponen lain yang penting dalam
proses terjadinya endometriosis, aktifitas sitotoksik menurun dan lebih jelas
terlihat pada wanita dengan stadium endometriosis yang lanjut $=ellbery, 2&1/,
Bverton 2&&%.
4.3.5 Faktor endokrin
Perkembangan dan pertumbuhan endometriosis tergantung kepada
estrogen $estrogen-dependent disorder%. Penyimpangan sintesa dan
metabolisme estrogen telah diimplikasikan daam patogenesa endometriosis.
13
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
14/31
romatase, suatu enzim yang merubah androgen, androstenedion
dantestosteron menjadi estron dan estradiol. romatase ini ditemukan dalam
banyak sel manusia seperti sel granulosa ovarium, sinsisiotrofoblas di plasenta,
sel lemak dan fibroblas kulit $=ellbery, 2&1/, Bverton 2&&%. 0ihat gambar '.1.
a&7ar ).1 B"/!"nte!a e!tr/gen (an"ta u!"a re,r/*uk!"
#ista endometriosis dan susukan endometriosis diluar ovarium
menampilkan kadar aromatase yang tinggi sehingga dihasilkan estrogen yang
tinggi pula. engan kata lain, wanita dengan endometriosis mempunyai kelainan
genetik dan membantu perkembangan produksi estrogen endometrium lokal. i
samping itu, estrogen juga dapat merangsang aktifitas siklooksigenase tipe-2
lokal $CB?-2% yang membuat prostaglandin $P
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
15/31
a&7ar ).2 S"nte!"! e!tr/gen ,a*a !u!ukan en*/&etr"/!"!
Estron dan estradiol saling dirubah oleh kerja 1J-hidroksisteroid
dehydrogenase $1J@+%, yang terdiri dari 2 tipe4 tipe-1 merubah estron menjadi
estradiol $bentuk estrogen yang lebih poten% dan tipe-2 merubah estradiol
menjadi estron. alam endometrium eutopik normal, progesteron merangsang
aktifitas tipe-2 dalam kelenjar epitelium, enzim tipe-2 inisangat banyak ditemukan
pada kelenjar endometrium fase sekresi. alam jaringan endometriotik, tipe-1
ditemukan se!ara normal, tetapi tipe-2 se!ara bersamaan tidak ditemukan.
Progesteron tidak merangsang aktiftas tipe-2 dalam susukan endometriotik
karena tampilan reseptor progesteron juga abnormal. eseptor progesteron
terdiri dari 2 tipe4 P- dan P-:, keduanya ini ditemukan pada endometrium
eutopik normal, sedangkan pada jaringan endometriotik hanya P- saja yang
ditemukan $=ellbery, 2&1/, Bverton 2&&%.
).) Pat/f"!"/l/g"
3eori histogenesis endometriosis yang paling banyak dipakai adalah
teori +ampson. >enururt teori tersebut, endometriosis terjadi karena darah
menstruasi mengalir kembali melalui tuba ke dalam rongga pelvis. +udah
dibuktikan bahwadalam darah haid terdapat sel-sel endometrium yang masih
hidup. +el A sel inikemudian dapat mengadakan implantasi di
pelvis$=iknjosastro, 2&&%.
3eori lain mengenai histogenesis endometriosis dilontarkan oleh
>eyer.Pada teori ini dikemukakan bahwa endometriosis terjadi karena
rangsangan padasel-sel epitel berasal dari !oelom yang dapat mempertahankan
15
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
16/31
hidupnya didaerah pelvis. angsangan tersebutmenyebabkan metaplasia dari
sel-sek epitel tersebut sehingga terbentuk jaringan endometrium$=iknjosastro,
2&&%.
Endometrium dan peritoneum adalahderivat dari dindingepitel !oelom
yang sama. >esotel peritoneum telahditeliti masih memiliki kemampuan
embriogenik untuk berubah menjadi selreproduksi. Perubahan ini dapat timbul
se!ara spontan atau karena difasilitasi oleh paparan iritasi kronik oleh !airan
menstrual yang retrograde.Penelitian terbaru mengatakan adanya keterlibatan
sistem imun pada pathogenesis endometriosis. =anita dengan endometriosis
menampakkan peningkatan respon imun humoral dan kativasi makrofag dan
hilangnya sistem imun yang diperantarai sel dengan berkurangnya sel 3
danrespon selnatural killer$+aol, 2&1&%.
enstruasi melibatkan !etusan dari prostaglandin yang
menimbulkanvasospasme dan kontraksi uterus untuk meningkatkan tekanan
intrauterine danmengeluarkan isi uterus.
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
17/31
ke rektum dan menyebabkan diare. uapertiga perempuan dengan
endometriosis mengalami rasa nyeri intermenstrual.Para wanita dengan penyakit
endometriosis yang lebih parah mungkin hanya merasakan sedikit
ketidaknyamanan, sedangkan para wanita dengan penyakit yang lebih ringan
bisa saja justru merasakan nyeri tak tertahankan $juwantono, 2&&7, +arwono,
2&11%.
ismenore adalah nyeri haid yang disebabkan oleh reaksi peradangan
akibat sekresi sitokin dalam rongga peritoneum, akibat perdarahan lokal pada
sarang endometriosis dan oleh adanya infiltrasi endometriosis ke dalam syaraf
pada rongga panggul. ismenore yang berkaitan dengan endometriosis
seringkali dimulai sebelum aliran menstruasi mun!ul dan biasanya bertahan
selama menstruasi berlangsung, bahkan terkadang lebih lama dari itu. 6yeri
biasanya menyebar, berada di daerah pelvis, dan dapat menjalar ke punggung
dan paha$juwantono, 2&&7, +arwono, 2&11%.
ispareunia paling sering timbul terutama bila endometriosis sudah
tumbuh di sekitar kavum douglasi dan ligamentum sakrouterina dan terjadi
perlengketan sehingga uterus dalam posisi retrofleksi. ispareunia terkait
endometriosis biasanya terjadi sebelum menstruasi, lalu terasa semakin nyeritepat di awal menstruasi. ispareunia lebih umum pada para wanita dengan
penyakit yang melibatkan sekat rektovagina. +elain dispareunia juga bisa mun!ul
gejala diskezia. iskezia adalah keluhan sakit buang air besar bila endometriosis
sudah tumbuh dalam dinding rektosigmoid dan terjadi hematokezia saat siklus
haid $juwantono, 2&&7, +arwono, 2&11%.
#eluhan berupa subfertilitas juga dapat mun!ul, subfertilitas ini akibat
perlengketan pad aruang pelvis yang diakibatkan endometriosis sehingga dapat
mengganggu pelepasan oosit dari ovarium atau menghambat perjalanan ovum
untuk bertemu dengan sperma. Endometriosis meningkatkan volume !airan
peritoneal, peningkatan konsentrasi makrofag yang teraktivasi, prostaglandin,
interleukin-1, tumor nekrosis faktor dan protease. Cairan peritoneum
mengandung inhibitor penangkap ovum yang menghambat interaksi normal
fimbrial kumulus. Perubahan ini dapat memberikan efek buruk bagi oosit,
sperma, embrio, dan fungsi tuba. #adar tinggi nitric oxidase akan memperburuk
motilitas sperma, implantasi, dan fungsi tuba. ntibodi 9g, 9g
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
18/31
bnormalitas ini dapat mengubah reseptivitas endometrium dan implantasi
embrio. utoantibodi terhadap antigen endometrium meningkat dalam serum,
implan endometrium, dan !airan peritoneum dari penderita endometriosis. Pada
penderita endometriosis dapat terjadi gangguan hormonal $hiperprolaktinemia%
dan ovulasi, termasuk sindroma uteinized !nruptured Follicle $05"%, defek fase
luteal, pertumbuhan folikel abnormal, dan lonjakan 0@ dini $juwantono, 2&&7,
+arwono, 2&11%.
#eparahan penyakit pada para wanita penderita endometriosis
berkorelasi dengan kedalaman dan volume infiltrasi. +ementara itu,
endometriosis ekstrapelvis dapat berkaitan dengan berma!am-ma!am gejala
siklik yang merefleksikan organ-organ terkait4 parut $goresan bekas luka%
abdominal, saluran gastrointestinal dan urinaria, diafragma, pleura, dan saraf
perifer. >un!ulnya gejala tersebut pada pasien memang belum pasti
menunjukkan adanya endometriosis, gejala-gejala ini dapat mempunyai
penyebab lain. Endometrioisis juga dapat diperoleh tanpa gejala $asymptomatic%.
ika diagnosis endometriosis didasarkan hanya pada gejala-gejala yang mun!ul
dapat menjadi sulit, sebab tampilannya sangat bervariasi dan mungkin tumpang
tindih dengan kondisi lain seperti sindrom usus teriritasi $irrita"le "o#elsyndrome% dan penyakit radang pelvis. +ebagai hasilnya, seringkali terdapat
penundaan hingga 12 tahun ketika gejala mulai mun!ul hingga diagnosis yang
jelas dan pasti ditemukan $juwantono, 2&&7%.
).0 Ana&ne!"!
namnesis diperlukan untuk mengetahui data dan faktor resiko yang
memungkinkan terhadap penyakit yang diderita oleh pasien. namnesis se!ara
lengkap berdasarkan status ginekologi dapat men!akup data sebagai berikut 4
1. 9dentitas
a. 6ama lengkap
b. lamat $alan, gang, 3; =, esa; #elurahan, #e!amatan,
#abupaten; #ota, Provinsi%
!. 6omor telepon; handphone
d. 5sia; tanggal lahir
e. Pendidikan
f. Pekerjaan
18
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
19/31
g. +tatus perkawinan
h. umlah dan lama perkawinan
i. 5mur pertama kali kawin
j. 9dentitas suami $jika perlu% 4 nama lengkap, pekerjaan, usia,
pendidikan
2. #eluhan utama, yaitu keluhan yang menjadikan pasien datang untuk
berobat.
*. iwayat
a. iwayat penyakit sekarang
b. iwayat obstetri $jumlah hamil, jumlah melahirkan, total anak
hidup, kondisi ketika anak lahir, riwayat abortus; kehamilan
ektopik; mola, partus terakhir, abortus terakhir, sedang
menggunakan kontrasepsi atau tidak, jenis kontrasepsi%
!. iwayat haid $lama dan banyak haid selama ) bulan terakhir, usia
menar!he, siklus haid, lama haid, jumlah ketika haid, hari pertama
haid terakhir%
d. iwayat nyeri perut $sifat nyeri, sejak kapan%
e. iwayat keputihan $sejak kapan, bau atau tidak, warna, gatal danketerangan tambahan lain%
f. iwayat keadaan umum $penurunan atau penambahan berat
badan, miksi, dan defekasi%
g. iwayat operasi; penyakit
h. iwayat kesehatan keluarga
). Pe&er"k!aan $"!"k
Pemeriksaan fisik genital eksternal biasanya normal. Penyakit pada
wanita penderita endometriosis yang menginfiltrasi dalam biasanya melibatkan
sekat rektovagina dan seringkali terpalpasi. Endometriosis di!urigai bila
ditemukan gejala nyeri didaerah pelvis dan adanya penemuan bermakna saat
pemeriksaan fisik. >elalui pemeriksaan rektovaginal $1 jari di vagina dan 1 jari di
rektum% akan teraba nodul atau jaringan endometrium di belakang uterus dan
disepanjang ligamentum yang ada di dinding pelvis. 6odul; benjolan bisa saja
tidak teraba, tetapi dengan pemeriksaan ini dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman dan nyeri. 5terus seringkali menunjukkan penurunan mobilitas atau
19
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
20/31
fiksasi. Para wanita dengan endometrioma ovarium mungkin mempunyai massa
adneksal tetap. Focal tendernessdan nodularitas ligamen uterosakral menga!u
pada dugaan penyakit dan seringkali menjadi satu-satunya gejala fisik yang
ditemui. +e!ara umum, uji fisik mempunyai sensitivitas, spesifisitas, dan nilai
prediktif yang relatif lebih rendah daripada diagnosis endometriosis dengan
standar emas operasi $juwantono, 2&&7%.
). Pe&er"k!aan ,enunjang
4.$.1 %am"aran &adiografi
'.7.1.1 "oto polos
#urang bisa membantu dalam diagnosis, hanya sekitar 1&(
endometrioma yang mengalami kalsifikasi. >embantu dalam melihat
adanya kemungkinan metastase $#urda et al., 2&1/%.
'.7.1.2 5ltrasonografi $5+
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
21/31
4.9 Stan*ar *"agn/!"!
alam menentukan diagnosis endometriosis diperlukan anamnesis
mengenai gejala klinis yang dirasakan oleh pasien. +alah satu keluhan umum
para wanita yang menderita gejala endometriosis adalah nyeri pelvik. elalui pemeriksaan
rektovaginal $satu jari didalam vagina dan satu jari didalam rektum% akan teraba
nodul $jaringan endometrium% dibelakang uterus dan disepanjang ligamentum
dinding pelvis tetapi pada beberapa kasus, nodul juga bisa tidak teraba karena
itu dibutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pen!itraan dan laparoskopi yang
dilanjutkan dengan pemeriksaan histologi yang merupakan gold standarduntuk
diagnosis endometriosis, termasuk kista endometriosis $3ono, 2&&7%.
Pemeriksaan penunjang juga perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis. 5ltrasonografi merupakan lini pertama dalam mendiagnosis suspek
endometriosis. 5+< dapat mendeteksi kista ovarium dan penyakit pelvik lainnya
seperti fibroid uterin. Endometrioma dapat menghasilkan berbagai !itra
ultrasonografis, tetapi biasanya tampak sebagai struktur kista dengan e!ho
homogeny internal derajat rendah yang dikelilingi oleh kapsul ekogenik
kering $crisp echogenic capsule% $0eyland et al, 2&1&%. #etika keberadaan
karakteristik gejala ditemukan, ultrasound transvagina diketahui mempunyai
21
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
22/31
sensitivitas dan spesifisitas yang !ukup tinggi untuk mendeteksi endometrioma.
Pen!itraan dengan aliran Color oppler umumnya menambahkan sedikit
diferensiasi endometrioma dari kista hemorrhagic, teratoma sistik jinak, dan
neoplasma sistik lainnya yang mungkin berpenampilan sama $>ounsey et al,
2&&)%.
+eperti ultrasonografi transvagina, magneti! resonan!e imaging $>9%
mungkin berguna bagi deteksi dan diferensiasi endometrioma ovarium dari
massa ovarium sistik lain, tetapi tidak dapat diterapkan bagi pen!itraan lesi ke!il
peritoneum. #elebihan utama dari >9 terhadap ultrasonografi adalah
kemampuannya untuk membedakan hemorrhageakut dan produk-produk darah
terdegenerasi. #etika endometrioma biasanya menunjukkan intensitas sinyal
tinggi yang relatif homogen pada !itra 31-#eighted dan sebuah sinyal dengan
hipointensitas pada !itra 32-#eighted $NshadingO%, hemorrhage akut umumnya
mempunyai intensitas sinyal rendah pada !itra 31- maupun 32-#eighted
$>ounsey et al, 2&&)%.
%old )tandard untuk diagnosis adalah laparoskopi dan pemeriksaan
histologi. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan keparahan penyakit
dengan memperlihatkan penampakan dan lokasi lesi endometriosis danbeberapa organ yang terlibat$0eyland et al, 2&1&%. Endometrioma biasanya
tampak sebagai kista halus dan gelap, khususnya berkaitan dengan adhesi dan
mengandung !airan berwarna !oklat pekat. Endometrioma yang lebih besar
seringkali multilokular $3ono, 2&&7%
a&7ar ).3 K"!ta En*/&etr"/!"! 8#en" *kk9 2::4;
22
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
23/31
).1: D"agn/!"! Ban*"ng
iagnosis banding kista endometriosis berdasarkan hasil pen!itraan
adalah kista perdarahan ovarium, ovarian dermoid cyst, cystic neoplasm, abses
tubo-ovarian $#urda et al, 2&1/%.
).11 Tatalak!ana
Endometriosis bisa diterapi dengan medika mentosa dan; atau
pembedahan. Pengobatan endometriosis juga bertujuan untuk menghilangkan
nyeri dan; atau memperbaiki fertilitas $=ellbery, 2&1/, #apoor, 2&&, +toppler,
2&&%. dhesi peritubal and periovarian dapat menginterferensi transportasi
ovum se!ara mekanik dan berperan dalam menyebabkan subfertilitas.
Endometriosis peritoneal telah terbukti berperan dalam menyebabkan
subfertilitas dengan !ara berinterferensi dengan motilitas tuba, follikulogenesis,
dan fungsi korpusluteum. romatase diper!aya dapat meningkatkan kadar
prostaglandin E melalui peningkatan ekspresi CB?-2. Endometriosis juga dapat
menyebabkan subfertilitas melalui peningkatan jumlah sperma yang terikat ke
epitel ampulla sehingga mempengaruhi interaksi sperm-endosalpingeal.
Pemberian medikamentosa pada endometriosis minimal atau sedangtidak terbukti meningkatkan angka kehamilan. Endometriosis sedang sampai
berat harus dioperasi. Pilihan lainnya untuk mendapatkan kehamilan ialah
inseminasi intrauterin, superovulasi, dan fertilisasi invitro. Pada suatu penelitian
!ase-!ontol , rata-rata kehamilan dengan injeksi sperma intra sitoplasmik tidak
dipengaruih oleh kehadiran endometriosis. 0ebih jauh, analisi lainnya
menunjukkan peningkatan kejadian kehamilan akibat fertilisasi in vitro dengan
preterapi endometriosis tingkat * dan ' dengan agonis gonadotropin-releasing
hormone $
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
24/31
hubungan antara endometriosis dengan abortus rekuren dan tidak ada penelitian
yang menunjukkan bahwa terapi medikamentosa atau pembedahan dapat
mengurangi angka kejadian abortus.
3erapi medis pil kontrasepsi oral kombinasi, danazol, agen
progestational, dan analog edroksi
progesterone asetat berperan dalam mengurangi nyeri. >egestrol asetat juga
memiliki efek yang sama. 0evonorgestrel intrauterine system $06
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
25/31
dengan drainase atau kistektomi. #istektomi laparoskopi mengobati keluhan
nyeri lebih baik dari pada tindakan drainase. 3erapi medis dengan agonis
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
26/31
a&7ar ).) Alg/r"t&a Penatalak!anaan En*/&etr"/!"!
).12 Pr/gn/!"!
Endometriosis dapat mengalami rekurensi ke!uali telah dilakukan
dengan histerektomi dan ooforektomi bilateral. ngka kejadian rekurensi
endometriosis setelah dilakukan terapi pembedahan adalah 2&( dalam waktu /
tahun. blasi komplit dari endometriosis efektif dalam menurunkan gejala nyeri
sebanyak &( kasus. :eberapa ahli mengatakan eksisi lesi adalah metode yang
baik untuk menurunkan angka kejadian rekurensi dari gejala-gejala
endometriosis. Pada kasus infertilitas, keberhasilan tindakan bedah berhubungan
dengan tingkat berat atau ringannya penyakit. Pasien dengan endometriasis
sedang memiliki peluang untuk hamil sebanyak )&(, sedangkan pada kasus-
kasus endometriosis yang berat keberhasilannya hanya */(.
26
+uspek endometriosis berdasarkan keluhan nyeri atau infertilitas
6yeri 9nfertilitas $eksklusipenyebab lain% 4"aktor lain yangbersamaanmenyebabkaninfetilitas
Program #ehamilan
ingan - +edang +edang - :erat
Pemilihanpengobatan
empiris denganBCPs atauprogestin
iagnosis dengan0aparoskopi
:edah eksisidan abalasi lesi
iagnosis dengan0aparoskopi
:edah eksisidan abalasi lesi
9n itro"ertilization atausuperovulation
3erapi segera post operasidengan danazol
$ano!rine%, BCPs,
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
27/31
BAB
PEMBAHASAN
Endometriosis uteri adalah suatu keadaan di mana jaringan
endometrium yang masih berfungsi terdapat diluar kavum uteri. aringan ini
terdiri atas kelenjar-kelenjar dan stroma yang peka terhadap hormon terutama
esterogen. :ila jaringan endometrium tumbuh menembus membrana basalis dan
terdapat di dalam miometrium, maka penyakit ini disebut adenomiosis. #etika
kelenjar dan stroma endometrium ditemukan di rongga pelvik, ovarium, kavum
ouglasi, rektum maupun kandung kemih maka disebut endometriosis eksterna.
9nsiden endometriosis pada ovarium menempati urutan pertama kejadian
endometriosis eksterna. +e!ara khusus penyakit ini disebut endometriosis ovarii
atau endometrioma. 5mumnya akan terbentuk kista berdinding tipis rata berisi
!airan berwarna !oklat, itu sebabnya endometrioma sering disebut kista !oklat
$Prawirohardjo, 2&11%.
9nsiden kista !oklat sulit dikuantifikasi karena sering gejalanya
asimtomatis dan pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis
sensitifitasnya rendah. Perempuan dengan endometriosis bisa tanpa gejala,subfertil, atau menderita rasa sakit pada daerah pelvis terutama waktu
menstruasi $dismenorea%. #ejadian endometriosis 1&-2&( pada usia reproduksi
perempuan. arang sekali terjadi pada perempuan pramenarke ataupun
menopause. "aktor resiko terutama yang terjadi pada perempuan yang haidnya
banyak dan lama serta perempuan yang menarkenya pada usia dini $hooghe,
1)%.
:erdasarkan identitas pasien, diketahui pasien berusia *) tahun dengan
riwayat menstruasi teratur setiap bulan dengan lama haid /- hari, ganti
pembalut 2-* kali sehari dengan adanya nyeri saat haid. Pasien belum memasuki
masa menopause karena didapatkan mengalami haid terakhir pada tanggal 1'
anuari 2&1/ $periksa ke + tanggal 1& "ebruari 2&1/%. Pasien telah menikah
dan memiliki 1 anak, Pasien meyangkal adanya riwayat tumor atau kanker
kandungan pada keluarga
:erdasarkan identitas dan hasil anamnesa pasien, maka tidak dijumpai
kelainan pada siklus menstruasi. iperkirakan, terdapat faktor keturunan yang
tidak diketahui. "aktor resiko kista !oklat tidak hanya meningkat pada faktor
27
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
28/31
keturunan di saudara paling dekat $first'degree relatives% tapi juga signifikan pada
saudara jauh, keponakan hingga /-) generasi sebelumnya. Pada faktor resiko
keturunan ini, kemungkinan terdapat mutasi genetik yang diturunkan misalnya
pada kromosom 1&Q2), kromosom 2&p1*, gen E>?2 untuk perkembangan
saluran reproduksi atau P3E6, tumor suppressorgen $:is!hoff, 2&&&%.
28
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
29/31
BAB 0
PENUTUP
0.1 Ke!"&,ulan
"aktor resiko yang menyebabkan kista !oklat atau kista endometriosis
pada pasien ini, berdasarkan identitas dan hasil anamnesa pasien, tidak
dijumpai kelainan pada siklus menstruasi. iperkirakan, terdapat faktor
keturunan yang tidak diketahui seperti kemungkinan mutasi. Penegakan
diagnosis pada pasien ini dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang $5+
7/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
30/31
DA$TAR PUSTAKA
hooghe >3, @ill j. Endometriosis in, :erek +, dashi EM, @illard P $ed%,6ovaks !>illiant0, +haw . n tlas Bf Endometriosis, * rd ed.0ondon4 9nforma @ealth!are, 2&&, p.2-*,*)
Prawirohardjo. 9lmu #andungan. akarta M:P-+P, 2&1&, p.*1'-*)
30
http://emedicine.medscape.com/article/271899-printhttp://emedicine.medscape.com/article/271899-printhttp://emedicine.medscape.com/article/271899-printhttp://radiopaedia.org/articles/endometriomahttp://ezinearticles.com/?Cyst-Endometriosis---Cyst-in-the-Walls-of-the-Womb&id=1794678http://ezinearticles.com/?Cyst-Endometriosis---Cyst-in-the-Walls-of-the-Womb&id=1794678http://ezinearticles.com/?Cyst-Endometriosis---Cyst-in-the-Walls-of-the-Womb&id=1794678http://emedicine.medscape.com/article/271899-printhttp://emedicine.medscape.com/article/271899-printhttp://radiopaedia.org/articles/endometriomahttp://ezinearticles.com/?Cyst-Endometriosis---Cyst-in-the-Walls-of-the-Womb&id=1794678http://ezinearticles.com/?Cyst-Endometriosis---Cyst-in-the-Walls-of-the-Womb&id=1794678http://ezinearticles.com/?Cyst-Endometriosis---Cyst-in-the-Walls-of-the-Womb&id=17946787/24/2019 4. Bab 1-6 + dafpus.doc
31/31
osevear, +ylvia #. Endometriosis and Chroni! Pelvi! Pain dalam@andbook of anagement. 2&&2. B8ford 4 :la!kwell+!ien!e 0td.
+aol, 3urandot. Endometriosis. 2&1&.http4;;emedi!ine.meds!ape.!om;arti!le;/1-print$diakses tanggal ) +eptember 2&1/%
+arwono. 2&11. 9lmu #andungan 4 Endometriosis. akarta 4 P3. :ina Pustaka+arwono Prawirohardjo. @alaman 2* -2/&.
5maria 6, Blliff ". 2&&1. 9maging "eatures of Pelvi! Endometriosis. :r adiol.' $772%4 //) A )2. :r adiol $full te8t% A Pubmed !itation
an @olsbeke C et al. 2&1&. Endometriomas 4 their ultrasound !hara!teristi!s.5ltrasound Bbstet