Post on 06-Feb-2018
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Makna yang terkandung dalam penelitian tindakan kelas yaitu suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek pembelajaran
yang pelaksanaannya dilakukan secara berulang-ulang.
Diajukannya alasan tentang pentingnya penelitian tindakan kelas sebagai
suatu metodes dalam perbaikan ini antara lain sebagai berikut :
1. Berkembangnya tradisi penelitian tidak dapat dipisahkan dari munculnya
gerakan emansipasi dalam proses pendidikan, dengan guru sebagai the
librattion forces actor melalui peran gandanya yang bersifat dialektik
sebagi peneliti ( The teacher as researcher) (Elliot, 1994:32).
2. Penelitian tindakan kelas membuat guru dapat meneliti dan mengkaji
sendiri kegiatan praktik pembelajaran sehari-hari yang dilakukan di kelas
sehingga permasalahan yang dihadapi adalah permasalahan aktual.
3. Penelitian tindakan kelas menawarkan suatu cara baru untuk memperbaiki
dan meningkatkan kemampuan atau profesionalisme guru dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas (Suyanto,1996:52). Dengan melakukan
penelitian tindakan kelas guru dapat memperbaiki praktik pembelajaran
menjadi lebih efektif.
33
Dalam pelaksanaan penelitian ini, penulis selain penelitian juga
merangkap sebagai praktisi. Menurut Lawrence Stenhouse disebut guru peneliti
(The teacher as researcher). Dengan demikian guru secara profesional dapat
mengajar efektif sambil melakukan penelitian (Kasbolah, 1998:27). Penelitian
tindakan ini dilakukan secara partisipatori dan kolaborasi dengan guru, yang
proses pelaksanaannya dilakukan secara bersiklus (cycle). Siklus ini tidak hanya
berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang
diinginkan.
Paradigma penelitian ini mengadaptasi model siklus berbentuk spiral
refleksi diri, sebagaimana yang dikembangkan oleh Kemis dan Taggart (dalam
Hopkins, 1993:48) yang dimulai dari perencanaan (plan) kemudian pelaksanaan
(act) dan pengawasan (observe), dilanjutkan refleksi (reflect), setelah itu
perencanaan kembali, dan seterusnya. Siklus kegiatan ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
34
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1
Penelitian Tindakan Model Spiral (Kemmis & Taggart,1993)
35
Identifikasi Masalah
Penyusunan Rencana Tindakan
Pelaksanaan TindakanRefleksi
Observasi
Penyusunan Rencana Tindakan
RefleksiPelaksanaan Tindakan
Observasi
Hasil
3.2. Subjek Penelitian
3.2.1. Lokasi
Lokasi penelitian yang dimaksud adalah tempat berlangsungnya proses
belajar mengajar. Yang menjadi lokasi penelitian adalah SMPN Tunas Persada
Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut.
3.2.2 Waktu
Adapun untuk pelaksanaan penelitian ini dijadwalkan sesuai dengan
jadwal pelajaran yang menjadi permasalahan penelitian. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 3.1Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
No Siklus Hari/tanggal Mata Pelajaran Jam ke1 I Rabu ,13-10-2010 IPS 2 s.d 4
2 II Rabu , 20-10-2010 IPS 2 s.d 4
3.2.3. Kelas
Kelas yang dijadikan proses perbaikan adalah kelas VII yang berjumlah 37
siswa, terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.
3.2.4. Karakteristik Siswa
Untuk tahun pelajaran 2010-2011 jumlah 195 orang siswa yang pada tahun
pelajaran ini dipimpin oleh Subar Gunawan , S.Pd., M.Pd. Siswa yang bersekolah
di SMP Tunas Persada mayoritas siswa yang tinggal di sekitar sekolah yaitu
daerah malangbong dan sekitranya. Latar belakang sosial ekonomi siswa adalah
menengah ke bawah. Untuk siswa kelas VII, terlihat banyak siswa yang kurang
36
termotivasi dalam proses belajar mengajar, terlihat apabila guru sedang
menjelaskan materi siswa hanya bermain-main dan banyak yang ngobrol. Mereka
tidak terfokus untuk belajar. Hal tersebut terjadi diakibatkan guru kurang
memotivasi siswa untuk belajar dan guru terkesan hanya memberikan ceramah
dalam proses pembelajaran, siswa kurang dilibatkan dalam belajar.
3.3 Prosedur Penelitian
Dalam tahap pendahuluan peneliti mengidentifikasi permasalahan dan
masalah yaitu mengadakan penginpentarisan mengenai keadaan sekolah yaitu
seperti sarana yang dapat menunjang proses pembelajaran pelaksanaan tindakan
penelitian dilakukan berdasarkan perencanaan tindakan penelitian yang telah
ditetapkan, yaitu penggunaan model pembelajaran Think Paire Share. Penelitian
ini menggunakan dua siklus setiap tindakan pembelajaran pada masing-masing
siklus penelitian, dilakukan dalam empat tahap kegiatan, yang terdiri dari kegiatan
(1) perencanaan pembelajaran,(2) pelaksanaan pembelajaran, (3) observasi dan
pencatatan/perekaman pelaksanaan pembelajaran, dan (4) analisis serta refleksi
pembelajaran. Hasil analisis dan refleksi pembelajaran pada setiap tindakan
pembelajaran, dijadikan rekomendasi untuk perencanaan tindakan pembelajaran
berikutnya sampai akhirnya menetapkan rekomendasi hasil tindakan penelitian
semua siklus penelitian.
Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan
pembelajaran adalah seperti di bawah ini:
37
a). Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran meliputi kegiatan (a) membuat rencana
pengajaran dalam bentuk satuan rencana mengajar dengan menggunakan
model Pembelajaran Think Paire Share 2, (b) mempersiapkan dan
merencanakan tema-tema, (c) mempersiapkan media pengajaran yang
diperlukan, (d) menyediakan instrumen-instrumen penelitian.
b). Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan tindakan
pembelajaran berdasarkan rencana pengajaran yang telah ditetapkan.
disamping melaksanakan pembelajaran, guru melakukan pula pengamatan
terhadap proses pelaksanaan pembelajaran dan mencatat segala temuan,
khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.
c). Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
Selama guru melaksanakan tindakan pembelajaran, guru bertindak sebagai
observer dan merekam atau mencatat segala temuan. tindakan peneliti
merekam atau mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pengajaran
dihubungkan dengan fokus penelitian.
d). Analisis dan Refleksi Pembelajaran
Peneliti bersama-sama dengan guru mitra melakukan analisis dan refleksi
terhadap hasil tindakan pembelajaran. untuk keperluan analisis, dilakukan
kegiatan memeriksa lembar pengamatan atau catatan-catatan tentang data
temuan, memutar ulang rekaman audio-visual pelaksanaan pengajaran,
38
mengkaji satuan rencana pengajaran, dan mengkaji hasil kegiatan siswa . hasil
analisis dan refleksi tindakan penelitian dijadikan sebagai rekomendasi hasil
penelitian dan bahan perencanaan tindakan penelitian selanjutnya.
3.4. Pengumpulan Data
Data yang hendak dihimpun dalam penelitian ini adalah data tentang
prestasi belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
Think Paire Share. infromasi tentang data tersebut bersumber dari guru yang
menggunakan teknik pengumpulan datanya melalui teknik observasi dan diskusi
dengan alat bantunya pedoman observasi, serta hasil evaluasi, informasi tentang
data tersebut bersumber dari guru yang menggunakan teknik pengumpulan
datanya melalui observasi dan diskusi balikan dengan alat bantunya pedoman
observasi.
3.5.Teknik Pengumpula Data
Dalam melaksanakan pengumpulan ada beberapa cara, Wiriaatmadja
(2005:126) menjelaskan bahwa ada empat cara yang mendasar untuk
mengumpulkan informasi, yaitu observasi, wawancara, dokumen, dan materi
audio-visual. untuk uraian penjelasannya sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi merupakan upaya/usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk
merekam atau melihat segala kegiatan yang terjadi selama tindakan berlangsung.
kegiatan ini biasanya selalu membutuhkan alat bantu yaitu catatan lapangan yang
akan berguna bagi peneliti pada saat melakukan analisis terhadap kondisi yang
39
sedang berlangsung dalam kelas. Menurut Moleong (1988:153) catatan lapangan
sangat penting dalam penelitian kualitatif. Peneliti menyusun catatan lapangan
yang berkaitan dengan kondisi pembelajaran atau iklim pembelajaran tematik
dengan menggunakan model Think Paire Share pada kelas VII SMP Tunas
Persada Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut.
Menurut Hopkins (1993:116) menjelaskan bahwa catatan lapangan
merupakan salah satu cara untuk melaporkan pengamatan, refleksi dan berbagai
reaksi terhadap masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Catatan lapangan
berfungsi untuk mencatat segala kejadian dan peristiwa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan sangat cocok untuk mencatat data
kualitatif, kasus istimewa, atau melukiskan suatu proses (Depdikbud, 1996:132).
Sedangkan menurut Hadi (2005: 94) observasi ialah pengamatan dan pencatatan
yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.
Semua data atau temuan di lapangan yang berkaitan dengan suasana
belajar di kelas VII pada saat pembelajaran IPS, pengelolaan kelas, kegiatan guru
atau kegiatan siswa dicatat dalam catatan lapangan. Catatan lapangan ini juga
berisi tentang komentar sebagian siswa kelas VII, guru, kepala sekolah. beberapa
kejadian yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dicatat dalam catatan
lapangan sebagai bahan refleksi dan analisis.
2. Nilai
Nilai siswa yang terdapat pada daftar nilai di jadikan sebagai dokumen
yang dapat membantu dalam mengumpulkan data penelitian yang berkaitan
dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas (Wiriaatmadja, 2005:124).
40
peneliti menggunakan beberapa dokumen seperti silabus dan rencana
pembelajaran.
3. Bahan Audio-Visual
Agar mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang sedang
terjadi di kelas pada saat pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas,
maka untuk menangkap suasana kelas, identitas kelas, detail tentang peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu, beberapa alat
elektronik dapat digunakan untuk membantu mendeskripsikan hal-hal yang
dijelaskan di atas (Wiriaatmadja, 2005:121). Alat-alat elektronik sebagai alat
bantu yang dimaksud adalah penggunaan camera/ foto.
3.6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti sendirilah yang menjadi instrumen utama
yang turun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang sesuai dengan keperluan
penelitian. dengan posisi sebagai instrumen utama, peneliti juga menggunakan
beberapa instrumen yang dapat membantu jalannya penelitian, seperti catatan
lapangan, lembar panduan observasi, pedoman wawancara, dokumen sekolah
diantaranya daftar hadir siswa, profil sekolah dan lain-lain, serta menggunakan
foto dan alat perekam.
3.7. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis data
ini dilakukan pada setiap tahap refleksi sehingga dari hasil analisis tersebut dapat
diperoleh alterntif pemecahan masalah untuk menentukan rencana tindakan
41
selanjutnya. Hal yang paling baik untuk menganalisis data ini adalah adanya
kerjasama antara peneliti dan mitra yang diteliti. Instrumen bantu, seperti catatan
lapangan, panduan observasi, serta pedoman wawacara digunakan untuk
menganalisis data. Data yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar siswa setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Think
Paire Share.
3.8 Validasai Data
Dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan
obyektif maka dilakukan validasi data. Merujuk pada Wiriaatmadja, (2005:168-
171) langkah-langkah validasi diataranya:
1) Member Check
Member Check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan sumber data
untuk dapat mengklarifikasikan apakah data tersebut sesuai atau tidak dengan yag
dimaksud oleh informan. Dalam proses ini, data yang diperoleh dikonfirmasian
dengan guru kelas melalui kegiatan diskusi balikan pada setiap akhir pelaksanaan
tindakan dan pada akhir seluruh pelaksanaan tindakan.
Dalam pelaksanaan tindakan penerapan media teka-teki silang dalam
pembelajaran sejarah, kegiatan member check ini dilakukan bersama dengan
kolaborator sebagai mitra peneliti. Data-data yang berhasil dikumpulkan akan
dibawa dan dibahas bersama dengan mitra yang telah peneliti ajak untuk
berkolaborasi. Kebenaran dari data dikonfirmasikan melalui diskusi balikan pada
setiap tindakan penelitian di kelas.
42
2) Triangulasi
Triangulasi yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data pelaksanaan
tindakan dengan mengkonfirmasikan data yang diperoleh dengan sumber lain
(guru da siswa). Informasi yang didapatkan dari guru melalui wawancara
dibandingan dengan hasil yag diperoleh dari data yang bersumber dari siswa
berupa jurnal kesan serta angket.
Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan
pengkonfirmasian data kepada guru mata pelajaran sejarah yang bersangkutan,
juga siswa yang diwawancarai. Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan
data yang terkumpul dari hasil observasi awal dan observasi didalam kelas, serta
kegiatan dokumentasi selama penerapan pembelajaran sejarah dengan
menggunakan media teka-teki silang berlangsung.
3) Expert Opinion
Expert opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan
penelitian kepada para pakar yang profesional dibidangnya, seperti dikemukakan
oleh Nasution (Hanifah, 2003:96) yang mengatakan bahwa expert opinion
dilakukan dengan cara mengkonsultasikan hasil temuan peneliti dengan para ahli.
Dalam kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan hasil temuan penelitian dengan
pembimbing skripsi, pakar atau penghalusan, berdasarkan arahan/opini, pakar atau
pembimbing selanjutnya akan mengevaluasi, konstruk dan kategori dan pada
tahap selanjutnya analisis yang dilakukan oleh peneliti sehingga derajat
kepercayaan akan meningkat.
43