Post on 03-May-2019
49
3 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian yang Digunakan
3.1.1 Objek Penelitian
Secara umum metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono,2014:2)
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri
keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan
penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau
oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan
dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Sifat dari penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan
verifikatif. Menurut Sugiyono (2014:35) penelitian deskriptif dan penelitian
verifikatif:
“penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau
menghubungkan dengan variabel lain. Sedangkan penelitian verifikatif adalah
suatu penelitian yang digunakan untuk menguji teori, dan penelitian akan
menghasilkan informasi ilmiah baru yakni hipotesis diterima atau ditolak.”
50
Penelitian deskriptif merupakan penilitian yang digunakan untuk
mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai penerapan PSAK No.45
dan kinerja yayasan. Sedangkan penelitian verifikatif adalah penelitian yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan PSAK No.45
terhadap kinerja yayasan.
3.1.2 Model Penelitian
Model penelitian merupakan abstraksi dari fenomena-fenomena yang
sedang diteliti. Sesuai dengan judul “Pengaruh Penerapan PSAK No.45 Terhadap
Kinerja Yayasan”, maka secara sistematis untuk menggambarkan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen, penulis dapat memberikan model
penelitiannya yang dinyatakan dengan fungsi sebagai berikut:
Gambar 3.1 Model Penelitian
Dapat dilihat dari pemodelan diatas bahwa penerapan PSAK No.45
berpengaruh terhadap kinerja yayasan.
3.1.3 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2014:222):
“Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
Penerapan PSAK No.45
(Variabel X)
Kinerja Yayasan
(Variabel Y)
51
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya.”
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian biasanya
dikenal tiga alat penelitian yaitu daftar pertanyaan (kuesioner).
Instrumen ini sangat penting perannya sebab tanpa instrumen yang baik
kita tidak dapat memperoleh data yang relevan dan dapat dipercaya. Jika demikian
dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah.
Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Karena
data yang diperoleh bentuk ordinal, maka skala pengukuran yang digunakan
dalam penelitian ini adalah skala likert.
Menurut Sugiyono (2014:93) mengatakan bahwa “skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.”
3.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
3.2.1 Definisi Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono,
2014:38)
Menurut Sugiyono (2014:39) variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
52
1. Variabel Independen/variabel bebas (X) yaitu variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat)
2. Variabel Dependen/variabel terikat (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
Dalam penelitian ini terdapat variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan PSAK No.45.
Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja manajerial.
Berikut definisi dari variabel dalam penelitian ini:
1. Penerapan PSAK No.45 yaitu pernyataan yang menetapkan informasi dasar
tertentu yang disajikan dalam laporan keuangan entitas nirlaba. (IAI dalam
PSAK No.45, 2011:5)
2. Kinerja Yayasan merupakan suatu pendekatan sistematik untuk memperbaiki
kinerja yayasan melalui proses berkelanjutan dalam penetapan sasaran-sasaran
kinerja strategik, mengukur kinerja, mengumpulkan, menganalisis, menelaah,
dan melaporkan data kinerja, serta menggunakan data tersebut untuk memacu
perbaikan kinerja.(Mahmudi,2015:5)
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :Variabel (X) adalah
PSAK No.45, dan variabel (Y) adalah kinerja yayasan. Dari kedua variabel
tersebut, penulis menetapkan sub variabelnya, kemudian dikembangkan menjadi
indikator-indikator. Indikator-indikator tersebut dikembangkan lagi menjadi item-
item pertanyaan atau pernyataan yang akan digunakan dalam pembuatan
kuisioner. Gambaran lebih jelas tentang operasionalisasi variabel dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
53
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel (X)
Penerapan PSAK No.45
Variabel Dimensi Indikator Skala No.
Kuesioner
Penerapan
PSAK No.45
(X)
PSAK
merupakan
pedoman dalam
melakukan
praktek
akuntansi
dimana uraian
materi di
dalamnya
mencakup
hampir semua
aspek yang
berkaitan
dengan
akuntansi, yang
dalam
penyusunannya
melibatkan
sekumpulan
orang dengan
kemampuan
dalam bidang
akuntansiyang
tergabung dalam
suatu lembaga
yang
dinamanakan
Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI).
Sumber : IAI
2011
1. Karakteristik:
-Sumber daya
entitas berasal dari
para penyumbang
yang tidak
mengharapkan
pembayaran kembali
- Menghasilkan
barang dan/atau jasa
tanpabertujuan
memupuk laba
- Tidak ada
kepemilikan seperti
lazimnya pada
organisasi bisnis
2. Tujuan laporan
keuangan entitas
nirlaba
3. Pengakuan dan
pengukuran
4. Penyajian
Sumber daya berasal dari donatur
Bertujuan
memberikan
pelayanan yang bersifat sosial
Terdapat perbedaan
dalam pengelolaan
antara entitas bisnis dan
entitas nirlaba
.
Laporan Posisi Keuangan
Laporan Aktivitas
Laporan Arus Kas
Catatan atas Laporan Keuangan
Pendapatan diakui sebagai penambah aset
neto.
Beban diakui sebagai
pengurang aset neto.
Ordinal
1-2
3
4-6
7-10
11-13
14-17
18-19
20
21
54
5. Pengungkapan
Aset disajikan
berdasarkan urutan
likuiditas.
Liabilitas disajikan berdasarkan tanggal
jatuh tempo.
Jumlah pendapatan disajikan secara bruto.
Jumlah beban disajikan
seacara bruto.
Jumlah keuntungan disajikan secara neto.
Jumlah kerugian disajikan secara neto.
Informasi menegnai
sifat dan jumlah dari
pembatasan permanen diungkapkan dalam
laporan keuangan atau
catatan atas laporan
keuangan.
Informasi mengenai
sifat dan jumlah dari
pembatasan permanen
diungkapkan dalam
laporan keuangan atau
catatan atas laporan
keuangan.
Mengungkapkan informasi mengenai
likuiditas aset dalam
catatan atas laporan
keuangan keuangan.
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
55
6. Klasifikasi aset
neto terikat atau
tidak terikat
Mengungkapkan
informasi mengenai
saat jatuh tempo
liabilitas dalam catatan
atas laporan keuangan.
Pengungkapan informasi mengenai
aktivitas investasi
dalam laporan arus kas.
Pengungkapan informasi mengenai
pendanaan non-kas
dalam laporan arus kas.
Aset neto terikat
permanen
Aset neto terikat seacara temporer
Aset neto tidak terikat
32
33
34-36
37-40
41-49
Sumber : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45 revisi tahun 2011
56
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel (Y)
Kinerja Yayasan
Variabel Dimensi Indikator Skala No.
Kuesioner
Kinerja
Yayasan (Y)
“Kinerja
Yayasan
merupakan
suatu
pendekatan
sistematik untuk
memperbaiki
kinerja yayasan
melalui proses
berkelanjutan
dalam
penetapan
sasaran-sasaran
kinerja
strategik,
mengukur
kinerja,
mengumpulkan,
menganalisis,
menelaah, dan
melaporkan data
kinerja, serta
menggunakan
data tersebut
untuk memacu
perbaikan
kinerja”
Pengukuran
Balance
Scorecard:
1. Perspektif
Pelanggan
2. Perspektif
Keuangan
3. Perspektif
Proses
Bisnis
Internal
4. Perspektif
Pertumbuh
an dan
Pembelajar
an
Kepuasan pelanggan.
Citra dan reputasi
organisasi.
Peningkatan jumlah dana sumbangan yang diterima
untuk disalurkan.
Peningkatan jumlah donatur.
Penggunaan sumber daya secara efektif
Sarana dan prasarana
pendukung kegiatan.
Proses penyampaian jasa.
Motivasi pegawai
Kesempatan
mengembangkan diri.
Inovasi
Ordinal
50-54
55-56
57
58
59-60
61-62
63-64
65-66
67-68
69-70
Sumber : Mahmudi (2010:293)
57
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014:215)
Target populasi adalah SMA Pasundan yang berjumlah 8 SMA. Adapun
populasi penelitian ini adalah pengelola SMA Pasundan yaitu Kepala Sekolah,
Wakil Kepala Sekolah Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan, Wakil
Kepala Sekolah Humas, Wakil Kepala Sekolah Sarana, Bagian Keuangan, dan
Tata Usaha. Sehingga total populasi adalah 6x7=42. Jadi ada 42 karyawan yang
menjadi populasi dari sluruh SMA Pasundan di wilayah kota Bandung.
3.3.2 Sampel dan Ukuran Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014:215). Jumlah anggota sampel sering
dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah anggota sampel yang paling tepat
digunakan dalam penelitian tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki.
Semakin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang
diperlukan dan sebaliknya semakin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin
besar jumlah anggota sampel yang diperlukan.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik
Nonprobability sampling. Menurut Sugiyono (2014:84) , nonprobability sampling
adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan yang
58
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik yang dilakukan dalam nonprobability sampling ini adalah dengan
menggunakan Sampling Jenuh. Menurut Sugiyono (2014:85), Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah studi lapangan
(field research), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mendatangi
perusahaan yang bersangkutan untuk melakukan pengamatan langsung terhadap
kegiatan perusahaan serta memperoleh data dan informasi mengenai masalah yang
diteliti. Untuk memperoleh data tersebut, penulis menggunakan cara sebagai
berikut:
- Penyebaran angket (Kuesioner), yaitu merupakan teknik pengambilan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2014:142). Responden
dalam kuesioner ini adalah karyawan SMA Pasundan wilayah kota Bandung.
Bentuk kuesioner yang dibuat adalah kuesioner berstruktur, dimana materi
pertanyaan menyangkut pendapat karyawan mengenai penerapan PSAK No.45
atas tata kelola aset tetap dan kinerja manajerial SMA Pasundan wilayah kota
Bandung.
59
3.5 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.5.1 Metode Analisis Data
Setelah data itu dikumpulkan, maka kemudian data tersebut dianalisis
dengan menggunakan teknik pengolahan data. Analisis data yang digunakan oleh
penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang
tercantum dalam identifikasi masalah.
Analisis data merupakan salah satu kegiatan penelitian berupa proses
penyusunan dan pengolahan data guna menafsirkan data yang telah diperoleh.
Sugiyono (2013:206) menjelaskan bahwa :
“Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam menganalisis data adalah
mengelompokkan data berdasarkan variabel dari seluruh responden,
menyajikan data setiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah diajukan”.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, lebih jelasnya akan
dibahas sebagai berikut :
3.5.1.1 Analisis Deskriptif
Analisis data merupakan analisis pengelolaan data atas jawaban yang
diberikan responden terhadap setiap item pernyataan dari kuesioner yang
diberikan. Analisis data yang telah dikumpulkan untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).
Proses analisis data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
60
1. Melakukan penyebaran kuesioner pada responden yang telah ditentukan
sebelumnya.
2. Mengambil jawaban kuesioner dari responden.
3. Mengelompokkan data berdasarkan responden.
4. Data yang berasal dari kuesioner yang telah diisi responden, kemudian
ditabulasikan dalam bentuk data kuantitatif.
5. Jawaban dalam tiap responden disajikan dalam tabel distribusi.
Penelitian ini menggunakan skala likert sebagai acuan dalm penyusunan
angket (kuesioner) yang disebarkan kepada responden. Skala likert dapat
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian.
Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk
menyusun item-item yang dapat berupa pernyataan dan pertanyaan. Jawaban
setiap instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif. (Sugiyono, 2012:132)
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor,
misalnya:
1. Setuju/selalu/sangat positif diberi skor 5
2. Setuju/sering/positif diberi skor 4
61
3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral diberi skor 3
4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju/tidak pernah diberi skor 1
Menurut Sugiyono (2007:42) untuk menghitung rata-rata masing-masing
variabel dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk variabel Penerapan PSAK No.45 (X) rumusnya adalah:
Dimana :
Me = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah (sigma)
Xi =Nilai X1 ke-1 sampai ke-n
n = Jumlah responden
Untuk variabel kinerja yayasan (Y) rumusnya adalah :
Dimana:
Me = Mean (rata-rata)
∑ = Jumlah (sigma)
Xi =Nilai Y1 ke-1 sampai ke-n
n = Jumlah responden
Teknik menggunakan rata-rata ini merupakan salah satu teknik penjelasan
kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata
ini didapat dengan menjumlahkan seluruh data individu yang ada pada kelompok
tersebut kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok
62
tersebut. Setelah hasil rata-rata didapat, maka akan dibandingkan dengan kriteria
yang penulis tetapkan berdasarkan nilai tertinggi dan nilai terendah dari hasil
kuesioner.
Untuk variabel X nilai terendah dan tertinggi, penulis mengambil
banyaknya pertanyaan (49 pertanyaan) dari kuesioner dikalikan dengan nilai
terendah (1) dan nilai tertinggi (5) yang telah penulis tetapkan. Dimana nilai
terendah dari variabel X adalah (1x49) = 49 dan nilai tertingginya (5x49) = 245.
Rentangya 245-49 =196, 196/5 = 39,2
Maka dengan demikian kriteria untuk menilai Penerapan PSAK No.45
(variabel X), penulis tentukan sebagai berikut:
Nilai 49 – 88,1 dirancang dengan kriteria “Tidak patuh”
Nilai 88,2 – 127,3 dirancang dengan kriteria “Kurang patuh”
Nilai 127,4– 166,5 dirancang dengan kriteria “Cukup patuh”
Nilai 166,6 – 205,7 dirancang dengan kriteria “Patuh”
Nilai 205,8- 245 dirancang dengan kriteria “Sangat Patuh”
Untuk variabel Y nilai terendah dan tertinggi, penulis mengambil
banyaknya pertanyaan (21 pertanyaan) dari kuesioner dikalikan dengan nilai
terendah (1) dan nilai tertinggi (5) yang telah penulis tetapkan. Dimana nilai
terendah dari variabel Y adalah (1x21) = 21 dan nilai tertingginya (5x21)=105.
Rentangnya 105-21 = 84, 84/5 = 16,8
Maka dengan demikian kriteria untuk menilai kinerja yayasan (variabel
Y), penulis tentukan sebagai berikut:
Nilai 21 – 37,7 dirancang dengan kriteria “Sangat rendah”
Nilai 37,8 – 54,5 dirancang dengan kriteria “Rendah”
63
Nilai 54,6– 71,3 dirancang dengan kriteria “Cukup Tinggi”
Nilai 71,4 – 88,1 dirancang dengan kriteria “Tinggi”
Nilai 88,2 - 105 dirancang dengan kriteria “Sangat tinggi”
Hasil dari kuesioner penelitian ini berbentuk data ordinal yaitu data
berbentuk rangking atau peringkat. Data ini bila dinyatakan dalam skala , maka
jarak satu data dengan data lain tidak sama (Sugiyono, 2012:130). Data penelitian
yang digunakan mempunyai bobot nilai 5-4-3-2-1 yaitu sangat baik (5), baik (4),
netral (3), tidak baik (2), dan sangat tidak baik (1).
Skala ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut
mengandung pengertian tingkatan. Jika ada set objek yang dinomori dari 1-n yaitu
N = a,b,c,d,...n, dan sebuah set lain yaitu R = 1,2,3,4,...n dan dibuat korespondensi
antara set R dan N dengan aturan dimana objek yang terkecil diberi angka 1,
objek yang kedua diberi angka 2 dan seterusnya, maka kita telah menggunakan
skala ordinal.
3.5.1.2 Analisis Verifikatif
3.5.1.2.1 Uji Validitas Instrumen
Uji Validitas adalah suatu alat yang menunjukkan seberapa jauh suatu
instrumen memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurnya.
Menurut Sugiyono (2010:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan
derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data
yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
64
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari
tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut
tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2010:179) yang
harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1) Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah valid.
2) Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid.
Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus
korelasi berdasarkan PearsonProduct Moment adalah sebagai berikut:
2222 )()( YYnXXn
YXXYn
Keterangan :
= Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Y
=Jumlah skor variabel Y
= Jumlah skor variabel X
n = Ukuran sampel / Jumlah responden
3.5.1.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2012:173), bahwa reliabilitas adalah sejauh mana
hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang sama, akan mengahsilkan data
yang sama. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.
Reliabilitas menunjukan sejauh mana pertanyaan dapat dipahami sehingga tidak
65
menyebabkan beda interpretasi dalam pemahaman tersebut.Dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode CronbachAlpha ( ) dengan menggunakan SPSS
(Statistical Program Science Social) . Instrumen Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60 (Nunnally, 1967
dalam Ghozali, 2007:42)yang dirumuskansebagai berikut:
A =
A = Koefisien reliabilitas
k = Jumlah item reliabilitas
r = rata-rata korelasi
a =
b =
3.5.1.2.3 Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Sebelum melakukan kegiatan analisis tersebut, penelitian yang
menggunakan skala ordinal perlu diubah terlebih dahulu ke skala interval
menggunakan Method of Successive Interval (MSI) (Riduwan dan Engkos
Achmad Kuncoro, 2008:30). Langkah-langkah menggunakan MSI adalah sebagai
berikut:
1. Menghitung distribusi frekuensi setiap pilihan jawaban responden.
66
2. Menghitung proporsi dari setiap jawaban berdasarkan distribusi
frekuensi.
3. Menghitung proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai
proporsi secara berurutan perkolom skor.
4. Menghitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh
dengan menggunakan tabel distribusi normal.
5. Menentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh
dengan menggunakan tabel tinggi densitas.
6. Menghitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan
jawaban melalui persamaan berikut ini:
Scale Value =
Keterangan :
Density at lower limit = Kepadatan batas bawah
Density at upper lim = Kepadatan batas atas
Area below upper limit = Daerah di bawah batas atas
Area below lower limit = Daerah di bawah batas bawah
7. Menghitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban
melalui persamaan berikut:
3.5.1.2.4 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sampel yang digunakan
mempunyai distribusi normal atau tidak.Dalam model regresi linier, asumsi ini
67
ditunjukkan oleh nilai error ( ) yang berdistribusi normal.Model regresi yang baik
adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal,
sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Pengujian normalitas data
menggunakan Test of Normality Kolmogorov-Smirnov dalam program SPSS.
Menurut Singgih Santoso (2012:393) dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan
berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significance), yaitu:
1. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal.
2. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal.
3.5.2 Rancangan Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan-pernyataan yang menggambarkan suatu
hubungan antara dua variabel yang berkaitan dengan suatu kasus tertentu dan
merupakan anggapan sementara yang perlu diuji benar atau tidak benar tentang
dugaan dalam suatu penelitian serta memiliki manfaat bagi proses penelitian agar
efektif dan efisien. Hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai suatu hal
yang dibuat untuk menjelaskan hal tersebut dan dituntut untuk melakukan
pengecekannya. Jika asumsi atau dugaan tersebut dikhususkan mengenai populasi,
umumnya mengenai nilai-nilai parameter populasi, maka hipotesis itu disebut
dengan hipotesis statistik.
Sugiyono (2010:70) berpendapat bahwa hipotesis adalah:
“Jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan,
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data”.
68
Rancangan pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui korelasi dari
kedua variabel yang dalam hal ini adalah korelasi antara Pengaruh Penerapan
PSAK No. 45 Terhadap Kinerja Yayasan yang menggunakan pengujian statistik.
Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis ini dimulai dengan menetapkan
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), pemilihan tes statistik dan
perhitungannya, menetapkan tingkat signifikansi, dan penetapan kriteria
pengujian. Langkah-langkah pengujian hipotesis akan dijelaskan sebagai berikut:
3.5.2.1 Penetapan Hipotesis Nol H0 dan Hipotesis Alternativ Ha
Skala yang digunakan untuk mengukur kedua variabel penelitian diatas
adalah menggunakan skala ordinal. Skala tersebut dapat diukur dengan
menggunakan alat statistika non parametrik. Dalam statistik non parametrik data
terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif.
Judul skripsi yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah “Pengaruh
Penerapan PSAK No.45 Terhadap Kinerja Yayasan Survey Pada SMA Pasundan
di Wilayah Kota Bandung.”
Hipotesis diformulasikan diterima jika hasil observasi yang dilakukan
mendukung teori dan hipotesis, hipotesis diformulasikan ditolak jika hasil
observasi yang dilakukan tidak mendukung teori dan hipotesis.
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada
tidaknya korelasi antara variabel-variabel yang telah dijelaskan diatas. Hipotesis
nol (Ho) merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada Pengaruh antara
variabel X terhadap variabel Y, dan dalam hal diformulasikan untuk ditolak.
Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) merupakan hipotesis yang dinyatakan adanya
korelasi antara kedua variabel yang akan diteliti yaitu variabel X dan variabel Y,
dan dalam hal ini diformulasikan untuk diterima.
69
Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif adalah sebagai berikut:
Ho : β=0 Tidak terdapat Pengaruh Penerapan PSAK No.45 terhadap Kinerja
Yayasan Survey pada SMA Pasundan diwilayah kota Bandung.
Ha : β≠0 Terdapat Pengaruh Penerapan PSAK No.45 terhadap Kinerja Yayasan
Survey pada SMA Pasundan diwilayah kota Bandung.
3.5.2.2 Regresi Linear Sederhana
Regresi linier sederhana adalah regresi linier dimana yang terlibat
didalamnya hanya dua, yaitu satu variabel bebas (X), dan satu variabel terikat (Y)
dan berpangkat satu.
Menurut Sugiyono (2011:261), dinyatakan bahwa regresi sederhana
didasarkan hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan
satu variabel dependen.
Bentuk persamaanya adalah :
Keterangan :
Y = Kinerja Yayasan (Variabel terikat)
bX = Nilai turunan atau peningkatan variabel bebas
a = Konstanta regresi
3.5.2.3 Korelasi Product Moment
Teknik statistik yang akan digunakan dalam pengujian hipotesis ini adalah
statistik non parametrik karena sangat cocok dengan data-data yang berbentuk
Y = a+bX
70
ordinal. Tes statistik yang peneliti gunakan adalah Rumus korelasi berdasarkan
Pearson Product Moment. Menurut Sugiyono (2014:183) rumus tersebut adalah
sebagai beirkut:
Keterangan:
= Koefisien korelasi
= Jumlah perkalian variabel x dan y
= Jumlah nilai variabel x
= Jumlah nilai variabel y
= Jumlah pangkat dua nilai variabel X
= Jumlah pangkat dua nilai variabel Y
n = Banyaknya sampel
Untuk memberikan interpretasi koefisien korelasinya, maka penulis
menggunakan pedoman yang mengacu pada Sugiyono (2010:250) yang
memberikan ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3.3
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono, 2010:250
71
3.5.2.4 Uji t
Agar hasil perhitungan koefisien korelasi dapat diketahui signifikan atau
tidak signifikan maka hasil perhitungan dari statistik uji t (t hitung) tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan t tabel. Tingkat signifikannya yaitu α = 0,05
dengan uji dua pihak dan derajat kebebasannya ( dk = n-2), artinya jika hipotesis
nol ditolak dengan taraf kepercayaan 95%, maka kemungkinan bahwa hasil dari
penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95% dan hal ini meunjukkan adanya
hubungan (korelasi) dan meyakinkan (siginifikan) antara dua variabel tersebut.
3.5.2.5 Koefisien Determinasi
Untuk melakukan uji terhadap hipotesis, maka harus ada kriteria pengujian
yang ditetapkan. Kriteria pengujian ditetapkan dengan membandingkan nilai t
atau F hitung dengan t atau F tabel dengan menggunakan tabel harga kritis t tabel
dan F tabel dengan tingkat signifikansi yang telah ditentukan tadi sebesar 0,05 (α
= 0,05). Adapun kaidah keputusan atau kriteria pengujian yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
Secara parsial : t hitung > t tabel
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
Penerapan PSAK No. 45 Atas Tata Kelola Aset Tetap terhadap Kinerja
Manajerial. Dengan kata lain hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis
alternatif (Ha) diterima.
72
Kd = r2 x 100%
Secara parsial : t hitung < t tabel
Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
Penerapan PSAK No. 45 Atas Tata Kelola Aset Tetap terhadap Kinerja
Manajerial. Dengan kata lain hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis
alternatif (Ha) ditolak.
Untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y
maka digunakan koefisien determinasi (Kd) yang merupakan koefisien korelasi
yang biasanya dinyatakan dengan persentase (%). Adapun rumus koefisien
determinasi secara umum adalah:
Dimana:
Kd = Koefisien Determinasi
rs = Korelasi Product Moment
Agar lebih memudahkan peneliti dalam melakukan pengolahan data,serta
agar pengukuran data yang dihasilkan lebih akurat maka peneliti menggunakan
bantuan program SPSS for Statistic Version 20