Post on 03-Oct-2021
POSYANDUCINTA KASIH
Grak LimoGrak LimoGrak LimoGrak Lima Meja, Asi Eksklusif,
MPASI, dan Rolling Massage
Program Kreativitas Masyarakat (PKM)
Pengabdian Masyarakat
POSYANDUCINTA KASIH
POSYANDUCINTA KASIH
Pembahasan Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) erat kaitannya dengan
kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pembentukan kader posyandu adalah bentuk
upaya memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan kesehatan. Kader yang
terlibat dalam pelaksanaan posyandu harus mendapatkan pelatihan dan pembinaan
untuk mengoptimalkan kerja posyandu sehingga ibu hamil, pasangan usia subur,
bayi dan balita yang merupakan sasaran dari kegiatan posyandu, memperoleh
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan pemikiran tersebut, Tim PKM-M GRAK LIMO membuat
Modul Pelatihan ini untuk dijadikan pedoman bagi kader dalam pelaksanaan
posyandu dan pemberian informasi kepada para ibu untuk meningkatkan kesehatan
ibu dan anak. Fokus informasi pada modul ini meliputi sistem lima meja di
posyandu, ASI ekslusif, rolling massage, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).
Dengan terbitnya modul ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan kader posyandu saat ini beserta para regenerasinya sehingga
pelaksanaan posyandu akan terus dilaksanakan dengan kualitas kegiatan yang sangat
baik dan pada akhirnya diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat sekitar.
22 April 2019
TIM PKM-M GRAK LIMO
Indri Afrianti
Ketua Kelompok PKM-M GRAK LIMO
Kata Pengantar
i
POSYANDUCINTA KASIH
Prol PenyusunProl PenyusunProl Penyusun
Ns. Devi Darliana, M.Kep., Sp.MB
Ns. Nova Fajri M.Kep., Sp. Kep. An
Indri Afrianti (Keperawatan 2015)
Dzulhijjah Nur Rizki Nasution (Keperawatan 2016)
Sorayati Dwi Utami (Keperawatan 2015)
Adzimi Loveta Ginting Suka (Keperawatan 2016)
Siti Sara (Keperawatan 2016)
Ns. Qurata Aini S.Kep
Indri Afrianti (Keperawatan 2015)
Pengefektifan & Pengaktifan Posyandu Cinta Kasih
Tim Kader Posyandu
Pengarah :Pengarah :
Penyusun :
Kontibutor :
Desain & Layout :
Editor :
ii
Edsitor :
978-623-7086-25-3
ISBN
POSYANDUCINTA KASIH
Daftar IsiKata Pengantar
Profil Penyusun
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 2
B. Tujuan ....................................................................................................... 3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sistem Lima Meja Posyandu
1. Posyandu ........................................................................................... 5
2. Tujuan posyandu ............................................................................... 6
3. Sasaran posyandu .............................................................................. 6
4. Kegiatan posyandu ............................................................................ 6
5. Manfaat Posyandu ............................................................................. 9
6. Peran kader Posyandu ....................................................................... 10
7. Sistem lima meja ............................................................................... 12
B. Asi Ekslusif
1. Pengertian ASI .................................................................................. 15
2. Komposisi ASI .................................................................................. 16
3. Manfaat ASI ...................................................................................... 16
4. Posisi Menyusui ............................................................................... 17
C. Rolling Massage
1. Pengertian ......................................................................................... 18
2. Tujuan ............................................................................................... 19
3. Manfaat ............................................................................................. 19
4. Persiapan ........................................................................................... 19
5. Teknik ............................................................................................... 20
iii
POSYANDUCINTA KASIH
Daftar Isi
D. Makanan Pendamping ASI (MPASI)
1. Pengertian ......................................................................................... 21
2. Pentingnya pemberian MPASI ......................................................... 22
3. Tanda-tanda bayi siap menerima MPASI ......................................... 22
4. Bentuk MPASI .................................................................................. 22
5. Dampak pemberian waktu MPASI yang tidak tepat ......................... 22
6. Cara pemberian MPASI .................................................................... 23
BAB III : PENUTUPAN
A. Kesimpulan ......................................................................... ....................27
B. Saran ........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................28
iv
PENDAHULUAN
BAB 1
POSYANDUCINTA KASIH
1
POSYANDUCINTA KASIH
A. Latar Belakang
Posyandu termasuk salah satu upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM). Jumlah posyandu di Indonesia pada tahun 2017
sebanyak 291.447 dan di Aceh sendiri terdapat sebanyak 6.484 posyandu
(Kemenkes RI, 2018). Posyandu di Indonesia dibagi atas empat tingkatan,
mulai dari posyandu pratama, madya, purnama dan yang paling tinggi ialah
posyandu mandiri. Presentase posyandu di Aceh, yaitu 11% pratama, 67%
madya, 19% purnama, dan 2% posyandu mandiri (Dinkes Aceh, 2017).
Fenomena saat ini, penyelenggaraan kegiatan posyandu belum memadai,
jumlah dan partisipasi kader belum optimal, serta hanya 30% kader yang
terlatih. Berdasarkan hasil penelitian banyak kader di posyandu hanya
melakukan pengukuran berat dan tinggi badan saja pada balita tanpa
melakukan fungsi lain, hal itu tidak sesuai dengan program posyandu yang
menerapkan konsep lima meja (Wahyuni & Tawi, 2013).
Masalah terbesar yang berkaitan dengan fungsi posyandu adalah gizi
buruk pada balita. Menurut data dan informasi profil kesehatan Indonesia
tahun 2017, gizi buruk pada balita yang berusia 0-59 bulan berdasarkan
indeks BB/U (Berat Badan/Usia) di Aceh 5,90%. Penyebab gizi buruk di
Indonesia adalah bayi tidak mendapatkan ASI ekslusif (0-6 bulan), budaya
memberikan makanan terlalu awal (satu minggu) pasca bayi lahir dan
pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tidak beragam.
Kegagalan ASI esklusif juga dapat terjadi karena ASI yang kurang atau
tidak lancar sehingga sering membuat ibu mengambil keputusan untuk
memberikan susu formula, hal ini akan menyebabkan produksi ASI semakin
menurun. Padahal masalah tersebut dapat diatasi dengan melakukan
rolling massage. Rolling Massage bertujuan untuk melancarkan aliran saraf
saluran ASI, memberikan sensasi rileks sehingga dapat membantu ibu dari
kondisi stress dan lelah akibat kurang istirahat.
2
PEMBAHASAN
BAB 2
POSYANDUCINTA KASIH
4
A. Sistem 5 Meja
Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) adalah sebuah
sarana pemerintah untuk memberdayakan masyarakat sesuai kebutuhan
dari masyarakat setempat, yang akan dibimbing oleh pihak-pihak terkait.
Salah satu upaya kesehatan yang bersuberdaya masyarakat (UKBM) adalah
posyandu. Artinya posyandu dikelola, digunakan, dan berfungsi untuk
masyarakat, di mana faktor terpenting ialah peran dari masyarakat itu
sendiri (Kementerian Kesehatan RI, 2012; Kementerian Kesehatan RI &
Kelompok Kerja Operasional Posyandu, 2011)
Karena peran masyarakat penting dalam peningkatan peran dan fungsi
dari posyandu terbuatlah sebuah kelompok yang disebut kader posyandu.
Kader posyandu adalah sekelompok orang dari masyarakat yang berperan
sebagai penggerak masyarakat untuk ikut atau datang ke posyandu untuk
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat (Kementerian Kesehatan RI,
2012).
1. Posyandu
5
FORMULIR REGISTRASI
B. ASI EKLUSIF
1. Pengertian ASI
Menurut UNICEF, menyusui adalah memberikan bayi nutrisi yang
dibutuhkan selama enam bulan pertama kehidupan, lalu dilanjutkan
dengan pemberian MPASI (Makanan Pendampingan Air Susu Ibu) dengan
begitu akan melindungi bayi dari infeksi dan penyakit lainnya. Peraturan
pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 pasal 6, yaitu “setiap Ibu
yang melahirkan harus memberikan ASI eksklusif kepada Bayi yang
dilahirkannya”
15
C. Rolling Massage
1. Pengertian
Rolling Massage (Pijat Oksitosin) adalah pemijatan pada sepanjang tulang
belakang dan merupakan solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi
ASI dengan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Dimana pijatan ini berfungsi untuk meningkatkan hormon oksitosin yang
dapat menenangkan ibu, sehingga ASI pun otomatis keluar (Biancuzzo,
2003; Indiyani, 2006; Yohmi & Roesli, 2009 dalam Mardiyaningsih, 2010).
Pijatan pada tulang belakang akan menghasilkan neurotransmitter yang
dapat merangsang pengeluarkan oksitosin sehingga menyebabkan
payudara ibu mengeluarkan air susunya. Pijat oksitosin bisa dilakukan
kapanpun dengan durasi 3-5 menit setiap harinya, lebih disarankan
dilakukan sebelum menyusui atau memerah ASI agar mendapatkan jumlah
ASI yang lebih optimal.
18
D. Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI)
1. Pengertian
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung zat gizi,
diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa makanan padat atau cair
yang diberikan secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan
pencernaan bayi atau anak (Kemenkes RI, 2014).
21
2. Pentingnya Pemberian MPASI
a. Pada usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan ½ atau lebih kebutuhan
gizi bayi, dan pada usia 12-24 bulan ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan
gizinya sehingga MP-ASI harus segera diberikan mulai bayi berusia 6
bulan.
b. MPASI harus mengandung zat gizi mikro yang cukup untuk melengkapi
zat gizi mikro yang sudah kurang pada ASI dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan bayi (Kemenkes RI, 2014).
3. Tanda-tanda Bayi Sudah Siap Menerima MPASI
a. Jika bayi didudukkan kepalanya sudah tegak
b. Bayi mulai meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut
c. Jika diberikan makanan lumat bayi tidak mengeluarkan makanan
dengan lidahnya
4. Bentuk MPASI
a. Makanan lumat yaitu sayuran, daging/ikan/telur, tahu/tempe dan buah
yang dilumatkan/disaring, seperti tomat saring, pisang lumat halus,
pepaya lumat, air jeruk manis, bubur susu dan bubur ASI
b. Makanan lembik atau dicincang yang mudah ditelan anak, seperti bubur
nasi campur, nasi tim halus, bubur kacang hijau
c. Makanan keluarga seperti nasi dengan lauk pauk, sayur dan buah
(Kemenkes RI, 2014)
a. Memberi MP-ASI terlalu awal/dini pada usia < 6 bulan akan :
1. Menggantikan asupan ASI, membuat sulit memenuhi kebutuhan zat
gizinya
2. Makanan mengandung zat gizi rendah bila berbentuk cair, seperti sup
dan bubur encer
5. Dampak Pemberian Waktu MPASI Yang Tidak Tepat
22
PENUTUP
BAB 3
POSYANDUCINTA KASIH
26
POSYANDUCINTA KASIH
1. KesimpulanSistem lima meja merupakan kegiatan disaat hari posyandu dengan
memberdayakan masyarakat sebagai kader pelaksana kegiatan posyandu
yang dilakukan untuk upaya kesehatan ibu dan anak. Pertumbuhan dan
perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisinya. ASI adalah
nutrisi terbaik yang bisa ibu berikan dengan banyak manfaat lain yang
dapat diperoleh anak.
Secara ekslusif selama enam bulan ASI diberikan tanpa ada campuran
minuman atau makanan lainnya. Selanjutnya setelah lebih dari enam bulan
anak diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang sesuai dengan
usianya. Bila dalam masa menyusui, ASI susah untuk keluar maka tindakan
rolling massage bisa menjadi solusi untuk ibu agar memperlancar
pengeluaran ASI, selain itu pemijatan atau rolling massage ini juga dapat
memberikan manfaat bagi ibu yaitu meningkatkan kenyamanan,
mengurangi bengkak, dan relaksasi.
2. SaranDemi memperdalam beberapa hal tentang sistem lima meja di posyandu,
ASI ekslusif, rolling massage, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI) modul
ini bisa menjadi salah satu referensi bagi pembaca, tetapi untuk memperluas
pengetahuan dan pemahaman, pembaca dapat menambahkan sumber
bacaan dari referensi lainya.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini tidak lepas
dari kesalahan, terkait isi materi, penggunaan bahasa, dan sitematika. Oleh
karena itu, penyusun berharap adanya saran-saran yang bersifat konstruktif,
demi kesempurnaan penulisan pada kesempatan selanjutnya.
27
POSYANDUCINTA KASIH
Daftar Pustaka
28
Delima, M., dkk. (2016). Pengaruh pijat oksitosin terhadap peningkatan produksi
ASI ibu menyusui di puskesmas plus mandiangin. Jurnal Ipteks Terapan.
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Ayo ke posyandu setiap bulan. pusat promosi
kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Diakses dari
www.promkes.depkes.co.id
Kementerian Kesehatan RI, & Kelompok Kerja Operasional Posyandu. (2011).
Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Mardianingsih, E. (2010). Efektifitas Kombinasi Teknik Marmet dan Pijat Oksitosin
Terhadap Produksi ASI Ibu Post Sectio Cesarea di RS Wilayah Jawa Tengah.
Tesis. Depok. FIK. UI
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian Air
Susu Ibu Eksklusif.
UNICEF. (2018). Breastfeeding the best start for your baby.
POSYANDUCINTA KASIH
Grak LimoGrak LimoGrak LimoGrak Lima Meja, Asi Eksklusif,
MPASI, dan Rolling Massage
Program Kreativitas Masyarakat (PKM)
Pengabdian Masyarakat
POSYANDUCINTA KASIH