Post on 03-Mar-2016
description
Sifat dasar & Perambatan Cahaya
Sifat dasar & Perambatan Cahaya
Superposisi Gelombang
Superposisi Gelombang
Interferensi Gelombang Cahaya
Interferensi Gelombang Cahaya
Difraksi Gelombang Cahaya
Difraksi Gelombang Cahaya
Polarisasi Cahaya
Polarisasi Cahaya
Pembentukan Bayangan
Pembentukan Bayangan
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Sifat dasar & Perambatan Cahaya
Sifat dasar & Perambatan Cahaya
Superposisi Gelombang
Superposisi Gelombang
Interferensi Gelombang Cahaya
Interferensi Gelombang Cahaya
Difraksi Gelombang Cahaya
Difraksi Gelombang Cahaya
Polarisasi Cahaya
Polarisasi Cahaya
Pembentukan Bayangan
Pembentukan Bayangan
Menjelaskan ciri utama cahaya terpolarisasi.
Menjelaskan bagaimana suatu bahan dapat
melakukan proses diskroisma
Menjelaskan timbulnya bayangan rangkap akibat
bahan anisotropik.
Menentukan kondisi khusus yang dapat
menghasilkan gelombang pantul terpolarisasi.
Menentukan perubahan fasa gelombang akibat
melewati suatu keping retardasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Suatu berkas cahaya biasanya terdiri atas sejumlah
besar gelombang yang dipancarkan oleh atom
atom suatu sumber cahaya.
Setiap atom menghasilkan sebuah gelombang yang
mempunyai arah vektor medan listrik tertentu E,
berhubungan dengan arah vibrasi atom.
Arah polarisasi setiap invidu gelombang
didefinisikan sebagai arah vibrasi medan listrik.
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Sifat cahaya yang penting dan berguna
Model gelombang transversal pada tali yang
terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Letakkan suatu penghalang yang terdapat celah
pada lintasan suatu gelombang
Gelombang yang terpolarisasi vertikal yang dapat
menembusnya
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Mendapatkan cahaya terpolarisasi dari cahaya tidak
terpolarisasi
Menggunakan kristal : tourmaline
Intensitas dari berkas terpolarisasi yang dipancarkan
oleh polarizer
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Pada gelombang transversal, arah simpangan dapat
ke segala arah asal tegak lurus pada arah rambat .
Karena gel EM merupakan gabungan gelombang
transversal, maka arah arah simpangan medan listrik
E dinyatakan sebagai arah polarisasi gelombang EM.
Secara umum komponen medan listrik E dapat
dinyatakan dalam bentuk sbb :
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Bila oy - ox =0,pi maka proyeksi E terhadap bidangyang tegak lurus arah perambatan akan membentuk
garis lurus
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Bila oy - ox =npi/2, n=bil. ganjil maka proyeksi E terhadap bidang yang tegak lurus arah perambatan
akan membentuk lingkaran
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Persamaan Fresnel menjelaskan refleksi and
transmisi gelombang elektromagnetik pada suatu
batas
Karena, terdapat konstanta refleksi dan transmisi
untuk gelombang yang sejajar dan tegak lurus
terhadap bidang datang cahaya.
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Untuk suatu medium dielektrik yaitu ketika Hukum
Snell dapat digunakan untuk mencari hubungan
sudut datang dan sudut pantul, Persamaan Fresnel
dapat dituliskan dalam bentuk sudut datang dan
sudut pantul.
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Koefisien refleksi:
Koefisien transmisi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Reflectansi dan transmitansi Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Fotografi suatu sungai
Semua cahaya
masuk ke lensa
Menggunakan
polarizer
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Sudut Brewster terjadi saat RII=0 atau Er hanya
terdiri dari E
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
IP = intensitas cahaya yang terpolarisasi linier
Ia = intensitas cahaya alamiah
Gel terpolarisasi linier Imax = I dan Imin = 0 maka P = 1
Gel terpolarisasi lingkaran Imax = Imin = I maka P= 0
Gel terpolarisasi elips Imax < I < Imin
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi
Cahaya tidak terpolarisasi masuk ke suatu kristal
kalsit terbagi menjadi dua sinar ordinary (O) dan
sinar extraordinary (E). Kedua sinar terpolarisasi stu
dengan lainnya pada arah tegak lurus
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Sifat Alami Cahaya Terpolarisasi
Polarisator Dikroik
Polarisator Dikroik
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisasi akibat Hamburan
Polarisator Birefringent
Polarisator Birefringent
Polarisasi akibat Refleksi
Polarisasi akibat Refleksi
Keping Penghambat / Retardasi
Keping Penghambat / Retardasi